 
                            Berkisah tentang seseorang yang terkena kutukan 'Tanpa Akhir' di kehidupan pertamanya. Pada kehidupan ke 2020 nya, sang Trasmigrator yang sudah tidak tahan lagi dengan kutukannya, memohon kepada Tuhan untuk membiarkannya mati.
 
Akan tetapi, seolah Kutukan Tanpa Akhir' menertawakannya. Sang Trasmigrator yang mengira kehidupan ke 2020 nya ini adalah yang terakhir. Sekali lagi jiwanya terbangun didalam tubuh orang lain. Kali ini adalah kehidupan seorang Nona Muda Bangsawan manja bernama Rihana Ariedny yang meninggal karena keracunan. 
Sang Trasmigrator yang berhenti mengharapkan 'Kematian'  memutuskan untuk menghibur dirinya dengan memulai kehidupan baru yang damai di sebuah wilayah terpinggirkan bernama Diamond Amber.
Namun siapa sangka banyak masalah mulai muncul setelahnya. Musuh bebuyutan dari banyak kehidupannya, sesama Transmigrator, yang baru saja ia temui setelah sekian lama malah ingin menghancurkan dunianya.
Yuuk ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NATALIA SITINJAK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
P. D. A
Ketika aku telah selesai mengagumi keindahan pintu emas, aku mengambil kunci emas dari sebuah lemari kaca khusus dengan bantal mewah berwarna merah sebagai bantalan.
Sepertinya kunci itu memang sengaja di letakan ditempat mencolok supaya memudahkan pemilik tempat masuk kedalam tanpa harus repot-repot menyimpannya di tempat lain.
Well segel penutup yang di pasang di setiap jalan saja sudah merepotkan jadi untuk apa lagi menyembunyikan kunci pintu seperti ini.
Dengan santainya aku masuk kedalam setelah membuka pintu, begitu masuk kedalam, aku hanya mendapati ruangan gelap, tetapi setelah dua langkah kedepan, cahaya dari batu kristal ajaib mulai menyinari seluruh ruangan persegi setinggi 13 meter itu.
"Hum?."
Tanda tanya memenuhi isi kepalaku karena tidak ada hal menarik di ruangan besar itu selain sebuah aquarium ikan yang terbuat dari kaca transparan.
"...."
Melangkah. Di dalam aquarium terdapat satu ikan emas dengan satu batu karang berwarna ungu kecil sebagaimana aquarium biasanya.
"Apa ini benda ilahi nya?," pikirku.
Aku menyentuh aquarium kecil itu dan mencoba merasakan energi dewa di sana tetapi aku tidak merasakan apapun. Ini hanya aquarium ikan biasa.
Aku mencoba untuk tenang serta mencoba mencari di berbagai tempat di ruangan itu. "Hahaha... Kenapa tidak ada apa-apa di tempat ini? Dimana harta karunnya? Dimana emasnya? Dimana berliannya? Segel tingkat tinggi tidak mungkin sia-sia hanya untuk menunjukan hewan peliharaan penguasa wilayah ini!."
Kesal tidak mendapatkan apa-apa akhirnya aku melampiaskan amarahku pada ikan di dalam aquarium.
Ikan itu kubawa keluar dari ruangan dan hanya meninggalkan aquarium dan airnya saja di dalam. Setelah menutup pintu serta menghilangkan jejak bekas kunjunganku, akhirnya aku tiba di luar kastil setelah melompat dari jendela yang terhubung langsung ke hutan.
Ikan emas itu ku letakan di dalam sihir air seperti gelembung kemudian membawanya kedalam hutan asing di belakang kastil.
Bergerak.
"Hum?."
Sejenak ikan itu berenang kegirangan, lalu berputar-putar ketika aku membawanya semakin dalam kedalam hutan.
"...."
Melihat Keatas. Malam di dunia ini sangat indah, tidak perlu penerangan apapun karena cahaya dari Aliyah tidak meninggalkan kegelapan apapun di selah dedaunan terkecil sekalipun, terasa lembut dan tidak menganggu.
Blup blup.
Aku melirik ikan yang bergerak lincah di dalam gelembung sihir.
"Apa? Kau akan kubuang ke hutan karena telah membuang-buang waktuku tahu, apa yang perlu kau senangkan." Ikan itu tidak banyak merespon dan hanya berputar-putar girang di dalam gelembung air.
Tersenyum.
"Kau tidak bisa bicara? Di kehidupanku yang ke tiga, aku menjadi Monster dari dunia tanpa pagi, jadi... Bahasa hewan biasa dan monster sederhana masih bisa sedikit aku mengerti ... Jika ingin mengatakan sesuatu sebelum kubuang katakanlah sekarang"
'Blup Blup Blup'
Berenang.
"Huhhh... Kupikir kekuatan yang kubawa benar-benar belum menyatu di dunia ini."
Setelah berjalan cukup jauh, tibalah aku di bagian terdalam hutan. Tempat itu dipasangi palang kayu berukuran besar dan mengelilingi sebuah danau kecil.
"Ini rumah barumu sekarang, karena tuanmu sudah membuatku kesal dengan aura ilahi palsu dan segel tingkat tinggi itu demi menjagamu maka aku balas dendamnya padamu saja."
Penghalang yang menghalangi jalanku dengan mudah ku singkirkan, kemudian perlahan ikan emas berukuran sedang itu kau letakan didalam air danau. "Apa airnya cocok untukmu?, ikan mas di duniaku dulu hidup di air tawar. Apakah kau ikan air tawar juga?."
Sebentar, aku mengamati ikan emas didalam danau, dia beradaptasi dengan baik dan mulai berenang menjauh.
"Ternyata benar itu cuma ikan air tawar, mungkin penguasa wilayah ini memeliharanya karena cantik dan tidak pilih-pilih air?."
Tak lama setelah menatap ikan didalam air, aku menyadari kalau ada beberapa hewan yang mencoba mendekati danau buatan itu. Dan membuat ikan emas yang semulanya berenang ruang jauh tiba-tiba berenang kembali ke arahku.
"Hum? sepertinya kau memang bukan ikan sembarangan."
Ikan yang telah tiba di bawah kaki ku berputar-putar di bawah pakaian malamku. "Baiklah-baiklah kamu ikan cerdas cukup mengerti bahaya ekosistem ya."
Ikan ini cantik dan cerdas, sayang sekali kalau mati. Aku lumayan suka dengan hewan dan penasaran dengan pola pikir ikan satu ini... Mungkin ini bukan ikan sembarangan makanya penguasa wilayah memeliharanya dengan penjagaan ketat, pikirku.
Perlahan, aku mengelus kepala ikan itu dan membaca sebuah mantra pemurnian yang di kombinasikan dengan sihir perlindungan.
Saat energi sihir berwarna putih mulai mengalir keluar dari dalam tubuh, energi mana di sekitarku mulai mengalami perubahan bentuk. "Miarei."
Menetes. Darah segar mulai mengalir turun dari dalam hidung tapi ku abaikan supaya penyatuan rumit energi magis di lingkungan danau segera selesai.
BRUK. Tanah bergetar sebentar lalu menjadi tenang setelahnya. Danau itu sebelumnya berwarna keruh tapi kini menjadi lebih jernih hingga dasarnya pun terlihat.
"Huhhh."
DEG!.
"HUG-! AH! ... Hahhh... Hahhh."
Menutup Mata.
'Blup Blup.'
"Hahh... Hahh...," aku memegangi jantungku yang seperti di tarik, sudah lama kau tidak merasakan perasaan ini, ini sudah kedua kalinya aku merasakan rasa sakit luar biasa setelah hidup berulang-ulang.
Huhf... ku pikir karena adaptasi ku sangat cepat, masalah seperti juga akan secepatnya menghilang, tapi sayangnya aku salah. Sebagian dari jiwaku masih belum sepenuhnya diterima oleh dunia ini. "Mungkin akan memakan waktu seminggu atau bahkan sebulan paling lama."
'Blup Blup.'
Sebentar aku melihat ikan di bawah kakiku, dia berputar di genangan darah yang menetes ke air seolah khawatir. "Sepertinya kau itu spesies cerdas... Jangan khawatir, aku baik-baik saja." Aku menepuk kepala ikan emas dua kali lalu naik ke darat.
"Airnya sekarang telah dimurnikan, hewan-hewan buas yang mencoba melahap mu barusan juga tidak akan bisa lagi mendekat karena aku telah memasang sihir perlindungan di tempat ini."
Rasanya sangat aneh berbicara dengan hewan ini terlebih lagi maluk ini sebelumnya menjadi alasan dari kekesalanku.
"Mungkin karena kamu ini hewan spesial dengan kemampuan unik makanya aku seperti ini."
'Blup Blup.'
"Yah yah... Padahal tadinya aku mencoba untuk membunuhmu." Selesai berbicara aku menyeka mulut dengan air lalu berjalan keluar penghalang, meninggalkan ikan emas itu di danau buatan dan berjalan kembali menuju kastil.
...***...
Pada pukul 07:15, pagi.
Membuka mata.
"...."
Berkedip.
"Huuum...." Sekali lagi, aku terbangun di dunia baru ini, di ranjang empuk yang terbuat dari bulu-bulu khusus, aku berguling dengan malas karena aktifitas yang akan kujalani seterusnya mungkin akan terasa sama seperti hari-hari kemarin.
"Sial... Aku bosan sekali, kehidupan bangsawan muda itu sangat membosankan... Terutama tahanan rumah."
Kini sudah lebih dari sebulan lamanya aku menetap di dunia ini, semua panca indra serta kekuatan yang kubawa dari kehidupan-kehidupan sebelumnya telah menyatu sepenuhnya, seratus persen. Walau awalnya tidak mudah tetapi pada akhirnya aku dapat melaluinya.
Rasa sakit yang ku alami di dunia inipun entah mengapa ternyata lebih sakit dari rasa sakit ketika pertama kali bertransmigrasi. Dan oleh sebab itu, akupun menjadikan dunia ini sebagai tempat spesial dengan kejutan menakjubkan dimasa mendatang.
Tapi untuk sekarang, mari nikmati masa hukuman ini terlebih dahulu sebelum memulai awal kehidupan ku, sebagai Rihana Ariedny.
#Harta karun Ariedny.