HAREM Sang PENGUASA

Angela segera memulai rencananya, beradegan seperti sepasang kekasih yang sedang memadu kasih di atas ranjang bersama Samuel. Ella bertugas menjadi juru kamera, sudah siap mengatur lensa kameranya agar hasil jepretannya sempurna.

Adegan pertama yang akan dipotret Ella. Angela yang sedang berbaring menyamping sambil memeluk tubuh Samuel. Memperlihatkan kulit mulus sebagian tubuh atasnya yang terbuka karena memakai lingeri. Senada dengan Samuel, dia sengaja bertelanjang dada, berbaring menyamping ke arah Angela. bagian tubuh bawah mereka tak terlihat, tertutup oleh selimut.

Ella memperhatikan pose mereka sebentar, merasa tidak puas dirinya berjalan mendekati mereka berdua, merasa pose mereka sangat kaku. "Sayang, postur tubuhmu sudah oke. Tapi sebelah lenganmu yang merangkul tubuh Angela dari belakang terlihat kaku. Hei ... kau bukannya belum pernah berpengalaman. Sebelum denganku kau sudah meniduri beberapa wanita karena ditolak angela waktu itu. Mengaku saja, kau bukan perjaka lagi saat pertama bersamaku. Jadi adegan sekarang jangan so polos. Jika hasilnya jelek, jangan pernah sentuh aku lagi sampai senjatamu karatan, cih" mengancam kekasihnya, berbalik badan pergi ke tempatnya semula, memulai lagi memposisikan lensa kamera.

"Dengar samuel, kau harus memberikan yang terbaik. Bukan hanya demi aku, tapi juga demi dirimu sendiri. Kau dengar apa kata Ella barusan kan, xixixi ..." Angela semakin menumpahkan minyak ke dalam api, membuat samuel kesal.

"Puas mengerjaiku, kalian berdua dari dulu selalu menindasku. Sebagai lelaki aku merasa tidak ada harga dirinya, huh" Samuel berpura-pura berwajah masam.

"Kita mau main saling menawar harga, atau ingin cepat menyelesaikannya. Jika kamu berakting sempurna, nanti malam bonus plus plus tawaran harga dariku menantimu. Kau bisa memilih, kau yang dominan, kau yang berkuasa di atas ranjang. Kau mau aku memakai kostum apapun, mau bermain memakai alat apapapun. Aku akan menurutimu, gimana?" Ella sekali lagi mengisengi kekasihnya, membuat kedua manik mata samuel berbinar, lebih bersemangat lalu dengan cepat berpose sempurna.

Angela merasa dirinya terjebak diantara sepasang kekasih yang saling buta cinta dengan cara mereka sendiri, ingin tertawa akan candaan mereka tapi merasa sedih akan kehidupan yang dijalaninya.

Ella melihat dari lensa kamera wajah murung Angela, ia lupa keromantisannya bisa membuat angela sedih. Ia memberi kode pada samuel, lirikan matanya menyuruh Samuel melihat Angela.

Samuel seketika mengerti, menyolek lengan atas Anjela agar wajah Angela menghadap padanya.

Angela tersadar dari lamunanya, refleks berbalik menatap samuel. "Maaf, aku tadi melamun, hanya sedikit teringat masa lalu."

"Angela jangan memikirnya lagi, ini tanggung jawabku juga. Aku dulu yang bersalah, aku lah yang menyebabkan lazarus mengincarmu berniat membalasmu, merasa kamu yang sombong menolak berkenalan denganya. Bahkan aku berpikir lazarus sebenarnya dulu sangat menyukaimu ketika pertama kali dia melihatmu di pesta. Tapi aku yang terlalu protektif padamu, ingin menjagamu walaupun hanya sebagai saudara. Kau tau kan, Ayahmu lah yang dulu menolongku saat kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan, semua saudaraku ingin menyingkirkanku dari hak waris. Ayahmu yang menjagaku, beliau sahabat ayahku. Ayahmu adalah ayahku juga." renung Samuel.

"Apalagi sejak remaja kita selalu bersama, mana mungkin aku rela mengenalkanmu pada lazarus yang kabarnya terkenal bergonta-ganti wanita saat dia memintanya. Sayang sekali, saat perusahaan ayahmu bangkrut, waktu itu aku tidak bisa membantu. Aku hanya seseorang yang tidak diakui keberadaannya dalam keluarga." Lanjutnya.

"Itu lah kesalahan keduaku padamu, tidak menghentikan pernikahanmu dengan lazarus. Membuatmu menderita, lalu mendengar bahwa perusahaan bangkrut pun adalah perbuatannya. Maafkan aku, tak bisa melindungimu saat itu. Bahkan sekarang pun tak bisa berjanji bisa berhasil membantumu, tapi aku akan mencoba yang terbaik. Jangan bersedih lagi, oke." Samuel mengelus sayang kepala Angela tanpa ada perasaan nafsu di dalamnya.

Kedua mata Angela berlinang air mata, dengan cepat ia menghapusnya. "Tidak, sejak dulu kau sudah sering menjagaku. Kau selalu ada saat aku membutuhkanmu, itu lah dulu yang membuatku tak bisa menerima perasaanmu. Kau sudah seperti kakak kandungku, yang tidak aku miliki. Jangan merasa bersalah lagi, aku yakin bisa terlepas dari ini semua." Angela mencoba tersenyum, tidak ingin membuat sahabat-sahabatnya khawatir lagi.

"Ya Jell. Sama seperti samuel, ayahmu adalah ayahku juga. Beliau selalu perduli pada siapapun, bahkan gue yang dulu disiksa ayah tiri, ayahmu lah yang menolong dan memasukan ayah tiri gue ke dalam penjara. Jangan merasa dirimu sendiri, kami ada bersamamu." Tambah Ella menghibur Angela.

"Ya, makasih. Aku sayang kalian, selalu dan selamanya." Angela tersenyum tulus.

Adegan demi adegan pun dimulai, dari adegan ranjang saat berpelukan. Saat berdiri di depan jendela kaca hotel dengan angela yang sedang memegang segelas wine, tubuhnya dipeluk samuel dari belakang. Tubuh berdiri mereka dililit seprai putih, hanya terlihat bahu telanjang mereka, seperti adegan yang baru saja selesai bercinta.

Merasa puas akan semua jepretan kameranya, Ella segera mengakhirinya. "Oke cut, selesai. Wow .... amazing. Jell ternyata gue berbakat dalam fotografi, xixixi..." pamer Ella membanggakan dirinya sendiri.

Angela yang memakai baju atasan tak bertali, tubuh bagian bawahnya memakai rok panjang, berjalan menghampiri Ella. Ia mengambil kamera yang dipegang sahabatnya itu, terkagum-kagum saat melihat hasilnya. Pantas saja sahabatnya itu berbangga diri. "Ya, ayo kita selesaikan."

Mengedit beberapa hasil foto, menyempurnakannya dan selesai.

"Aku pulang dulu, tak usah kalian antar. Naik taksi lebih aman. Sekali lagi makasih, jaga diri kalian. Saat kalian mengirim foto-foto itu, ingat perkataanku. Pergilah ke negara lain tuk sementara bersembunyi. Maaf sudah merepotkan."

"Jangan cemaskan kami, kau tau kan siapa kami. Kami jerry yang tak akan pernah tertangkap s tom. Jadi tak usah khawatir, kami berdua akan baik-baik saja."

Angela menatap lama kedua sahabatnya, merasa tidak enak hati tapi sudah tak ada jalan lain lagi. Ia memeluk erat keduanya, tak rela harus berpisah.

Flasback 3 hari lalu OFF.

*

*

*

-----------Bersambung