Cinta Dan Dendam.
"Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa gadis itu bisa bebas?." Suara Gilang menggema ke setiap sudut ruang kerjanya. Wajah pria itu nampak diselimuti kemarahan.
"Kejadian yang merenggut nyawa nona Yumi, murni di anggap sebagai tindakan bu-nuh diri oleh pihak pengadilan, sekalipun saat kejadian itu terjadi kejiwaan Nona Yumi dalam kondisi terganggu." Jelas pengacara yang menangani kasus kema-tian Yumi kepada kliennya, Gilang.
Gilang nampak mengepalkan tangannya, sementara sorot matanya nampak menyala oleh api kebencian.
"Anda boleh pergi sekarang!." Titah Gilang pada pengacaranya yang dianggap tidak becus menangani kasus kema-tian adiknya.
"Kalau begitu saya permisi, Tuan." Pria berusia kisaran empat puluh tahunan tersebut pun berlalu meninggalkan ruangan kerja Gilang, sebelum dirinya yang menjadi sasaran dari kemarahan Gilang.
Setelah kepergian pengacaranya tinggallah Gilang bersama asisten pribadinya di ruang kerjanya.
Belum reda kemarahan dihati Gilang setelah seminggu yang lalu mengetahui jika ternyata gadis yang menyebabkan kematian adiknya merupakan adik dari salah satu pria yang telah memper-kosa mendiang adiknya, kini kemarahannya kembali tersulut Setelah mendengar laporan bahwa pihak pengadilan menyatakan gadis itu tidak bersalah. Siapapun pasti akan berpikiran yang sama dengan Gilang, gadis itu pasti bekerja sama dengan kakaknya untuk melenyapkan Yumi. Lagi pula mana ada putri dari seorang pengusaha yang cukup sukses mau bekerja sebagai cleaning service jika tidak memiliki maksud dan tujuan terselubung, begitu pikir Gilang.
Gilang menyeringai di saat sebuah ide terlintas di benaknya. "Kau mungkin bisa lepas dari hukum, tapi tidak dariku." gumamnya, kemudian memberi perintah pada asisten pribadinya.
"Baik tuan, akan saya lakukan sesuai dengan perintah anda."
Asisten pribadi Gilang lantas pamit meninggalkan ruang kerja tuannya itu, hendak melaksanakan perintah dari Gilang tentunya.
Malam harinya.
Seorang gadis berjalan sendirian menyusuri trotoar jalanan yang tidak begitu ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang. Gracia Kanaya berjalan seorang diri menyusuri gelapnya malam, setelah seharian berkeliling kota Surabaya dengan membawa map berisi ijazah SMA nya untuk mencari pekerjaan. Ya, sekalipun telah dinyatakan tidak bersalah oleh pihak pengadilan, rumah sakit tempatnya bekerja sebelumnya sebagai petugas kebersihan tak mau lagi menerima Gra untuk kembali bekerja. Satu alasan yang paling masuk akal, pihak rumah sakit tidak ingin kembali mempekerjakan pegawainya yang dianggap telah lalai dalam bekerja.
Di tengah langkahnya tiba-tiba Gra dikejutkan dengan keberadaan sebuah mobil sedan berwarna hitam yang berhenti tak jauh darinya, kemudian di susul oleh dua orang pria bertubuh tinggi besar turun dari mobil tersebut. Gra semakin mempercepat langkahnya ketika menyadari kedua pria tersebut semakin mendekat ke arahnya.
"Argh....." Gra sontak berteriak ketika salah satu dari pria tersebut menarik kasar lengannya. "Tolong.... tolong...... tolong......" Gra yang sudah sangat ketakutan lantas berteriak meminta pertolongan, tapi sayangnya jalanan yang sepi membuat suara teriakan sia-sia. Tak ada seorangpun yang datang menolongnya, hingga kedua pria bertubuh tinggi besar tersebut berhasil menyeretnya masuk ke mobil, kemudian melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Aku bukan anak orang kaya. Percuma kalian menculik ku, kalian tidak akan mendapatkan apapun." peringat Gra yang berpikir para pria tersebut menculiknya karena menginginkan uang tebusan.
"DIAM...." bentak salah seorang dari pria yang menyeret Gra masuk ke mobil hingga tubuh Gra semakin bergetar ketakutan dibuatnya. Gra berusaha memberontak bahkan gadis itu terus berteriak, berharap ada seseorang yang akan mendengar dan menolongnya. Panik mendengar teriakan Gra, pria yang membentak Gra tadi langsung mengarahkan sapu tangan ke hidung Gra. Sapu tangan yang sebelumnya telah diberi obat bius. Dalam hitungan detik saja, tubuh Gra langsung lunglai tak sadarkan diri, sehingga Gra tak tau lagi kemana para penculik itu membawanya.
Beberapa jam kemudian, mobil yang dikendarai oleh salah satu pelaku tiba di sebuah Villa yang letaknya dipinggiran kota Surabaya. Sementara seseorang yang memerintahkan kedua pria tersebut nampak menarik sudut bibirnya.
"Selamat datang Nona Gracia Kanaya....." gumam pria yang tak lain adalah Gilang tersebut, ketika melihat kedua orang suruhannya membopong tubuh Gra yang tengah tak sadarkan diri memasuki Villa.
Kedua pria tadi lantas membawa Gra ke sebuah kamar di villa tersebut, dan tak lama kemudian Gilang pun menyusul.
"Kalian boleh pergi!." titah Gilang dengan wajah datarnya.
"Baik, tuan." kedua pria tersebut lantas berlalu, hingga di kamar itu hanya tersisa Gra yang tengah tak sadarkan diri serta Gilang yang menatap gadis malang itu dengan tatapan tak terbaca.
"Aku jadi penasaran, bagaimana reaksi kakak mu nanti setelah mengetahui apa yang pernah dilakukannya pada adikku, terjadi juga pada adiknya?." Gumam Gilang seraya melebarkan senyum di wajahnya, senyum yang terlihat begitu mengerikan.
Gilang yang sudah tidak sabar melihat reaksi dari salah satu lelaki bajin-gan yang pernah memper-kosa Yumi, pada akhirnya melu-cuti semua pakaian yang melekat pada tu-buh Gra hingga kini tu-buh gadis itu terlihat polos tanpa sehelai benangpun yang membalutnya. Selanjutnya, Gilang pun turut menang-galkan semua pakaiannya dan menindih tu-buh tak berdaya Gra. Dengan dipenuhi kebencian serta dendam, Gilang merenggut kesu-cian gadis cantik di bawah Kungkungannya itu. Bukan hanya sakali, namun Gilang melakukannya hingga berkali-kali. Mungkin jika Gra tidak dalam kondisi pingsan, gadis itu pasti sudah mengerang bahkan menangis sesenggukan karena kesakitan.
Keesokan paginya.
Gra telah sadarkan diri, membuka matanya perlahan, memegangi kepalanya yang terasa berdenyut akibat pengaruh obat bius. Gra merasa ada yang aneh dengan bagian sensitifnya, terasa sakit sekali. Dengan jantung yang berdegup kencang, Gra menyibak perlahan selimut yang menutupi tu-buhnya. Kedua bola mata indahnya langsung terbelalak menyaksikan tubuhnya yang sudah tampak polos. Menyadari bercak da-rah serta rasa sakit diarea sensitifnya, Gra sudah bisa menebak apa yang telah terjadi padanya, kini ia telah kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya
"Selamat pagi, Nona Gracia Kanaya...." suara bariton milik seorang pria yang tengah duduk di sofa tak jauh dari tempat tidur, menarik atensi Gra ke sumber suara.
Deg
Wajah pria itu.... Gra masih ingin betul dengan wajah pria itu, kakak dari pasien rumah sakit jiwa yang meninggal akibat menenggak cairan pembersih porselen saat ia sedang melakukan tugasnya membersihkan lantai kamar mandi di kamar perawatan pasien. Kebencian dan dendam terlihat jelas dari sorot mata pria itu.
Hanya air mata yang menjadi luapan betapa hancurnya hati gadis itu saat ini, tetapi hal itu tak membuat Gilang tersentuh sama sekali.
"Ini belum berakhir sampai di sini! Aku akan memastikan hidupmu tidak akan pernah tenang."
Gilang mengeluarkan ponsel dari saku celananya, dan mempertontonkan sebuah video yang berdurasi cukup panjang tersebut dihadapan Gra. Tak lupa beberapa foto yang sengaja diambilnya semalam turut di tunjukkan Gilang di hadapan Gra.
Deg.
Selamat datang di kisah Gilang dan Gracia Kanaya.....Bagi pembaca, jika tidak berkenan dengan karya ini silahkan di skip saja ya...jangan memberikan vote buruk yang akan menurunkan semangat author dalam berkarya! Mari saling menghargai Antara penulis dan pembaca, karena mengarang tidak semudah membaca! btw.... thank you so much all......😘😘🥰🥰🥰🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
aleena
hah gilang
kirain sudah tobatan nasuha
eeeh sekarang diulang malah Makin parah
dirinya sendiri yg mem p r k o sa, sang gadis
kamu salah, jika dia anak yg disayang orang Tua tidak mungkin lulus sma langsung kerja
pemikirannmu gak jernih
galang ,galang kamu bakalan menyesal
2025-08-13
0
Felycia R. Fernandez
Yeeeey...
akhirnya buku Gilang launching juga...
ternyata Gilang selalu punya dendam salah alamat,
setelah dengan Inara,sekarang dengan gadis CS dirumah sakit Arumi...
padahal itu semua karena Ayumi yang memank tidak tahan menghadapi kehamilan nya
2025-08-08
0
Saadah Rangkuti
maaf thor, apa ada cerita sebelumnya? judulnya apa?
2025-08-11
0