NovelToon NovelToon
Not Love, But Marriage

Not Love, But Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Dokter
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nōirsyn

"Mereka mengira pertemuan itu adalah akhir, padahal baru saja takdir membuka lembar pertamanya.”

‎Ameena Nayara Atmaja—seorang dokter muda, cantik, pintar, dan penuh dedikasi. Tapi di balik wajah tenangnya, ada luka tersendiri dengan keluarganya. Yara memilih hidup mandiri, Ia tinggal sendiri di apartemen pribadinya.

‎Hidupnya berubah ketika ia bertemu Abiyasa Devandra Alaric, seorang CEO muda karismatik. Yasa berusia 33 tahun, bukan seperti CEO pada umumnya yang cuek, datar dan hanya fokus pekerjaannya, hidup Yasa justru sangat santai, terkadang dia bercanda dan bermain dengan kedua temannya, Yasa adalah anak yang tengil dan ramah.

‎Mereka adalah dua orang asing yang bertemu di sebuah desa karena pekerjaan masing-masing . Awalnya mereka mengira itu hanya pertemuan biasa, pertama dan terakhir. Tapi itu hanya awal dari pertemuan mereka. satu insiden besar, mencoreng nama baik, menciptakan gosip dan tekanan sosial membuat mereka terjebak dalam ikatan suci tanpa cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nōirsyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rio

Yara kembali dari lokasi proyek dengan wajah sedikit kesal, tapi berusaha santai. Ia mengambil sarung tangan kerjanya kembali. Feli langsung menghampiri sambil bercanda.

‎"Yara kamu habis darimana, kabur ya. Aku tau kerjaan kita banyak, tapi jangan kabur dong hehe." tanya feli

‎"Aku habis temuin cowok sombong itu." Sahut yara dengan nada datar

‎"Siapa?" tanya adrian penasaran

‎"Itulah yang mau bangun proyek di desa ini." jawab yara dengan ketus

‎"Pak Abiyasa maksud kamu? Buat apa kamu ketemu sama dia?" tanya deva kaget

‎Yara: ‎"Ya itulah, aku nggak tau siapa dia, kok kamu kenal dia?"

‎"Ya iyalah, dia kan salah satu CEO sukses di Jakarta, masih muda lagi. Kudet banget kamu. Btw, kamu belum jawab... buat apa kamu ketemu dia, minta WA-nya ya?" goda deva sambil naikin turun alisnya.

‎Yara: ‎"Hah amit-amit. Aku habis labrak dia lah. Karena dia semena-mena sama desa ini. Masa mau bangun proyek gede di desa yang masih tenang dan asri. Kamu nggak liat banyaknya alat berat berdatangan?"

‎Feli melotot

‎"What? Yara kok kamu berani banget?"

‎Yara ‎"Kenapa Takut?"

‎Fionna

‎"Yara, aku tau kamu nggak suka ngeliat orang yang tertindas. Tapi pikirin diri kamu sendiri juga. Dia bukan orang sembarangan. Kalau dia sakit hati atau mau nyingkirin kamu, gampang banget lho."

‎Yara hanya menarik napas panjang, tampak kesal.

‎Yara: ‎"Biar aja. Aku nggak suka orang-orang kaya gitu, Fio."

‎Adrian mencoba menengahi

‎"Yaudah, nggak usah ribut. Kita lanjut kerja aja. Semoga dia nggak ngapa-ngapain kamu, Yar."

‎---

‎Yara menghampiri Pak Wibowo yang sedang duduk di teras balai. Dia ingin memberikan bantuan jika pak abiyasa masih saja mau menindas desa ini, dia akan bawa ke ranah hukum

‎Yara:

‎"Pak... kalau butuh bantuan, bilang aja ya. Saya nggak akan tinggal diam, Pak."

‎Pak Wibowo tersenyum

‎"Terima kasih, Yara. Tapi... saya harus jelaskan. Tadi itu, saya salah paham. Pak Abiyasa bukan cuma cari untung dari proyek ini. Dia justru yang ngotot supaya proyek ini bener-bener bawa manfaat buat desa."

‎Yara

‎"Maaf, Pak. Saya terlalu cepat menilai. Saya kira dia..."

‎Pak Wibowo:

‎"Gapapa. Kamu hanya ingin melindungi desa ini. Saya bangga sama kamu."

‎-----

‎Sepulang dari rumah pak Wibowo, Yara berjalan sendirian. Pandangannya tertuju pada seorang anak laki-laki yang terjatuh tak jauh dari tempat mereka bekerja. Yara menghampiri anak itu dan membantunya duduk di bangku kecil di dekat pohon.

‎Yara:

‎"Hati-hati... Kamu nggak apa-apa?"

‎Anak itu mengangguk pelan. Yara duduk di sampingnya dan baru menyadari kaki anak itu tampak pincang.

‎"Namaa kamu siapaa?" Tanya Yara

‎"Namaku Rio, Kak."

‎Yara berpikir sejenak

‎"Rio... kayaknya kakak pernah lihat kamu deh. Waktu itu kakak ke sungai, kakak lihat kamu lagi ngelukis, bener nggak?"

‎Rio:

‎"iya kak, aku sering habisin waktu luang aku dengan hobi kesukaanku, yaitu melukis" jawab rio

‎Yara:

‎"Oh iya, kamu keren banget, tapi memangnya kamu ngelukis terus tiap hari? masa kamu ngga main-main, anak seusia kamu pasti lagi asik-asiknya main"

‎Rio tersenyum pahit

‎"Nggak ada yang mau main sama anak pincang kayak aku, Kak. Jangankan main bola, buat jalan aja susah."

‎Yara langsung terdiam. Ia memandang Rio penuh simpati.

‎"Rio, kamu denger kakak ya, memang gampang rasanya kalau cuman ngasih semangat dan kata-kata motivasi, padahal belum tentu orang itu merasakan apa yang kita rasakan. Tapii.. kakak mau kamu ingat apa yang kakak bilang ini, kamu ngga boleh berkecil hati dengan keadaan kamu yang kaya gini. kamu dikasih cobaan kaya gini karna kamu kuat, kamu bisa laluin ini semua, dan di setiap ada kekurangan pasti ada juga kelebihan. mungkin dengan kondisi kamu yang kaya gini, kamu jauh dari hal-hal yang kurang bermanfaat, kamu bisa melakukan hal yang positif seperti membantu orang tua, belajar, dan mengembangkan bakatmu. apalagi kamu bisa melukis kan, kakak dukung bangett, biar kamu bisa sukses dan karyamu terkenal" ucap yara memberikan semangat

‎"Makasih ya kak kata-kata nya, tapi aku ngga yakin bisa sehebat yang kakak bilang. Orang-orang bilang untuk ngga mimpi terlalu tinggi, untuk jalan aja susah, apalagi menggapai cita-cita" kata Rio lagi tidak yakin

‎"heiii Rio denger kakak, itu ngga ada hubungannya. Kamu melukis menggunakan tangan dan imajinasi kamu, ngga perlu mendengarkan hal yang ngga perlu dan kata-kata sampah".

‎Dan soal yang kamu bilang jangan mimpi terlalu tinggi, kamu pernah denger kalimat "Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang" itu adalah kata-kata dari presiden pertama kita. kita harus menanamkan mindset yang bagus, kita belum saja mencoba dan bagaimana kita tahu kalau akan gagal? kalaupun gagal? kenapa emangnya, itu bukan suatu tindak kriminal. kakak mau cerita, kamu tau, kakak bukan seorang yang berasal dari keluarga yang berada. keluarga kakak hidupnya juga pas-pasan, tapi kobisa kakak jadi dokter? padahal kamu tau kuliah dan biayanya sangat lama dan mahal, tapi kaka berusaha dapat beasiswa, kaka cerita kaya gini, bukan buat membanding-bandingkan. tapi agar kamu semangat dan termotivasi setiap orang punya masalahnya masing-masing, tergantung seberapa kuat dia menjalani cobaan tersebut" ucap yara lagi, ia tak henti memberikan semangat.

‎"Kak makasih banget ya, ga pernah ada yang dukung cita-cita aku, bahkan orang tua aku sendiri menyepelekan aku.... aku boleh peluk kakak?" kata rio sambil menahan tangis

‎Yara tidak mengatakan apa-apa dia langsung memeluk rio dengan sangat erat dan mengelus-elus pundaknya memberikan semangat

‎Tampak dari kejauhan terlihat dua mata memandang, dia adalah abiyasa. awalnya dia hendak menyelesaikan tugasnya tapi dia berhenti ketika melihat gadis yang menurutnya menarik dan dia cukup tersentuh dengan kata-kata yara. Dia memiliki ide untuk membantu rio

‎----

‎Kyra berdiri di sebuah ruangan tersembunyi di lantai bawah gedung pusat yayasan. Di belakangnya, dua pengawal berdiri mengamankan seorang pria berkemeja rapi tapi wajahnya pucat pasi.

‎Kyra memutar layar laptop yang menampilkan rekaman CCTV, dokumen transaksi ilegal, dan bukti aliran dana ke rekening asing.

‎Budi gemetar melihat kyra

‎"Bu Kyra... saya bisa jelaskan—saya cuma—"

‎Kyra memotong tegas

‎"Kamu pikir aku bodoh? Dana operasional hilang, aliran uang masuk ke rekening atas nama istrimu, perusahaan fiktif, dan invoice palsu. Permainanmu jelek banget."

‎Tiba-tiba suara pintu terbuka. Abiyasa masuk, wajahnya serius dan tak lagi tengil. Ia menatap Budi tajam.

‎"Permainan selesai."

‎"Pak, saya mohon—" belum sempat budi melanjutkan kata-katanya

‎"Terlambat. Kamu dipecat. Dan berkas laporanmu sudah dikirim ke pihak berwajib." ucap Yasa tegas.

‎Kyra mengangguk. Dua pengawal langsung menggiring Budi keluar ruangan.

‎Kyra:

‎"Saya udah urus semuanya pak, termasuk back-up dokumennya di server luar. Jadi kalau dia coba ngelak, tetap nggak bisa."

‎Yasa:

‎"Bagus. Saya nggak mau ada satu pun orang kotor di sistem kita.

‎Mereka bertukar pandang sejenak. Tak lama Yasa teringat dengan Rio. Dia kemudian berkata

‎"Kyra, kita ubah sebagian konsep desain proyek ini. Tambahkan satu ruang kecil untuk kegiatan seni dan ekspresi. Saya mau ada pelatihan melukis, musik, dan hal-hal kreatif lainnya."

‎"Pak, itu di luar anggaran CSR kita."

‎"Pakai anggaran pribadi saya."

‎"...Oke Pak". kata kyra tidak berani mengelak perintah bos nya.

1
gathem Toro
sebenarnya Yasa itu dah cinta sama Yara cuma gengsi aja
Takagi Saya
Hats off untuk authornya, karya original dan kreatif!
Kaylin
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Fujoshita UnUHastaloshuesos
Gak bisa move on! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!