Bagaimana jadinya kalau seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, dinyatakan menjadi Narapidana dan di penjara selama 10 tahun lamanya, karena telah menghabisi seseorang demi berusaha untuk menyelamatkan kakaknya dari pemerkosaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda kaya raya. Dan pemuda malang itu bernama Bara Aditama. Bukan hanya penjara saja yang dia dapatkan, tapi banyak ketidakadilan serta penyiksaan yang akan Bara dapatkan. Lalu apakah Bara mampu untuk bertahan? Sedangkan kakaknya yang mengalami Pemerkosaan telah menjadi depresi akibat kejadian yang menimpa dirinya? Lalu apa yang akan Bara lakukan kepada ketiga para penjahat yang masih berkeliaran di luar sana? Akankah Bara berhasil membalaskan dendam nya kepada mereka semua? Dan inilah perjuangan Bara setelah menjadi sang Narapidana.
#bantu like nya kawan dan jngan lupa komennya kasih tau jika ada kesalahan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cimde 123, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perubahan bara yg menjadi kejam
Hujan rintik rintik, membasahi bumi yang begitu kering dan juga gersang, sedangkan angin dan suara petir, mulai terdengar dan berdatangan, guna untuk memberikan suasana mencekam di langit yang sudah berubah menjadi mendung.
Sedangkan di dalam sebuah rumah sederhana yang terbuat dari papan, terlihat seorang wanita berwajah lugu nan polos, tengah menatap kosong kearah dedaunan yang mulai basah terkena air hujan. Dan dia adalah Nadia, yang sudah hampir 1 tahun ini, selalu berdiam diri dengan keadaan yang begitu sangat menyedihkan.
"Kakak...! Tolong lepaskan kakakku! Jangan sentuh kakakku, aku mohon!"
"Tidak, aku bukan pembunuh, aku bukan pembunuh!"
Suara teriakan itu, terus menggema di telinga Nadia, hingga tanpa terasa air matanya langsung menetes, membasahi pipi dari wanita malang itu. Sungguh, hatinya benar-benar merasa hancur lebur, saat pikirannya kembali teringat akan suara teriakan dari sang adik yang begitu dia cintai yang terus menggema di kedua telinganya.
"Hiks... Hiks... Bara, maafkan kakak Bara...!"
Klaim
Dengan sangat pilu, Nadia meluapkan kesedihan yang dia rasakan, dia menekuk kedua lututnya dan juga menyembunyikan wajahnya di antara kedua lututnya itu.
Nadia sudah mengetahui, kalau adiknya Bara, sedang berada di dalam penjara. Dan itu semua karena dirinya yang menjadi penyebab adiknya Bara harus di tahan di dalam ruangan pengap dan dingin itu.
Selama ini, Nadia mengetahui apa yang telah terjadi kepada Bara dan juga keluarganya, namun! Dia tidak mampu untuk membawa jiwanya sendiri agar keluar dari kejadian mengerikan yang sudah menghancurkan dirinya. Nadia masih terjebak di dalam ketakutan dan rasa trauma itu. Dan dia benar-benar tidak mampu untuk melepaskan kejadian buruk yang selalu menghantui dirinya.
Hingga tak lama kemudian, karena terlalu banyak berpikir, Nadia kembali mengamuk dan berteriak histeris, dan tentu saja hal itu membuat ibu Mirna merasa sangat khawatir.
"Aaarrgghhh.....! Tolong aku, aku takut, aku takut dengan mereka. Tolong selamatkan adikku Bara. Dia tidak bersalah, aku mohon! "
Air mata Nadia menetes dengan sangat menyedihkan, sedangkan ibu Mirna yang sudah masuk ke dalam kamar milik putrinya, langsung memeluk tubuh Nadia dengan penuh kasih sayang.
"Nadia! Kamu yang tenang ya. Saat ini kamu aman bersama ibu nak. Jangan takut ya nak." ucap ibu Mirna mengelus lembut rambut Nadia.
Nadia yang merasakan sentuhan itu menjadi lebih tenang. Lalu dia pun kembali merenung dan memandang ke arah luar jendela dengan tatapan yang begitu kosong.
"Ya Tuhan! Sampai kapan putriku akan terus menjadi seperti ini? Aku benar-benar sedih melihatnya, aku tidak tega Tuhan." keluh ibu Mirna seraya meneteskan air mata.
Kedua orang tua Bara tidak mempunyai uang untuk membawa Nadia berobat ke Dokter Psikiater, makanya mereka tetap bertahan menjaga Nadia, sambil terus mengumpulkan uang untuk kedua anak mereka.
Sedangkan di tempat lain, tepatnya di dalam sel tahanan yang terlihat remang oleh cahaya lampu. Satu persatu para sipir mulai berjalan mendekati sel tahanan yang ada di dalam ruangan itu.
Lalu mereka membuka pintu sel, guna untuk memberikan makanan di dalam nampan yang terdapat sepuluh piring di dalamnya. Para napi yang melihat makanan tersebut, langsung berebut mengambil makanan, tapi tidak dengan Bara.
Sudah satu tahun lamanya berada di dalam penjara, Bara lebih sering tidak makan malam. Dia yang duduk sendirian di pojokan hanya berdiam diri sambil menatap kosong kearah luar sel tahanan miliknya. Lalu, salah satu Sipir yang melihat sikap Bara yang dia kira terlalu sombong, langsung mendatangi Bara dan memukul kepala dari pria tersebut.
Bukkkkk....
"Aaarrgghhh....! Sakit, kenapa kau memukulku?" tanya Bara dengan nada membentak kesakitan.
"Siapa suruh kau begitu sombong! Apakah kau tidak mau makan lagi di dalam sel ini hah! "bentak Sipir itu tak kalah garang.
Sejak hukuman untuk Bara di jatuhkan oleh hakim, para Sipir dan juga Napi yang ada di dalam satu sel tahanan dengannya, semakin berani untuk berbuat keji dan kasar padanya. Bara yang sudah mencoba bersabar saat diperlakukan secara tidak adil pun, rasanya sudah tidak tahan lagi.
Sudah cukup, harga dirinya di injak injak oleh mereka semua. Dan kali ini, Bara akan berjuang untuk mendapatkan kekuasaan di dalam sel tahanan tersebut.
Hingga dengan sangat cepat, Tiba-tiba saja Bara meninju wajah dari sipir yang terus mengomel kepada dirinya.
Bukkkk..
Klaim
"Aaarrgghhh...! Bajingan, sialan kau napi bodoh! Berani sekali kau menyerangku hah!" teriak Sipir itu dengan sangat emosi.
Lalu Sipir itu segera menyerang gantian kearah Bara. Namun, Bara berhasil menangkis tangan dari Sipir tersebut. Bahkan sampai tiga kali melakukan penyerangan, tetap saja Sipir itu tidak bisa menyentuh wajah Bara.
Brakkkk...!!
"Mulai dari sekarang, tidak akan ku biarkan kalian semua menyakitiku! Sudah cukup selama satu tahun lamanya, aku diam atas perlakuan keji kalian! Kali ini, aku tidak akan diam lagi. Aku akan melawan kalian semua! Walaupun itu nyawa taruhannya! " teriak Bara dengan nada yang begitu menyeramkan.
Sipir dan para napi yang ada di dalam sel, merasa terkejut mendengar perkataan tegas yang diucapkan oleh Bara. Mereka bahkan sampai melongo dan melotot tidak percaya. Selama satu tahun ini, mereka semua memang selalu memperlakukan Bara seperti sampah dan juga kacung. Bahkan tak segan segan mereka memaki dan menyakiti tubuh Bara.
Tapi, sepertinya rasa lelah dan dendam telah merubah Bara menjadi pemuda yang pemberani. Dia tidak akan takut lagi dengan ancaman yang dilayangkan oleh Tuan Herlambang dan para antek antek nya yang ada di dalam sel tahanan tersebut.
Hingga tak lama berselang, terdengar suara tawa menggelegar yang dilakukan oleh para napi. Mereka yang sedang makan, langsung menghentikan kegiatannya dan segera bangkit menatap kearah Bara.
"Hebat, hebat. Sepertinya kau sudah mulai berani sekarang ya." ucap salah satu Napi dengan nada menyindir.
"Iya. Aku memang sudah memutuskan untuk berani melawan kalian semua. Percuma juga menjadi orang penurut, kalau pada akhirnya harga diriku tetap di injak injak oleh kalian. Lebih baik melawan agar kita tahu, siapa yang paling hebat di dalam sel ini." jawab Bara dengan nada tidak takut sedikitpun.
Kesembilan para napi itu, saling menatap satu sama lain. Sedangkan Sipir yang terluka di bagian sudut bibirnya, langsung memberikan perintah kepada para napi untuk menyiksa pemuda sombong di hadapan mereka.
"Cih! Dasar napi tidak tahu diri. Baiklah, kalau itu sudah menjado keputusanmu. Maka bersiaplah untuk mati secara perlahan di tangan mereka semua. Kalian! Cepat bereskan dia. Sepertinya siksaan yang selama ini kalian berikan untuknya, sudah mulai tidak mempan." titah Sipir itu seraya melangkah pergi meninggalkan sel tahanan tersebut.
"Hahahahahaha...! Kau dengar sediri bukan! Bahkan Sipir itu memberikan kami izin dan memerintahkan kami untuk menyiksamu. Jadi, jangan salahkan kami kalau kami semua menyiksamu Bara." ucap seorang Napi tersenyum mengejek.
Mendengar perkataan mereka, Bara langsung mengambil ancang ancang untuk melawan setiap serangan. Bukannya dia tidak tahu, kalau para napi yang tinggal satu sel bersamanya ini, sudah di sogok oleh Ferdy dan Tuan Herlambang, untuk menyakiti dirinya.
"Cih! Dasar memalukan. Hanya demi mendapatkan uang kalian rela di perintah seperti jongos yang tidak punya harga diri! Bahkan kalian selalu menyiksaku tanpa alasan yang jelas. Sekarang! Jangan salahkan aku, jika akulah yang akan menyiksa kalian gantian." ucap Bara tak kalah mengejek.
"Sialan! Sombong sekali kau bocah bodoh! Ayo kita serang bocah ingusan ini." ajak salah satu Napi kepada yang lain.
Lalu mereka semua segera menyerang Bara. Sedangkan Bara, yang sudah kebal dengan siksaan demi siksaan yang selalu dia dapatkan,
Rasanya sudah tidak takut dan tidak merasakan sakit lagi.
Bahkan, setiap pukulan yang mendarat di tubuhnya, tidak membuat Bara menjadi oleng sedikitpun.
Bukkkk.... Bukkkkk... Bukkkkk...
Dengan sangat lihai, Bara menangkis setiap serangan yang mereka layangkan untuknya, selama satu tahun berada di dalam penjara, Bara selalu memperhatikan setiap serangan yang dilakukan oleh para napi, sehingga saat ini dia sudah hafal betul, teknik serangan yang mereka layangkan.
Brakkkkk....
"Aaarrgghhh......!!!"
Dengan begitu kejam, Bara menjedutkan kepala kedua para napi ke arah besi sel, dan tentu saja hal itu membuat kepala mereka menjadi bengkak dan juga kesakitan.
"Sakit! Lepaskan aku, lepaskan aku...!" teriak dua orang Napi yang dijambak rambutnya oleh Bara.
Ketujuh Napi yang lain menjadi terkejut saat melihat kehebatan yang Bara miliki, bagaimana mungkin selama satu tahun menjadi lemah, kini tiba-tiba saja pria muda itu bisa menjadi sangat kuat.
"Hei! Lepaskan dia!" teriak napi yang lainnya.
"Akan ku lepaskan, asal kalian memanggilku dengan sebutan Bos."
"Apa....! Jangan gila kau Bangsat! Sejak kapan anak ingusan seperti mh menjadi bos di dalam sel ini. Aku adalah bos di dalam sel."
"Benarkah! Kalau begitu, ayo kita bertarung. Kita tentukan siapa yang paling layak untuk menjadi Bos di dalam sel tahanan ini." tantang Bara memancarkan mata yang begitu tajam.
Pria itu menjadi terkejut. Tapi dengan senang hati dia akan menerima tantangan yang diberikan oleh Bara.
"Okey! Siapa takut. Ayo kita bertarung." ajak Napi bertubuh besar itu setuju..
Dengan kasar, Bara mendorong kedua napi yang ada di tangannya, hingga membuat mereka jatuh tersungkur ke atas lantai. Sungguh! Mereka tidak menyangka, kalau anak ingusan yang biasanya lemah, kini telah berubah menjadi begitu buas bakal singa kepalaran.
"Bos! Kalahkan dia bos. Kami tidak mau mempunyai bos seperti dia." ucap ke delapan napi yang berdiri di belakang pria bertubuh besar itu.
"Tentu saja. Aku pasti bisa mengalahkan bocah ingusan ini." jawab napi itu seraya mengambil ancang ancang untuk menyerang.
Sebelum bertarung, Bara bergaya sambil memamerkan otot tangannya
Yang sudah mulai berbentuk. Dia dengan nomor punggung 39, akan menjadi penguasa di dalam sel tahanan miliknya, dan setelah itu, barulah dia akan menjadi penguasa di gedung sel tahanan nya, dan menjadi bos di seluruh lapas tersebut.
Bara telah bertekad untuk menjadi seorang iblis yang tidak mempunyai rasa iba. Karena dia sudah bosan di injak injak dan diperlakukan layaknya binatang rendahan oleh mereka semua.
"Ayo maju! Lawan aku!" tantang Bara seraya tersenyum menyeringai.
"Kurang ajar! Dasar sombong, kau akan mati ditanganku sialan! " teriak napi itu merasa sangat emosi.
Lalu dengan cepat dia pun menyerang Bara menggunakan tinju yang terkepal kuat, namun entah mengapa serangan yang dilayangkan tidak berhasil menyentuh Bara sedikitpun. Dengan sangat gesit Bara menghindari serangan itu, lalu detik kemudian, Bara melayangkan serangan kakinya hingga mengenai dada bidang napi tersebut.
Bukkkkk..
"Aaarrgghhh....!"
Napi itu merasa sangat kesakitan, dia memegang dadanya yang begitu nyeri. Namun, hal itu tak membuatnya menyerah, karena lagi lagi dia segera menyerang Bara menggunakan pukulan bertubi tubi.
"Mampus kau sialan"
Pukulan demi pukulan napi itu berikan untuk melukai Bara, tapi lagi lagi Bara berhasil menangkis nya, lalu di saat musuh lengah, Bara menyerang kepalanya dan menjambak rambutnya dengan begitu kuat. Setelah itu, Bara menjedudkan kepala napi itu ke jeruri sel yang terbuat dari besi, hingga menimbulkan suara yang begitu mengerikan.
Brakkkkk.....
"Aaarrgghhh..!"
Darah segar langsung keluar dengan begitu deras, ternyata besi itu memiliki bentuk yang tajam, sehingga menyebabkan kepala napi menjadi terluka dan bocor.
Para napi yang ada di dalam sel lain, hanya bisa menatap kearah sel milik Bara. Mereka semua merasa syok saat melihat perubahan dari pria bernomor punggung 39.
"Apa aku tidak salah lihat! Bukankah dia yang selalu di siksa oleh napi di sel itu?" tanya para napi yang lain.
"Kau benar. Dia adalah nomor 39, sepertinya dia mulai bosan dan telah berubah menjadi seorang iblis."
"Wah, kapan kapan kita bisa mencobanya, aku jadi penasaran seberapa hebat dia." ucap para napi yang lain tersenyum menyeringai.
Sedangkan di dalam sel miliknya, Bara terus bertarung melawan napi yang ada di hadapannya, kali ini dia akan membuktikan siapa sebenarnya napi bernomor punggung 39.
"Aku akan berubah menjadi iblis.
Siapa pun yang ingin menyiksaku, maka akan ku habisi kalian" ancam Bara menyiratkan mata yang begitu memerah, membuat kawanan satu sel nya menjadi bergetar.
Lalu apa yang terjadi selanjutnya? Ikuti terus ya perjuangan Bara
ada musuh mengintamu