NovelToon NovelToon
Pendekar Tombak Pengembara

Pendekar Tombak Pengembara

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Perperangan / Action / Epik Petualangan / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Agen one

​Lima abad setelah hilangnya Pendekar Kaisar, dunia persilatan terbelah. Pengguna tombak diburu dan dianggap hina, sementara sekte-sekte pedang berkuasa dengan tangan besi.

​Zilong, pewaris terakhir Tombak Naga Langit, turun gunung untuk menyatukan kembali persaudaraan yang hancur. Ditemani Xiao Bai, gadis siluman rubah, dan Jian Chen, si jenius pedang, Zilong mengembara membawa Panji Pengembara yang kini didukung oleh dua sekte pedang terbesar.

​Di tengah kebangkitan Kaisar Iblis dan intrik berdarah, mampukah satu tombak menantang dunia demi kedamaian, ataukah sejarah akan kembali tertulis dalam genangan darah?

​"Satu Tombak menantang dunia, satu Pedang menjaga jiwa, dan satu Panji menyatukan semua."



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

​Bab 6: Teman Perjalanan yang Lembut

​"I-itu... aku mendapatkannya dari seorang pendekar tombak yang sekarat dua puluh tahun yang lalu!" Xiao Bai merintih panik. Aura Zilong yang menekan membuat bulu-bulu di sekujur tubuh rubahnya berdiri tegak. "Tapi aku sumpah demi leluhurku, bukan aku yang melukainya! Aku menemukannya sudah terkapar tak berdaya di tepi sungai dekat air terjun!"

​Zilong menyipitkan mata, tatapannya seolah mampu menembus relung jiwa sang rubah untuk mencari setitik kebohongan. "Lalu kenapa kau menyimpannya? Kenapa tidak kau kubur bersama pemiliknya?"

​"Aku mengambilnya karena... karena bentuknya unik dan berkilau," cicit Xiao Bai dengan suara yang nyaris hilang. Ia takut setengah mati jika pendekar di punggungnya ini benar-benar akan melaksanakan ancaman untuk mencukur habis bulu indahnya. "Aku hanya siluman hutan, benda mengkilap selalu menarik perhatian kami."

​Zilong terdiam. Ia menatap medali kuno itu dengan pandangan melankolis sebelum menyimpannya dengan sangat hati-hati di balik jubahnya, tepat di atas jantungnya. "Semoga saja ini pertanda bahwa masih ada kepingan sejarah yang tersisa," gumamnya penuh harap. "Entah mereka bersembunyi di balik benua lain atau di tempat terpencil sekalipun, aku bersumpah akan menyatukan kembali serpihan yang tercerai-berai ini."

​Zilong kemudian menghela napas panjang, lalu dengan santai ia kembali duduk bersila dan bersandar di punggung empuk rubah raksasa itu seolah sedang berada di singgasana. "Ayo bangun dan jalan. Dan omong-omong, siapa namamu, Rubah?"

​"A-aku Xiao Bai," jawab rubah itu dengan nada bingung. Ia merasa harga dirinya sebagai penguasa ilusi jatuh ke titik nadir karena diperlakukan seperti hewan tunggangan. "Tunggu, jalan ke mana? Kau mau membawaku ke pemukiman manusia?"

​Zilong menepuk-nepuk bulu putih di bawahnya dengan ekspresi sangat puas. "Aku cukup menyukaimu, Xiao Bai. Karena itu, aku memutuskan bahwa kau harus bersamaku selamanya."

​Zilong mengatakannya dengan wajah datar, tanpa intonasi romantis sedikit pun. Baginya, "menyukai" Xiao Bai murni karena efisiensi; rubah itu adalah alas tidur paling nyaman, hangat, dan portabel yang pernah ia temukan seumur hidupnya.

​Namun, bagi Xiao Bai yang merupakan siluman betina dengan ribuan tahun masa kesendirian, kalimat itu meledak seperti petir di siang bolong. Wajah rubahnya—bahkan di balik bulu tebalnya—seketika memerah padam. Jantungnya berdegup kencang, menciptakan sensasi hangat yang menjalar hingga ke ujung ekornya.

​"A-apa yang kau katakan?! Kau gila, ya?!" teriak Xiao Bai dengan suara melengking yang pecah, meskipun anehnya ia tidak berusaha melempar Zilong dari punggungnya. "Manusia tidak tahu malu! Bagaimana bisa kau mengatakan hal memuakkan dan... dan memalukan itu dengan wajah sedatar tembok!"

​Zilong mengerutkan dahi, sama sekali tidak mengerti kenapa rubah ini tiba-tiba histeris seperti terkena rabies. Ia hanya menunjuk ke arah depan dengan malas menggunakan ujung jarinya. "Jangan banyak protes, Xiao Bai. Suaramu merusak ketenanganku. Tunjukkan jalan keluar dari hutan ilusi ini sekarang juga."

​Dengan hati yang masih berdebar tidak karuan dan pikiran yang semrawut, Xiao Bai akhirnya bangkit dengan kaki yang sedikit lemas. Ia melangkah maju menembus sisa-sisa kabut, membawa beban manusia yang ia anggap paling sombong sekaligus paling membingungkan yang pernah ia temui.

​"Ada apa dengan hatiku?" bisik Xiao Bai dalam hati, mencoba mengatur napasnya yang sesak. "Kenapa aku merasa aneh hanya karena ucapan manusia ini? Dia pasti punya sihir pemikat terlarang atau teknik kuno untuk menjerat hati siluman! Benar, itu pasti sihir!"

​Zilong sendiri sudah memejamkan mata kembali, menikmati ayunan langkah Xiao Bai yang stabil dan empuk. Ia tidak menyadari bahwa perjalanannya baru saja menjadi jauh lebih rumit daripada sekadar mencari teknik tombak yang hilang. Kini, ia membawa serta satu "masalah" berbulu putih yang emosinya sangat tidak stabil.

​Saat mereka hampir mencapai pinggiran hutan di mana pohon-pohon mulai menipis, Xiao Bai mendadak berhenti. Telinga rubahnya yang panjang bergerak-gerak gelisah, menangkap frekuensi yang tidak beres.

​"Zilong... kau dengar itu?" bisik Xiao Bai, suaranya kini kembali serius, kehilangan nada genit atau marahnya tadi.

​"Dengar apa?" tanya Zilong sambil membuka satu matanya, merasakan perubahan suhu udara secara mendadak.

​"Suara dentuman logam yang beradu... dan bau hangus yang sangat kuat," Xiao Bai menoleh ke arah sebuah lembah di bawah lereng gunung. "Desa di depan sana... sepertinya sedang dibantai."

​Zilong segera berdiri tegak di punggung Xiao Bai. Matanya menajam seperti mata tombaknya sendiri, menembus jarak pandang yang jauh menuju asap hitam pekat yang membumbung tinggi ke langit fajar. Di sana, di kejauhan, api merah mulai melalap atap-atap rumah penduduk.

​Perjalanannya untuk membasuh nama baik pendekar tombak tampaknya tidak akan diawali dengan diskusi diplomatik, melainkan dengan pertumpahan darah.

1
Bai Xiaojiu
kenapa tidak di ambil harta di markas para badut.dan rampas cincin nya.
Agen One: di ambil buat digunakan latihan bersama para warga
total 1 replies
Nanik S
Hantu Kabut
Nanik S
Jian Chen.... merusak suasana wkwkwkwkwk
Nanik S
Zhilong waktunya untuk mengembara
Nanik S
Ternyata tinggal mereka bertiga dan berhenti atau Lanjut
Agen One: pasukan yang hidup masih banyak. itu pasukan yang meninggalnya aja.
total 1 replies
Nanik S
Jian Chen. wkwkwkwkwk
Nanik S
Lanjutkan
Agen One: sippp
total 1 replies
Nanik S
Pasukan Iblis telah hancur dan terkubur
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Zhilong... kenapa kau tinggalkan Xiao Bai dan Jian Chen
Nanik S
Tooooooopp
Nanik S
Zilong terlalu sembrono
Nanik S
Hancurkan musuh
Nanik S
Lanjut terus Tor
Agen One: 𝘀𝗶𝗽𝗽𝗽𝗽
total 1 replies
Nanik S
Harusnya Jian Chen dan Xiao Bai juga diangkat jadi Komandan
Nanik S
laaaaanjuuuut
Nanik S
Jian Chen.... kelakuanya ampun tapi bagus mengurangi ketegangan
Agen One: 🤭🤭🤭🤭🤣🤣
total 1 replies
Nanik S
Enak sekali Zhilong
Nanik S
Trio... berangkat dan habisi Pasukan Iblis
Nanik S
Akirnya mereka bebas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!