Jadi Ibu Susu Bayi Mafia

Jadi Ibu Susu Bayi Mafia

Bab 1. Ditinggal Pergi

"Aggh!" Nabila jatuh ke lantai. Namun, penderitaannya belum selesai.

Aryo, suaminya malah menendangnya bertubi-tubi. "Kamu benar-benar istri yang tidak punya otak, ya! Sekarang, bagaimana caranya aku membayarnya, hah!? Pake daun!? Kalau Haris sudah sekarat begitu, ya sudah ... biarkan saja! Toh, tak ada yang bisa membantunya selain menunggu ajal. Apalagi!?" Setelah puas menendang, ia lalu bertelak pinggang.

Nabila yang terisak, menengadah ke arah suaminya. "Tapi kita orang tuanya, Mas. Setidaknya kita berusaha agar dia merasa nyaman, bahkan di saat-saat terakhirnya ...." Kerudungnya sedikit miring karena tadi Aryo sempat menjambak kerudung segitiganya, sebelum mendorongnya ke lantai.

"Alah, sok kaya, kamu! Lalu sisanya, kamu bebankan padaku, hah!?" Aryo mendengus marah. Kedua matanya melebar karena kesal. "Kamu itu ...." Ia baru saja akan menendang lagi ketika sebuah tangan menahan bahunya.

"Hei, hentikan!"

Aryo menoleh. Seorang pria berkulit putih dengan tubuh tinggi tegap dan berwajah tampan, tampak seperti eksekutif muda dengan jas biru tuanya, menatapnya dengan tatapan menghujam.

Aryo menepis tangan pria itu dengan kasar. "Apa urusanmu, hah!?" Ia sebenarnya sedikit tidak percaya diri di samping pria berpakaian mahal itu, tapi berusaha menutupinya dengan tetap memasang wajah galak. "I-ini urusan rumah tanggaku, kenapa kamu ikut campur!?"

"Ini rumah sakit. Apa kamu tidak tahu ada larangan untuk berisik!?" Pria itu mulai kesal dan menatap tajam Aryo seakan ingin menguliti pria berkulit sawo matang itu hidup-hidup!

"Lho, apa urusanmu?" sindir Aryo hampir tertawa. "Ini urusan rumah tanggaku, jadi ja—."

Sebuah tangan lain menyambar Aryo dengan cepat hingga tubuhnya tahu-tahu sudah menempel ke dinding. Aryo melebarkan matanya karena terkejut. Ternyata ada pria lain yang menolong pria berwajah tampan ini. "Kamu mau cari mati, hah!? Beraninya menghina Tuan Hextor!" Pria itu mengunci leher Aryo dengan lengannya.

"Hei, lepaskan aku!" Aryo kesulitan bergerak.

Nabila ketakutan. Ia berhenti menangis dan cepat berdiri sambil merapikan kerudungnya. Biar bagaimanapun, Aryo adalah suaminya. Ia harus menyelamatkannya.

"Tolong, Pak, lepaskan suami Saya." Nabila memohon pada Hextor dengan menyatukan kedua tangan.

Kebetulan lorong rumah sakit itu tampak sepi hingga keributan ini tak bisa mengundang siapa pun untuk datang.

Hextor malah menatap aneh pada Nabila. "Dia sudah menyiksamu, kenapa kamu masih membelanya!?"

"Itu karena kesalahan Saya, Pak," aku Nabila.

Hextor mengerut dahi. "Kesalahanmu?"

"Iya."

"Ibu Haris Pangestu." Seorang suster datang menyambangi.

"Iya, Saya." Nabila menoleh.

"Ibu, tolong selesaikan administrasinya ya, baru bisa membawa bayinya pulang."

"Iya, Sus. Terima kasih."

"Bayi?" Bola mata Hextor melirik Nabila.

Suster itu pun tak sengaja melihat Aryo yang tengah ditekan ke dinding. Ia terkejut. "Itu, kenapa lagi!? Ada apa ini!?"

Pria yang menempelkan Aryo ke dinding, segera melepaskan. "Oh, tidak. Hanya bercanda ... ha ha ha. Teman lama. Iya, 'kan?" Pria itu melirik Aryo sambil menepuk-nepuk bahunya.

"Dia ...." Baru saja Aryo ingin melapor, ia mendapat tatapan tajam Hextor. Tentu saja nyalinya seketika ciut. "Eh, iya. Teman," ujarnya sambil menelan ludah.

"Oh, ya sudah." Suster itu kembali menatap Nabila. "Cepat diurus ya, Bu. Kita tidak bisa menyimpan lama-lama jenazah anak ibu di sini."

Sambil menghapus air matanya, Nabila hanya bisa mengangguk.

"Bayi? Bayinya meninggal? Kenapa kebetulan sekali ...." Hextor kembali melirik Nabila. Mata elang pria itu seketika menangkap bentuk dadda wanita muda itu yang sepertinya cukup besar walau tertutup kerudung.

"Mas ...," ucap Nabila melirik suaminya setelah suster itu menjauh.

"Tunggu dulu. Bayi kalian meninggal dunia?" Mata Hextor bergantian menatap Nabila dan Aryo.

"Emang kenapa!? Lu mau bayarin biaya rumah sakit anak gua!?" Ketus Aryo semakin kasar.

"Kalau iya, bagaimana?" ucap Hextor dengan wajah angkuh. Ia merapikan kerah kemejanya.

Aryo melongo sedang Nabila terkejut.

Aryo nampak tak yakin. "Bercanda, kan?"

"Tapi ada syaratnya." Hextor melirik dengan mata elangnya ke arah Nabila. "Aku butuh istrimu untuk bekerja di rumahku."

Aryo dan Nabila saling pandang.

"Eh kenapa bukan aku saja. Aku butuh pekerjaan." Aryo tiba-tiba mengganti nada bicara menjadi lebih ramah. Sebagai pekerjaan serabutan, pastilah ia senang bekerja di sebuah rumah mewah dengan segala fasilitasnya.

Hextor menyipitkan mata dan berdehem sebentar. "Ini bukan pekerjaan untuk laki-laki. Aku butuh istrimu untuk menyussui bayiku di rumah!"

Kembali Aryo dan Nabila saling pandang.

"Mau atau tidak!? Aku sedang buru-buru, ini!" ucap Hextor dengan wajah sebal. Ia tanpa sengaja lewat di tempat itu dan melihat pertengkaran keduanya hingga akhirnya ikut terlibat.

"Eh, boleh saja, tapi harus lebihkan dua juta lagi untukku, bagaimana?" ucap Aryo mengangkat dua jarinya dengan wajah senang. Belum apa-apa, ia sudah membayangkan akan mendapat uang besar bila membiarkan istrinya bekerja pada orang ini.

Hextor mengerut dahi. "Buat apa?"

"Buat penguburan bayiku lah, Pak. Dan pengeluaran seperti acara pengajian, dan lain-lain. Itu saja masih kurang." Dengan beraninya Aryo bernegosiasi.

Nabila melongo. "Mas, kenapa minta uang sebanyak itu?"

Aryo melirik istrinya dan berbisik."Ck, jangan bodoh! Menyussui bayi bapak ini pasti gajinya tidak kecil. Lagi pula, pasti tidak hanya sebulan. Hitung-hitung, itu untuk depe kamu kerja di sana, bodoh!"

"Tapi ..."

"Ok, Saya akan bayar. Jadi, setelah itu istrimu akan ikut Saya karena Saya butuh segera," sela Hextor tak sabar.

"Tapi, Saya ingin mengurus penguburan anak Saya dulu, Pak," pinta Nabila menatap pria berwajah indo itu.

"Tidak bisa! Saya butuh kamu hari ini juga!" Hextor berkeras.

Nabila ingin menolak tapi sang suami meraih bahunya.

"Nabila, sudah ... nanti biar aku yang mengurusnya, oke?" ucap Aryo menepuk dadda sendiri.

Hextor mendengarnya. "Oh  ... namanya Nabila ...."

"Tapi ...." Nabila terlihat bingung.

Aryo tersenyum lebar. Ia kemudian menegakkan punggung. "Ok, jadi kapan dibayarnya?"

***

Hextor menyerahkan tumpukan uang kertas berwarna merah ke tangan Aryo. "Sudah ya. Aku buru-buru."

"Iya, terima kasih."

Hextor melirik Nabila. "Ayo, ikut!"

"Tapi, Pak. Saya mau melihat bayiku dulu, sebentaar ... saja. Bagaimana?" Nabila memohon. Ia ingin melihat bayi Haris untuk terakhir kalinya.

Hextor memutar kepalanya ke belakang. Ia memberi kode hingga dua orang pria berbadan tegap mendatanginya. Ternyata, sedari tadi ia punya dua orang bodyguard yang mengamatinya dari jauh. "Bawa perempuan ini bersamaku."

"Baik, Pak!" Kedua orang itu menarik lengan Nabila di kiri kanannya sambil mengikuti Hextor.

"Eh-eh, tunggu dulu!" Namun, tentu saja Nabila tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikutinya. "Mas ..." Ia menoleh pada suaminya.

Aryo hanya melambaikan tangan pelan dengan senyum di kulum. Ia tentu saja senang. Selain biaya berobat bayinya dibayar Hextor, ia juga dapat uang lebih. Dipandanginya uang itu dengan mata berbinar dan kemudian mengeccupnya. "Ah, begitu gampangnya dapat uang ini. Apalagi ya, yang akan kulakukan dengan ini ...." Ia terbayang lagi pacarnya yang tidak pernah diketahui Nabila. Padahal tinggal tidak jauh dari rumah mereka. "Ah, Marni ... aku datang ...," ucapnya setengah menari-nari melangkah ke tempat anaknya berada. "Tunggu aku ya, Sayang ... aku selesaikan cecunguk kecil ini."

Nabila mengikuti Hextor sampai ke sebuah pintu. Hextor yang berada di depan menoleh ke belakang. "Kalian tunggu di sini. Aku mau masuk dulu."

Nabila melihat nama ruangan itu di atas pintu. Pemulasaraan Jenazah. "Eh, ini 'kan tempat jenazah bayiku?"

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

nemu pas baca novel. author. lain dia promosi ne novel mampir deh. moga g end tengah jalan ya thor

2025-09-04

2

𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝

𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝

astaghfirullah😭😭🤬🤬

2025-10-13

1

Nar Sih

Nar Sih

mampir kak

2025-08-29

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Ditinggal Pergi
2 Bab 2. Baby Enzo
3 Bab 3. Lapar
4 Bab 4. Ibu ASI
5 Bab 5. Pertahankan
6 Bab 6. Serba Salah
7 Bab 7. Sergio
8 Bab 8. Bercanda
9 Bab 9. Berjemur
10 Bab 10. Lidah Mertua
11 Bab 11. Pengertian
12 Bab 12. Siapa
13 Bab 13. Mabuk
14 Bab 14. Janji
15 Bab 15. Seblak
16 Bab 16. Dahlia
17 Bab 17. Curiga
18 Bab 18. Pecat
19 Bab 19. Ganjaran
20 Bab 20. Ponsel
21 Bab 21. Video Call
22 Bab 22. Pengganggu
23 Bab 23. Maaf
24 Bab 24. Kabur
25 Bab 25. Vila
26 Bab 26. Ngambek
27 Bab 27. Reuni Keluarga
28 Bab 28. Panik
29 Bab 29. Nama Vila
30 Bab 30. Izin
31 Bab 31. Penawaran
32 Bab 32. Menahan Amarah
33 Bab 33. Pulang
34 Bab 34. Kena Omel
35 Bab 35. Klinik
36 Bab 36. Trauma
37 Bab 37. Makam Haris
38 Bab 38. Ketahuan
39 Bab 39.Tanda Tangan
40 Bab 40 Cadar
41 Bab 41. Pelangi Setelah Hujan
42 Bab 42. Ulang Tahun
43 Bab 43. Mama
44 Bab 44. Kecelakaan
45 Bab 45. Cinta
46 Bab 46. Diincar
47 Bab 47. Minuman
48 Bab 48. Mafia
49 Bab 49. Marco Dan Sergio
50 Bab 50. Mantan
51 Bab 51. Kembali
52 Bab 52. Sarapan Lagi
53 Bab 53. Yakin
54 Bab 54. Melamar
55 Bab 55. Menikah
56 Bab 56. Bersamamu
57 Bab 57. Kembali Hilang
58 Bab 58 Mantan Terlupakan
59 Bab 59. Ngambek
60 Bab 60. Tawanan
61 Bab 61. Menunggu
62 Bab 62. Ketemu
63 Bab 63. Pencarian
64 Bab 64. Pengejaran
65 Bab 65. Lupa
66 Bab 66. Keluarga Kita
67 Bab 67. Pulang Ke Rumah Kita
68 Bab 68. Demi Kamu
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Bab 1. Ditinggal Pergi
2
Bab 2. Baby Enzo
3
Bab 3. Lapar
4
Bab 4. Ibu ASI
5
Bab 5. Pertahankan
6
Bab 6. Serba Salah
7
Bab 7. Sergio
8
Bab 8. Bercanda
9
Bab 9. Berjemur
10
Bab 10. Lidah Mertua
11
Bab 11. Pengertian
12
Bab 12. Siapa
13
Bab 13. Mabuk
14
Bab 14. Janji
15
Bab 15. Seblak
16
Bab 16. Dahlia
17
Bab 17. Curiga
18
Bab 18. Pecat
19
Bab 19. Ganjaran
20
Bab 20. Ponsel
21
Bab 21. Video Call
22
Bab 22. Pengganggu
23
Bab 23. Maaf
24
Bab 24. Kabur
25
Bab 25. Vila
26
Bab 26. Ngambek
27
Bab 27. Reuni Keluarga
28
Bab 28. Panik
29
Bab 29. Nama Vila
30
Bab 30. Izin
31
Bab 31. Penawaran
32
Bab 32. Menahan Amarah
33
Bab 33. Pulang
34
Bab 34. Kena Omel
35
Bab 35. Klinik
36
Bab 36. Trauma
37
Bab 37. Makam Haris
38
Bab 38. Ketahuan
39
Bab 39.Tanda Tangan
40
Bab 40 Cadar
41
Bab 41. Pelangi Setelah Hujan
42
Bab 42. Ulang Tahun
43
Bab 43. Mama
44
Bab 44. Kecelakaan
45
Bab 45. Cinta
46
Bab 46. Diincar
47
Bab 47. Minuman
48
Bab 48. Mafia
49
Bab 49. Marco Dan Sergio
50
Bab 50. Mantan
51
Bab 51. Kembali
52
Bab 52. Sarapan Lagi
53
Bab 53. Yakin
54
Bab 54. Melamar
55
Bab 55. Menikah
56
Bab 56. Bersamamu
57
Bab 57. Kembali Hilang
58
Bab 58 Mantan Terlupakan
59
Bab 59. Ngambek
60
Bab 60. Tawanan
61
Bab 61. Menunggu
62
Bab 62. Ketemu
63
Bab 63. Pencarian
64
Bab 64. Pengejaran
65
Bab 65. Lupa
66
Bab 66. Keluarga Kita
67
Bab 67. Pulang Ke Rumah Kita
68
Bab 68. Demi Kamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!