NovelToon NovelToon
JATUH CINTA PADA PENCULIKKU

JATUH CINTA PADA PENCULIKKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Gangster / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: julius caezar

Lahir dari pasangan milyuner Amerika-Perancis, Jeane Isabelle Richmond memiliki semua yang didambakan wanita di seluruh dunia. Dikaruniai wajah cantik, tubuh yang sempurna serta kekayaan orang tuanya membuat Jeane selalu memperoleh apa yang diinginkannya dalam hidup. Tapi dia justru mendambakan cinta seorang pria yang diluar jangkauannya. Dan diluar nalarnya.
Nun jauh di sana adalah Baltasar, seorang lelaki yang kenyang dengan pergulatan hidup, pelanggar hukum, pemimpin para gangster dan penuh kekerasan namun penuh karisma. Lelaki yang bagaikan seekor singa muda yang perkasa dan menguasai belantara, telah menyandera Jeane demi memperoleh uang tebusan. Lelaki yang mau menukarkan Jeane untuk memperoleh harta.

Catatan. Cerita ini berlatar belakang tahun 1900-an dan hanya fiktif belaka. Kesamaan nama dan tempat hanya merupakan sebuah kebetulan. Demikian juga mohon dimaklumi bila ada kesalahan atau ketidaksesuaian tempat dengan keadaan yang sebenarnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julius caezar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 7

"Lalu bagaimana rencananya?" tanya Jeane. Ia benar benar ingin mendengar bagaimana Edgar merencanakan kawin lari ini.

    "Begini.... pertama tama adalah masalah alat transportasi," Edgar memulai penjelasannya. "Sepeda motorku dapat membawa kita ke sana serta kembali lagi dengan sangat hemat. Tetapi melakukan perjalanan menyeberangi lebih dari separuh Perancis dengan motor tidaklah menyenangkan. Walaupun aku tidak menyukainya, logikaku menyarankan agar kita menggunakan mobil yang diberikan orang tuamu kepadamu. Apakah mobil itu sudah atas namamu? Aku tidak menghendaki ada kesulitan diperbatasan karena hal sepele seperti ini yang kita lupakan."

    "Sepenuhnya atas namaku sendiri. Jangan kuatir," Jeane mengangguk.

    "Bagus bila demikian. Nah kalau kita sudah menempuh perjalanan dan jarak sejauh itu untuk menikah, maka sungguh bodoh kalau kita tidak tinggal beberapa hari di Spanyol umtuk berbulan madu, bukan?"

    "Tentu saja." Sebuah senyum sumringah menghiasi wajah Jeane. "Jadi kita akan ke mana di Spanyol?"

    "Pamplona."

    "Pamplona?" Jeane mengulangi dengan heran. "Itu satu hari perjalanan dari sini. Apakah tidak ada kota lain yang lebih dekat?"

    "Jangan bicara terlalu keras, Jeane," Edgar mengerutkan dahinya. "Aku hapal jarak jarak itu, tetapi ada pertimbangan lain yang harus kita perhatikan. Pamplona adalah kota kecil tersembunyi di kaki gunung Pyrenees. Kalau sampai terjadi bahwa orang tuamu mengetahui rencana kita ini dan berusaha menghalangi kita, mereka pasti mengira kita menyeberang perbatasan menuju kota kota besar yang mudah di capai seperti Zaragosa atau Bilbao. Ayahmu tidak akan menyangka bahwa kita memilih kota kecil itu. Lagipula urusan administrasi di kota itu tidak sesulit seperti di kota besar," Edgar memberi penjelasan dengan tersenyum. Merasa puas diri..

    "Kau mungkin saja benar," kata Jeane, tetapi dia tidak menyukai cara Edgar melukiskan orang tuanya seperti orang orang keji.

    "Aku tahu bahwa aku benar," kata Edgar dengan tandas, dan Jeane tidak mau bertengkar lagi. "Bagaimanapun, aku juga lebih mengenal Pamplona daripada kota kota lainnya," Edgar melanjutkan.

    "Aku belum pernah ke Pamplona sejak aku masih anak anak. Kali ini kau bisa bertindak sebagai guide bagiku," kata Jeane.

    "Tentu dengan senang hati," mata Edgar bersinar sinar provokatif menyapu lekuk dan lengkung tubuh Jeane yang terbungkus ketat dalam kemeja tidurnya. "Asal kita tidak menghabiskan seluruh waktu kita dalam pengejaran dan saling memberi kenikmatan satu sama lain."

    Sungguh aneh, ucapan Edgar itu sedikitpun tidak merangsang nafsu Jeane. Sebaliknya dia malah merasa canggung mendengarnya.

    "Kita tidak dapat melewatkan seluruh waktu kita di tempat tidur sebuah hotel, bukan?" Jeane membalas. "Kita juga harus keluar dan makan."

    "Ya," kata Edgar. "Dan itu memunculkan persoalan kita yang lain."

    "Apa itu?" Jeane memiringkan kepalanya, memandang punggung Edgar yang telah berdiri dan membelakanginya.

`    "Uang!"

    Jeane menjadi tegang. Pertengkaran mereka sore tadi masih terlalu segar di ingatannya.

    "Aku kira kita tidak akan membicarakan masalah itu lagi," Jeane berkata dengan tegang. Akankah masalah ini memicu pertengkaran lagi dengan Edgar?

    "Percayalah padaku, Jeane, aku tidak bermaksud memulai pembicaraan mengenai ini," Edgar memijat mijat lehernya sendiri, kegeraman terdengar pada suaranya. "Yang kukatakan ini juga tidaklah menyenangkan bagi diriku. Tetapi memang aku tidak memiliki uang sepeserpun." Edgar menghela napas berat. "Uang gajiku minggu iini harus kupakai untuk membayar sewa penginapanku. Aku cuma memiliki beberapa franc hingga hari gajian minggu depan."

    "Oh." satu kata itu saja sudah mengandung segudang pengertian bagi Jeane.

    "Ya Tuhan, aku benar benar benci soal ini," Edgar menggerutu, lalu menegakkan punggungnya. "Jeane, apakah kau mempunyai uang sendiri? Maksudku, disamping dana di bawah perwalian yang baru bisa kau terima saat usiamu mencapai dua puluh dua tahun? Aku tidak mau kau pergi kepada ayahmu untuk meminjam uang. Akan merobek robek harga diriku kalau sampai kita kawin lari dengan menggunakan uang ayahmu."

    Sesaat lamanya Jeane benar benar terperanjat. Secara gamblang Edgar telah meminta uang dari dirinya. Padahal selama ini sikap Edgar mengenai uang: tidak akan menerima uang dari dirinya, apalagi orang tuanya.....!

    Tetapi ini juga suatu hal yang baik. Ini berarti bahwa ia akan dapat membujuk Edgar agar memakai uang dan warisannya kelak untuk mencapai kemajuan karirnya tanpa merasa bersalah karena harus hidup dari isterinya. Masa depannya tampak cerah. Orang tuanya pasti bingung dan ribut dengan kepergiannya, tetapi Jeane mengetahui bahwa ke dua orang tuanya akan dapat dimenangkannya kembali kalau pernikahannya dengan Edgar mereka hadapi sebagai sebuah kenyataan.

    "Aku memiliki uang sendiri, Ed," Jeane berkata. "Tabunganku hampir sepuluh ribu franc. Sebenarnya ditujukan untuk percobaan praktis pengeluaranku selama setahun."

    Edgar memalingkan wajahnya kepada kekasihnya. "Apakah itu keputusanmu sendiri?"

    "Sepenuhnya, yang dapat kuambil tanpa perlu dilengkapi dengan tanda tangan siapapun," Jeane menandaskan.

    "Bagus," Edgar mengangguk. "Itu yang akan kita pakai. Kau dapat mengambilnya besok dan dengan demikian satu rintangan telah dapat kita lalui."

    "Lalu bagaimana dengan pekerjaan dan kuliahmu?"

    "Soal kuliah, aku akan mengambil cuti dan akan kuatur dengan Justin mengenai pekerjaanku. Tidak akan ada masalah," kata Edgar sambil menyisir rambut dengan jari jari tangannya. "Kini, aku dan kau masing masing punya pekerjaan yang harus diselesaikan hari ini. Kukira sebaiknya aku pergi sekarang, supaya kita bisa menebus tidur kita."

    "Haruskah kau pergi sekarang?" Jeane menghela napas.

    "Ya, kali ini," Edgar menganggguk lagi. "Aku akan menemuimu sore ini jam empat di depan hotel, lalu kita akan menentukan kapan dan dimana kita harus bertemu untuk berangkat," bibir pria itu menyentuh ringan bibir Jeane. "Dan jangan mengatakan satu patah katapun mengenai rencana kita kepada siapapun."

    "Ya," Jeane menjawab dengan rasa enggan.

    "Jangan lupa mengunci pintu kembali," Edgar berkata, tersenyum. "Coba bayangkan, sayang, tidak sampai dua puluh empat jam lagi dan kita sudah dalam perjalanan menyenangkan ke Spanyol."

    Jeane membalas senyum pria itu. Ketika Edgar melepaskan tangannya dari bahunya, Jeane tiba tiba merasa kedinginan.

    Perasaanya terasa ganjil. Dan bertambah kuat ketika Edgar menyelinap dan menghilang di kegelapan malam. Jeane menutup dan mengunci pintu kamarnya. Tubuhnya menggigil ketika naik ke atas tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

    Ah, cuma kegelisahan seorang pengantin, Jeane berkata kepada dirinya sendiri........

1
Atikah'na Anggit
kok keane...
julius: Barusan sudah diperbaiki kak. thx
julius: waduh... salah ketik. Mohon maaf ya kak? Terima kasih koreksinya, nanti segera diperbaiki 👌
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!