Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12 virgin
Mattew menatap Amara dengan mata yang melebar,
Tanpa sadar laki laki itu menggigit bibirnya sendiri ketika ia merasakan kesulitan menembus pertahanan wanita yang nampak tak berdaya di bawah kungkungannya itu.
" kau...." cicit Mattew.
Amara tak menjawab apapun, gadis itu melempar pandangannya ke arah lain.
Rasanya ia jijik sekali menatap raut wajah yang jelas sedang menahan kenikmatan itu.
Tubuh Mattew bergetar tanpa sadar demi merasakan hal yang baru pertama kali ini ia rasakan.
Bermain wanita bagi Mattew adalah hal yang biasa,
Ia bahkan kerap bergonta ganti wanita hampir di setiap malamnya.
Ia tak perlu repot repot mencari apalagi membayar karena para wanita cantik akan datang sendiri dan menawarkan dirinya kepada seorang Mattew Nix.
Kepribadian seorang Mattew memang berbanding terbalik dengan kepribadian sang kembaran.
Michael.
Namun saat ini, rasa yang di berikan oleh seorang Amara Raharja sangat berbeda dan jauh dari ekspektasinya.
Sungguh Mattew tak menyangka sama sekali jika Amara ternyata masih virgin.
Tiba tiba Mattew menyeringai licik sambil menghentak kian kasar miliknya di bawah sana di dalam milik Amara yang terasa kian sempit dan menjepit.
Rasa sakit dan perih kian mendera Amara, bulir bulir air mata kian mengalir deras dari pelupuk matanya antara menahan rasa sakit, perih di bawah sana dan juga hatinya yang terasa terkoyak.
Namun tak terdengar sedikitpun isak pada wanita itu.
Hati Amara benar benar hancur, Mattew sukses mengoyak seluruh raga dan juga jiwanya.
Amara kehilangan sesuatu yang benar benar telah ia jaga selama 28 tahun ini untuk seorang Ryuga Carter.
Dulu...
Saat kembali ke Indonesia setelah pelecehan yang di lakukan oleh teman teman Mattew atas perintah laki laki itu.
Amara sempat depresi dan merasa tak berharga.
Namun akal sehatnya masih bisa ia pakai, demi meyakinkan diri.
Amara nekat memeriksaan keperawanannya sendiri ke rumah sakit.
Dan saat itu ia bisa bernafas lega bahkan kembali percaya diri ketika hasil pemeriksaan keperawanannya menyatakan selaput darahnya masih utuh.
Harapannya bisa memiliki Ryuga kembali tumbuh.
Tapi sekarang....
Ia benar benar telah kehilangan hal paling berharga yang sengaja ia jaga mati matian hanya untuk seorang Ryuga Carter.
Waktu terus berlalu begitu cepat, namun Mattew belum juga puas dengan kegiatannya mencari kenikmatan di tubuh seorang Amara.
Seakan menemukan mainan baru, Mattew seakan enggan berhenti dari kesibukannya saat ini.
Entah berapa kali sudah laki laki itu terus memacu dirinya di atas tubuh lunglai seorang Amara.
Ia hanya berhenti sejenak dan kemudian melanjutkan lagi kegiatannya.
Sementara Amara...
Ia tak bisa berbuat apa apa dan merasakan apa apa.
Seluruh tubuh dan hatinya seperti sudah mati rasa karena perlakuan seorang Mattew kepadanya.
" akhh.....sshhhtttt...." Mattew terdengar mengerang panjang dengan mendongakkan kepalanya ke atas demi menahan nikmat luar biasa yang entah sudah ke berapa kalinya.
Sebuah rasa luar baru yang masih tetap bisa ia rasakan meski ia telah mengulangnya berkali kali.
Rasa ini baru ia kenal dan ia rasakan karena memang selama ini ia belum pernah bermain dengan seorang gadis virgin sekalipun.
Dan baru pada Amara ia merasakan itu.
Tubuh Amara benar benar membuatnya menggila.
Sangking gilanya ia sampai tak sadar jika saat ini wanita yang telah memberikannya kenikmatan itu tak lagi sadar.
Amara sudah pingsan sejak lima belas menit yang lalu.
tringggg.....tringgg....
Bunyi panggilan di ponselnya membuat Mattew menoleh pada ponselnya yang ada di atas nakas.
Dengan tubuh polos dan masih menindih Amara, laki laki itu berusaha menjangkau ponselnya.
Nama yang tertera di ponsel itu sontak membuat Mattew segera bangkit dan turun dari pembaringan.
" ya my...Matt segera datang " terdengar jawaban Mattew atas panggilan itu, laki laki itu meletakkan ponselnya di atas nakas dan segera bergegas ke arah kamar mandi dan tanpa menoleh ke arah Amara yang masih terlentang tanpa sehelai benang di atas ranjang sana.
Beberapa menit berlalu dan kini Mattew telah nampak lebih segar dengan kemeja warna krem dan celana bahan warna hitam.
Setelah mematut dirinya di depan cermin sebentar,
Mattew segera berlalu dari kamar itu.
Sekali lagi laki laki itu berlalu begitu saja tanpa melihat ke arah Amara apalagi berniat menutupi tubuh polos wanita itu di atas ranjang sana.
Ia seolah lupa dengan keberadaan Amara di sana.
Mattew terus melangkah menuruni anak tangga dan langsung menuju pintu apartemennya.
Bersamaan dengan itu,
Mattew terdengar menghubungi seseorang.
" ya....besok malam ku hubungi lagi kau, hari ini aku lelah sekali....aku sibuk " terdengar suara Mattew.
" oh ya tanks untuk bantuan mu kali ini.
Yakin...aku tidak akan lupa padamu " lanjut Mattew lagi sebelum ia akhirnya mematikan sambungan ponselnya dan benar benar keluar dari pintu apartemennya setelah sebelumnya ia sempat berhenti sejenak di depan pintu apartemennya.
Perbincangannya di telephon barusan mengingatkannya akan sesuatu, tepatnya pada seseorang yang telah ia tinggalkan begitu saja di dalam kamarnya di atas sana.
Ada segumpal hati yang tiba tiba terasa aneh dan seolah ingin membawanya kembali ke atas untuk memastikan kondisi seseorang itu.
Tapi pada akhirnya.... Mattew memilih abai.
Laki laki itu kemudian lebih memilih melanjutkan langkahnya meninggalkan apartemennya itu. Terus melangkah menyusuri lorong apartemen dan berakhir masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke lantai bawah.
Sementara itu,
Waktu terus berputar begitu cepat, siang telah berganti sore dan sore kini telah berganti malam.
Hawa dingin ac di sebuah kamar membuat tubuh seseorang yang saat ini nampak terlentang tanpa sehelai benang di atas ranjang terlihat mulai bergerak pelan.
Amara sedikit menggeser tubuhnya ketika rasa dingin itu mulai terasa menusuk kulitnya.
" eughh...." Amara bergumam lirih sambil bergerak pelan.
Bersamaan dengan itu ia mulai sadar dengan apa yang telah terjadi ke padanya.
Mata Amara dengan cepat terbuka lebar, tangannya segera meraih selembar selimut yang tak sengaja teronggok di sisinya untuk menutupi tubuh polosnya.
" bajingan...binatang..." umpat Amara penuh kemarahan ketika ia sadar Mattew telah meninggalkannya begitu saja di kamar ini seperti hewan.
Saat itu,
seketika Amara merasakan hatinya yang terasa sakit tak terkira juga harga dirinya yang terasa begitu hancur.
Amara juga merasakan tubuhnya terasa remuk redam.
tulang tulangnya terasa lepas dari persendiannya.
" kau memang bukan manusia Mattew, kau itu binatang...
shhtttt....." Amara kembali mendesis menahan sakit di sekujur tubuhnya terutama bagian sensitifnya ketika ia bangkit dan mengambil posisi untuk duduk.
Perlahan Amara mulai duduk dan bersandar pada hard board tempat tidur.
Matanya terpejam sejenak dan bulir bulir bening air mata kembali mengalir begitu deras membasahi wajahnya.
Amara memeluk tubuhnya yang terasa gemetar dan telah ia bungkus sendiri dengan selimut.
Tangisnya kian pecah ketika ia melihat bekas bekas kissmark yang di tinggalkan oleh seorang Mattew di tubuhnya.
Amara merasa begitu jijik pada dirinya sendiri.
Amara meringkuk di ujung tempat tidur dengan memeluk erat tubuhnya sendiri.
Kondisi wanita itu begitu memprihatinkan.
Rambut panjangnya terurai ke depan dan hampir menutupi wajahnya.
Air matanya tak berhenti mengalir sejak tadi.
Aroma percintaan di kamar itu semakin membuatnya seperti gila dan frustasi.
❤❤❤❤❤
aray malah Matt yg bangunkan dia?
❤❤❤😍😙😗