Setelah melewati pernikahan selama empat tahun, semia kebahagiaan seakan sirna hanya karena belum bisa menghadirkan buah hati yang diidamkan oleh keluarga besar mereka. Terutama keluarga besar suaminya Jayandru Kertanegara
Ditambah lagi kesibukan mereka berdua yang makin menggila, pernikahan yang dulunya penuh cinta bisa terasa hampa.
Belum lagi keinginan Mama Jayandru yang menginginkan mantan kekasih Jayandru yang dulu menjadi istri putranya.
"Dia bisa memberikan Dru, anak, Nara. Keluarga Dru butuh pewaris."
**semoga suka, ya**
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yang disembunyikan Jayandru
"Kalian sudah ke dokter lagi?" tanya mamanya hati hati. Saat ini mereka hanya berdua saja di halaman belakang. Papanya sedang menerima tamu di teras.
Nara mencoba mengingat. Terakhir dua bulan lalu dia bersama Dru ke dokter kandungan yang direkomendasikan mamanya.
"Dua bulan yang lalu, mam."
Mamanya menghela nafas panjang.
"Harus rajin ke dokter, sayang."
"Kata dokter, Nara dan Dru sehat, kok, mam. Hanya belum dikasih aja," jawabnya berusaha tenang.
Mamanya menghela nafas panjang lagi.
"Iya, sih. Maaf, ya, pertanyaan mama membuat kamu kepikiran dan jadi stres." Mungkin kalo putrinya tidak menikah dengan pewaris tunggal grup terkenal, dia ngga akan sekhawatir ini.
"Ngga apa, mam."
Mamanya-Syaila, memaksakan senyumnya. Dulu dirinya sempat mengenalkan anak anak temannya ketika mengira hubungan putrinya dengan Dru sudah berakhir.
Hampir enam tahun mereka tidak bertemu.Sudah ada beberapa anak temannya yang dia kenalkan. Suaminya juga begitu. Tapi ngga ada yang bisa membuat Nara berkomitmen.
Tapi Jayandru tiba tiba datang lagi setelah tujuh tahun berlalu. Anak muda itu sudah menyelesaikan kuliah masternya. Mengelola perusahaan keluarga dan terpilih menjadi anggota dewan.
Nara putrinya yang rupanya sudah kecintaan banget dengan Jayandru menerimanya tanpa berpikir lagi tentang alasan mereka berpisah dulu.
"Mama mertua kamu ngga sering nanya cucu?"
"Sering."
"Trus, dia bilang apa?"
Nara mencoba pura pura ngga ngerti dengan arah pembicaraan mamanya.
"Cuma nanya sudah hamil atau belum."
Mamanya menghembuskan nafas berat. Ngga yakin.
"Syukurlah." Yang dia takutkan kalo besannya punya ide gila nyuruh Dru nikah lagi.
"Kamu sesekali ambil jatah cuti, sayang. Ikut Dru. Atau pas cuti bersama itu, kamu nyusul Dru," usul maminya.
Nara terdiam.
"Akhir minggu ini, kan, ada cuti bersama. Jum'at sampai minggu. Coba susul Dru ke IKN sana. Mungkin suasana yang lain bisa membuat kalian lebih romantis."
Nara terdiam. Dia aja ngga tau berapa lama Dru akan ada di sana. Dia juga belum pernah ke sana.
"Sesekali kasih Dru kejutan, sayang. Proyek terbaru Dru yang trilyunan itu di sana, kan?"
Nara hanya mengangguk. Yah, Dru mengelola beberapa tambang di sana.
"Nanti mama dan papa yang akan cari tau dimana Dru menginap. Tiket akan mama pesan. Kamu tinggal berangkat saja dan ketemu Dru. Gimana?"
Nara ngga bisa menolak keinginan mamanya. Selain itu dia juga mau tau reaksi Monica kalo melihatnya ada di sana.
"Ya, mam."
"Gitu, dong." Senyum mamanya tampak sangat manis dengan binar kebahagiaan di sepasang matanya.
*
*
*
"Istrimu ngga pulang ke rumah. Mami tadi mampir, kata satpam, nyonya Jayandru ngga ada. Ngelayap ke mana dia. Kamu tau, nggak?" Maminya menyemburkan kekesalannya via telpon.
Jayandru baru saja membaringkan tubuhnya setelah lelah bekerja seharian. Maminya biasa melaporkan aktivitas istrinya setiap mereka berjauhan.
"Mungkin ke tempat mamanya, mam."
Terdengar helaan nafas marah maminya.
"Kamu terlalu percaya sama Nara. Mungkin dia lagi senang senang dengan temannya atau dengan laki laki lain."
Jayandru tersenyum. Dia yakin Nara ngga begitu. Karena itu dia selalu tenang tiap pergi bekerja. Walaupun sekarang hubungan mereka mulai tidak membaik seperti dulu.
"Ngga mungkin Nara begitu, mam," belanya lagi. Enam tahun dia meninggalkan gadis itu tanpa kabar, tapi gadis itu tetap sendiri. Apalagi sekarang yang hanya seminggu dua minggu saja.
Maminya menghembuskan nafas kesal.
"Tadi kamu beliin Marlo robot lagi?"
"Mami tau?"
"Monica yang cerita."
"Ooh, tadi kebetulan juga ada teman yang mau beli robot itu buat anaknya juga. Jadi barengan tadi, mam."
"Ngga bertiga aja?" Suara maminya terdengar kecewa.
"Nggak, mam." Kali ini Jayandru menatap foto kecil yang selalu dia bawa. Foto dirinya dan Nara dengan seragam SMA.
Terdengar suara dengusan maminya.
"Hubungan kamu dengan Monica bagaimana?"
"Biasa aja, mam."
"Kamu ngga mau balikan?"
Jayandru tertawa pelan.
"Aku sudah menikah, mam."
"Ngga apa, kan, punya istri lagi."
"Memangnya mami mau papi nikah lagi?"
"DRU!"
Jayandru tergelak.
"Ya udah, mam. Aku mau tidur dulu, ya." Dia langsung mengakhiri sambungan telponnya sebelum maminya mengomelinya lagi.
Maminya selalu saja menjelekkan Nara
Jayandru jadi teringat kejadian tiga bulan yang lalu saat dia membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
"Kamu ngga bisa ikut?" tanya Jayandru agak kecewa. Besok acara pelantikannya. Setelah mereka sama lelahnya berkampanye hingga dia bisa terpilih lagi. Dia ingin istrinya yang menemaninya.
"Maaf. Tapi mami ingin mendampingi kamu," tolak Nara waktu itu.
Jayandru menghela nafas panjang. Mamanya ngga kepilih karena jumlah suaranya yang kurang banyak seperti periode lima tahun yang lalu.
"Ngga apa, kan? Aku khawatir dengan keadaan mami."
Memang saat itu maminya sangat shock. Bahkan sampai jatuh sakit. Jadi beliau perlu momen untuk menguatkan dirinya lagi. Nara memberikan momen berharga itu.
"Oke kalo begitu."
Tanpa dia tau kalo Monica terpilih juga melalui partai dan dapil yang berbeda darinya.
Dia salah ngga menceritakannya pada Nara. Juga hubungan ngga lazimnya dengan Monica.
Hari harinya yang selalu bersama Monica karena mereka berada di komisi yang sama. Hingga suatu hari dia menyelamatkan Monica dari kekerasan fisik mantan suaminya yang ternyata ngga terima dicerai dari Monica.
Siang itu Jayandru melihat seorang laki laki yang cukup dikenalnya memasuki kamar Monica di hotel tempat mereka menginap.
Ngga tau kenapa dia sengaja berdiri di dekat pintu itu, hingga terdengar suara pecahan gelas.
Untungnya pintu kamar itu tidak tertutup rapat jadi Jayandru dengan mudah masuk ke dalamnya.
Dia terkejut melihat tempat tidur yang berantakan dan Monica yang meringkuk di sudut ranjang dengan pipi memar.
BUGH
BUGH
Jayandru memukul dan berhasil mengusir mantan suami Monica. Setelah menutup pintu kamar, Jayandru mendekat, membiarkan Monica menangis di pelukannya.
"Dia selalu kasar begini?" Jayandru menjauhkan tubuh Monica dan menatap memar di pipi kanannya.
Monica mengangguk.
"Aku ngga tau kenapa dia tau aku menginap di sini."
Jayandru menganggukkan kepalanya.
"Aku pesankan salep dulu." Jayandru mengambil ponselnya, tapi Monica sudah mendekat dan menci um bibirnya.
Jayandru terpaku sesaat, tapi kemudian membalasnya.
"Aku kangen, Dru."
Jayandru ngga menjawab, dia menjauhkan bibirnya dari Monica.
"Kita ngga bisa begini lagi.".Jayandru mengutuk kebodohannya. Dia kelepasan lagi. Sama seperti dulu saat dia sudah berpisah dengan Nara dan bertemu lagi dengan Monica ketika dia sedang mengambil kuliah master.
Hubungan yang aneh, tapi dia tetap menginginkan Nara.
"Dru, aku ngga apa apa jadi bayangan hubunganmu dengan Nara," ucapnya mengiba.
Jayandru ngga menjawab, tapi dia mendekatkan lagi bibirnya.
Setelah itu hari harinya berisi dengan ci uman yang dengan mudahnya dia dapatkan dari Monica. Sedangkan Nara tambah menghindarinya. Ketidakhadiran anak yang membuat hubungan mereka semakin renggang membuatnya mengulang hubungan mereka yang dulu.
Bisa ga sih kak Author Monica di culik Andi di bawa pergi yg jauh ke segitiga Bermuda kek, lagian Andi sama Monica juga masih suami istri,
bikin juga Adel jantungnya kumat, stroke, biar mulutnya menyon ga bisa ngomong lagi.
Kasihan Nara tertekan karena punya Mertua GILA PARAH
waspada Jayandru, Andy mengincar istrimu
kasih nara thor jahat sekali mami dru huhuhu
nanti sangat menyesal klo kehilangan nara..
kan yg salah monica sendiri menolak ndru ..
mama adel mau nggak ya kira2 punya madu..papanha ndru nikah lagi🤔