NovelToon NovelToon
TERPAKSA MENIKAHI CEO BEJAD

TERPAKSA MENIKAHI CEO BEJAD

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cerai / CEO / Percintaan Konglomerat / Konflik etika / Balas Dendam
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Dri Andri

Alviona Mahira berusia 15 tahun baru lulus SMP ketika dipaksa menikah dengan Daryon Arvando Prasetya (27 tahun), CEO Mandira Global yang terkenal tampan, kaya, dan memiliki reputasi sebagai playboy. Pernikahan ini hanya transaksi bisnis untuk menyelamatkan keluarga Alviona dari kebangkrutan.

Kehidupan rumah tangga Alviona adalah neraka. Siang hari, Daryon mengabaikannya dan berselingkuh terang-terangan dengan Kireina Larasati—kekasih yang seharusnya ia nikahi. Tapi malam hari, Daryon berubah menjadi monster yang menjadikan Alviona pelampiasan nafsu tanpa cinta. Tubuh Alviona diinginkan, tapi hatinya diinjak-injak.
Daryon adalah pria hyper-seksual yang tidak pernah puas. Bahkan setelah bercinta kasar dengan Alviona di malam hari, pagi harinya dia bisa langsung berselingkuh dengan Kireina. Alviona hanya boneka hidup—dibutuhkan saat Daryon terangsang, dibuang saat dia sudah selesai.

Kehamilan, keguguran karena kekerasan Kireina, pengkhianatan bertubi-tubi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dri Andri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6: RUTINITAS NERAKA DIMULAI

#

Dua minggu berlalu.

Dua minggu Alviona hidup di mansion Prasetya, dan dia mulai ngerti polanya. Rutinitas yang berulang. Neraka yang sama setiap hari.

**Pagi:**

Alviona bangun sendiri di kamar tamu lantai dua. Gak ada yang bangunin. Gak ada yang nyapain "selamat pagi." Cuma suara burung dari luar jendela dan keheningan mansion yang dingin.

Dia turun ke ruang makan, berharap mungkin ada sarapan bareng. Tapi meja makan selalu kosong—atau kadang tinggal piring kotor bekas Daryon yang udah sarapan duluan dan pergi ke kantor jam 6 pagi.

Pelayan cuma natap kasihan, terus nyiapin sarapan buat Alviona sendirian. Roti panggang. Telur. Jus jeruk.

Alviona makan sendiri di meja panjang itu, surrounded by kursi-kursi kosong. Setiap suapan terasa hambar. Gak ada yang ngajak ngobrol. Gak ada yang tanya, "Kamu tidur nyenyak?"

Gak ada.

**Siang:**

Alviona gak tau harus ngapain.

Dia bukan anak sekolah lagi—pernikahannya bikin dia harus berhenti sekolah. Dia bukan ibu rumah tangga yang sibuk ngurus anak atau masak—semua urusan rumah udah ditangani pelayan.

Dia cuma... ada.

Kadang dia baca buku di perpustakaan mansion. Kadang dia duduk di taman, natap bunga-bunga yang dirawat tukang kebun. Kadang dia cuma rebahan di kamar, natap langit-langit, ngerasain waktu berjalan lambat banget.

Ponselnya jarang bunyi. Teman-teman SMP-nya udah pada sibuk dengan kehidupan mereka—sekolah, pacaran, hal-hal remaja yang sekarang terasa jauh banget dari dunia Alviona.

Nayla sesekali chat nanya kabar. Tapi Alviona gak pernah cerita yang sebenarnya. Dia cuma bales, "Aku baik kok."

Bohong.

Tapi bohong yang lebih gampang dari kenyataan.

**Sore:**

Pukul 6 atau 7 malam, Alviona denger suara mobil di depan mansion.

Daryon pulang.

Tapi dia gak langsung masuk rumah atau nyapa Alviona. Kadang dia langsung ke kamar kerja di lantai bawah. Kadang dia langsung naik ke kamarnya—kamar utama yang gak pernah Alviona masukin lagi sejak malam pertama.

Kalau Alviona kebetulan ada di ruang tamu waktu Daryon lewat, dia cuma dapet lirikan sekilas—gak ada senyum, gak ada sapa—terus Daryon hilang lagi.

Dan yang paling menyakitkan...

Parfum.

Alviona bisa cium parfum wanita di tubuh Daryon. Bukan parfum dia. Bukan parfum pelayan. Tapi parfum mahal, mewah, yang Alviona udah kenal baunya.

Parfum Kireina.

Bau itu menempel di jas Daryon. Di kerah kemejanya. Di rambutnya.

Dan Alviona... gak bisa ngapa-ngapain selain diem.

**Malam:**

Ini bagian terburuk.

Sekitar pukul 10 atau 11 malam, pintu kamar Alviona kadang terbuka.

Tanpa ketukan. Tanpa permisi.

Daryon masuk.

Gak ada salam. Gak ada pertanyaan "Kamu udah tidur?" Gak ada obrolan ringan.

Cuma tatapan kosong. Dan langkah kaki mendekat.

Alviona udah hapal polanya. Waktu Daryon masuk kamarnya malam-malam, itu cuma berarti satu hal.

Dia butuh.

Gak butuh Alviona. Gak butuh istrinya.

Cuma butuh tubuh.

Dan setiap malam itu sama.

Daryon menyentuh Alviona dengan brutal—gak ada kelembutan, gak ada foreplay, gak ada usaha bikin Alviona nyaman. Cuma langsung... mengambil apa yang dia mau.

Alviona cuma bisa diem. Gigit bibir. Tahan sakit. Tahan tangis.

Kadang dia natap langit-langit, ngehitung retakan kecil di sana, sambil ngerasain tubuh Daryon di atas tubuhnya. Kadang dia nutup mata rapat-rapat, berharap ini cepet selesai.

Gak ada percakapan.

Gak ada koneksi.

Gak ada cinta.

Cuma... seks. Seks mekanis yang terasa kayak kewajiban. Kayak pekerjaan.

Dan setiap kali Daryon selesai, dia langsung pergi. Gak ada pelukan. Gak ada kata "makasih" atau "maaf." Gak ada apa-apa.

Cuma pintu yang ditutup pelan, terus langkah kaki menjauh.

Meninggalkan Alviona sendirian di ranjang yang berantakan, tubuh yang sakit, hati yang... kosong.

---

Malam ini juga gak beda.

Alviona rebahan di ranjang, tubuhnya sakit lagi—lebam baru di pergelangan tangannya, bekas cengkeraman Daryon tadi malam. Sprei berantakan. Bantal jatuh ke lantai.

Dia udah gak nangis keras lagi kayak malam-malam pertama.

Sekarang air matanya cuma ngalir diem-diem. Gak ada isak. Gak ada suara.

Cuma air mata yang basahin pipi, terus ngalir ke bantal.

Tangannya meraih bantal, memeluknya erat, wajahnya tenggelam di sana. Dia menggigit bantal itu—kuat-kuat—buat nahan tangisan yang pengen meledak.

Tapi yang keluar cuma suara parau, serak, berbisik pelan di kegelapan kamar:

"Aku bukan istri..."

Suaranya pecah.

"Aku cuma... pelacur yang tinggal di rumah mewah."

Dan malam itu, Alviona nangis sampai ketiduran dengan bantal basah dan tubuh yang masih gemetar.

---

**[ END OF BAB 6 ]**

---

1
Eflin
.uuuuiu]uui
Eflin
pkpp
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!