NovelToon NovelToon
Bad Boy Falling In Love

Bad Boy Falling In Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

"Siapa nama lo?." Suara lelaki itu yang dalam bergema di telinga seorang gadis yang menatapnya dengan penuh minat.

"A-abila!." Jawabnya tergagap

"Apa cewek itu ngeliatin kita?." Lelaki itu melirik ke arah gadis lain yang tengah memperhatikan mereka dengan mengepalkan tangannya.

Abila yang mengerti maksud lelaki tampan yang berdiri di hadapannya itu langsung mengangguk pelan. "I-iya."

"Good!."

Tanpa berkata apa pun lagi, lelaki itu langsung mencium bibir Abila

Dan, tidak ada yang menyangka bahwa ciuman itu yang akan menentukan nasib mereka.

Satu ciuman dari bad boy tampan dan semua berakhir bagi Abila

Sejak orang tuanya meninggal, Abila Beyza Auliandra lebih suka menjalani kehidupannya dengan tenang. Pemalu dan pendiam, Abila hanya bisa bersikap bebas ketika berada di dekat sahabatnya, Rafka Shankara Arsala pemain basket yang sedang naik daun di sekolah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Zerga terkejut.

"S-sintya yang udah ambil seragam punya ku." Kata Abila  menjelaskan. "Dia juga foto aku dalam keadaan kayak gini!." Suara Abila terdengar lirih dan dia juga kembali terisak, tetapi ia tidak perlu menjelaskannya panjang lebar.

Menyebutkan nama Sintya pasti sudah membuat Zerga paham karena Sintya adalah salah satu antek Lyora. Biasanya Zerga tidak perduli dengan rencana Lyora dan antek-antek nya, tetapi dia pun juga terkejut dengan hal ini.

"Hp lo mana?."

"Hp aku juga diambil sama dia."

Zerga menghela napasnya, sembari menggelengkan kepalanya. "Goblok banget." Ejeknya. "Lagian lo aneh banget, hp kenapa di kasih ke orang sih?."

"Aku pikir dia baik."

"Lo tunggu di situ dulu!." Teriak Zerga dari luar.

Dari dalam, Abila dapat mendengar suara langkah Zerga yang menjauh.

Abila menundukkan kepalanya. "Zerga bener, aku bodoh banget."

Tetapi Abila tidak berdaya, ia tidak bisa memahami motif maupun karakter asli seseorang. Ia terlalu tidak berpengalaman dan takut pada dunia luar. Sejak orang tuanya meninggal, cengkang disekelilingnya semakin tebal sehingga Abila bahkan tidak mampu memahami motif tersembunyi orang lain.

"Woy, cewe aneh. Nih Ambil!." Abila membuka sedikit pintunya, bersembunyi di balik pintu saat tangan Zerga terulur menawarkan sebuah kaos padanya. "Ini..."

Abila mengambil kemeja itu dari Zerga dan segera kembali menutup pintu. 

Abila terkejut saat melihat bahwa yang Zerga berikan adalah kaos milik Rafka yang pernah dipinjamkannya pada Zerga. Abila agak ragu untuk memakainya, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Ia nanti harus berbohong pada Rafka lagi.

Zerga menunggu di luar sampai Abila keluar. Dan akhirnya, Abila perlahan keluar dari ruangan itu, mengenakan kaos Rafka yang kebesaran. Kaos itu menjuntai hingga ke lutut Abila. Membuat gadis itu terus menerus memperbaiki penampilannya, merasa tidak nyaman, tetapi setidaknya ia bisa berpakaian

"Lo kecil banget." Kata Zerga. "Kayak lo bisa dimasukin ke kantong gua."

Abila tersenyum kecil mendengarnya. "Ayah ku juga dulu bilangnya gitu." Katanya dengan malu-malu.

Zerga berdehem, berusaha untuk tidak memikirkan betapa menggemaskan nya Abila ketika tersenyum.

"Ayo kita keluar." Ajak Zerga sembari memberi isyarat agar Abila mengikutnya. "Kita ada pekerjaan yang harus di urus."

"Apa kita mau lapor ke kepala sekolah?." Tanya Abila.

"Dan bilang ke dia kalau lo dengan bodoh nya masuk ke ruang ganti cowok?." Zerga balik bertanya sembari mengerutkan keningnya. "Ya ngga lah. Sintya pasti bisa bikin alasan didepan kepala sekolah dan malah nyalain kebodohan lo. Lagi pula, kepala sekolah ngga akan langsung percaya tanpa bukti."

"Kenapa Sintya bisa bikin alasan? Jelas-jelas emang dia yang bersalah."

"Fyi, lo bukan satu-satunya cewe yang pernah berdua sama gua di ruang ganti." Zerga mengedipkan matanya  "Yaa... meskipun alasannya beda-beda."

Abila bergidik ngeri setelah mendengar jawaban Zerga. Cara Zerga mengatakannya seolah-olah mereka baru saja memang melakukannya.

"Jadi kita mau kemana sekarang?." Tanya Abila setelah berdehem.

Zerga tidak membalas pertanyaan Abila, tetapi dia mengeluarkan ponsel miliknya dan mengirim pesan pada seseorang.

"Oh ya, dia ngambil foto bu91l lo pake hp dia atau hp lo?." Tanya Zerga, mengalahkan pandangannya kearah Abila.

"Hp punya dia."

Zerga mengangguk mengerti dan Abila terkejut ketika Zerga berjalan menuju lapangan sepak bola di luar. Abila mengikuti Zerga ke tribun. Selain beberapa irabf berada jauh di lapangan, tempat itu sebagian besar kosong karena kelas-kelas lain masih berada di jam pelajaran.

"Lo harus sembunyi di balik bangku-bangku tribun itu!." Perintah Zerga dengan serius sembari menunjuk ke arag beberapa bangku.

Abila merasa sedikit agak ragu, tetapi dia mengangguk pelan dan setuju untuk bersembunyi di tempat yang Zerga arahkan.

Sementara Abila bersembunyi, Zerga di tempat sebelumnya terlihat seperti sedang menunggu seseorang. Abila bisa memperhatikan Zerga dari tempatnya bersembunyi dan selang beberapa menit menunggu, Abila dapat melihat seorang gadis berlari mendekati Zerga.

Gadis itu adalah Sintya!

"Kenapa lo tiba-tiba manggil gue ke sini?." Tanya Sintya, begitu berdiri berhadapan dengan Zerga. "Ada keadaan darurat?."

"Gua mau balikan sama Lyoraa!." Seru Zerga.

"Apa?." Mulut Sintya menganga tak percaya. "Lo serius, kan? Astaga, akhirnya mata lo terbuka juga, ya."

"Tapi, gua mau ini jadi kejutan buat dia." Kata Zerga dengan suara bicara yang pelan. "Mana hp lo!."

"Hp gue? Buat Apa?." Sintya mengernyitkan dahinya.

"Kalau gua telpon dia pake hp lo dan yang dia denger itu suara gua, lo bisa bayangin kan betapa happy-nya dia. Dan mungkin, lo nanti bisa jadi wakil kapten di cheerleader karena udah bantuin kita balikan." Kata Zerga dengan santainya.

Abila memperhatikan mereka berdua dari tempatnya bersembunyi sembari menduga-duga apa yang sebenarnya Zerga rencakan saat ini.

"Ide bagus!." Seru SIntya. Dan dia langsung merogoh saku roknya untuk mengambil ponselnya. "Wait, biar gue buka dulu kuncinya."

Sintya membuka kunci layar ponselnya, sebelum akhirnya memberikan ponselnya pada Zerga yang menerima ponsel itu dengan senyuman di bibirnya. Sembari mengangkat ponsel milik Sintya, Zerga berpura-pura mencari nomor kontak Lyoraa.

Padahal yang sebenarnya, Zerga menekan folder berisi file-file yang baru saja tersimpan hari ini.

"Lyoraa pasti happy banget pulang dari paris dan dapat kabar ini." Pekiki Sintya dengan semangat, dan dia tidak menyadari apa pun. "Dan... setelah itu gue pasti diangkat jadi wakil kapten sama dia! Ya ampun, ya ampun... gue ngga sabar banget!."

"Terhapus..." Seru Zerga tiba-tiba. "Lo boleh pergi sekarang."

"Maksud lo apaan sih?."  Sintya mengernyitkan dahinya ketika Abila tiba-tiba muncul dari tempat persembunyiannya. Dan Zerga juga terlihat menyeringai penuh kemenangan, menikmati kengerian diwajah Sintya.

"Lo, apa yang udah lo lakuin... ." Sintya tergagap, tetapi sebelum dia menyelesaikam pertanyaannya, Zerga langsung membanting ponsel milik Sintya dengan keras ke lantai tribun.

"Zerga! Lo apa-apaan sih?." Teriak Sintya, sementara Abila melongo.

Zerga mengabaikan teriakan Sintya dan lebih memilih menginjak ponsel itu berulang kali hingga hancur berkeping-keping. Kartu memorinya terlepas. Sintya membungkuk untuk menyelamatkan kartu memorinya, tetapi Zerga dengan cepat mendorong Sintya dan kemudian  menghancurkan kartu memori itu juga.

Abila terkejut dengan apa yang Zerga lakukan dihadapannya, tetapi dia juga merasa senang dan berterima kasih pada Zerga yang sudah membantunya. Namun, ia juga merasa kasihan dengan kondisi Sintya sekarang ini.

"Anjink lo Zerga, ponsel gue lo rusak! Ganti rugi sekarang juga!." Teriak Sintya pada Zerga, tetapi tatapan tajam Zerga membuat Sintya terdiam.

Zerga kemudian dengan paksa merebut tas Sintya dan menuangkan semua isi tas ke kursi penonton, membuat Sintya semakin merasa kesal, tetapi dia tidak berani protes. Abila mendapati ponselnya terjatuh diantara barang-barang milik Sintya dan langsung mengambil ponselnya.

"Lain kali, gua juga bisa ngerusak mobil lo." Zerga memperingatkan Sintya sembari membuang tas gadis itu. "Terserah lo mau ngapain ke orang lain. Tapi...." Jari Zerga menunjuk ke arah Abila. "Jangan berani-beraninya lo gangguin dia atau pun nyakitin dia! Gua ngga akan biarin lo lolos lain kali!."

Abila terkejut mendengar kata-kata Zerga. Dan Zerga kemudian berbalik, meraih pergelangan tangan Abila, menariknya menjauh.

"Zerga, lo harus ganti rugi!." Teriak Sintya.

Namun Zerga mengabaikan teriakan Sintya dan mengajak Abila pergi dari tempat itu. Bel sekolah berbunyi dan beberapa siswa terlihat buru-buru keluar dari kelas mereka masing-masing.

Rafka ada diantara para siswa yang keluar, Rafka berjalan keluar dari kelas terakhirnya. Ia kembali mencoba menghubungi nomor Abila, tetapi nomornya tidak bisa dihubungi sejak tadi.

"Kenapa hp nya mati?." Tanya Rafka pada dirinya sendiri.

Ia kemudian mendongak dan terkejut saat mendapati Abila dan Zerga tengah berjalan bersama menuju parkiran dan mereka bergandengan tangan.

"Abilaa!." Panggil Rafka, tetapi karena posisi mereka yang agak jauh, membuat Abila tidak bisa mendengar suara Rafka.

Rafka hendak mengikuti mereka, tetapi jalannya dihalangi oleh beberapa siswa yang baru saja keluar dari kelas lain. Saat Rafka akhirnya berhasil menerobos  kerumunan, Zerga dan Abila justru sudah pergi.

"Sialan." Umpat Rafka.

Sementara itu, Zerga mengajak Abila untuk masuk kedalam mobilnya.

"K-kamu mau ngapain?." Tanya Abila tergagap, merasa takut.

Zerga memutar bola matanya malas. "Lo ngga ragu ngikutin Sintya dengan kebodohan lo, tapi lo ragu ngikutin gua?."

Saat Abila masih terlihat ragu-ragu, Zerga mendesah.

"Lo ngga mau balas dendam sama Lyoraa?." Tanya Zerga. "Dia yang udah nyuruh antek-antek nya buat nindas lo karena dia pikir lo deketin gua."

"Dan siapa yang salah?." Abila balik bertanya.

Zerga mengernyitkan dahinya dengan tajam. "Kalau gitu, dia pasti udah sebarin foto naked lo ke medsos!." Bentak Zerga. "Coba pikir, dasar cewe aneh. Kalau lo jalan sama gua, mantan pacarnya Lyoraa. Pasti dia bakal lebih sakit hati lagi, iya kan?."

Saat Abila masih terlihat ragu, Zerga kembali buka suara. "Bayangin gimana sakitnya tante lo kalau dia sampe tau foto-foto lo itu. Apa lo ngga berpikir Lyoraa seharusnya menderita mikirin kita berdua?."

"T-Tapi kamu yang ngerjain aku pake ngengat-ngengat itu, aku ngga bisa percaya..." Abila langsung terdiam saat melihat raut wajah dingin yang Zerga tunjukkan. Ia menggigit bibir bawahnya saat perlahan menyadari bahwa Zerga mungkin bukan pelaku di balik lelucon menjijikkan itu.

Lalu, apakah itu juga perbuatan Lyoraa?

"Lo pikir lagi. Mau balas dendam, atau terima di tindas sama dia? Pilihan ada di tangan lo!."

"K-kamu mau kemana?."

"Kemana aja, asalkan bikin gua happy." Zerga lalu bersiul sembari berjalan memasuki mobil.

Abila masih berdiri di luar, dia tidak tau harus berbuat apa. Dia mendengar Zerga menyalakan mesin mobil, tetapi masih belum pergi.

"Lo mau ikut atau ngga?." Tanya Zerga membuka kaca mobilnya. "Balas dendam atau rela ditindas?."

Abila menarik napasnya dalam-dalam dan akhirnya berjalan dan masuk kedalam mobil Zerga.

"Tolong jangan sakiti aku." Kata Abila pelan saat menoleh kearah Zerga.

"Santai aja, culun." Zerga menyeringai. "Lo akan selalu inget ini seumur hidup lo."

Abila kini merasa khawatir, apakah pilihannya untuk ikut bersama Zerga adalah keputusannya yang tepat?

Abila melirik kearah Zerga, dia badboy yang paling dikenal di sekolah mereka dan seharusnya ia menolak untuk pergi bersamanya.

Tapi ada sesuatu di hatinya yang mengatakan jika dirinya tidak pergi bersama Zerga hari ini, ia pasti akan menyesalinya seumur hidup. Kenapa? Kenapa Abila bisa merasa seperti itu?

Zerga menginjak pedal gas dan mobil pun melesat pergi, meninggalkan sekolah. Sesaat, Abila merasa seperti melihat sosok yang familiar di kaca spion, berdiri agak jauh, tetapi sebelum ia sempat memastikan, mobil yang mereka naiki sudah lebih dulu berbelok dan bangunan sekolah itu lenyap sepenuhnya dari pandangan mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!