Hampir Semua orang di desa Black Sword membenci Risa Ariz. Anak yatim piatu itu dijauhi, dianggap terkutuk, dan dipercaya menyimpan makhluk kegelapan di dalam dirinya.
Muak diperlakukan layaknya sampah, Ariz memutuskan untuk berbuat onar. Ia tidak melukai, tapi ia pastikan setiap orang di desa merasakan kehadiran dan penderitaannya: dengan menyoret tembok, mengganggu ketenangan, dan menghantui setiap sudut desa. Baginya, jika ia tidak bisa dicintai, ia harus ditakuti.
Sampai akhirnya, rahasia di dalam dirinya mulai meronta. Kekuatan yang ditakuti itu benar-benar nyata, dan kehadirannya menarik perhatian sosok-sosok yang lebih gelap dari desa itu sendiri.
Ariz kini harus memilih: terus menjadi pengganggu yang menyedihkan, atau menguasai kutukan itu sebelum ia menjadi monster yang diyakini semua orang.
"MINOTO NOVEL"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MINOTO-NOVEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1. MIMPI BURUK
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Ini seperti mengingatkan masa lalu. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Masa lalu, Yang sangat kelam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Sebuah desa, yang terlihat sudah hangus terbakar. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Ada beberapa juga dari rumah-rumah itu, hancur tak tersisa. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Sebuah sosok cahaya dan kegelapan... bertarung di tengah-tengah reruntuhan. . . . . . . . . . . . . . . . . . Pertarungan itu benar-benar sangat sengit! Menciptakan percikan api ketika mereka berdua saling menabrakkan senjata satu sama lain. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Di akhir-akhir pertarungan, di mana sosok cahaya sudah kehabisan tenaga. sosok kegelapan menatapnya dengan berkata. . . . . . . . . . . . . . . . . "Ada apa? Apa kau sudah kehabisan tenaga?" Ucapnya, dengan wajahnya menatap sosok cahaya itu. . . . . . . . . . . . . . . . . . Sosok cahaya itu terlihat sudah kehabisan tenaga! Tubuhnya juga yang sudah di penuhi oleh darah-darah yang bercucuran karena pertarungan tadi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . "Aku sudah mengingatkan beberapa kali kepadamu... Kalau kau, tidak akan bisa membunuhku. Lihat apa hasilnya? Tubuh hancur, lemas tak berdaya!" . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . "A-aku tidak akan menyerah..!" Ucap sosok cahaya, berkata dengan tubuhnya yang sudah lemas. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . "Heh! Kau memang payah, TIDAK BERGUNA!" . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Sosok kegelapan itu menusuk perut sosok cahaya dan membanting nya ke bawah. . . . . . . . . . . . . . . . . . "AHK..!" Sosok cahaya itu terbanting ke tanah, dengan keadaan tubuhnya yang sudah lemas tak berdaya. . . . . . . . . . . . . . . . . . . Sosok kegelapan pergi menghampirinya dan mengangkat sosok cahaya itu dengan satu tangannya mencekik lehernya. . . . . . . . . . . . . . . . . . . "MATILAH, KAU..!"
"HAH..!!!" Kejadian tadi, ternyata hanya mimpi.
Perkenalkan, orang yang baru saja terbangun dari mimpi buruk tadi adalah, Ariz. Ia adalah anak laki-laki yang sudah beberapa kali bermimpi buruk seperti itu. Bahkan, Ariz sempat berkata. "Mimpi buruk itu lagi?!" Ucapnya, dengan wajahnya yang di banjiri keringat.
Setelah berkata seperti itu, pandangannya mengarah ke kanan dan ke kiri. Mungkin karena masih syok dengan mimpi tadi, jadi ia harus menghela napasnya untuk beberapa saat.
"Hah... Mengapa selalu saja seperti ini?" Ucapnya, menghela napas. Setelah berkata seperti itu, pandangan Ariz tiba-tiba mengarah ke sebuah jam yang tergeletak di lemari kecil dekat kasurnya. Ia pun membawa jam itu lalu berkata. "Hmm. Tumben sekali..." Jam menunjukan pukul tujuh pas. "Biasanya, aku selalu bangun tepat di jam Dua belas siang? Apa karena mimpi buruk tadi, yah?" ucapnya, sambil menaruh jamnya ke tempat semula.
Setelah menaruh jamnya kembali, ia pun turun dari kasur dan berjalan menuju jendela untuk membuka kain yang menutupi jendelanya itu. Ariz, membuka kain itu dengan cara melepaskan sebuah pengait yang tertancap di kain itu. Yang awalnya kamarnya cukup gelap, tiba-tiba terang begitu saja, karena cahaya nya masuk ke dalam kamarnya itu. Ariz, menatap di balik jendela. Banyak sekali orang-orang yang sudah beraktivitas di pagi hari.
"Woah..! Di luar terlihat sangat ramai, yah?!" Ucapnya, matanya terfokuskan dengan banyaknya orang-orang di balik jendela. "Mungkin aku akan sarapan terlebih dahulu sebelum pergi ke luar." Ariz, pergi meninggalkan jendela. Ariz sekarang ingin keluar dari kamarnya, namun saat ia ingin membuka pintu kamarnya, Tiba-tiba pandangannya terfokuskan dengan kalender di sebelah pintunya itu. "uhh tunggu dulu." Ariz melihat kalender. Ternyata, hari ini adalah tanggal 12 Oktober. Di mana hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia pun terkejut dan sangat GEMBIRA!
"HAH! Sekarang adalah hari ulang tahunku! YAHOO! Akhirnya umurku sudah 10 tahun! Saatnya merayakan hari ulang tahunku!" Dengan perasaan bahagia, ia pun bersiap-siap untuk merayakan ulang tahunnya tersebut.
Ia mulai membersihkan kasurnya itu. Kemudian ia keluar dari kamarnya dan mulai membersihkan seluruh ruangan di rumahnya. Setelah semuanya selesai, ia pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tentu saja sambil ditemani boneka Bebek yang terlihat sudah kumuh. Namun, boneka bebek itu adalah boneka kesayangannya.
"Apa kau tahu, hari ini adalah hari ulang tahunku," ucap Ariz berkata kepada boneka Bebek itu.
"Ohh apa benar?! Kalau begitu selamat ulang tahun, yah!" ucap Bebek, diisi suara Ariz sendiri.
Nampaknya, ia sangat senang. Setelah selesai membersihkan diri, ia pun pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Setelah mengganti pakaiannya, ia pun pergi ke dapur untuk memasak. Eits, tetapi sebelum ia ke luar dari kamar, ia sempat berkaca dulu di cermin yang sudah retak-retak. Sudah merasa tampan, ia pun keluar dari kamar dan pergi menuju dapur.
"Hmm. Hari ini aku masak apa, yah? Hmm... Ahah! Mie instan spesial kesukaanku! Ini adalah mie yang sangat langka! Aku sangat beruntung bisa mendapatkan mie langka ini. Karena hari ini adalah hari ulang tahunku, maka makanan hari ini harus spesial!"
Ia pun memasak mie langka itu. Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya mie yang di rebus matang juga. Saat mie itu selesai dihidangkan ke mangkuk, ia merasa seperti ada yang kurang. Hmm, apakah itu?
"Yap, sudah selesai! Hmm, tapi sepertinya ada yang kurang. Hmm... Oh, yah!" Ariz pergi ke lemari kecil di sebelah kompornya.
"Bagaimana mungkin aku bisa lupa. Dua butir telur dan cabai rawit domba terpedas di desa ini! Mereka akan terasa nikmat jika disatukan dengan mie spesial ini!" Memang akan terasa nikmat ketika mie di tambahkan telur dan cabai. Tetapi sepertinya, cabai yang ia gunakan sudah terlihat layu dan sedikit berwarna coklat. Telurnya juga seperti sudah lama di simpan? Tetapi sepertinya, ia tidak peduli dan mulai merebus keduanya.
Ariz pun merebus telur dan cabainya itu. Setelah lama menunggu, akhirnya cabai dan telurnya itu matang. ia pun menaruh keduanya di mie spesial itu dan membawanya ke meja makan.
"Ahh... makanan ini terlihat sangat menggoda! Hari ulang tahun memang sangat menyenangkan! Baiklah, selamat ulang tahun, Ariz! AAA... Eh?" Saat ingin mencoba satu suap, Ariz tiba-tiba teringat sesuatu dan menaruh sendoknya kembali.
Saat ia ingin menyantap makanan itu, tiba-tiba ia teringat sesuatu bahwa saat ini ia sedang merayakan ulang tahunnya sendirian. Ia pun tidak jadi memakan makanan itu dan termenung.
"Apa dari tadi, aku hanya merayakan ulang tahunku sendirian?" Ariz termenung sejenak...
"Aku benar-benar seperti orang gila. Hanya karena aku sendirian di rumah ini, aku sampai berbicara dengan benda mati." Ariz pergi meninggalkan makanan itu...
"Aku tidak tahu apa sebenarnya yang salah dengan diriku? Mengapa setiap aku merayakan ulang tahunku, aku pasti merasa seperti ada yang kurang?" ucapnya sambil berbicara lewat cermin.
"Berbicara dengan diri sendiri, lagi." Merasa kecewa, ia pun meninggalkan dapur dan pergi menuju kamarnya itu.
Saat di kamar, ia merenung sambil menatap anak-anak dengan orang tuanya di balik jendela. Ia mulai sadar apa sebenarnya yang kurang dengan dirinya. Tentu saja orang tua yang jadi kekurangannya itu! Orang tua harusnya ikut merayakan ulang tahun anaknya itu. Namun, berbeda dengan Ariz. Sejak dulu, ia sudah ditinggalkan kedua orang tuanya tersebut dan ia tinggal sendirian di rumah kumuh ini.
"Mungkin aku tahu apa yang kurang dengan diriku." Ariz melihat anak-anak yang sedang bermain dengan kedua orang tuanya...
bukan mencari kekuatan/bakat yang baru. sesuatu bakal bagus, kalau kita rajin👍