NovelToon NovelToon
Takdir Kedua Nainara

Takdir Kedua Nainara

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Romansa / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Fantasi Wanita
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: HaluBerkarya

Cewek naif itu sudah mati!

Pernah mencintai orang yang salah? Nainara tahu betul rasanya.
Kematian membuka matanya, cinta bisa berwajah iblis.
Namun takdir memberinya kesempatan kedua, kembali ke sepuluh tahun lalu.
Kali ini, ia tak akan menjadi gadis polos lagi. Ia akan menjadi Naina yang kuat, cerdas, dan mampu menulis ulang akhir hidupnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 6

Pranggg!!!

Pecahan mangkok berhamburan di lantai, kuah panas menyebar, menimbulkan bau gurih yang menusuk hidung. Bi Sri menjerit pelan, wajahnya pucat pasi. Tangannya bergetar memegang baki, takut sekaligus bingung harus berbuat apa.

Naina menyilangkan tangan di dada, sorot matanya dingin menusuk. “Aku minta makanan yang enak dimakan saat dingin, bukan mie murahan begini,” suaranya tajam, setiap katanya seperti cambukan.

“Ma… maaf, Nona… saya hanya—” suara Bi Sri tercekat. "Saya... saya di suruh sama Mbak Jema untuk buatkan Nona mie kuah," Bi Sri langsung menunduk, kedua tangannya bergetar saat berusaha memunguti pecahan mangkuk. Kuah mie yang tumpah menebarkan aroma menyengat, tapi hawa di ruang makan justru terasa mencengkam.

Naina menarik napas panjang, lalu menyandarkan punggung di kursi, “Bibi, bukankah dari dulu aku bilang aku tidak suka mie?” suaranya terdengar tenang, tapi setiap kata seperti menekan. “Kenapa masih saja dibuatkan? Dan… kenapa bukan Bibi Jema yang menyiapkan sendiri, padahal aku memintanya ke dia tadi? tidak becus!”

Mata Naina menangkap bayangan Bibi Jema di balik tembok. “Kenapa saat Papi dan Mami nggak ada di rumah, kalian jadi seenaknya? Apa karena kami terlalu baik? Ayolah… jangan makan gaji buta. Kalian digaji gede di sini, masa majikan minta makan aja dikasih mie?”

Bibi Jema akhirnya muncul, langkahnya terdengar terburu-buru. “Loh, kenapa bisa tumpah?” tanyanya pura-pura kaget, padahal sorot matanya sulit menyembunyikan sesuatu yang lain. Dia tersenyum puas.

Naina menghela napas kasar, menatap bergantian kedua asisten itu. “Bi Sri, berdiri! Biarkan Bibi Jema yang membereskan pecahannya.”

“T-tidak apa-apa, Nona… biar Bibi saja—”

“Berdiri, Bi. Atau mau saya yang harus keluarkan surat pemecatan?” nada suara Naina dingin, namun tajam. Bi Sri langsung bangkit, menunduk dalam-dalam, wajahnya pucat pasi.

Tatapan Naina lalu beralih pada Bibi Jema, senyumnya tipis tercetak jelas, “Silakan, Bi. Bersihkan semuanya. Pastikan tidak ada serpihan yang tersisa sedikit pun.”

“Kamu!!” suara Bibi Jema meninggi, wajahnya memerah karena menahan amarah. “Naina, berani sekali kamu memperlakukan orang tua seperti ini. Apa kamu sudah tidak punya rasa hormat, hah?”

Namun bukannya gentar, Naina justru bersandar santai di kursi, menyilangkan tangan di dada. Senyum kecilnya penuh kepuasan, seolah menikmati drama sore itu.

“Kenapa tidak?” suaranya terdengar ringan, tapi menusuk. “Yang kusuruh adalah pekerja yang di bayar. Tua atau muda, tetap saja tugasmu mengurus rumah, bukan? Jadi lakukan apa yang memang seharusnya kau kerjakan!”

“Kurang ajar, kamu!!” tangan Bibi Jema bergetar, nyaris melayang ke rambut Naina.

Namun dengan cepat, Naina menepis kasar. Sorot matanya menyala, tajam bagaikan pisau. “Mau menjambak? Silakan coba! Tapi ingat, aku bisa memecatmu kapan saja, meskipun kau sudah lama bekerja di sini. Jangan mentang-mentang senior, lalu merasa berhak menyuruh seenaknya pada orang baru!”

Wajah Naina semakin dekat, nadanya rendah seperti bisikann, “Jangan kira aku tidak tahu apa yang kau lakukan saat kami di sekolah atau saat orang tua tidak ada di rumah. Bukannya bekerja, kau malah hanya menyuruh-nyuruh.”

Jika di kehidupan sebelumnya dia rela menelan apa pun yang diberikan wanita itu, meski bukan makanan yang disukainya, kali ini berbeda. Naina tidak sudi lagi ditindas oleh seorang asisten.

"Bibi boleh kembali ke dapur!" ujar Naina ke Bibi Sri. wanita itu melangkah tertunduk, masih sisa rasa takut sekaligus lega.

...----------------...

Sementara suasana di meja makan masih mencengkam, di anak tangga, Nathan turun dengan langkah ringan hendak ke teras depan untuk melihat motornya yang di bawa oleh orang suruhannya. Tapi langkahnya terhenti saat melihat suasana di meja makan, di mana Bibi Jema duduk membersihkan lantai, sementara Naina duduk santai sembari melihat ponselnya.

“Kak, ada apa? Bibi, itu kenapa tumpah?” tanya Nathan panik, matanya bergantian menatap pecahan mangkuk di lantai lalu ke wajah Bibi Jema.

Bibi Jema buru-buru menunduk lebih dalam, menyembunyikan senyum puas.

"Non Naina yang memecahkan mangkoknya, Den. Memang aku yang salah karena menyuruh Bi Sri buatkan mie kuah, tapi… bukankah seharusnya tidak begini? Kenapa mesti dibuang begitu?" suara Bibi Jema terdengar parau, nyaris menangis, menyempurnakan drama mencari muka.

"Hikss… Bibi jangan memojokkan aku begitu dong!" tak terduga, Naina langsung menangis tersedu, membuat Nathan terperangah, sementara wajah Bibi Jema memerah menahan amarah.

"Iya, aku salah karena memecahkan mangkoknya. Tapi coba Bibi bayangkan," Naina menahan tangis, memegang dadanya dengan penuh drama, "kalau kita dipaksa makan sesuatu yang nggak kita suka, bukankah sama aja kayak diracuni perlahan?"

Dia lalu berdiri, langkahnya goyah seakan penuh luka, mendekat ke arah Nathan. “Aku tahu… aku tahu Bibi nggak pernah suka sama aku. Yang Bibi sayang cuma Nathan. Tapi… tega banget nyuruh orang lain bikin makanan yang aku benci. Itu nggak baik, Bi… itu jahat.”

Sambil tersedu, Naina berbalik cepat dan berlari ke arah tangga. “Kamu tega!!” serunya sekali lagi, sebelum menghilang ke kamar dan membanting pintu.

Keheningan menyelimuti ruang makan. Nathan berdiri kaku, bingung harus memihak siapa. Sementara itu, Bibi Jema mengepalkan tangan erat, matanya berkilat penuh amarah yang ditahan.

"Maafkan Bibi, Den…" suara Bibi Jema bergetar, matanya berkaca-kaca.

Nathan menatapnya sejenak, raut wajahnya jelas menyimpan kecewa. "Aku kecewa sama Bibi," ucapnya singkat namun tegas. Tanpa menunggu jawaban, ia berbalik dan melangkah cepat ke arah teras depan untuk memastikan motornya yang baru diantar.

Baru setelah itu, Nathan naik lagi ke lantai dua, menuju kamar Naina.

.

.

"Apa payung itu jauh lebih menarik daripada naskah proyek ini, Tuan?" suara salah satu asistennya terdengar pelan, ragu-ragu memecah kesunyian malam.

Julian tidak bergeming. Tatapannya masih terpaku pada payung kecil berwarna hitam yang tergeletak di atas meja. Senyum tipis mengembang di sudut bibirnya, begitu langka bagi pria yang dikenal dingin itu.

Ia bahkan seolah mengabaikan tumpukan dokumen kontrak kerja bernilai miliaran di hadapannya. Jari-jarinya justru bergerak pelan, menyentuh gagang payung itu seakan menyimpan rahasia besar.

"Mungkin memang begitu," gumam Julian lirih, nyaris tak terdengar.

"Yaelah, begini amat jadi toping dunia. Tapi jangan lupa makan, Tuan, keburu mati kan sayang gadis itu dimiliki orang lain!" sindir James, menyilangkan tangan di dada sambil menggeleng tak habis pikir.

Julian mengangkat alisnya sekilas, lalu tertawa tipis, suara yang bahkan jarang sekali terdengar. "Kau terlalu banyak bicara, James."

"Tapi aku benar, bukan?" balas James, sengaja memancing.

Julian tidak menjawab lagi. Pandangannya kembali jatuh pada payung hitam di meja, jemarinya mengetuk gagang payung itu pelan, seolah sedang menimbang sesuatu.

"Sekali ini saja... aku tidak boleh gagal," ucapnya lirih.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
uni_riva
ada sekolah apa thoorr 😁
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: jiakhhhhh typo yang melenceng🤣🤣
total 1 replies
uni_riva
perjanjian apa yg sdh di sepakati mereka yaaa/Slight/
uni_riva
aku juga tak paham maksud nya bijimana /Shy/
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Aku pun/Proud/
total 1 replies
uni_riva
mna nih lanjutin nya thoorr /Cry/
uni_riva
si jae ini lawan atau kawan yaw
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Siapa lagi tuh si jaevan
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: Masa calon pacar zora liatin na airin mulu 😅
total 2 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kalo sama julian dia udah tue trus kan bukan manusia 🤔 kalo sama si kalron dia benalu parasit
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: Sama yg pasti2 aja lah 😂
total 2 replies
uni_riva
jgn sampe nih Zora sama Nathan jadian jga ya /Facepalm//Slight//Facepalm/
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Julian sama Naina saja belum😂
total 1 replies
uni_riva
modus mu Julian /Facepalm//Facepalm/
⧗⃟ᷢʷ Ñåñā💜: Akal-akalan barat🤣
total 1 replies
uni_riva
naina gak bsa tegas apa sama si gorong2 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Naina: nge-tes hts🫦😂
total 1 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kebanyakan mikir ah julian mah /Proud/
uni_riva
knp gak saling mengungkapkan Klo kalian saling jatuh cinta /Shy/
uni_riva
jgn sampe naina kepincut lagi sama si gorong2 yaaa thoorr 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: Aaron: Naina hanya boleh untukku🫦
total 3 replies
uni_riva
knp blm up jga thoorr /Cry/
uni_riva: gak bisa saballllll aku lagi thoorr /Angry//Angry//Angry/
total 2 replies
uni_riva
dalam mimpi mu 😤
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Kalungna othor noh yg simpen 😅
uni_riva
turunkan tanganmu, bukan thoorr 😁
uni_riva
cih ternyata nih org gak pinter2 amat 😏
≛⃝⃕|ℙ$꙳Äññå🌻✨༅༄: itu pintarnya secuil, di urutan 25 dari bawah, berarti masih ada 25 orang di bawahnya🤣
total 3 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Waduh siapa tuh yg datang /Determined//Determined/
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂: 😁😄 iya
total 5 replies
🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂
Bagus ceritana mantull 🤗🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!