NovelToon NovelToon
SELAMANYA KAMU MILIKKU 2

SELAMANYA KAMU MILIKKU 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Cinta Murni
Popularitas:23k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Mempertahankan kebahagiaan pernikahan nyatanya tidak semudah yang dibayangkan. Terkadang apa yang telah diusahakan tidak dinikmati sepenuhnya.

“Tetaplah bersama denganku, jauh darimu rasanya setiap napas berhenti perlahan. Aku mampu kehilangan segalanya asal bukan kamu, Sonia.”

_Selamanya Kamu Milikku 2_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 : Teringat Kejadiannya

Flashback On

"Berikan obat itu padanya, aku ingin Sonia tidak mengingat apapun," perintah Matteo pada Roy, dokter pribadi yang dia tunjuk untuk merawat Sonia.

"Jika aku memberikan suntikan itu, aku takut jika hal ini akan berefek buruk padanya Matteo, kemungkinan dia tidak akan sadar selama sebulan ini."

"Aku tidak peduli, yang aku inginkan, kau buat dia tidak bisa mengingat apapun, jika kau gagal, maka kau dan keluargamu akan aku lenyapkan." Mendengar ancaman dari Matteo, Roy menjadi takut, dia dengan terpaksa menuruti keinginan Matteo.

"Baiklah, besok aku akan menyiapkan obatnya."

"Aku ingin sekarang."

"Tidak bisa Matteo, aku tidak bisa membuat obat dalam waktu singkat."

"Baiklah, apa dia tidak akan sadar sampai besok?"

"Aku jamin, dia tidak akan sadar sampai besok."

"Baiklah."

"Bos, ada yang ingin bertemu dengan anda," lapor Jason pada Matteo, Matteo meninggalkan kamar itu lalu pergi bersama dengan Jason.

Roy mengemasi peralatannya dan hendak pergi juga dari sana, namun Sonia menahan lengan dokter tersebut.

"K...kau sadar." Sonia berusaha untuk duduk, kepalanya terasa sangat pusing karena pengaruh obat tidur yang diberikan oleh Matteo.

"Tolong jangan berikan obat apapun padaku, aku tidak mau melupakan keluargaku, aku mohon dokter, aku punya suami dan tiga anak yang masih bayi, aku mohon padamu, tolong bebaskan aku," mohon Sonia sambil menyatukan telapak tangannya, Roy merasa kasihan, karena Roy sendiri merupakan pria yang sangat menyayangi keluarganya.

"Aku sudah memeriksa dirimu, kau baru saja sembuh dari obat mematikan yang ada di tubuhmu, sebenarnya sangat beresiko jika aku memberikan obat yang diminta oleh Matteo."

"Tolong aku dokter, aku ingin pulang, jangan berikan apapun padaku lagi. Aku sangat mencintai dan menyayangi keluargaku."

"Maaf Sonia, aku tidak bisa menolongmu untuk pergi dari Matteo karena aku tidak ingin keluargaku dalam bahaya. Begini saja, dalam sebulan ini, tetaplah berpura-pura pingsan, aku akan datang setiap hari untuk memberikan obat yang Matteo inginkan, hanya pura-pura saja. Obat itu akan membuat kesadaranmu hilang dalam sebulan, jika Matteo melihat kau hilang ingatan, maka dia akan terlena dalam rencananya, kau bisa gunakan kesempatan itu untuk pergi dari Matteo," jelas sang dokter pada Sonia.

"Sebulan? Itu sangat lama dokter, tolong pinjamkan aku ponselmu, aku ingin menghubungi suamiku."

"Maaf, aku tidak bisa, aku sendiri masih dalam pengawasan Matteo."

Sonia tak punya pilihan, dia mengikuti apa yang Roy katakan. Selama satu bulan, Roy memberikan obat yang Matteo minta untuk Sonia, Sonia sendiri berpura-pura tidak sadar selama masa yang ditentukan oleh Roy.

"Bagaimana jika obat ini tidak berhasil?" tanya Roy pada Matteo.

"Maka aku akan menggunakan cara kedua untuk melancarkan rencanaku."

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Jason yang juga ada di sana.

"Aku akan mencelakai suami dan anak-anaknya, pasti dia tidak ingin semua celaka, dia pasti akan menuruti semua keinginanku." Sonia mendengar jelas apa yang dikatakan oleh Matteo, hal itu semakin membuatnya takut untuk berbuat nekat, bisa-bisa anak dan suaminya celaka.

Flashback Off

"Ya Allah, aku sangat merindukan anak dan suamiku, beri aku jalan untuk bertemu mereka." Tangis Sonia sambil memeluk lututnya.

...***...

Sean masih enggan untuk menyentuh anaknya, dia masih memilih untuk terus berada di dalam kamar, dia semakin larut memikirkan Sonia, hatinya begitu hancur.

Fian memasuki kamar Sean dengan membawa makanan, dia menyuapi Sean hingga makanan itu habis.

"Bang, jangan begini, apa kau tidak kasihan dengan anak-anakmu? Mereka merindukanmu bang, selama satu bulan ini kau sudah menelantarkan mereka." Sean menatap tajam Fian.

"Sudah aku bilang, aku tidak peduli dengan mereka, mereka hanya membuat istriku menderita."

Fian tidak mau lagi melanjutkan obrolan ini, karena memang saat ini kondisi mental Sean sedang tidak baik.

Selesai memastikan Sean sudah makan dan istirahat, Fian menemui Nila yang saat ini tengah menidurkan ketiga anak Sean, mereka dari tadi tak hentinya menangis.

"Sini Zoya sama Zay biar aku yang nidurin ma, mama nidurin Zain aja." Fian menggendong Zoya dan Zay, dia memberikan botol susu pada kedua bayi 1 tahun itu.

"Kalian pasti kangen banget ya sama mama dan papa kalian? Maafin uncle ya nak, uncle belum bisa buat papa kalian kembali seperti dulu." Fian menitikkan air matanya, sungguh malang sekali nasib ketiga bayi Sean saat ini.

"Apa Sean masih mabuk?"

"Udah nggak ma, tapi ya gitu, dia belum bisa mengendalikan hatinya."

"Semoga saja semua ini cepat berlalu ya, mama kasihan melihat Sean sebenarnya, di antara kita semua, dia yang paling tersiksa mentalnya."

"Iya ma, semoga saja semua ini cepat berlalu."

Sean merebahkan tubuhnya di atas kasur, dia terus menatap layar ponsel yang mana wallpaper hp itu adalah foto Sonia dan ketiga anaknya.

"Aku kangen sama kamu sayang, aku benar-benar merindukan mu Sonia," gumam Sean lalu mencium ponsel itu, tak lama ponsel Sean bergetar menandakan adanya panggilan masuk.

Semenjak meninggalnya Sonia, Sean tidak pernah lagi menyentuh ponselnya, baru kali ini dia memegang ponselnya kembali karena Fian ingin Sean kembali seperti dulu, ya paling tidak, Sean bisa sedikit disibukkan.

Sean langsung me-reject panggilan tersebut, namun si pemanggil tak putus asa, dia terus-terusan menghubungi Sean, dengan kesal Sean mengangkat panggilan itu dan ingin mengumpat orang yang sudah mengganggunya.

"Heh sialan, siapa kau dari tadi menggangguku?" umpat Sean langsung setelah dia menerima panggilan tersebut.

"Sean." Sean terpaku mendengar suara di seberang sana, dia sangat mengenali suara itu, Sean langsung bangkit dari tidurnya.

"Sayang, ini kamu?" Namun tak ada lagi suara, dia melihat panggilan itu, dia ingin memastikan kalau dia sedang tidak berhalusinasi, apalagi dia baru saja minum alkohol.

"Sonia, ini kamu? Jawab aku Son." Sean hanya bisa mendengar isakan dari panggilan itu.

"Sean, aku ingin pulang, tolong jemput aku Sean, aku mau pulang." Tangis Sonia pecah ketika menghubungi suaminya itu.

Yah, dia memang mendengar suara Sonia, ini bukan halusinasinya semata.

"Kamu ada di mana? Aku akan jemput kamu, kamu bilang kamu ada di mana, Sonia."

"Italia, aku dibawa oleh Matteo ke sini, aku ingin pulang Sean, jemput aku." Mendengar suara istrinya menangis seperti itu, Sean tidak bisa mengendalikan hatinya.

"Aku akan ke sana, kamu kasih alamat lengkap padaku Sonia, aku akan menyusulmu ke sana." Sonia mengatakan alamat lengkapnya saat ini.

"Aku tunggu kamu ya, cepatlah jemput aku, aku ingin pulang, Sean."

"Iya sayang, aku akan jemput kamu."

Sambungan panggilan itu langsung terputus, Sean menatap layar ponselnya dan dia yakin kalau saat ini dia sedang tidak berhalusinasi.

Sean langsung menghubungi Jonathan untuk mengurus keberangkatannya ke Italia besok pagi.

"Matteo, kau lagi yang punya ulah sialan, aku pasti akan membunuhmu," geram Sean.

1
Manis
kok dobel Thor?
Vebi Gusriyeni: Pas update sinyalnya berulah kk
total 1 replies
Lira Cantika
Takut banget si vivi bakalan jadi boomerang buat Fian sama Naima nanti, apalagi sonia udah firasat aja kan
Lira Cantika
Sebaik itu sonia masih mau lindungin matteo, coba aja kalau sonia bilang yg sebenarnya, bukan cuma sean yg turun tangan, miller juga apalagi fian yg sayang banget ama sonia
Natasha
Kalau mau nikah emang kata org gak boleh kemana2 dulu, pamali
Natasha
Fian baru mau nikah udah kena ujian aja nih, takut banget kalau semisal nanti cewek itu malah jdi penghalang pernikahan Fian
Tammy
Sean, istrimu masih ada loh itu
Tammy
Untung Sonia bisa ngimbangin si Matteo ya
Kenzia Dira🦋
Segera hubungi keluargamu Son, jangan sampai terlena sama si Matteo
Kenzia Dira🦋
Sedih sih Liat Sean begini, sehancur itu loh dia
Latifa Andriani
Matteo ini jatohnya kek obses aja gak sih, dia pengen istrinya ada pada Sonia. Dasar gilak
Latifa Andriani
Ya ampun Sean, cinta dia jauh lebih besar ke Sonia ketimbang anak2nya. Mewek gue😭
Noer Hidayati
Mat, lo bener2 yeee, udah misahin anak sama ibuknya, istri sama suaminya. Gila emang mafia satu ini, dosaaa lu
Noer Hidayati
Pantesan aja si Sean selalu bilang kalau Sonia pergi, dia bakalan gila beneran
Kiaraaaa ❄❄❄
Yok bisa yok Sonia, kamu harus pulang, kasian anak sama suami kamu bener2 menderita, apalagi sean yg udah stres mikirin kamu
Kiaraaaa ❄❄❄
Sedih banget sean ditinggal sonia, beneran frustasi akut dia/Cry/
Agung Taimur
Kasian juga si Sean sama anak2 yg harus ditinggal Sonia.
Agung Taimur
Cerdik juga Sonia, dia gak langsung menunjukkan dirinya kalau dia gak hilang ingatan.
Dewi Dejiya
Mafia lagi saingan si Sean, bangkit lagi nih jiwa membunuhnya
Dewi Dejiya
Kesal banget dia klo gk dikasih jatah🤣
Emilie Sopyan
Pak Sean emang kacau kalau udah menyangkut bininya🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!