NovelToon NovelToon
Ipar Yang Dirindukan

Ipar Yang Dirindukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Selingkuh / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Ryn

Naura (22 tahun), seorang ipar yang justru begitu dekat dengan keponakannya, yakni Maryam.
Maryam kerap mengatakan pada Zayad (30 tahun) ayahnya, jika dirinya ingin memiliki seorang ibu. Pertanyaan yang aneh bagi Zayad, sebab Maryam jelas memiliki ibu yang masih hidup bersamanya. Namun Maryam selalu menjawab, "Mama tidak sayang Maryam, Papa."
Salma (27 tahun), istri Zayad dan seorang wanita karir. Kehidupannya full menjadikan karir nomor satu baginya. Salma menyuruh Naura untuk menjaga puterinya selama ini. Namun bagi Salma, Naura layaknya seseorang yang bisa ia atur-atur sesuka hatinya. Sebab, Naura terlahir dari istri kedua ayah Salma.
Kehidupan Naura selama ini, ternyata penuh akan air mata. "Aku tidak meminta untuk dilahirkan dalam situasi seperti ini. Tapi mendiang ibuku selalu bilang, agar aku tetap menjadi orang yang baik." lirih Naura dengan air matanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Ryn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6

Wanita ini banyak menunduk saja, dan jadi salah tingkah karena tatapan Zayn padanya. Mereka berada di sebuah restoran untuk makan, sebelum pulang. Zayad mengajak mereka semua makan terlebih dulu, sebab ini jam makannya Maryam hingga anak itu merengek lapar pada Zayad tadi.

Zayad melirik bagaimana Zayn terus menatap ke arah Naura dengan senyumannya. Zayad menghela nafas pelan, adiknya ini memang karakternya begini. Mungkin bisa dikatakan, suka tebar pesona. Namun, memang dasarnya Zayn ini sangat tampan dan ramah orangnya. Pemuda itu juga tidak pernah berlaku buruk pada wanita.

Zayad menyentuh pelan lengan Zayn hingga adiknya itu sedikit tersentak menatap sang kakak. Zayad menggeleng kecil, memberikan kode pada sang adik agar jangan seperti itu. Zayn tersenyum sungkan sembari menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, ia pun mengangguk kecil menandakan mengerti.

Zayn kemudian tertawa kecil, mendekatkan sepiring menu lezat ke hadapan Naura, "Silahkan dimakan yang ini, Naura."

Naura tersenyum tipis mengangguk, "Terima kasih, kak Zayn."

"Jadi Naura lulusan Ekonomi jurusan Akuntansi?" tanya Zayn, mulai mencairkan suasana.

"Iya kak, benar."

Zayn mengusap dagunya, dengan kening yang berkerut, ia tengah memikirkan sesuatu saat ini. "Emm, pasti sudah tahu akan bekerja dimana, kan? Perusahaan mendiang ayah Naura sangat besar. Pasti kak Salma memasukkan Naura kerja disana."

Naura sedikit tersentak, gadis itu tersenyum getir dan menggeleng kecil, "Tidak, kak. Naura tidak bekerja disana. Sepertinya sedang tidak ada lowongan pekerjaan, kak. Naura akan cari sendiri saja nanti pekerjaannya."

Zayn cukup terkejut, pasalnya baru-baru ini ia melihat sebuah lowongan pekerjaan untuk fresh graduate di perusahaan tempat Salma bekerja. Zayn menatap Zayad sang kakak, Zayad tahu Zayn bingung saat ini. Zayad pun menggeleng kecil, memberi kode pada Zayn agar jangan di bahas lagi. Zayn hanya diam, namun ia mengerti. Pria itu pun membahas hal lainnya pada Naura.

"Jadi, kak Zayn sudah tidak ke Australia lagi?" tanya Naura.

Zayn menggeleng tersenyum, "Sudah selesai. Satu bulan lalu wisuda S2 disana. Semua datang, kecuali ini nih..si Maryam dan papa mamanya tidak datang ke Australia." jawab Zayn sembari mencubit pelan pipi Maryam yang menggembung karena makanan. Maryam tersenyum pada Zayn dan membalas mencubit pipi uncle tampannya tersebut.

"Salma aku ajak, tapi tidak mau. Katanya sibuk sama pekerjaannya. Jadi tidak mungkin aku hanya pergi dengan Maryam, kan? Tapi selamat ya, Zayn. Secara langsung kakak ucapkan selamat atas kelulusan S2 mu." tutur Zayad menepuk bahu sang adik.

Zayn mengangguk tersenyum, "Terima kasih, kak. Dan, kak Salma nggak ikut? Kerja?"

"Hm, bekerja." jawab Zayad seadanya.

Naura menatap Zayad dalam diam, ia juga menatap ke arah Maryam. Hati Naura kini mencelos perih melihat interaksi kakak iparnya itu dan keponakannya. Zayad terlihat membantu Maryam makan, menyuapinya sesekali dan memberikan minum. Keduanya sering sekali hanya berdua saja, tanpa sosok Salma.

"Kak Zayn nggak kerja di Australia aja?" tanya Savina.

Zayn menggeleng tersenyum, "Mau di Indonesia saja. Aku pribadi lebih suka negara sendiri, lebih nyaman. Lagipula, perusahaan kami disini juga bagus kinerjanya."

Savina mengangguk, begitu pun Naura. Zayn kini menatap Naura kembali, pria itu terlihat memikirkan sesuatu saat ini.

* * *

Zayad mengantarkan Naura dan Savina pulang ke rumah. Sementara Zayn sudah pulang dengan mobilnya sendiri lebih dulu. Di rumah tersebut, Zizah sedikit terkejut menatap menantunya yang datang.

"Zayad, datang nak?" tanya Zizah dengan ramah.

Zayad mengangguk tersenyum tipis, "Mengantarkan Naura dan Savina, bu. Ini mau langsung pulang lagi. Ibu sehat, kan?"

Zizah melirik Naura yang memakai seragam wisudanya, tampak masuk ke rumah bersama Savina. Ia lalu tersenyum kembali pada Zayad, "Alhamdulillah sehat. Zayad nggak singgah dulu, mari makan dulu."

"Sudah makan tadi bu, di luar. Tadi saya dan Maryam datang ke wisudanya Naura. Kami mewakili Salma untuk datang. Dan Maryam memang ingin memberikan hadiah untuk auntynya."

Zizah mengangguk mengerti, "Oh begitu. Terima kasih, ya. Maryam sayang.." Zizah mengusap kepala Maryam yang berada di samping Zayad.

"Nenek tadi kok tidak datang wisuda aunty Naura?" tanya Maryam dengan polosnya.

Zizah tertawa kecil dengan canggung, "Nenek ada pekerjaan, nak."

Zayad terlihat sungkan atas pertanyaan bijak sang puteri. Pria itu pun dengan cepat undur diri. Zayad berpamitan dengan ibu mertuanya tersebut.

Begitu Zayad dan Maryam pergi, Zizah menatap Naura dan Savina dengan tegas. "Jangan di ulang lagi hal seperti ini. Tidak baik kalian pergi bersama Zayad, dia itu kakak ipar kalian. Kebiasaan!"

Naura dan Savina menunduk, bagaimana pun yang dikatakan Zizah benar adanya. "Maaf bu, Naura salah. Harusnya tadi menolak di antarkan."

"Tapi memang kak Zayad baik, bu. Lagipula kan atas permintaan Maryam. Tidak ada maksud lain." jawab Savina yang memang terkesan cuek.

Zizah menghela nafas berat, "Menjawab saja ya, Savi!"

Savina terkikik geli dan memeluk ibunya dari belakang, "Udah ah jangan marah terus, nanti ibu cepat tua."

Zizah tersenyum pada puterinya tersebut dan pergi begitu saja. Naura menatap sang ibu dengan sendu. Zizah bahkan sama sekali tidak memberikan selamat atas wisudanya. Sungguh, Naura tetap orang asing di rumah ini. Walau pun ia sudah tinggal 10 tahun lebih.

* * *

Dua pria tampan ini sedang jogging bersama di sebuah taman kota di pagi hari. Kakak beradik Zayad dan Zayn terlihat kompak. Mereka kini berhenti sejenak, merenggangkan otot sebentar. Lalu keduanya duduk di sebuah kursi taman sembari meminum air mineral.

Zayn menatap Zayad, "Kak, kapan aku mulai bekerja?"

"Kapan saja bisa. Posisi untuk kamu sudah ada di perusahaan."

"Ada jabatan yang kosong lagi nggak, kak?"

"Sedang tidak ada. Itu aku kosongkan untuk kamu saja. Tapi ingat, itu kepala divisi Keuangan. Fokus dan serius bekerjanya. Itu udah sesuai sama jurusan kamu."

Zayn mengangguk mengerti, pria itu tampak berpikir serius saat ini. "Kak,"

"Hm?"

"Aku kepala divisi keuangan, kan? Aku masukkan satu pegawai lagi boleh, ya? Nanti aku atur pekerjaan mereka. Serius, kak."

Alis Zayad bertaut menatap sang adik, "Satu jabatan lagi? Sebagai apa?"

"Soal gaji nggak apa-apa aku yang deluankan dulu. Atau potong saja gajiku sebagian. Aku mau masukkan seseorang, kak."

Zayad semakin serius dan penasaran dengan rencana Zayn, "Mau masukkan siapa Zayn?"

Zayn menarik nafas dalam, menatap lekat sang kakak. Dan penuturan Zayn kali ini, membuat Zayad sampai terdiam. Namun, entah kenapa dada pria itu terasa menyesakkan saat mendengarnya.

"Untuk Naura, kak. Kak, aku suka Naura. Mau bantu dia biar dapat pekerjaan. Terus, tujuanku selanjutnya..ingin melamarnya. Atau..aku lamar saja dia langsung, ya?" tutur Zayn tampak berpikir.

Deg,

"Hah? Melamar, Naura?" lirih Zayad.

* * *

1
Hafizah Aressha R
lnjut k
Blu Lovfres
ok sampai ketemu di Turki ya
bawa seblak untuk bekalnya, naoura 🤭🤭
Next thor
Blu Lovfres
Next thor,
tingal nunggu si salma jadi .ubi gosong
🤣😅😁😂
Pena Ryn: Wkwkwk harus itu
total 1 replies
Hafizah Aressha R
la keren dan gantengan zayn dri od zayad y..
Pena Ryn: Sadboy slalu lebih ganteng ya kak /Smile/
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut
Alif
oon coba pura2 gk tau dan kamu rekam aja kn kamu jd aman, malah sok menasehati nanti klo ketahuan suaminya sendiri kan kamu gk di tuduh
Blu Lovfres: terlalu lebay peranan. Zayed dn nora.🤣😅😁😂orang baik dn lebay jadi badud
baik boleh tapi jangan jadi, orang tolol atw jadi robot seolah kuat ,dn menerima apapun
total 1 replies
Alif
lagian cerita ini bagus tp agak janggal, masak ya ibuknya gk pnya rumah lah sblmnya mereka tinggal di mana, kok se akan2 cm dititipin doang gk ada kisah atau cerita apa selanjutnya
Sumiati Alvia: kak udah ada cerita bahwa saudara saudara dari ibuk nya gak ada yg mau terima dia
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!