RUN!! DETEKTIF CLAUDIA

Setelah bebas dari kejaran Aldrich, Claudia saat ini sudah sampai di sebuah desa lain bernama desa Stone. Claudia duduk di sebuah restoran yang berada di pinggir desa. Gadis itu sengaja memilih restoran ini karena tempat nya tidak terlalu ramai.

Claudia memesan beberapa makanan dan akan menikmati makan yang cukup tenang tanpa di ganggu siapapun.

setelah makan Claudia berencana untuk membeli sebuah peta dan juga pakaian baru yang lebih pas dengan tubuh nya.

"hei!!! Apa kalian sudah dengar jika kaisar memberikan sebuah imbalan yang cukup banyak jika bisa menangkap putri Claura Berwyn". Teriak salah satu pria yang baru saja datang ke restoran ini dan membuat beberapa orang yang ada di tempat itu berbisik.

Sementara Claudia yang mendengar nya hanya menoleh ke arah pria itu yang masih berdiri dengan sebuah kertas yang menunjukan wajah Claudia dalam versi rambut panjang dan gaun sederhana.

"lihatlah!! 2000 koin emas!! Bukan kah itu jumlah yang sangat besar. Hanya untuk seorang putri buangan?". Ujar seorang pria yang lain nya.

"apa kau tidak mendengar sebuah gosip jika putri Claura mencuri sebuah barang yang berharga dari kekaisaran".

Claudia masih tetap diam mendengar percakapan pengunjung restoran ini sambil makan sepotong daging yang di panggang dengan saus yang cukup enak di tempat ini.

Hingga sebuah kalimat dari salah satu pria itu membuat Claudia hampir tersedak.

"iya putri Claura mencuri sebuah fragmen tua yang memiliki kekuatan ajaib yang kata nya bisa menghancurkan satu kekaisaran dalam semalam, sebuah benda yang bisa memicu sebuah perang besar di empat kekaisaran di dunia ini!".

Tidak mungkin!! Apa fragmen yang mereka bicarakan itu adalah fragmen yang sama yang saat ini menyatu dengan tubuh nya? Tapi itu tidak mungkin kan. Kalau putri eyang asli mencuri nya maka fragmen yang membawa nya ke tempat ini bukan lah fragmen yang sama. Lagi pula mungkin saja ada banyak fragmen tua di dunia ini. Jadi kecil kemungkinan jika benda yang mereka bicarakan adalah benda yang sama.

Begitu lah pemikiran Claudia saat ini yang langsung tak berselera untuk makan. Gadis itu menenggak air putih yang tersedia di meja nya. Dan kembali memfokuskan diri pada cerita orang-orang itu.

"aku dengar gadis itu adalah gadis lemah jadi bukan lah hal yang sulit jika membawa nya ke hadapan kaisar. Aku akan ikut mencari keberadaan putri terbuang itu. Hadiah nya sungguh membuat ku tergiur".

"benar juga hadiah nya bisa buat aku kaya mendadak! Aku bisa membeli makanan enak dan baju bagus".

"aku juga akan ikut mencari!".

Sementara orang yang akan mereka cari kini sudah meminta pelayan restoran untuk membungkus makanan yang dia pesan tadi. Karena semua yang dia dengar saat ini benar-benar membuat nya tidak selera makan.

Setelah itu Claudia kini berjalan dengan santai dan tenang melewati kumpulan orang-orang yang ingin mencari dan menangkap nya. Mereka sama sekali tidak mengenali Claudia karena penampilan nya sekarang menyamar sebagai seorang pria.

Claudia keluar dan menenteng bungkusan makanan yang tidak di makan nya tadi. Selanjutnya dia akan mencari pakaian dan mencari sebuah informasi tentang tempat ini.

Saat berjalan di pinggiran desa tak sengaja mata Claudia menatap mata biru yang cukup indah seorang gelandangan yang cukup menyedihkan. Pria itu sedang mengais makanan dari tempat sampah.

"ambil lah ini. Makan yang kenyang dan berhenti memakan makanan dari sampah". Ucap Claudia memberikan bungkusan makanan dan juga satu keping koin perak kepada pria gelandangan bermata indah itu.

Setelah memberikan makanan tersebut Claudia kini pergi dari hadapan gelandangan itu. Tanpa tau jika pria itu malah melihat Claudia sebagai penyelamat nya.

Claudia tidak peduli dia akan mencari pakaian pria yang pas dengan tubuh nya dan akan mengganti pakaian yang dia curi semalam.

Setelah semua nya selesai Claudia keluar dengan pakaian pria baru yang membungkus tubuh nya. Namun saat dia keluar Claudia melihat gelandangan bermata indah itu lagi.

"kau mengikuti ku?". Tanya Claudia tanpa basa basi ke arah gelandangan dengan postur tubuh yang cukup tinggi dan juga sehat. Hanya saja pakaian nya yang terlihat lusuh dan kotor.

"aku hanya ingin berterimakasih kepada mu". Ujar pria gelandangan itu dengan wajah yang sedikit lemah.

Claudia menghelakan nafas nya pelan.

"tidak perlu. Nah ambil pakaian ini dan berganti lah. Hidup lah dengan lebih baik mulai sekarang. Dari pada menjadi gelandangan kau bisa mencari kerjaan yang lebih layak". Ujar Claudia yang melemparkan sepasang baju pria yang dia curi waktu itu.

Pakaian itu cukup besar untuk Claudia maka nya dia mencari pakaian yang lebih baik untuk nya.

Gelandang itu menangkap pakaian yang di lemparkan oleh Claudia. Lalu tersenyum hangat ke arah gadis itu.

"bagaimana jika aku bekerja untuk mu tuan. Kau hanya perlu memberi ku makan". Ucap gelandangan yang terlihat sehat itu.

Claudia kini melihat ke arah gelandangan itu. Lalu terkekeh geli.

"kau ingin bekerja pada ku sementara aku tidak punya pekerjaan. Aku seorang perampok jadi tidak usah mengikuti ku". Jawab Claudia secara asal karena pekerjaan yang dia lakukan tadi untuk mendapatkan uang emang sebagai perampok tunggal.

"tidak mengapa tuan aku juga bisa membantu mu merampok dan aku berjanji tidak akan menyusahkan mu".

Entah kenapa Claudia merasa iba dengan pria itu. Apa karena mata indah berwarna biru langit yang di miliki pria gelandangan itu atau karena Claudia memiliki secuil hati nurani.

"apa kau tau seluk beluk dunia ini dan juga tentang tempat kita berada saat ini?". Tanya Claudia pada pria itu untuk memastikan jika dia akan bersama seorang yang bisa berguna untuk nya.

"aku tau tuan. Bahkan jalan yang selalu di lalui para bangsawan kaya aku juga tau". Jawab pria gelandangan tersebut.

"siapa nama mu?". Tanya Claudia yang kini sudah berjalan menuju kuda nya di ikuti pria gelandangan itu.

"nama ku Drew. Panggil aku Drew tuan".

"baik lah Drew. Kau bisa panggil aku Claude". Ujar Claudia yang memperkenalkan nama nya sebagai seorang pria.

Beberapa saat kemudian saat Claudia menyuruh Drew membersihkan tubuh nya gadis itu tercengang dengan penampilan gelandangan itu. Dia terlihat seperti seorang pria yang cukup tampan dan juga bertubuh atletis.

"apa kau benar-benar seorang gelandangan?". Tanya Claudia yang tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"benar tuan saya adalah seorang gelandangan yang miskin".

Namun dari raut Drew Claudia melihat sebuah rahasia besar yang tak bisa di ungkapkan. Tapi tak mengapa jika pria itu macam-macam dengan nya maka dia akan membunuh Drew tanpa rasa ampun.

di bawah pohon yang cukup rindang dan dekat dengan sebuah danau Claudia dan Drew kini duduk bersama. Drew yang saat ini sedang makan sedangkan Claudia melihat peta yang baru saja dia beli beberapa jam yang lalu.

"tuan kenapa kau melihat peta dunia ini dan menulis beberapa kata yang tidak ku mengerti".

"percaya atau tidak aku bukan lah berasal dari dunia ini".

Ucapan dari tuan yang tubuh nya lebih kecil dari nya Drew menghentikan makan nya dan memandang tuan baru nya itu.

"aku percaya karena di dunia ini sihir dan juga keajaiban masih bekerja".

"kau percaya dengan hal-hal ajaib?".