NovelToon NovelToon
Cinta Dan Dendam.

Cinta Dan Dendam.

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:65.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: selvi serman

Di nyatakan tidak bersalah oleh hakim tidak membuat hidup gadis bernama Gracia Kanaya kembali tenang, sebab seseorang yang menganggap Gra adalah penyebab kematian sang adik tercinta tak membiarkan Gra hidup dengan tenang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semena-mena.

Gra memungut pakaiannya satu persatu, kemudian membawa bersamanya ke gazebo yang berada di dekat kolam berenang, letaknya di samping rumah. Sepertinya malam ini Gra harus mengistirahatkan tubuhnya di sana. Biarlah, malam ini ia tidur di gazebo, setidaknya lebih aman ketimbang ia harus lontang-lantung di jalan seperti gembel.

Dari gazebo, Gra menatap ke arah jendela kamar ayahnya. "Papa sudah makan atau belum?." lirihnya. Untuk memastikan, Gra lantas beranjak untuk menanyakannya pada ibu tirinya.

"Mau apalagi kamu?." bentakan ibu tirinya yang tiba-tiba muncul di ambang pintu mengejutkan Gra, hingga gadis itu terperanjat saking kagetnya.

"Maaf mah, Gra cuma mau tanya, Papa sudah makan apa belum ya?." dengan hati-hati Gra bertanya, jangan sampai kembali memancing kemarahan ibu tirinya.

"Kamu tidak perlu mencemaskan papa kamu, lagipula saya belum menginginkan kematian papa kamu, makanya masih saya beri makan tepat waktu biar tetap hidup."

Meskipun jawaban ibunya terdengar ketus, Gra tetap lega karena intinya ayahnya sudah diberi makan oleh wanita itu.

Gra sampai memejamkan matanya ketika ibu tirinya menutup pintu dengan begitu kasarnya. Gadis itu lantas kembali ke gazebo.

Kruyuk..... kruyuk.....

Gra memegangi perutnya yang terdengar berbunyi, menandakan ingin segera di isi. Gra merogoh saku celananya, ternyata masih ada satu lembar uang kertas berwarna merah. Gadis itu langsung melebarkan senyumnya, sepertinya malam ini ia tak harus menahan lapar, dengan uang itu ia bisa membeli sesuatu untuk mengganjal perutnya. Tetapi, ini sudah malam, sementara di kawasan perumahan tempatnya tinggal pastinya tak ada ojek yang melintas, kalau malam ini ia menggunakan jasa taksi online pasti untuk ongkos ke tempat kerja besok uangnya tidak akan cukup lagi.

"Jalan kaki saja deh." lirih Gra sambil beranjak turun dari gazebo.

"Non Gra mau kemana?." Tanya bang Udin, pria berusia sekitar tiga puluh tahunan yang bertugas menjaga gerbang depan.

"Gra mau cari makan bang, lapar soalnya." jawab Gra. Mendengar itu mang Udin merasa iba melihat Gra. bang Udin jadi bingung sendiri dengan sikap buruk ibu tiri Gra, bukankah di dalam masih banyak makanan, lalu kenapa membiarkan Gra kelaparan seperti ini? Dalam hati bang Udin hanya bisa mendoakan semoga di masa depan Gracia bisa menjalani kehidupan yang jauh lebih baik. Bukan apa-apa, di kampung bang Udin juga memiliki seorang adik yang usianya hampir sebaya dengan Gra, melihat Gra diperlakukan dengan buruk oleh ibu serta saudara tirinya membuat bang Udin teringat pada adik perempuannya.

"Ohiya, bang Udin sudah makan belum?." ditengah kesulitannya, Gra masih memikirkan orang lain.

"Sudah non, bang Udin sudah makan beberapa saat yang lalu." jawab bang Udin.

"Ya sudah, kalau begitu Gra pergi dulu ya bang." pamit Gracia.

"Hati-hati ya Non!." pesan bang Udin dan Gra mengangguk mengiyakan.

Gra mulai mengayunkan langkah hendak keluar dari komplek perumahan menuju ke warung yang lokasinya berada di jalan besar, sekitar satu kilometer dari lokasi keberadaannya saat ini. Biarlah berjalan kaki cukup jauh yang penting bisa mengisi perutnya yang sudah keroncongan, begitu pikir Gra.

Setelah hampir setengah jam berjalan kaki, senyum di bibir Gra Langsung terukir menyaksikan warung penjual nasi goreng masih buka. Hendak mendekati warung tiba-tiba sebuah mobil berhenti tak jauh dari posisi berdirinya Gra saat ini.

"Tuan Gilang." lirih gadis itu dengan perasaan berubah panik sekaligus ketakutan. Apalagi pemilik mobil tersebut sudah turun dan menghampiri dirinya.

"Masuk!." perintah Gilang dengan wajah tak terbantahkan.

"Tapi, tuan."

Gra menelan ludahnya dengan susah payah melihat raut wajah Gilang berubah merah padam.

"Saya rasa kamu belum tuli bukan, jangan membuat saya mengulang kata-kata saya!." rasa lapar yang tadinya dirasakan oleh Gra seolah sirna begitu saja menyadari kemarahan di wajah Gilang.

"Ba_baiklah." dengan berat hati Gracia memaksakan langkahnya memasuki mobil Gilang.

"Mah, jika dunia sekejam ini pada Gra, kenapa mama tega meninggalkan Gra di sini sendirian? kenapa mama tidak mengajak Gra ikut bersama dengan mama?." batin Gracia. Ingin sekali rasanya Gracia menangis untuk menumpahkan segala beban dihati namun hal itu tak dilakukan oleh Gra mengingat saat ini ia berada di samping Gilang. Yang ada jika ia menangis pria itu justru melemparnya keluar dari mobil yang sedang melaju kencang karena marah.

"Ternyata kau memang ditakdirkan hancur di tanganku gadis licik." batin Gilang seraya melirik pada Gra yang nampak memilin ujung bajunya. Ya, Gilang yang baru kembali dari sebuah restoran usai meeting bersama kliennya secara tidak sengaja melihat keberadaan Gra yang tengah berjalan menyusuri trotoar jalan seorang diri. Tanpa berpikir panjang, pria itu menepikan mobilnya dan memaksa Gra untuk masuk ke mobilnya.

Untuk kedua kalinya Gilang mengajak Gra ke apartemennya.

"Apa kau akan terus berdiri di sana sampai besok?." cetus Gilang melihat Gra masih saja berdiri di ambang pintu apartemen.

Gra tak menjawab tapi langkahnya terayun memasuki apartemen Gilang. Kalau seperti ini, ia pasti akan kembali menjadi sasaran empuk Gilang di atas tempat tid-ur.

Gra memilih diam, rasanya ia lelah untuk berdebat. Di perintahkan Gilang masuk ke kamarnya, gadis itu pun menurut tanpa sepatah katapun.

Tanpa aba-aba Gilang langsung menyerang Gra, mengung-kung tubuh gadis itu, mengunci kedua tangan Gra ke atas, menc-iumi bibir Gra, hingga kemudian turun pada leher jenjang milik gadis itu.

"Kruyuk.... kruyuk.... Kruyuk...." ditengah kegiatannya tiba-tiba Gilang mendengar suara yang berasal dari perut Gracia. pria itu sontak menyudahi kegiatannya dan beranjak turun.

Tanpa bertanya sekalipun, Gilang tahu bahwa saat ini Gra pasti sedang lapar.

Tanpa sepatah katapun Gilang meraih ponselnya dan keluar dari kamar.

"Argh......." Gra memegangi perutnya yang tidak bisa diajak kompromi. kenapa perutmu harus berbunyi sekarang Gra? Harga dirimu benar-benar sudah tidak ada dihadapan tuan Gilang" batin Gracia dengan tubuh lemas nya. Lemas karena belum makan, ditambah lagi dengan perbuatan semena-mena Gilang padanya.

Sekitar dua puluh menit kemudian Gilang kembali ke kamar, memerintahkan Gra untuk keluar. Gra langsung menghela napas lega, pikirnya Gilang akan menyuruhnya pergi dari apartemennya.

"Kau mau pergi ke mana?." tanya Gilang melihat Gra berjalan ke arah pintu apartemen.

"Pulang." dengan polosnya Gra menjawab.

"Memangnya siapa yang menyuruhmu pulang?." cetus Gilang.

"Makanlah!." Gilang Menuding dengan dagunya ke arah bungkusan makanan yang ada di meja sofa.

"Aku tidak mau kau sampai mati kelaparan di apartemenku."

Gra menyungging senyum kecut mendengarnya. Meskipun malu, tapi Gra tetap menyantap makanan yang diberikan oleh Gilang karena perutnya sudah hampir tidak bisa lagi dikondisikan. Rupanya Gilang keluar kamar tadi untuk delivery makanan buat Gracia.

"Kehidupan seperti apa yang sebenarnya kau jalani selama ini?." batin Gilang menatap Gra yang sedang menyantap pelan makanannya.

1
roosie
Gilang ini lanjutan dr novel yg mana,
Lia siti marlia
uhhhh selamat yah gilang gra kalian bentar lagi jadi orang tua ...buat kamu gilang jaga dong bicara biar gra gak merasa rendah jangan lagi sebut sebut mantan dalam rumah tangga kalian ....
buat nessa jangan jangan kamu otw hamil ...kalau iya selamat dehhh
Felycia R. Fernandez
naaaah...
Vanessa yang hamil Nih...
Felycia R. Fernandez
coba pakai logika,dia tiap hari tersenyum dan pengen cepat pulang,ya pasti istrinya la yang mulai dicintainya.yang buat dia betah untuk berlama-lama dirumah
Lia siti marlia
aku kira mengigau mengutarakan isi hati buat raffa ...ternyata mengigau tentang orang tua nya kamu nessa
Dwi ratna
gracia kedua yg melakukan hal yg sma, berpikir macem³ k suaminya,percis gra dlu ini s Nessa
Lusi Hariyani
jujur aja skrg rafa
Dinarra
ditunggu crazy upnya kaka selvi😍
zheny pudji
Rafa mulai TBC (timbul benih cinta)
Lusi Hariyani
rajin dong kak up y
Ica Rissaharyono
lanjut kaka othor💪 semangattt
Lia siti marlia
emh kasian sama vanssa ...kamu rafa yang tegas dong jangan abu abu wanita butuh kejelasan bukan hanya perlakuan saja tapi ungkapan cinta juga ....
Rina Wati.S
lanjut kak
Felycia R. Fernandez
wow...
Lia siti marlia
selamat yah buat yogi dan ibu nya balasan buruk menanti kalian.....mas gilang gak mau macam macam kok gra cuman satu macam nyakni mau mastiin dede dalam perutmu dapat perhatian ayah nya
Felycia R. Fernandez
ternyata ada kongkolikong antara Gilang dan Oma...
mantap 👍👍👍👍
Lia siti marlia
oma memang pintar tak salah memilih patner ...tapi kasian juga sama asisten tiko 😁😁 jadi tumbal
aleena
kena kau rafa,, memang belum mengakui itu cinta terhadap istrinya
Akan tetapi sudah terlihat🤭🤭🤭🤣🤣
aleena
hoo jadi itu termasuk jebakan omma🤣🤣🤣🤭
secret
hmm kumat kyk si Gilang juga, susah amat tinggal bilang C I N T A
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!