Tita Martin Bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Besar di kota B. Dirinya memiliki kekasih seorang dokter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Meitania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Internet
Setelah makan malam Tuan Ito meminta anak bungsunya Ken duduk bersama mereka di ruang keluarga. Ketika Ken akan berpamitan pergi entah kemana yang pasti bersama Frida.
"Duduklah Nak." Tuan Ito.
"Ada apa Yah? Ken ada janji." Ken.
"Dengan perempuan itu?" Tuan Ito.
"Namanya Frida Yah." Protes Ken.
"Tak peduli siapa namanya. Sampai kapan kalian akan terus seperti ini? Kapan kalian menikah?" Tuan Ito.
"Nanti Yah. Frida masih terikat kontrak tidak bisa menikah." Ken.
"Kontrak dengan perusahaan mana? Tidak bisa kamu ambil alih?" Tuan Ito.
"Ngga bisa seenaknya Yah. Semua ada prosedurnya." Elak Ken.
Gagah mengambil remot dan dengan sengaja mengganti siaran televisi dengan vidio mesum Frida bersama orang yang Ken tahu dan kenal dekat dengannya. Saat Gagah mengganti semua mata tertuju pada layar televisi itu.
Ken langsung merampas remote dan mematikannya. Tatapannya tertuju pada keponakannya. Namun, Gagah masih diam duduk santai seolah tak terjadi apapun.
"Dari mana kamu mendapatkannya?" Ken.
"Apa?" Tanya Gagah sok polos.
"Gagah." Ken.
"Cari saja di internet banyak bersebaran. Uncle mau yang seperti apa banyak. Gagah tidak tau siapa yang menyimpannya di televisi kita." Gagah.
"Maksud kamu apa hem?" Ken.
"Tidak ada. Uncle ingin vidio seperti tadi kan?" Tanya Gagah berpura-pura.
Gladys yang mengetahui rencana Kakaknya menahan tawanya melihat betapa marahnya Ken kepada Gagah sementara Gagah bersikap acuh tanpa merasa bersalah sedikit pun. Rehan dan Ito pun tak memarahi Gagah karena telah melakukan itu. Karena mereka pun telah di beritahu oleh Gagah. Hanya Nyonya Laura dan Ayumi yang tak mengetahuinya.
"Gagah apa yang kamu lakukan? Untuk apa menonton itu Nak?" Tanya Ayumi lembut.
"Gagah tidak menontonnya Bun. Gagah juga ga tau kenapa ada vidio itu tadi." Gagah.
Tangan Ken sudah terulur keatas ingin mendaratkan pukulan kepada Gagah namun dia urungkan. Ken melempar remote begitu saja dan berlalu pergi dengan kemarahannya.
Setelah di yakini Ken pergi mereka semua pun tertawa membuat Nyonya Laura dan Ayumi heran. Keduanya saling pandang heran melihat tingkah para lelaki dan Gladys.
"Dys, ada yang mau kamu jelaskan?" Ayumi.
"Ngga ada Bun." Gladys.
"Gagah." Ayumi.
"Up's! Sorry Bun. Tenang, Gagah sudah meminta seseorang untuk menjaga Uncle Bu." Ucap Gagah santai.
"Kau baru Cucu Opa." Tuan Ito menepuk bahu Gagah kemudian mengajak Nyonya Laura ke kamar.
"Ada apa Yah?" Nyonya Laura.
"Kau tidak melihat siapa tadi di layar televisi?" Tuan Ito.
"Frida." Nyonya Laura.
"Kau benar sayang. Ayo aku jelaskan di dalam." Ajak Tuan Ito.
Sementara di sebuah apartemen.
Ken berjalan dengan penuh amarah di hatinya namun, dirinya masih berusaha tenang. Ken memencet tombol lantai dimana Frida tinggal di apartemen tersebut. Apartemen pemberian Ken saat ulang tahun Frida tahun lalu.
Ken memencet tombol kunci yang telah dia hafal sandinya karena Frida memberitahukan sandinya. Ken membuka pintu perlahan. Namun, saat dirinya melangkah lebih dalam ke dalam kamar apartemen tersebut Ken mendengar suara ******* dari dalam kamar.
Dengan ragu Ken membuka pintu kamar dan betapa terkejutnya Ken melihat adegan di dalam kamar kekasihnya. Ken mengeluarkan benda pipih di saku celananya dan mengabadikannya sebagai bukti. Setelah itu Ken keluar dari apartemen dengan keadaan yang kacau.
Ken melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju rumahnya. Sampai di rumah Ken melihat Gagah tengah konsentrasi di depan laptopnya. Entah apa yang sedang di lakukan Gagah dengan laptopnya.
"Gah," Panggil Ken.
"Hm.." Jawab Gagah santai.
"Kau menyelidikinya?" Tanya Ken dan duduk di samping Gagah.
"Untuk apa? Tak ada gunanya." Jawab Gagah tanpa melihat ke arah Ken.
"Lalu kau dapat dari mana?" Ken.
"Internet." Gagah.
Ken membuka ponselnya dan mencari sesuatu yang Gagah sampaikan dan betapa terkejutnya dirinya mendapati begitu banyak vidio Frida dengan berbagai lelaki bahkan beberapa di antaranya Ken mengenalnya.
Ken merebahkan tubuhnya di sandaran sofa. Mengatur nafasnya yang terasa begitu sesak melihat adegan demi adegan. Ken menelfon Anton asisten pribadinya. ken meminta Anton menarik semua aset yang sudah Ken berikan pada Frida membuat Anton bingung di buatnya.
Setelah menelfon asistennya Ken masuk ke dalam kamarnya. Gagah hanya diam mengamatinya saja. Satu sisi Gagah merasa kasihan pada Uncle nya itu Tapi, satu sisi lagi bersyukur Unclenya terlepas dari jeratan wanita siluman itu.
Gagah pun merapihkan laptopnya dan masuk kedalam kamarnya.
Pagi hari Ken terlihat masih santai dengan pakaian rumahan. Membuat Tuan Ito dan Rehan heran. Pasalnya Ken termasuk orang yang disiplin dalam waktu.
"Kenapa masih santai? Ngga ke kantor?" Tuan Ito.
"Ngga Yah. Sesekali ambil cuti." Ken.
"Tumben sekali." Rehan.
"Bi, tolong panggilkan Mang.Dadang." Titah Ken pada bibik.
"Baik Den." Bibik.
Tuan Ito dan Rehan menyesap kopinya santai. Nyonya Laura dan Ayumi masih berkutat di dapur menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Gagah dan Gladys turun dengan pakaian yang sudah rapih. Melihat Ken yang masih santai Gagah dan Gladys saling pandang.
"Pagi semua." Gladys.
"Pagi sayang." Rehan.
"Pagi Cantik." Tuan Ito.
Tak lama Gladys dan Gagah duduk datang Mang Dadang penjaga rumah mereka masuk menemui Ken.
"Maaf Den. Anda memanggil saya." Mang.Dadang.
"Hm... Mang, nanti kalo ada Frida mencari saya katakan saya tidak di rumah apapun alasannya. Tolong katakan juga pada penjaga yang lain ya. Jangan sampai dia masuk ke rumah." Pesan Ken.
Semua yang berada di meja makan pun terheran tidak dengan Gagah. Gagah sudah mengetahuinya dari orang suruhannya dan menyaksikan kekacauan Unclenya semalam.
Walaupun heran Mang.Dadang tetap mengiyakan keinginan Ken. Kemudian Mang.Dadang pun kembali ke depan. Semua tak ada yang berani bertanya. Mereka pun sarapan seperti biasa.
"Bun, Ayah pulang sedikit terlambat sepertinya. Ada banyak jadwal Operasi hari ini." Pamit Tehan pada Ayumi.
"Baiklah. Jangan lupa makan dan istirahat ya." Ayumi.
"Pasti sayang." Rehan.
"Nanti Ayu telfon Mega atau Tita untuk mengingatkan mereka menyiapkan makan siang untuk Ayah." Ayumi.
"Terima kasih sayang. Mas pergi dulu " Pamit Rehan.
Setelah semua berpamitan pergi tinggallah Tuan Ito, Nyonya Laura, Ken da Ayumi. Ken membuka laptopnya mengerjakan pekerjaannya dari rumah yang telah di kirimkan oleh Anton.
"Ken, kenapa ga ke kantor?" Tanya Ayumi lembut.
"Tidak apa-apa Kak. Sesekali kerja dari rumah." Ken.
"Kau yakin tak ada masalah di kantor?" Ayumi.
"Tidak ada Kak." Ken.
"Kau yakin? Tak ingin bercerita dengan Kakak mu ini?" Ayumi.
"No sister. Everything is fine." Ken.
"Baiklah. Kerjakan tugasmu. Kakak mau mamanen sayur bersama Ibu dan Ayah." Pamit Ayumi.
🌻🌻🌻
Jangan lupa like dan komennya ya sahabat 🙏🙏🙏