NovelToon NovelToon
DEVANORA

DEVANORA

Status: tamat
Genre:Ketos / Teen School/College / Tamat
Popularitas:43.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mimah e Gibran

Keyra Alzein terpaksa mengubah penampilannya menjadi cupu, merelakan diri menjadi bahan bully-an di SMA Dirgantara demi misi kebebasan dan kejanggalan kematian saudara kembarnya yang bunuh diri satu tahun yang lalu.
Namun, siapa sangka ia malah jatuh cinta pada sosok Ketos seperti Devano.
Disaat Keyra yakin akan perasaannya, satu kenyataan pahit mengusik dimana ia tahu bahwa Devano adalah cinta pertama Arin.

Bagaimana kelanjutan kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Pengakuan Moza

"Kalian pulang duluan, gue ada urusan!" pamit Devano terburu-buru.

Aldo dan Leon saling tatap, kemudian pandangan mereka tertuju pada badan tegap Devano berjalan ke arah belakang sekolah.

Moza sudah menunggu Keyra disana. Ia tak sendirian, ada seseorang dan Devano kenal betul siapa.

Mencari tempat aman untuk Devano bersembunyi, ia bisa melihat dengan jelas Moza dan Ferdy sedang menunggu Keyra disana.

"Lo bisa ke sekolah gue? Gu butuh elo sekarang! Langsung aja ke belakang sekolah, disana ada pintu kecil yang mungkin bakal mudah lo lewati. Gue disana." Pesan Keyra pada Aron. Bukan sedang mengingkari kesepakatan, Keyra hanya berjaga-jaga.

Buku-buku jari Keyra mengepal kuat, semalam ia melihat sepenggal kalimat 'Maaf' di kertas yang ia temukan saat mengunjungi makam Arin. Dan bunga mawar merah itu dari seorang Ferdy, si pengagum rahasia saudara kembarnya. Sayangnya, kertas satunya tak sempat ia ambil waktu kesana.

"Akhirnya datang juga, lo! Si cupu," sambut Moza dengan sengit.

Keyra menaikkan alisnya, melirik ke arah Ferdy.

"Bener-bener cemen ya, lo! Sampai harus bawa orang lain. Sebenarnya mau lo apa? Gue ngerasa gak pernah bikin rusuh hidup lo, tapi elo? Nantangin mulu."

"Gue, cuma mau ngingetin elo! Jadi cewek jangan sok kecakepan deh, apalagi deket-deket sama Devano. Nggak level! Lo tau kan cewek yang lebih cantik dari lo aja dah berhasil kita singkirin, apalagi cewek kaya elo."

Deg.

Keyra tertegun, begitupun Devano yang mendengar dengan seksama pembicaraan mereka di tempat persembunyiannya. Apa maksud perkataan Moza?

"Gue cabut aja ya? Lo bisa kan atasin sendiri," ujar Ferdy.

"Eittth, tunggu! Lo mesti kasih kiss baby ke dia dulu," perintah Moza.

"Ogah gue!" tolak Ferdy. "Mending gue suruh mukul orang dari pada cium orang," sambungnya lagi.

"Ck! Nidurin Arin aja lo mau kenapa dia nggak?" celetuk Moza.

Mata Keyra melotot sempurna pun dengan Devano, tangannya mengepal kuat sekarang. Namun, ketimbang Devano maju dan menghajar Ferdy, ia lebih penasaran dengan reaksi Keyra.

"Bang sat!" pekik Keyra, ia langsung membabi buta mendorong Moza.

"Pembunuh! Lo berdua penyebab Arin bunuh diri kan?" cerca Keyra, ia langsung mengeluarkan sikap bar-barnya mengamuk Moza. Ferdy terdiam, ia diliputi banyak kesalahan hingga saat Keyra mencerca bibirnya pun kelu tak mampu menjawab.

"Kalian pembunuh kakak gue sebenarnya!" maki Keyra masih tak terima.

Moza terengah-engah, tubuhnya lemas tak mampu membalas amukan Keyra.

Brakkk! Aron berhasil mendobrak pintu kecil yang menyempil di belakang tembok sekolah. Ia sempat merekam jejak untuk berjaga-jaga, sebelum menjebol pintu dan menjadi ksatria penyelamat.

"Key, lo nggak papa?" Aron langsung mendaratkan dada bidangnya kala melihat sang sahabat ambruk dan menangis.

"Jangan laporin kita ke polisi, sumpah! A--aku nggak nyangka kalau kejadiannya bakal bikin Arin memilih pergi," gugu Ferdy.

Tumbuh Moza sudah koyak, pipinya mendapat beberapa garis hasil cakaran Keyra hingga mengeluarkan darah. Tubuhnya linu karena ternyata Keyra mengamuknya dengan bar-bar.

"Ayo pergi, Fer! Bantuin gue berdiri," titah Moza tanpa rasa bersalah.

Ia bahkan tetap memandang Keyra sinis, seolah mendapati fakta Keyra saudaranya Arin, Moza seperti menemukan mangsa baru.

"Kita pergi aja, biar bokap yang urus semuanya!" Aron membimbing Keyra meninggalkan halaman belakang sekolah.

Sepeninggal Keyra, Moza terus meringis!

"Lo juga, ngapain sih pake keceplosan. Gak cukup bikin seumur hidup gue merasa bersalah karena udah melecehkan Arin?" bentak Ferdy dengan tatapan menyalang tajam.

Devano tanpa terduga muncul dan memukul Ferdy bertubi-tubi.

"Bia dab! Arin itu pacar gue, lo apain pacar gue, hah? Sia lan, breng swek!!!" segala umpatan Devano keluar bersama tangannya yang terus membabi buta memukuli Ferdy.

"Devano stop! Dia bisa mati," pekik Moza.

"Biarin mati, nyawa harus dibayar dengan nyawa!" sengitnya.

"Arin itu mati karena kemauannya sendiri, otaknya aja yang sempit! Lo nggak bisa dong nyalahin ke Ferdy," bela Moza.

"Tapi itu semua karena lo!" tunjuk Devano tepat ke wajah Moza.

"Jangan bilang selama ini lo bully Arin juga, sama seperti lo bully Keyra. Dan lo? Gue bakal bales semuanya, catet itu." Devano menunjuk wajah Ferdy dan Moza bergantian, ia meludah kemudian pergi dengan dada yang kian sesak.

"Gue ngelakuin itu karena gue suka sama lo! Gue cinta sama lo, jadi gak ada salahnya gue nyingkirin penghalang gue," teriak Moza.

"Lagian Ferdy mencintai Arin, dia bakalan tanggung jawab semisal Arin hamil anaknya. Bukan malah bunuh diri!"

Teriakan Moza layaknya drum bekas yang terseret keras merusak telinga. Devano berbalik, sekali lagi ia kalap menghajar Ferdy. Namun, kali ini Ferdy melawannya bahkan beberapa kali menonjok pangkal hidung Devano hingga mengeluarkan darah segar.

***

"Hiks, ternyata bener kan Ron! Ada yang gak beres dengan perginya Arin." Keyra tergugu. Aron membawanya ke taman dan Keyra menumpahkan kembali sedih tangisnya disana.

"Iya, iya Lo yang sabar ya!" Aron mengusap-usap bahu Keyra, berharap teman bar-barnya itu sedikit lebih tenang dan tak menangis lagi.

"Gak bisa bayangin gue, Arin pasti ngerasa hancur banget hidupnya karena Ferdy sia lan itu."

"Misi gue udah selesai, gue gak perlu lagi pura-pura! Gue akan jadi diri gue sendiri," sambung Keyra.

"Gue dukung apapun keputusan lo!" balas Aron, ia menunjukkan rekaman hasil miliknya pada Keyra.

"Lo emang selalu bisa gue andelin," puji Keyra.

"Hm, tapi itu hanya berlaku buat lo!" Aron tersenyum penuh arti.

Setelah dirasa lebih tenang, Aron mengantar Keyra pulang ke rumah. Ia sempat mengajaknya makan lebih dulu.

"Makasih, Aron!" Keyra turun dari motor. Wajahnya sudah tak sesedih tadi.

"Key, jangan sedih terus! Tar Arin disana makin gak tenang," ujar Aron.

Keyra mengangguk meski lesu.

"Yaudah gue pulang! Tar malem kalau lo masih sedih kita keliling!"

"Kemana?" tanya Keyra mengerutkan kening.

"Ngepet! Kan malem jum'at," kelakar Aron hingga berhasil membuat Keyra mencebik kesal kemudian tertawa.

"Gue bukan ba bi bengek!"

"Emang bukan ba bi tapi baby," celetuk Aron sambil senyum.

"Ish ish apaan sih gembel mukidi."

Aron akhirnya pamit setelah berhasil menghibur Keyra, pun juga Keyra yang memilih masuk ke dalam rumah karena hari sudah hampir sore dan ia masih memakai seragam sekolah.

Malam hari di kediaman Bram.

"Aku menemukannya, Pa! A-arin---,"

"Arin kenapa sayang?" tanya Bram tak sabar. Melihat gelagat sang putri, kelihatannya ia akan menerima berita buruk.

"Arin dilecehkan, dibully, jadi perkiraanku mungkin Arin hamil lalu nekad bunuh diri."

"Astaga." Bram mengusap wajahnya kasar.

"Aku menemukan mawar merah di makam Arin, Pa! Dan ini petunjuknya," ucap Keyra sambil menyodorkan kertas bertuliskan nama Ferdy dan sepenggal kalimat maaf.

"Dan ini..." Keyra menyodorkan ponselnya. Dimana suara Moza berteriak mendominasi isi dari rekaman milik Keyra.

"Bukan aku yang merekamnya, tapi Aron! Aku gak nyangka bakal semudah itu dapetin bukti, tapi aku juga semakin gak nyangka kalau Arin ngalamin hal seberat ini sebelum pergi."

Bram meremas kertas pemberian Keyra dengan dada diliputi emosi. Sebagai seorang Ayah, ia tak terima anaknya mengalami hal seburuk ini.

"Astaga..." berulang kali juga Bram menghela napas, ia takut meledakkan emosinya dan Keyra melihat sisi buruk seorang Bram saat ini.

"Masuklah ke kamar! Papa akan mengurusnya!" pamit Bram, ia memilih pergi dan menyingkir untuk meredakan amarahnya.

1
•§͜¢•Nasira✰͜͡ᴠ᭄
eeh ko udah tamat aj Mak🏃🏃🏃😂
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: keretane prei mak⛹🏻‍♀
total 3 replies
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
gak nyangka udah end 🤭🤭🤭
manissss bangeeeet 😘😘😘😘
terima kasih ka
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: like komen aja udah seneng banget🥰🥰🤗
total 4 replies
@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha
ada part tambahan dong ka .ya sampai mereka menikah gt 🤭🤭🤭.

maaf ya ka mimah aku banyak nuntut.abis suka bgt sama sama devano dan keyra.pokoknya novel2 ka mimah keren2 semua 👍👍👍👍👍
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: nanti ditambahin kak🥰
total 1 replies
@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha
koq uda tamat aja sih ka mimah 😭😭😭😭
VicSel 1996
yaa ampun gak nyangka udh tamat aja🥺🥺,, selamat untuk kelulusan Devano dn Keyra, smoga secepat kalian menikah AMIN🥰🥰🥰
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: aamiin, semoga bisa kasih bonus chapter ka
total 2 replies
VicSel 1996
asek bnget yaa yg jlan2 di hari minggu🥰🥰🤭
VicSel 1996
kembar tak berarti sma, ya gtu satu bar bar satunya kalem,, beruntungnya Key di kelilingin orng2 baik☺️☺️☺️😊
VicSel 1996
awas hati2 Dev jngn kasih peluang buat bibit2 pelakor dlm hubungan kalian🙄🙄🙄🙄
Key ngmbeknya jangn lama2 keburu Devano di gondol yg lain😁😁🤣
@𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺Idha
enakny ke pantai .uda lama nih ga ke pantai
•§͜¢•Nasira✰͜͡ᴠ᭄
aseeek diajak jlan🤭🏃🏃🏃
🍾⃝ͩֆᷞиͧσᷠωͣflower♕🆒
Begitu sampai Jakarta Keyra masih pura² amnesia gak ya
🍾⃝ͩֆᷞиͧσᷠωͣflower♕🆒
Tuhkan ternyata bener cuma mau ngerjain Devano
🍾⃝ͩֆᷞиͧσᷠωͣflower♕🆒
asli amnesia gak nih Keyra,atau hanya ngeprank Devano
💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺​﷽🆅🅸🅽🅰❶﷽⍣⃝కꫝ🎸​᭄꧂
kebanyakan sih gitu kalau kembar. satunya lembut, dan yang satunya keras kepala.
seperti temen ku yang kembar. ya begitu sikap dan sifatnya. 🤭🤭🤭
💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺​﷽🆅🅸🅽🅰❶﷽⍣⃝కꫝ🎸​᭄꧂
nah, kan. jadinya ngambek di key..
kalau ngambek suka ngilang ya, 😁😁😁
💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺​﷽🆅🅸🅽🅰❶﷽⍣⃝కꫝ🎸​᭄꧂
asyek, sayang, cinta, kasihku, diborong semua oleh mu Dev.
ㅤㅤ
hayo loh Bram 😳 awas jangan gegabah 🥶🥶🥶🥶
ㅤㅤ
🤣🤣🤣🤣 untung keyra ad teman yg selalu ada
ㅤㅤ
beneran d perkosa 😵😵😵 s Moza emang iblis 😠😠😠
ㅤㅤ
ckckck gak akan ada yg mau sama Lo😏😏😏😏
CATAT ITU!!!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!