Seoul tidak pernah tidur, tetapi bagi Han Ji-woo, kota ini terasa seperti sedang koma.
Di bawah gemerlap lampu neon Distrik Gangnam, Ji-woo duduk di bangku taman yang catnya sudah mengelupas, menatap layar ponselnya yang retak. Angin musim gugur menusuk jaket tipisnya yang bertuliskan "Staff Event". Dia baru saja dipecat dari pekerjaan paruh waktunya sebagai pengangkut barang bagi para Hunter (pemburu).
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray Nando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tahanan paling berbahaya (dan paling murah)
INVESTASI BODONG TERBESAR
Pasar Sektor 777 terbakar hebat. Han Ji-woo berdiri di tengah tumpukan robot dan alien yang pingsan. Napasnya terengah, tapi matanya berbinar.
"Sistem! Jual Tanduk Cyborg ini!"
[TRANSAKSI PASAR GELAP]
Item Terjual: Tanduk Titanium.
Hadiah: Buff Stamina +20% (Durasi 5 Menit).
"Lagi! Jual Ekor Lizardman itu!"
Ji-woo sedang grinding statistik. Namun, jumlah musuh tidak berkurang, malah semakin banyak. Pesawat tempur mulai berdatangan dari langit, menyorotkan lampu pencari ke arah mereka.
"Tuan Han!" Valerius berteriak sambil berlindung di balik bangkai mesin vending machine. "Analisis risiko menunjukkan peluang kita lolos adalah 0,0001%! Bounty 10 Triliun Kredit itu terlalu menggiurkan bagi satu galaksi!"
Ji-woo berhenti memukul. Dia melihat ke langit yang dipenuhi ribuan pesawat pemburu hadiah.
"10 Triliun..." gumam Ji-woo. "Valerius, kalau aku menyerahkan diri, siapa yang dapat uangnya?"
"Siapapun yang membawa Anda ke The Collector dalam kondisi hidup. Tapi Anda tidak bisa menyerahkan diri sendiri, itu melanggar aturan bounty."
Ji-woo menoleh ke arah Yuna. Asistennya itu sedang gemetar memegang kunci inggris.
"Yuna," panggil Ji-woo serius.
"Y-ya, Bos?"
"Tangkap aku."
"Hah?"
"Pukul aku. Ikat aku. Lalu seret aku ke The Collector. Klaim hadiah 10 Triliun itu."
Yuna dan Valerius melongo.
"Tuan, Anda gila?!" jerit Yuna. "Kalau saya terima 10 Triliun itu, saya jadi orang terkaya! Dan Anda jadi tahanan!"
"Tepat sekali!" Ji-woo menjentikkan jari. "Dengar rencananya:
Kau jadi kaya raya (aman dari bahaya fisik karena kau VIP).
Aku jadi tahanan (Status Aset: 0, Makanan Gratis, Tempat Tinggal Gratis).
Sebagai tahanan, aku otomatis masuk kualifikasi Turnamen Gladiator yang diselenggarakan The Collector."
"Kenapa Anda ingin masuk turnamen itu?" tanya Valerius curiga.
"Karena aku membaca brosur di tong sampah tadi," Ji-woo nyengir. "Hadiah Utama Turnamen: [THE GOLDEN TICKET]. Sebuah item yang bisa melunasi Satu Jenis Utang Apapun di alam semesta."
Ji-woo menatap Valerius.
"Termasuk utang karma, utang nyawa, atau utang sistem."
Valerius membetulkan kacamatanya yang retak. "Itu... strategi yang brilian secara fiskal. Diversifikasi risiko."
"Jadi tunggu apa lagi?" Ji-woo berlutut dan meletakkan tangannya di belakang kepala. "Yuna, cepat pukul aku sebelum alien lain datang!"
Yuna menelan ludah. Dia mengangkat kunci inggrisnya.
"Maafkan saya, Bos. Ini demi bonus tahunan."
DUNG!
Pandangan Ji-woo menjadi gelap.
TRANSAKSI BUDAK
Saat Ji-woo sadar kembali, dia sudah berada di dalam sebuah kandang energi transparan.
Di depannya, duduk makhluk raksasa yang tampak seperti gabungan antara kodok purba dan saudagar minyak. Dia memakai cincin di setiap jari (total 20 jari). Itulah The Collector.
Di samping kandang, berdiri Yuna (yang kini mengenakan jubah bulu mewah) dan Valerius (yang sudah memakai setelan jas baru yang licin).
"Luar biasa," suara The Collector bergetar, membuat lemak di lehernya berguncang. "Seorang Manusia Bumi. Spesies langka yang katanya punah karena inflasi."
Collector menatap Yuna.
"Dan kau, Nona Kecil. Kau berhasil menangkapnya saat ribuan pemburu gagal. Kau pasti Hunter yang hebat."
Yuna tersenyum kaku. "Y-ya. Teknik rahasia saya adalah... pukulan kunci inggris di belakang kepala."
"Efisien," puji Collector. Dia menekan tombol di mejanya.
TING!
Sebuah hologram cek raksasa muncul dan melayang ke arah Yuna.
Nominal: 10.000.000.000.000 Kredit Galaksi.
Yuna hampir pingsan melihat jumlah nol-nya. Valerius dengan sigap menangkap Yuna. "Tenang, Nyonya. Biar saya yang kelola portofolio investasi Anda."
Collector menoleh ke Ji-woo di dalam kandang.
"Sekarang, Manusia. Kau adalah propertiku. Nilai asetmu adalah NOL. Kau hanyalah barang inventaris."
Ji-woo, yang lehernya dirantai, tersenyum lebar.
"Terima kasih, Tuan Kodok. Kau tidak tahu betapa leganya aku mendengar kata 'Nilai Aset Nol'."
Otot-otot Ji-woo menegang. Rantai di lehernya berderit.
Sistem di kepalanya berbunyi nyaring.
[STATUS PEMBAHARUAN]
Status Sosial: BUDAK / BARANG INVENTARIS.
Kekayaan Pribadi: 0.
Hak Asasi: 0.
BONUS KEMISKINAN MUTLAK:
Semua batasan kekuatan dibuka.
Skill Baru: [REVOLUSI KELAS PEKERJA].
Semakin Anda ditindas, semakin sakit pukulan Anda.
"Masukkan dia ke The Pit!" perintah Collector. "Besok adalah hari pembukaan Galactic Bankruptcy Brawl!"
MONSTER VS DEBT COLLECTOR
The Pit adalah arena bawah tanah yang lembap, berbau darah dan oli.
Ribuan penonton alien bersorak dari tribun di atas.
Ji-woo didorong masuk ke tengah arena pasir. Dia hanya mengenakan celana kain compang-camping. Tidak ada senjata.
"Hadirin sekalian!" suara announcer menggema. "Di sudut merah! Juara bertahan kita! Makhluk yang memakan besi dan membuang lahar! THE INFLATION BEAST!"
Gerbang besi terbuka. Keluar seekor monster setinggi 8 meter. Kulitnya terbuat dari lapisan-lapisan baja yang terus menebal. Setiap kali monster itu menarik napas, tubuhnya membesar.
"Dan di sudut biru! Pendatang baru yang dijual oleh temannya sendiri! THE BROKE HUMAN!"
Penonton tertawa mengejek. Melempar sampah ke arah Ji-woo.
Ji-woo mengambil sampah itu (kulit pisang alien) dan menyimpannya. "Lumayan, aset negatif."
GONG!
Inflation Beast meraung dan menerjang. Tangannya yang sebesar mobil menghantam tanah tempat Ji-woo berdiri.
BOOM!
Ji-woo melompat ke samping.
"Sistem, analisis musuh!"
[ANALISIS MUSUH]
Target: Inflation Beast.
Kemampuan Pasif: Harga Naik.
Setiap kali dia menerima serangan, pertahanannya meningkat 10%.
"Cih, musuh tipe tank," keluh Ji-woo. "Kalau aku memukulnya, dia makin keras. Seperti harga properti di Seoul."
Monster itu menyerang lagi. Ji-woo terus menghindar. Dia butuh strategi. Dia tidak bisa mengalahkan inflasi dengan kekuatan kasar. Dia harus memotong suplai-nya.
Ji-woo melihat ada tabung-tabung bersinar di punggung monster itu.
"Itu dia. Sumber dananya."
Ji-woo melesat. Dia tidak memukul monster itu, tapi meluncur di bawah kakinya, lalu melompat ke punggung monster.
Dia mencengkeram salah satu tabung bersinar itu.
"Fitur Pasar Gelap: Buka!"
[BLACK MARKET TRADING]
Objek Terdeteksi: Kelenjar Adrenalin Monster.
Opsi: JUAL (Extract).
"JUAL!" teriak Ji-woo.
Tangannya bersinar. Kelenjar di punggung monster itu menyusut, tersedot energinya, dan lenyap.
GROAAA?! Monster itu bingung. Dia merasa lemas mendadak. Tubuhnya menyusut sedikit.
[TRANSAKSI BERHASIL]
Anda mendapatkan: Buff Kekuatan Sementara.
Musuh mendapatkan: Defisit Hormonal.
"Hahaha!" Ji-woo tertawa. "Ayo kita jual organ tubuhmu satu per satu!"
Ji-woo bergerak seperti kilat di atas tubuh monster itu.
"Jual Sisik Bahu!" (Srak! Sisik lenyap).
"Jual Kuku Tangan!" (Krak! Kuku copot).
"Jual Ekor!" (Buh! Ekor hilang).
Penonton terdiam. Mereka ngeri.
Mereka tidak melihat pertarungan gladiator. Mereka melihat proses Mutilasi Ekonomi.
Ji-woo secara sistematis "melikuidasi" aset monster itu.
Dalam 2 menit, Inflation Beast yang tadinya raksasa baja, kini tinggal seonggok daging lunak kecil yang gemetar ketakutan di pojok arena. Monster itu sudah "bangkrut" secara fisik.
Ji-woo mendarat di depan monster kecil itu.
Dia mengangkat tangannya untuk pukulan terakhir.
Tapi monster itu mengangkat tangan kecilnya, memohon ampun dengan mata berkaca-kaca.
Ji-woo berhenti.
"Ah, sial. Aku tidak bisa memukul orang yang sudah jatuh miskin. Itu melanggar kode etik sesama gembel."
Ji-woo menoleh ke arah tribun VIP tempat The Collector duduk.
"Hei, Gendut! Monster ini sudah tidak punya nilai jual! Aku menang TKO!"
The Collector berdiri, wajahnya merah padam karena marah (dan rugi bandar).
"Manusia kurang ajar! Kau merusak asetku!"
Ji-woo merentangkan tangan, menikmati sorak sorai penonton yang mulai berubah kagum.
"Namaku bukan Manusia Kurang Ajar," teriak Ji-woo.
"Namaku Han Ji-woo. Dan aku di sini untuk mengaudit seluruh turnamenmu!"