NovelToon NovelToon
Ldr Ko Langgeng?

Ldr Ko Langgeng?

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life / Light Novel
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alfaira_13

LDR KATANYA BERAT!!

Tapi tidak bagi Rion dan Rayna. Ini kisah mereka yang berusaha mempertahankan hubungannya apa pun masalah yang mereka hadapi.

Tapi bagaimana jika masa lalu yang menggangu hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfaira_13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

"Yon cakep tuh cewek." Radit memberi kode kepada Rion lewat kedua matanya saat melihat seorang wanita baru saja melewati mereka.

Rion dan kedua temannya sedang berkumpul di sebuah taman pinggir jalan yang ramai. Menikmati suasana malam di kota Bandung. Melihat banyaknya orang dari berbagai kalangan. Duduk di atas rerumputan dan menikmati segelas kopi dan cemilan yang mereka pesan.

"Enggak ah cakepan cewek gua," jawab Rion. Mulutnya sibuk mengunyah sosis bakar yang ia beli sebelumnya, menghabiskannya hingga tak tersisa.

"Kata gua mirip Rayna sedikit sih." Radit memperhatikan wanita yang sedang berbincang dengan temannya tak jauh dari tempat mereka.

"Lucuan Rayna."

"Kali ini gua setuju sama Radit, mirip sedikit." kali ini Faisal yang berbicara. Lagipula Rion tak peduli, toh ia sudah memiliki Rayna sebagai kekasihnya. Bahkan sepuluh orang yang mirip dengan kekasihnya tak akan berarti apa-apa lagi di mata Rion.

"Ambil aja, gua gak minat."

"Kalo gua deketin, Anita cemburu gak ya?" Radit berucap dengan percaya diri.

"Anita juga gak bakal peduli sama lo."

"Kayanya Anita juga gak mau tau lo hidup atau enggak," sahut Rion.

"Jangan salah, Anita udah kena pelet sama gua!"

"Pelet naon anjay?"

"Pelet cinta." kedua telapak tangannya membentuk love yang ia tunjukkan kepada kedua temannya.

"Halu!" ucap Rion, tangannya berusaha mengambil sebatang rokok yang baru saja Radit keluarkan dari dalam kemasan.

"Eitsss...." Radit merebut kembali rokok dari tangan Rion, memasukkannya ke dalam saku. Tak mau berbagi rokok lagi dengan Rion. Ingat! Bukan Radit perhitungan, ia hanya tak rela berbagi rokok.

"Minta satu doang, pelit banget lo!" ujar Rion.

"Beli sendiri! Lo pikir gua beli gak pake duit?" kesal jika Rion hanya menghamburkan rokok miliknya.

Rion pasrah saja, memang ia sudah berusaha berhenti merokok sejak beberapa bulan lalu. Alasannya sederhana, ia berjanji akan berusaha berhenti merokok agar Rayna juga berjanji akan mengurangi makan pedas.

"Teh!" teriak Rion membuat seorang waria di seberang jalan menoleh, menatap Rion dan kedua temannya dengan tatapan genit kemudian berjalan menghampiri mereka.

"Ada apa ya aa ganteng?" tanya waria itu sambil memainkan rambut panjangnya.

"Temen gua mau kenalan sama lo katanya." Rion menunjuk Radit, membuat waria di hadapannya semakin mendekat ke arah Radit.

"Eh anying!" Radit berteriak saat waria itu berusaha menyentuh pundaknya.

"Boleh a, mau minta nomer hp atau akun sosmed?" waria itu mengeluarkan ponsel miliknya dengan genit mengedipkan sebelah matanya ke arah Radit. Sedangkan Rion bergegas menjauh dari mereka dengan helm ditangannya.

"Ngobrol aja ya kalian, gua balik duluan!" pamitnya.

"Yon goblok sia!" teriak Faisal yang masih mencerna kejadian. Sial, sosis dan bakso bakar milik Faisal belum habis. Ia mengejar langkah Rion dengan sedikit berlari. Tak ingin ikut menderita bersama Radit.

"Enggak mas...e-eh mbak maksudnya." Radit berusaha untuk melepaskan tangan waria yang berada di pundaknya, menepisnya dengan pelan walaupun usahanya sia-sia. Waria itu mencengkram pundak Radit, menahannya agar tetap di posisinya.

"Temen saya bercanda tadi," jelas Radit.

"Beneran juga gak masalah saya." waria itu menahan Radit untuk beranjak dan duduk tepat di sebelah Radit.

"Saya udah ada istri di rumah, maaf mbak!"

"Terus nasib temenmu gimana?" Rayna tertawa geli mendengarkan cerita Rion tentang ia yang menumbalkan kedua temannya kepada seorang waria.

"*Gak tau, Ion gak peduli*." Rion sibuk dengan makanan ringan di tangannya. Berkat kejadian tadi, Rion tak bisa menikmati jajanan lainnya saat di taman.

"Parah banget ih kamu." Kedua matanya sampai berair menertawakan perbuatan sang kekasih. Terlalu jahil menurutnya.

"*Ya mereka duluan sih yang bilang ada cewek mirip kamu*!"

"Kalo emang beneran mirip kenapa?" tanya Rayna dengan santai. Bukankah di dunia ini setiap manusia memang memiliki tujuh kembaran? Setidaknya itulah yang Rayna percayai.

"*Ya biarin aja sih tapi aku gak mau mereka kaya yang sengaja bilang ke Ion*." Rion berbicara dengan cemberut. "*Yon tuh liat cewek cantik, kata mereka tuh begitu*," curhat Rion.

"Oh gitu." Rayna mengangguk paham dengan cerita Rion.

"*Iya, gak suka Ion kalo ditunjukin cewek padahal udah ada kamu*."

"Ya mereka bercanda mungkin."

"*Biarin aja, mereka harus bisa ngehargain kamu juga. Kamu kan pacarku*." Rion menghela napas sebelum berbicara lagi. "*Emang lo gak marah kalo mereka bilang gitu ke gua*?"

"Ya marah sih enggak yaa, yang penting mereka gak ngajak lo untuk hal-hal yang jelek." matanya memicing, memberi peringatan kepada Rion agar tidak berbuat macam-macam.

"*Contohnya apa*?" tanya Rion.

"Selingkuh," jawab Rayna.

"*Ish gak mungkin dong*," jawab Rion dengan yakin.

"Gak ada yang gak mungkin di dunia ini Rion!"

"*Iya juga sih*." kali ini Rion mengangguk setuju. Jika dipikir memang benar ucapan Rayna.

"Ko jawabnya gitu? Punya rencana selingkuh ya?" jari telunjuknya menunjuk Rion. Bagaimana bisa Rion mengiyakan pernyataannya dengan mudah. Seharusnya Rion tetap yakin dengan keputusan sebelumnya.

"*Enggak sayang*."

"Ya terus kenapa jawabnya gitu ihh!"

"*Iya kan Ion cuma bilang kaya gitu, berarti kan aku setuju sama pendapat kamu sayang*." panjang lebar Rion memberi penjelasan.

"Gak tau ah males."

"*Loh ko gitu*?" ternyata membenarkan pendapat wanita juga sebuah kesalahan.

"Gak tau ah jawabannya bikin males!"

"*Iya sayang, maaf bikin kamu jadi bete*."

"Ihh gak suka ah!"

"*Yang Ion sayang kan cuma Rayna*"

"Kalo ada yang lebih cantik terus baik gimana?" Ucap Rayna memberikan pertanyaan keramat.

"*Ya biarin aja, Ion sayangnya kan sama Rayna*," jelas Rion. "*Yang baik sama cantik banyak tapi Rayna kan cuma satu*." Rion tersenyum menunjukkan satu jari telunjuknya.

"Gak tau, udah terlanjur bete!"

"*Yahh gak seru deh kalo sayangnya bete begitu*." ucapan Rion terdengar mengejek. "*Ion balik lagi aja kali yaa main sama Radit*," ucap Rion dengan jahil.

"Gak boleh!" larang Rayna menahan Rion.

"*Kenapa*?" tanya Rion pura-pura tak paham.

"Ish aku mau ditemenin!" pinta Rayna dengan manja.

"*Iya ini Ion temenin ya sampe bobo*." Rayna tersenyum, membiarkan ponselnya tetap menyala sedangkan ia mencari posisi yang nyaman untuk beristirahat.

Perlu waktu lebih dari dua puluh menit sampai Rayna benar-benar menikmati tidurnya. Rion tersenyum, menatap lama wajah Rayna yang sedikit tertutup oleh rambut panjangnya.

"*Ion juga bobo ya cantik, bye*."

"A nanti ajak aku ke Bekasi yah kalo aa ke sana." seorang gadis kecil menghampiri Rion yang sedang menonton televisi di dalam kamarnya. Naura, adik Rion satu-satunya. Usianya masih delapan tahun.

Rion yang sedang merebahkan dirinya di atas kasur sambil menonton film kesukaannya bangkit, mengubah posisinya menjadi duduk.

"Gak mau atuh, nanti aa gak bisa pacaran kalo kamu ikut," jawab Rion tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.

"Kan aku juga mau main sama kak Ray!" Naura menaikkan tubuhnya di atas kasur, ikut menonton film yang sedang ditayangkan.

"Mainnya lewat hp aja kamu mah!" Balas Rion.

"Si aa mah pelit!" Naura menyilangkan kedua tangannya di dada. Menunjukkan wajah cemberut dan membuang wajahnya.

"Bukan pelit itu mah, mau quality time aa tuh." Rion memainkan rambut pendek Naura agar ia kembali menoleh.

"Nanti bilangin ah ke kak Ray, bilangnya si aa gak ngasih jajan," ancam Naura. Gadis kecil yang selalu saja menganggu waktu Rion ketika di rumah. Tapi tetap saja ia adalah adik kesayangannya.

"Hush jangan gitu, nanti aa yang dimarahin." Rion semakin berusaha untuk membujuk sang adik.

"Aa kan cowok kenapa takut sama cewek?" Naura menoleh dan bertanya dengan wajah polosnya.

"Bukan takut aa mah cuma mau mencari ketenangan."

"Yaudah nanti aku bilang weh ke kak Ray si aa mah kalo gak ada kak Ray teh tenang." Rion semakin terpojok dengan balasan sang adik. Pada dasarnya memang benar jika wanita itu adalah makhluk yang sulit dimengerti.

"Bukan gitu maksudnya Naura!"

"Ih habisnya aa mah kemana-mana gak pernah ngajak." Rion memijat pangkal hidungnya. Bukankah mereka sedang membahas hal lain seharusnya?

"Tapi kan aa bawain oleh-oleh kalo kemana-mana," ucap Rion membela diri.

"Tetep aja beda!"

"Udah ah aa mau istirahat."

"Ish si aa mah!"

"Tuh hp aa bunyi!" tunjuk Naura ke arah ponsel Rion yang berada di atas meja.

"Kak Ray!" teriak Naura heboh saat Rion mengangkat panggilan video.

"Hallo Naura!" sapa Rayna.

"Liat ih kelakuan si aa, sama adeknya teh pelit." ponsel yang semula berada di tangan Rion kini sudah berpindah tangan. Rion pasrah saja saat Naura merebut ponselnya daripada ia harus berebut ponsel dengan sang adik.

"Rion!" panggil Rayna.

"Ihh sayang kamu mah malah belain Naura!" Ucap Rion mengadu.

"Ya kamu apain emang adeknya?" tanya Rayna. Entah mengapa Rion tak mau kalah dengan adiknya sendiri di hadapan Rayna. Mungkin benar jika seorang pria akan bersikap manja di hadapan wanitanya.

"Kan aku pacar kamu," jawab Rion.

"Iya sayang, kalian lagi apa emangnya?" kali ini Rayna bertanya kepada keduanya.

"Naura tiba-tiba dateng terus ngancem aku," ucap Rion mengadu.

"Emang iya Naura?" tanya Rayna memastikan.

"Aa mah ngabohong!"

"Kapan ih aa bohong? Yang tadi ganggu aa lagi nonton siapa?" Rayna hanya memperhatikan interaksi kakak beradik itu sambil tertawa kecil. Keluarga cemara yang tidak semua orang bisa rasakan.

"Naura ganggu Ion?" tanya Rayna.

"Gak ngerasa ganggu aku mah, si aa nya weh yang baper!"

"Naura gak boleh loh ganggu aa begitu," ujar Rayna memberikan nasihat.

"Kenapa gitu?"  tanya Naura dengan wajah polosnya.

"Kasian aa kan capek pulang kerja," jelas Rayna.

"Tuh dengerin!" Rion mencubit pipi Naura dengan gemas membuat Naura sedikit berteriak kesal.

"Pulang kerjanya kan tadi sore, sekarang mah udah malem," jawab Naura tak merasa salah.

"Nah pinter, kan udah malem kenapa belum tidur?" Naura mengerucutkan bibirnya. Tak minat untuk tidur di jam sembilan malam. "Tidur dong, besok beli es krim sama aa."

"Bener ya?" kali ini gantian Rion yang tak senang. Ia merasa keberatan mengeluarkan uang untuk sang adik.

"Ish sayang mah!" keluh Rion.

"Bener ko, nanti kak Ray suruh aa jajanin Naura ya?" Rayna memberi kode agar Rion menurut saja.

"Yaudah babay, Naura bobo dulu," pamit Naura meninggalkan kamar Rion.

"Kamu kenapa sih malah mau jajanin dia?" tanyanya meminta penjelasan.

"Biar dia keluar dari kamar," jawab Rayna.

"Oh jadi gitu caranya."

"Iya tapi besok jajanin dia loh!" ancam Rayna.

"Iya."

"Sekarang giliran aku yang mau cerita," keluh Rayna. wajahnya berubah menjadi bete.

"Cerita apa cantik?" tanya Rion semangat. Cerita apa pun tentang Rayna adalah yang paling Rion tunggu.

"Tadi ada customer nyebelin banget."

"Nyebelin gimana?"

"Jadi dia tuh kan awalnya minta kirim dua hari lagi tapi tiba-tiba dia minta dikirim besok." Rayna menarik napas panjang. "Lah kan aku besok libur harusnya."

"Terus?" satu alisnya terangkat, menyimak dengan baik cerita Rayna.

"Jadi kita harus masuk cuma buat ngerjain pesenan customer itu," keluhnya dengan kesal.

"Nyusahin banget ya customernya," ucap Rion menyetujui keluhan Rayna. Pada dasarnya wanita hanya ingin didengarkan dan dibenarkan, setidaknya itu yang Rion tahu.

"Iya makanya aku kesel banget"

"Yaudah biar besok semangat kerjanya nanti Ion beli matcha ya?"

"Gak mau," tolak Rayna.

"Ko gitu?"

"Maunya kopi."

"Boleh, nanti Ion beli kopi yang kecil aja ya!" Rayna mengiyakan. Tak masalah jika ukurannya kecil. "Mau ditemenin sampe tidur?" tak menjawab, Rayna hanya mengangguk dan mulai mencari posisi nyaman untuk tidur.

"Yaudah nanti kalo udah tidur dimatiin ya."

"Jangan tidur malem ya sayang!" peringat Rayna.

"Iya bobo yang nyenyak cantik."

1
Vanni Sr
blm d jelasin yaa mereka ktmu dn bisa jadin smpe akhirny Ldr.
terus ortua mereka jg blm d jelasin ya kk ?
Alfaira: terinspirasi aja 🤗 semua nama, daerah, dan lainnya disamarkan dan dibuat jadi fiksi.
Vanni Sr: jd ini kisah nyata ya kk?
total 3 replies
Sakinah Tulhusna
wah, bagus kak! Semangat yaa! Kesehatan juga perlu di jaga! Dan novel nya bagus bgt, terus kan bakat mu kak😁
Alfaira: wahhh maaciii 🥰 kalo ada kesalahan penulisan dan sebagainya bisa banget lohh di koreksi 🤩
total 1 replies
YenYuanTyan
berbagai pacar ya bundd
Alfaira: hihii /Smirk/
total 1 replies
YenYuanTyan
banggg gue juga jomblo loohh😓😓
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin ya
YenYuanTyan: aaakkkk mawuuu, iklas yeee bangg tokohmu saya jadikan pacarr :vvv
total 3 replies
YenYuanTyan
yaampun gombal nih Yee /CoolGuy/
YenYuanTyan
Semangat ya kakk nulisnya 🔥🔥 tapi boleh dong baca punyaku juga 👉👈
Alfaira: bolehh bangett 🤩
total 1 replies
Alfaira
jangan lupa tinggalkan jejak
Alfaira
guyss tinggalkan jejak 🤩 kalo ada kesalahan tolong diingatkan 🙏🏻
Alfaira
hallo guys!! jangan lupa di like yaa 🤩
Alfaira
haii, ketemu lagi nih sama Rion dan Rayna. ditunggu up selanjutnya yaa 🤩
Alfaira
haii guys!! ketemu lagi nih sama cerita seru Rayna dan Rion. menerima saran dan kritik juga lohh sebagai dukungan 🤩
Alfaira
guys up lagi nanti hari Sabtu yaa😘 menerima saran dan kritik sebagai dukungan 🤩
Alfaira
jangan lupa tinggalkan jejak guys 🤩
Alfaira
menerima saran dan kritik sebagai dukungan!! 🤩
Alfaira
menerima saran dan kritik sebagai dukungan guys 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!