NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Suami Kakakku

Menikahi Calon Suami Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Pelakor jahat / Tukar Pasangan
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Judul buku "Menikahi Calon Suami Kakakku".
Nesya dipaksa menjadi pengantin pengganti bagi sang kakak yang diam-diam telah mengandung benih dari pria lain. Demi menjaga nama baik keluarganya, Nesya bersedia mengalah.
Namun ternyata kehamilan sang kakak, Narra, ada campur tangan dari calon suaminya sendiri, Evan, berdasarkan dendam pribadi terhadap Narra.
Selain berhasil merancang kehamilan Narra dengan pria lain, Evan kini mengatur rencana untuk merusak hidup Nesya setelah resmi menikahinya.
Kesalahan apa yang pernah Narra lakukan kepada Evan?
Bagaimanakah nasib Nesya nantinya?
Baca terus sampai habis ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Nesya memandangi pergerakan dari mobil mewah yang di tumpangi oleh kedua mertuanya tersebut melalui jendela kaca yang berada di sisi pintu utama rumah tersebut. Ketika mobil itu sudah menjauh tampak Evan berjalan masuk dari arah luar rumah melewati Nesya begitu saja.

Nesya tak lantas langsung menyusul lelaki tersebut, melainkan memilih untuk kembali mencari keberadaan sang kakak, menurut Nesya mungkin saja saat itu Narra masih bersembunyi dan menunggu dirinya.

“Kamu lupa dengan apa yang baru saja aku katakan satu jam yang lalu?”

Nesya yang tengah fokus melihat ke arah luar rumah itu di buat berjingkat kaget ketika mendengar suara lantang dari arah belakangnya. Ketika dirinya memutar tubuh ke arah suara, rupanya itu adalah suara Evan, lelaki itu tengah berdiri menghadap dirinya dengan tatapan geram.

“Aku tidak suka mengulangi perkataanku, tetapi sepertinya otakmu kesulitan dalam memahami.” Evan berjalan mendekati Nesya dengan perlahan, membawa aura dinginnya itu lalu berhenti tepat di hadapan Nesya.

“Jangan pernah mencoba untuk pergi dariku!” Evan mengulangi ucapan serupa yang telah dia katakan kepada Nesya, ketika gadis itu berusaha untuk melarikan diri pagi tadi. Nada bicaranya penuh penekanan lalu dengan cepat ia meraih satu tangan Nesya dan menyeret tubuh mungil itu agar mengikuti langkahnya.

“Sial!” Nesya merasa kesal sekali karena lagi-lagi tak bisa melarikan diri dan selalu di sebabkan oleh lelaki galak yang terus saja menarik tangannya. Namun Nesya tak ingin mengalah, dia tidak ingin berada lebih lama lagi di dalam neraka itu, Evan terlihat seperti bukan lelaki yang baik begitu pula dengan kedua orang tuanya.

“Aku harus pergi, hari ini, saat ini juga!” Tekad Nesya sudah bulat, apapun yang akan terjadi dia harus melarikan diri meskipun Narra sudah tak ada lagi di luar rumah itu sekalipun. Dia akhirnya memutuskan untuk melawan Evan meski nyawa taruhannya.

Nesya menyentak kuat tangannya sehingga berhasil terlepas dari pegangan Evan, awalnya dia berpikir itu akan sulit namun ternyata Evan tak sekuat itu, pikirnya. Ketika Evan menyadari bahwa Nesya melepas tautan tangannya, dia pun kembali di buat geram.

“Apa yang sedang ingin kamu coba lakukan? Hm?” Evan yang bertubuh tinggi dan besar itu segera menangkup dagu mungil Nesya dengan satu tangannya hingga memenuhi seluruh leher Nesya. Wajah Evan juga tampak menahan marah, beberapa orang pelayan yang berada di sekitar mereka pun turut menjadi tegang ketika menyaksikan hal tersebut.

Nesya terkejut mendapat perlakuan seperti itu, napasnya pun sudah mulai tersengal, namun bukan Nesya namanya jika mudah menyerah dan bisa bersikap manis agar orang lain mau menuruti keinginannya.

“Lepaskan tanganmu!” Ucap Nesya, dengan suara yang tercekat sambil berusaha melepas tangan Evan dari lehernya.

Evan sama sekali tak mau mendengarkannya, tangannya masih saja memegang kendali bahkan semakin erat mencengkeram leher Nesya.

Para pelayan wanita sampai ada yang menutup mata karena takut, mereka khawatir jika leher Nesya mungkin saja bisa patah. Namun ternyata Nesya tak selemah itu, dapat mereka lihat bahwa gadis itu dengan berani melawan Evan dengan menamparr wajah tampan nan mulus yang selama hidupnya sama sekali tak pernah di sentuh oleh orang lain. Mereka yang sempat melihat kejadian itu sontak memekik karena terkejut atas perbuatan berani Nesya.

Setelah menamparr wajah Evan nyatanya itu berhasil membuat leher Nesya terlepas dari jeratan tangan Evan, Nesya segera mundur satu langkah menjauh dari Evan untuk menghirup udara sedalam mungkin sambil memegangi lehernya yang terasa nyeri. Akan tetapi kemarahan Evan sepertinya semakin terpancing oleh perbuatan Nesya.

“Berani sekali kamu membuat tangan kotormu itu menyentuh kulitku.” Evan menggeram marah dan memberikan tatapan yang menusuk pada Nesya. Seumur hidupnya baru kali itu ia menemukan seorang gadis dengan postur tubuh sekecil itu namun dengan beraninya menamparr wajahnya.

“Jangan pikir aku takut padamu,” sahut Nesya tanpa rasa takut, dia yang menantang namun para pelayan yang gemetaran takut. Bukan takut pada Nesya melainkan takut pada hal buruk apa yang akan Evan lakukan pada Nesya.

“Cih!” Evan berdecih dengan memandang Nesya remeh. Sedetik kemudian dia pun memberikan perintah pada pengawalnya, perintah yang mampu membuat Nesya ketakutan.

“Kurung dia di dalam menara dan jangan di berikan makan.”

“A–apa maksudmu? Menara apa?” Tanya Nesya yang mulai menciut. Apalagi ketika itu ada dua orang lelaki berpakaian serba hitam berjalan mendekati dirinya hingga membuatnya mundur beberapa langkah.

“Kenapa? Takut?” Evan terkekeh melihat gelagat ketakutan Nesya, padahal baru saja gadis itu menunjukkan taringnya.

Nesya kembali menoleh kearah Evan namun dia tak ingin dianggap lemah, namun saat itu Nesya berada dalam posisi yang sulit hingga kesulitan untuk mencari jalan keluarnya. Akhirnya satu-satunya cara yang terlintas dalam pikirannya adalah mengakui bahwa dirinya bukanlah Narra dan pernikahan itu adalah kesalahan.

“Tunggu! Aku bisa saja menuntutmu jika berani berbuat kejam pada ku. Ini negara hukum dan kamu bisa berakhir di penjarra!” Ucap Nesya, berusaha untuk melakukan perlawanan yang ia tahu jika melawan dengan tenaga tentu dia tidak akan mampu.

Mendengar dirinya diancam oleh seorang yang sangat lemah seperti Nesya, membuat Evan tersenyum licik. “Cih, tidak ada yang bisa melakukan apapun dirumah ini selain atas keinginanku. Jika kamu masih ingin melarikan diri maka larilah dari dalam menara itu dan kuharap kamu bisa keluar hidup-hidup dari sana.”

“Seret dia sekarang juga,” titah Evan, lalu kemudian kembali memutar tubuhnya untuk meninggalkan Nesya yang terus memberontak ketika kedua tangannya mulai di pegangi oleh dua orang lelaki.

“Lepaskan! Kalian tidak boleh mengurungku! Evan! Aku bukanlah Narra, pernikahan itu bohong! Aku tak pernah menyukaimu karena aku tidak mengenalmu!” Teriakan dari Nesya itu sontak mengejutkan semua orang yang tak menyangka pada kebenaran itu.

Evan pun sampai menghentikan langkahnya dengan kedua tangan yang mengepal, namun dia sama sekali tak ingin menggubris perkataan Nesya dan memilih kembali melanjutkan langkahnya semakin menjauh.

Selesai sudah, entah apa yang akan terjadi selanjutnya pada Nesya. Dirinya sudah meraung serta memberontak sekuat tenaga namun dua orang pengawal tersebut sama sekali tak mau berhenti menyeret tubuhnya ke arah lain dari rumah tersebut, sampai Nesya tak bisa lagi melihat tubuh Evan yang sudah menghilang di balik tembok.

“Kemana kalian akan membawaku? Apa kalian tidak takut pada polisi, hah? Kenapa kalian mau saja menuruti perintah dari orang gila itu?!” Ucap Nesya pada dua lelaki tersebut, kini tubuhnya tak lagi di seret melainkan diangkat dari kedua sisi hingga kaki Nesya menggantung diatas lantai sembari terus di bawa pergi. Itu karena dirinya yang terus saja bergerak ingin di lepaskan.

“Sebaiknya Anda berhenti dan menurut saja, Nyonya. Itu adalah keputusan yang benar,” ucap salah satu pengawal tersebut dengan suara tegas.

Tentu saja Nesya tak mau menurutinya, namun dirinya yang tak mau berhenti memberontak itu pun akhirnya merasa lelah sendiri dan memilih untuk diam.

Merasa tak ada lagi pergerakan dari Nesya, dua orang lelaki itu saling pandang lalu memutuskan untuk menurunkan tubuh Nesya agar gadis itu bisa berjalan dengan tenang tanpa harus di seret lagi.

Akan tetapi, Nesya rupanya sengaja menipu mereka, karena saat kedua kakinya berhasil menyentuh jalanan berbentuk papin blok itu, dia pun langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk melepaskan diri dan berlari sekencang mungkin ke arah yang berlawanan.

1
Adinda
jangan diangguri Evan kalau direbut Orang nangis sepanjangan kamu,lanjut Thor.
Adinda
farel sama syifa aja thor
Indra wijaya
sumpah yah jangan bikin aku penasaran yah thor
Ana Mariana
ceritanya menarik dan tdk berbelit2
Rieya Yanie
jahat sekali narra
Yoh Asakura
Keren banget plotnya.
KnuckleBreaker
Bikin ketagihan, kapan update lagi??
Beby_Rexy: Siang ya, Kak. Makasih udah baca 🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!