Istri Kecil Gus Zayyan

Safira sudah selesai masa cuti nya, seperti biasa ia harus bangun jam tiga dini hari untuk melaksanakan sholat malam dan bukannya tidur lagi setelahnya malah harus tadarussan bersama yang lain sembari menunggu waktu subuh. Ia benar-benar lelah menjalani nya, baru beberapa bulan ia tinggal di pesantren membuat kantung matanya timbul akibat kurangnya tidur, ia memang susah tidur dan saat sudah larut barulah ia tertidur dan harus bangun lagi untuk sholat malam, padahal baru dua jam ia terlelap.

Alunan suara azan pun mendayu berkumandang mengajak semua umat muslim untuk menyegerakan melaksanakan kewajiban dengan bersujud terhadap sang khalik. Hati ana bergetar saat mendengar suara azan yang begitu merdu, bisik-bisik santriwati pun hingar membicarakan siapa gerangan yang azan.

"Masyaallah, Suaranya merdu banget yah" Julia berkomentar.

"Siapa yang azan?" timpal Eli. Mereka berdua sibuk membicarakan tentang siapa yang azan dengan suara merdu. Sedangkan Fira hanya diam sesekali ia membungkam mulutnya dengan tangan karena menguap. Ia tidak peduli siapa yang bicarakan, yang ada dibenaknya saat ini adalah cepat sholat dan kembali tidur.

Selesai sholat subuh dilanjutkan dengan tausiah singkat yang kali ini di isi oleh zayyan. Saat hendak tausiah tirai pembatas yang membatasi saf antara laki-laki dan perempuan dibuka. Semua mata santriwati kini terpesona oleh pesona Gus Zayyan.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Zayyan memberi salam dan dijawab dengan penuh semangat oleh santri dan santriwati.

Zayyan pun memberikan tausiah kepada santri dan santriwati nya dengan lugas kemudian matanya menangkap sosok wanita yang sedang tertidur dalam posisi duduk. Ia mengernyitkan dahinya mengetahui siapa wanita itu membuatnya menggelengkan kepala.

"Dasar" batinnya datar kemudian melanjutkan tausiahnya hingga selesai.

"Fir, bangun fir" bisik Julia membangunkan Fira karena tausiah sudah selesai. "Fir ayo bangun tausiahnya sudah selesai." sambung Julia. Melihat tak ada pergerakan dari Safira Eli menyunggingkan senyum smirk nya.

"Fir, ustazah Ningsih didepan kamu saat ini." bisik Eli membuat Fira langsung membuka matanya. Sontak saja membuat Julia dan Eli tertawa.

"Kalian ngerjain gue" ucapnya saat sadar bahwa tidak ada ustazah Ningsih bersama mereka.

"Habis kamu gak bisa dibangunin." sambung Eli.

Mereka pun keluar dari mesjid hendak kembali kekamar mereka namun langkah mereka terhenti saat Gus zayyan memanggil.

"Kamu" zayyan menunjuk Fira. "Di pondok ini ada aturan yang harus dipatuhi, jika ada yang melanggar maka akan mendapat hukuman." sambungnya.

"Maksudnya?" Fira merasa bingung, ia menoleh ke arah Eli dan Julia.

"Kamu tidur saat tausiah berlangsung dan itu melanggar peraturan Pondok ini." sambung Zayyan.

"Apa? biasa tidak ada masalah jika gue tertidur." gumam Fira namun masih bisa di dengar zayyan.

"Jadi selama ini kamu tidur saat tausiah berlangsung? kamu akan mendapatkan hukuman yang setimpal atas semuanya. temui saya di ruang guru nanti pas jam sehabis sarapan. Assalamualaikum" ucap zayyan kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga yang masih mematung mencerna apa yang barusan terjadi.

"El, Jul. Gue gak salah dengar kan? gue dapat hukuman?" tanya nya namun Eli dan Julia mengangkat bahu tidak paham.

"Biasa juga gak masalah, kenapa sekarang begini?" gumamnya kesal. "Dasar Gus songong!" pekik Safira.

"Huss... Fir gak boleh mengumpat begitu. Apalagi dia Gus di pondok ini, Pamali." Julia mengingatkan.

"Apaan pamali-pamali, memang dia songong kok, pria seperti dia kalian puja? uek..." Safira menirukan suara muntah membuat Eli dan Julia menggeleng.

"Jangan terlalu benci sama seseorang fir, nanti bisa berubah menjadi cinta." timpal Eli.

"Cinta? dengannya?" tanya Fira dengan ekspresi kaget. "Ogah banget gue, andai tinggal dia pria di bumi ini gue gak akan mau." balas Fira kesal.

"Aku doain kamu cinta dengan Gus zayyan." timpal Eli tertawa.

Seperti perintah Zayyan tadi, Fira menemuinya di ruang guru. Ia duduk di kursi yang ada dihadapan zayyan dengan meja sebagai pembatasnya.

"Seperti yang sudah saya katakan tadi, kamu akan mendapat hukuman dari saya karena sudah tidur di saat tausiah berlangsung." ucap zayyan datar.

"Kamu harus menyalin surah An Naba' hingga seratus rangkap," Ucap zayyan tegas.

"A... apa? seratus rangkap?" pekik Fira kaget.

"Kamu meninggikan suara terhadap gurumu? maka hukumanmu bertambah dua puluh rangkap lagi."

"Apa?" pekiknya lagi. "Gus gak becanda ngasih hukuman seperti itu? itu sangat banyak Gus." rengek Safira.

"gak ada tapi-tapian, besok pagi kamu sudah harus mengumpulkannya kepada saya.

"Gus, tolong kasih keringanan" melas Safira dengan suara lembut, ia berfikir akan mendapat keringanan tapi tidak di gubris sama sekali.

"Sekarang keluarlah." Titah zayyan dengan suara datarnya tanpa mau mengubah keputusannya.

Dengan langkah gontai Fira berjalan keluar ruang guru, sampai didepan pintu ia menoleh kebelakang, matanya menatap tajam pada zayyan seolah ingin menelan zayyan hidup hidup.

"Akh... sial, awas kamu Gus" batinnya penuh dendam.

.

.

Bersambung.

Stay tune terus ya guys🥰