NovelToon NovelToon
Jadi Ibu Susu Bayi Mafia

Jadi Ibu Susu Bayi Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: ingflora

Nabila Fatma Abdillah yang baru saja kehilangan bayinya, mendapat kekerasan fisik dari suaminya, Aryo. Pasalnya, bayi mereka meninggal di rumah sakit dan Aryo tidak punya uang untuk menembusnya. Untung saja Muhamad Hextor Ibarez datang menolong.

Hextor bersedia menolong dengan syarat, Nabila mau jadi ibu ASI bagi anak semata wayangnya, Enzo, yang masih bayi karena kehilangan ibunya akibat kecelakaan. Baby Enzo hanya ingin ASI eksklusif.

Namun ternyata, Hextor bukanlah orang biasa. Selain miliarder, ia juga seorang mafia yang sengaja menyembunyikan identitasnya. Istrinya pun meninggal bukan karena kecelakaan biasa.

Berawal dari saling menyembuhkan luka akibat kehilangan orang tercinta, mereka kian dekat satu sama lain. Akankah cinta terlarang tumbuh di antara Nabila yang penyayang dengan Hextor, mafia mesum sekaligus pria tampan penuh pesona ini? Lalu, siapakah dalang di balik pembunuhan istri Hextor, yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ingflora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Serba Salah

Hextor mendekat dan melihat wajah Enzo yang berseri-seri. Ia tampak senang anaknya terlihat bahagia. "Enzoo ... kamu sudah kenyang ya, mmh."

Enzo tersenyum lebar. Ia mengenali wajah ayahnya.

Nabila juga merasa pangling melihat sikap Hextor yang berubah lembut saat dihadapkan pada anaknya. Rasanya seperti orang yang berbeda. Pria yang selalu nampak tegas, tanpa senyum dengan pandangan mata yang misterius. Ya, Nabila baru menyadari pria ini sulit ditebak karena selalu memasang wajah datar. Bukan pria dingin tapi pria tanpa ekspresi hingga sulit menebak apa yang dipikirkannya. Apa yang dilakukan selalu membuat ia terkejut. "Eh, sudah, Pak," sahut Nabila sambil tersenyum.

Hextor melirik Nabila yang masih tersenyum. "Kenapa kamu tersenyum?" Wajah pria itu kembali datar.

Nabila jadi salah tingkah. "Eh, senyum Bapak pada Enzo ...."

"Apa aku menyuruhmu tersenyum?"

Jawaban itu membungkam Nabila. Ia jadi serba salah. Wanita itu bergerak ke pintu.

"Hei, kamu mau ke mana?"

Nabila tampak bingung. Ia merasa pria itu tidak nyaman bersamanya karena itu ia beranjak pergi, tapi kenapa saat ia pergi ia malah ditanya ke mana? "Eh, ke dapur, Pak." Ia melirik nampan yang ada di meja nakas. "Eh, sekalian mau kembaliin piring kotor ke sana," jawabnya hati-hati sambil meraih nampan.

"Itu pekerjaan pembantu. Kamu itu Nanny, jadi kerjamu di sini." Hextor bicara tanpa menoleh karena sibuk mengangkat tubuh sang bayi.

Nabila semakin bingung dan menggenggam ibu jari kanannya. "Jadi maksudnya gimana? Dia ingin aku pergi atau menyuruhku tinggal, sih?" Ia jadi gelisah.

Hextor yang melihat tak ada pergerakan dari Nabila, mengerut dahi memandangi wanita itu. "Kamu itu kerjanya di sini, jangan ke mana-mana!" ucapnya mulai mengomel.

Nabila jadi tergesa-gesa mendatangi pria itu. "Eh, iya, Pak."

Hextor duduk di tepi ranjang. Ia memandangi bayinya dalam gendongan. Pria itu sibuk bercanda dengan Enzo sementara Nabila duduk di sampingnya sedikit berjarak.

Nabila memperhatikan wajah pria itu yang begitu tampan. Bahkan dengan brewok tipisnya malah membuat pria itu makin menawan. Bau harum dari tubuh pria itu juga sempat mencuri perhatian. Baru kali ini Nabila duduk di samping pria kaya. Aura kemewahan dan kekuasaan begitu tampak dari pria ini.

"Enzo ... anak Papa." Hextor gemas dan mencubit pipi si kecil.

Enzo tertawa. Tiba-tiba Hextor menatap Nabila dengan dahi berkerut. "Apa kamu merasa nyaman dengan tubuh yang bau seperti itu?"

Nabila terbangun dari lamunan karena terkejut dan bergerak mundur sambil memeluk tubuhnya. "Eh, maaf, Pak."

"Kamu belum mandi ya?"

Nabila baru ingat ia belum mandi sejak semalam karena sibuk menenangkan bayinya yang sakit. Ia malu hingga beranjak berdiri. "Ma-maaf, Pak. Semalam Saya mengurus bayi Saya sampai lupa mandi." Kepalanya tertunduk. "Apa Saya pulang ke rumah dulu untuk ...."

"Kok pulang?" Dahi Hextor makin berkerut.

"Aku belum bawa pakaian ...."

"Pakai saja bajumu itu lagi. Mandi sana!"

Dibilang begitu, Nabila masih melongo dan melihat sekitar.

"Ada apa lagi!?" Hextor melirik Nabila dengan gemas. Pasalnya, waktunya bersama Enzo tersita dengan bicara dengan wanita ini.

"Eh, kamar Saya di mana ya, Pak?" Nabila bicara pelan-pelan. Ia tahu, kebodohannya membuat Hextor sedikit kesal.

"Oh, ya. Di sebelah kamar ini. Di sebelah situ. Sudah ada handuk dan sabun, jadi kamu tinggal mandi saja." Pria itu menunjuk dinding di sebelah kanan sehingga Nabila mengangguk dan bergerak keluar. "Setelah mandi, ke sini lagi."

"Iya, Pak."

Benar saja, di sebelah kamar itu ada kamar lagi yang sama besarnya. Kamar itu sebenarnya biasa dipakai oleh orang tua Hextor bila menginap di sana, karena itu peralatan mandinya lengkap. Nabila bahkan takjub melihat kamar mandinya sebersih dan semewah itu di dalam. Namun, ia tak bisa berlama-lama karena Hextor menunggunya.

Selesai dari kamar mandi, ia keluar. Ia dikejutkan oleh seorang pria yang sedang memasang sesuatu di dinding atas kamar itu melalui tangga.

"Eh, Bapak sedang apa?" tanya Nabila yang baru selesai mandi.

"Oh, Saya sedang pasang interkom biar nanti Ibu bisa dengar bayinya kalo nangis."

"Ooh ...." Nabila hanya mengangguk-angguk. Setelah itu meninggalkan tempat itu dan masuk ke kamar Enzo yang kebetulan terbuka. Pria itu mengikutinya karena ingin memasang interkom di kamar itu. Nabila hanya melihat saja sekilas tapi perhatiannya tertuju pada Enzo yang dibaringkan tengkurap di ranjang. Hextor memperhatikannya dari tepi ranjang.

"Oh, kamu sudah kembali. Ayo, sini. Kenapa jauh-jauh di situ?" Panggil Hextor saat melihat Nabila kembali.

Nabila dengan ragu datang. Ia hanya takut ada penolakan, tapi sepertinya Hextor tipe orang yang selalu ingin bersih, sampai dirinya pun sebagai ibu sussu anaknya juga harus bersih. Nabila jadi tak percaya diri di dekat pria ini.

"Tolong, jaga Enzo. Aku akan kembali ke kamar sebentar." Hextor meninggalkannya dengan terburu-buru.

Nabila menurut saja dan melihat Hextor pergi. Dilihatnya Enzo berusaha bicara walau tidak jelas. Sesekali kepalanya diangkat ke atas. Nabila tentu saja senang memperhatikan si kecil, apalagi, pria yang sedang memasang interkom sedikit berisik yang kadang membuat Enzo terkejut.

Tak lama, pria itu turun dan melipat tangga besi miliknya. "Sudah ya, Mbak. Ini juga bisa untuk bicara, tapi kata Bapaknya tadi, tidak perlu. Jadi hanya untuk mendengarkan saja."

"Iya, terima kasih, Pak."

Pria itu pun pergi sambil mengeluarkan tangga. Tak lama, Hextor masuk. Ia membawa pakaian di tangan. "Ini piyamaku, pakai saja."

"Apa?" Mata Nabila terbelalak. Ia tak menyangka Hextor malah meminjamkan pakaiannya.

"Ini, pakai saja. Daripada pakai baju lusuh itu yang sudah bau. Jadi, gak ada gunanya kamu mandi."

"Eh ...." Nabila menatap pria itu dan melirik pakaian yang diberikan. Mau tak mau ia harus menerimanya. Nabila mengambil pakaian itu dari tangan Hextor.

"Cepat ganti bajumu di kamar mandi."

Ketika Nabila hendak keluar, pria itu kembali bicara. "Enzo 'kan punya kamar mandi?"

"Eh, iya, Pak." Nabila merasa bodoh dan bergegas ke kamar mandi. Setelah kembali ternyata pria itu sudah berdiri menggendong Enzo. Bayi itu tampak gelisah.

"Oh, Nabila. Enzo ingin minum sussu lagi."

Nabila mendekat. Ia mengambil Enzo dari tangan Hextor.

Hextor sempat melihat Nabila kedodoran memakai pakaiannya. Itu terlihat jelas karena bagian ujung tangan dan kakinya digulung. "Ok, aku keluar. Kamarmu di sebelah ya. Kamu bisa keluar bila baby Enzo tidur."

"Apa Saya jadinya tidur di sebelah ya, Pak?"

"Terserah. Kamu bisa tidur di sini, tapi barang-barang kamu nanti harus berada di kamarmu. Itu saja."

"Eh, baik, Pak."

"Eh, satu lagi." Hextor mengangkat telunjuknya. "Usahakan Enzo dan kamu bersih. Itu agar Enzo tidak gampang sakit dan aku tidak suka kamar yang berantakan. Ok?"

"Iya, Pak." Nabila mengangguk.

"Tapi ...." Hextor melirik ke arah ranjang. "Kenapa ada baju pembantu di sini?"

***

Hextor kembali ke kamar dengan tubuh dan perasaan yang amat lelah. Ia membaringkan tubuhnya pada ranjang dan menghela napas panjang. Bagaimana tidak? Paginya masih bersama sang istri tapi kini statusnya telah menjadi duda. Istrinya pergi karena takdir berkata lain. Tuhan telah mengambilnya. Begitulah hidup. Kadang takdir tidaklah ramah pada manusia. Namun, sebagai mafia, harusnya ia siap dengan ini. Sesuatu yang memang lazim bagi kehidupan mafia. Hanya saja, ia heran. Sejauh ini ia selalu berusaha menghindar dari konflik, dan rasanya ia tidak sedang bermasalah dengan siapa pun. Ia merasa tidak punya musuh, tapi mengapa ia merasa kematian istrinya bukan hal yang wajar. Atau itu hanya perasaannya saja?

Bersambung ....

1
Tri Handayani
thorrr'kapan kelakuan buruk suami nabila terbongkar'biar nabila cpt cerai dr suaminya yg durjana
Baby_Miracles: sabar-sabar
total 1 replies
Ani Basiati
semoga nabila tau thor kl suamianya selingkuh
Nar Sih
emang segaja bos mu ngk kasih no hp suami mu nabila ,biar kmu ngk telpon suami mu
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
Tri Handayani
Next thorrr'semangat up
Nar Sih
lanjutt kakk ,👍🥰
Susi Akbarini
nabila menghantui hextor..
😀😀😀❤❤❤😘😍😙
Susi Akbarini
😀😀😀❤❤😘😍😗
Tri Handayani
hektor'g usah d kirimin no tlfnya suami nabila,mnding tunjukin kelakuan busuk suami nabila biar dia g mengharapkan lagi suaminya.
Susi Akbarini
lanjutttttt....

😍😙😗😗❤❤❤
Susi Akbarini
waduhhhh..

ngeriiiu...
😘😍😍😙😗❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
Lani2..
satang Enzo tapi salah strategi..
😀😀❤❤😘😍😙
Susi Akbarini
apa lani lupa klao di rumah itu ada cctv..


😀😀😀❤❤😘😍😙😙
Susi Akbarini
lanjutttt..

❤❤❤😘😙😗😗
Tri Handayani
makanya jadi orang jangan jahat'kena batunya kan...
Susi Akbarini
lanjutttt...
❤❤❤😘😍😙😙
Susi Akbarini
waaahhh..
jangn2 lani naruh serbuk gatal do pakaian Enzo..
untung Hextor tau lani melakukan sesuatu di lwmari anknya ..
jadi gak bisa nuduh nabila..
😀😀❤❤❤😍😙😗
Tri Handayani
Next thorrr'semangat up
Susi Akbarini
lanjuttt..
❤❤😍😙😗
Susi Akbarini
bisa jadi dahlia yg udah bikin helena celaka..
karena dia ingin hextir jadi miliknya...
😀😀😘😍😙😗❤❤❤😡
Mbah dun3
Dahlia tersangka ya thorrt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!