Menjadi janda bukanlah sebuah pilihan bagiku,
Tahun pun telah berlalu dan waktu telah menjawab segala perbuatan seseorang.
Cinta itu datang kembali namun tidak sendiri, suamiku yang telah mencampakkan diriku dengan talak tiga yang ku terima secara mendadak. Kini Dia datang kembali di saat sebuah cinta yang lain telah menghampiri diriku yang sebenarnya telah menutup hati untuk siapapun..
Siapa yang harus aku pilih? Sedangkan hati ini masih ragu untuk melangkah kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima Rhujiwati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Tidak Terduga
Ponsel ku berbunyi, sesaat membuyarkan perasaanku yang sedikit down menghadapi situasi batin dan kenyataan yang baru saja aku alami.
Mataku menatap layar ponsel dengan senyum yang mengembang, rasa senang dan bahagia seketika melupakan semua yang baru saja terjadi.
"Alhamdulillah, ya Allah! Ini mengejutkan ku!" Ratih mendekatiku sambil penasaran meraih ponsel yang ku pegang.
"Pengajuan bantuan dari Disnaker telah di setujui, dengan bantuan mesin jahit dan mesin obras masing masing 3 unit, mbak ini beneran? Ya ampun selamat mbak!" Ratih memeluk ku, tangis haru itu semakin membawaku terhanyut dalam rasa.
"Mama... Kenapa mama kok nangis lagi, Tante Ratih nakal ya?" Shasy yang tiba-tiba datang dengan mimik yang lucu, sehingga membuatku berdua tertawa dan menghapus air mata..
"Sini Sha, sama nenek saja mama lagi suka menangis hari ini," ibu yang sedari tadi ikut menyimak memberikan pendapat sedikit bergurau dengan menjawab pertanyaan Shasy yang unik.
Persiapan untuk menyambut kedatangan kekasih Ratih, sedikit memberikan kesibukan ayah terlihat begitu gagah, gurat ketampanan masih jelas terlihat, pun ibuku yang masih jelas terlihat cantik dengan dandanan sederhana.
Senyum cantik Ratih, yang sebentar bentar melihat ponselnya seakan tidak sabar menunggu pujaan hati akan singgah ketempat kami, untuk ia kenalkan kepada ayah dan ibu dengan diriku juga tentunya.
Sebuah mobil hitam perlahan berhenti di depan rumah, ku lirik wajah Ratih begitu bahagia dengan senyumnya yang menambah nilai kecantikan alami milik adikku.
Ayah dan ibuku juga sudah siap menerima kedatangan mereka, yang menurut ceritanya Ratih mereka datang berdua dengan saudara tuanya.
"Assalamualaikum!" Hampir saja serempak suara kedua tamu itu mengucapkan salamnya.
Kami yang mendengarnya pun juga hampir serempak menjawab salam mereka, "waalaikumsalam, mari silahkan masuk! " Ayah mempersilahkan masuk dan duduk sebelumnya bersalaman dahulu.
Deg.....
Rasa kaget dan tidak percaya membuatku menatap tidak berkedip kearah pria tinggi besar dengan dandanan yang cukup familiar bagiku.
"Bu Lintang? Wow kebetulan sekali, apa kabar Bu kita lama tidak bertemu!" Mataku tidak mampu berkedip ketika menyadari pertemuan yang sama sekali tidak ku duga.
Dokter Dian Agung Satyanagara, sosok yang pernah perhatian dan memberikan banyak kemudahan saat aku kesulitan pasca melahirkan Shasy putriku kala itu.
"Loh dokter Dian kok disini?" Tanyaku sedikit bingung juga.
"Oh begini Bu Lintang, Rudi ini adalah adik saya dan kebetulan juga kekasih dek Ratih. Ibu sendiri kenapa berada disini?" Tanya dokter Dian kepadaku. Sedangkan ayah dan ibu hanya terpaku menatap interaksi kami yang sangat diluar dugaan mereka.
"Silahkan duduk dulu pak, ini ayah dan ibu saya dan Ratih adalah adik saya juga," ku coba memutus kata-kata kami yang mungkin akan lebih banyak lagi nantinya.
Ayahku tersenyum penuh wibawa, di susul ibuku mereka akhirnya saling duduk dan bercerita tentang sesuatu yang mereka ketahui mungkin! Sedangkan aku dengan Ratih menuju kebelakang.
Aku menyiapkan makanan untuk makan siang, dan Ratih menyiapkan minuman dan sedikit camilan untuk mereka.
"Rudi cakep dek, pinter kamu yah cari calon pasangan hidup," godaku sambil mencolek pipinya yang memerah karena menahan rasa malu dan tersanjung.
"Mbak bisa saja! Aku deg-degan loh mbak, semoga ayah merestui mungkin bulan depan keluarga mas Rudi akan kesini mbak,"
"Oh ya mbak Lintang, kok kenal sama mas Dian? Beliau tugas di rumah sakit di kota ini loh mbak, kasihan dia kekasihnya pergi meninggalkan dirinya!" Ratih memberikan cerita tentang mereka berdua.
"Oalah kasihan ya! Yaaa dokter Dian kan yang menangani proses persalinannya Shasy waktu itu, Dia orang baik tega bener kekasihnya ninggalin, he he he," canda ku dengan Ratih dan berakhir dengan kesibukan kembali.
Perkenalan calon suami Ratih dengan ayah dan ibu berjalan lancar, hingga waktu menunjukkan saat untuk mereka berpisah kembali, karena Dokter Dian yang masih harus menangani pasien di rumah sakit yang tidak jauh dari tempat tinggal ku.
Rudi juga harus kembali ke kotanya , karena tugas kuliah praktek yang tidak bisa di tinggalkan. "Besok kalau kembali ke Jogja naik kereta kamu hati-hati ya Rat! Nanti aku yang jemput!"
Kudengar pesan Rudi untuk Ratih membuatku tersenyum, ikut bahagia semoga pasangan adikku akan setia dan selalu menyayangi.
Ayah dan ibuku menyalami mereka bergantian lalu terakhir aku menyalami Rudi setelah itu dokter Dian.
"Bu Lintang, salam untuk putri ibu, dan semoga setelah ini kita bisa sering bertemu," tangan dingin dokter Dian menjabat tanganku, mata kami saling beradu ada rasa hangat namun ku coba untuk menepisnya jauh-jauh.
"Baik Dok, nanti saya sampaikan terima kasih," ku coba memberikan senyumku pada sapaan dokter Dian, setelah mata kami beradu untuk sekian detik.
Mobil yang mereka tumpangi pun berlalu hingga tidak terlihat oleh mata kami, ibu melanjutkan aktivitasnya menjaga toko kelontong yang sudah sejak dulu memang menjadi kegiatan ibu sehari-hari, dan ayah selalu menemani.
Aku dan Ratih membersihkan sisa-sisa makanan dan merapikan kembali ruang tamu.
POV Dian Agung Satyanagara
"Lintang Prameswari... Aaahhh nama yang indah dan jarang aku menemukan nama seunik namamu, tidak ku sangka kau akan menjadi kakak ipar adikku dalam waktu dekat."
Setelah kejadian beberapa tahun lalu, saat dokter Dian mengantar Lintang pulang kerumah mertuanya, menjadi untuk kesekian kalinya dokter Dian mendapat semprotan dari Iwan. "Dokter Dian nggak usah sok bijak deh dengan pasien! Memang sengaja Lintang aku tinggalkan begitu saja saat melahirkan, sebab kami satu keluarga sudah sangat kecewa dengan lahirnya bayi yang kami harapkan laki-laki namun nyatanya bayi perempuan yang terlahir, atau bisa jadi tunggu saja jandanya pasti akan aku ceraikan kok, cepat atau lambat."
Ucapan yang masih saja terngiang di telinga dokter Dian, seorang suami yang tidak berbuat banyak di saat di butuhkan dalam proses persalinan yang sangat menguras tenaga seorang calon ibu.
Senyum dokter Dian dengan wish full smile tanpa Rudi sadari karena sedang serius menatap jalan yang sedikit macet di balik kemudinya.
"Mas Dian ada masalah? Kenapa duduk tidak leluasa dari tadi!" Tanya Rudi tiba-tiba sambil melirik kearah dokter Dian.
"Tak ada, hanya saja kakaknya Ratih kenapa secara tidak sengaja tiba-tiba sebentar lagi jadi kakak iparmu, he he he," tawa Dokter Dian jujur dengan rasa ketidakpercayaan dengan kejadian yang baru saja mereka alami.
"Kan lebih bagus mas! Kita ternyata sudah saling kenal lebih lama dan mas sepertinya akrab dengan mbak Lintang, dia janda baru saja kena talak dari suaminya, mas,"
Di dalam mobil tiba-tiba hening tanpa suara, mata dokter Dian menatap tajam kearah Rudi yang sedang fokus nyetir.
"He he he kenapa mas? Kok kaget gitu, sekarang mbak Lintang berusaha bangkit sendiri dengan membuka Les Modiste dan menerima jahitan baju, baru juga buka," Rudi bahkan kembali bercerita dan seakan dia telah lebih banyak mengetahui semua kehidupan Lintang.
"Cerai? Ahh ini sungguh di luar pemikiran, kusangka pak Iwan hanya asal bicara saja, tapi.... Semua sungguh benar-benar terjadi," Batin dokter Dian secara naluri berlomba untuk mencari kemana lipatan memori yang lama sudah dia simpan dalam ingatannya.
.
Rudi sibuk mencuri-curi pandang lewat kaca spion, untuk mengawasi perubahan pada diri dokter Dian. Secara tiba-tiba senyum yang jarang terlukis di sudut bibirnya mengembang manis di sana.
🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️🧚🏽♀️
To be continued 😉 dukungannya akak sekalian.
jempol anda adalah semangat pacu untukku ☺️
Salam Sayang Selalu by RR 😘
awassss lohhh anumu ntar di sambel sama bini sahnya