DUNIA KITA BERBEDA: ADHISTI DAN KENZO
"Kenz, kamu berangkat kerja hari ini?" tanya Endah Yulia yang akhir-akhir ini selalu menemani dsn menginap.dirumah puteranya.
Ia tahu jika Kenzo akhir-akhir.ini seperti tidak bersemangat dalam menjalani hari-harinya sejak ditinggal pergi oleh sang istri yang saat ini sangat dicintainya, dan ia merasakan hidupnya begitu suram.
Ia tidak tahu mengapa sang istri pergi begitu saja, padahal mereka tidak ada bertengkar sebelumnya. Hubungannya selama ini terlihat baik-baik saja, hingga kejadian malam itu membuat semuanya berubah dan ia harus kehilangan sang istri untuk selamanya.
Kenzo sudah mencoba mendatangi kampung Desa Terlarang untuk menemukan sang istri, namun ia tidak menemukan siapapun disana, bahkan bilik bambu itu sudah roboh dan rata dengan tanah.
Ia sudah kehilangan harapannya untuk dapat menemukan sang istri. Namun tatapan Endah Yulia sang mama, membuatnya tidak dapat terus parut dalam kesunyian jiwanya. Ia harus meneruskan hidupnya yang hampa dan semua demi menemukan dimana sang istri, ia masih meyakni jika suatu nanti akan menemukannya.
"Iya, Ma. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan." jawab Kenzo, sembari menyantap sarapannya. Ia mencoba mengulas senyum yang begitu tipis, meskipun terpaksa, dan itu tak lain karena tidak ingin membuat hati mamanya bersedih karena melihat dirinya seperti tidak memiliki harapan hidup.
Hari ini ia akan bertemu dengan dengan rekan bisnisnya dan membuat kerja sama yang saling menguntungkan, dan semua ini ia lakukan untuk menghilangkan rasa sepi yang selalu hadir direlung jiwanya, saat ia mengenang sang istri yang sudah pergi entah kemana.
"Kenzo pergi kerja dulu, Ma," ia menyudahi sarapannya. Potongan roti bakar dengan selai coklat yang menjadi sarapannya pagi ini tak membuatnya begitu berselera. Sebab bayangan wajah sang istri selalu hadir dalam angan dan juga lamunannya.
"Kamu pergi kemana? Apakah ada satu kesalahan yang ku perbuat, hingga membuatmu harus pergi tanpa pamit?" gumamnya dengan lirih dalam hati saat ia sudah berada didalam mobil dan sang sopir selalu memperhatikan wajah murung Big Bos mereka yang akhir-akhir ini sangat murung dan bersikap sangat dingin.
Sementara itu, dibalik air terjun, terdapat bebatuan yang cukup besar dan juga lebar, tampak seorang wanita cantik dengan kulitnya yang penuh sisik ular berwana keemasan sedang berjuang untuk mengeluarkan sesuatu yang saat ini tampak mendesak didalam perutnya yang membuncit.
Hampir lima bulan yang lalu ia selalu menyendiri dibalik air terjun tersebut dan menghabiskan hari-harinya dalam kesepian.
Dibalik sinar matanya yang penuh dengan kesedihan, jujur saja ia menyimpan sebuah kerinduan yang begitu sangat mendalam pada seseorang, namun ia tidak cukup berani untuk menemuinya, karena wujudnya tak lagi secantik dulu.
Sisik ular kobra hampir memenuhi sekujur tubuhnya, dan ia tidak begitu percaya diri untuk hal tersebut. Ia hanya dapat menyimpan semua perasaannya yang begitu dalam, dalam diam, dan mencoba mengubur semua harapannya bersama derasnya air terjun yang turun menjadi dinding pemisah untuk dirinya dan alam yang lain.
Wanita cantik itu adalah Adhisti. Ia sedang berjuang dan untuk melahirkan satu malaikat kecil yang merupakan hasil dari pernikahannya dengan satu manusia tampan yang sampai saat ini telah mengikat hati dan jiwanya.
Rasa kontraksi semakin kuat, ia mencengkram bebatuan untuk menahan rasa sakit yang saat ini sedang dialaminya.
Wajahnya meringis menahan sakit, dan terlihat burung-burung liar dalam bulu yang berwarna warni sedang mengitarinya, seolah ingin memberinya semangat untuk segera menjadi seorang ibu.
Saat bersamaan, sebuah cahaya keemasan melesat menghampirinya. Seorang wanita cantik berjongkok dan membelai rambut Adhisti dengan.penuh cinta dan kasih sayang yang begitu sangat dalam.
"Ibu," ucap Adhisti ditengah lenguhan nafasnya yang terasa berat. Kontraksinya semakin kuat. Dan wanita itu menggenggam jemari Adhisti dengan senyum yang menyejukkan.
Wajahnya begitu teduh, dan membuat Adhisti menemukan kekuatannya untuk melewati perjuangannya yang cukup berat.
"Aaaaaaa." pekik Adhisti saat mesasakan sakit yang sangat luar biasa dan saat bersamaan, satu sosok mungil terlahir dengan jenis kelamin perempuan.
Manik matanya berwarna biru. Wajahnya sangat cantik, dan ternyata ia mengambil garis wajah sang ayah.
Ditempat yang berbeda, Kenzo tersentak kaget dan merasakan deguban jantungnya bergemuruh. Ia merasakan sesuatu yang begitu sangat dalam merasuk ke relung jiwanya.
"Oeeeeeeek," terdengar suara tangisan yang begitu indah bak melodi cinta yang menggema saat bayi mungil.dengan kulitnya yang putih bersih seperti ibunya itu pertama kali melihat dunianya.
Adhisti mengulas senyum yang begitu bahagia, dan wanita cantik yang tak lain adalah Dewi Asri mengangkat bayi tersebut dan memotong tali pusatnya, lalu membersihkan sisa darah yang melekat, dan membalutnya dengan sehelai kain yang berwana kuning keemasan.
Dewi Asri memberikan bayi nan cantik tersebut pada Adhisti, lalu menyelesaikan placenta yang masih tertinggal sembari membersihkan Adhisti dari sisa darah melahirkannya.
"Bayimu sangat cantik sekali, mirip dengan ayahnya, lihatlah dua manik biru dimatanya," ucap Dewi Asri saat membawa makanan untuk puterinya.
Sebuah daging rusa utuh yang baru saja selesai dipanggang ia hidangkan pada puterinya.
Seketika wajah Adhisti berubah sendu. Ia kembali teringat akan pria tersebut. Andai saja mereka masih bersama, tentu saja ini adalah moment yang sangat bahagia, dimana ia dan sang suami akan menyambut kelahiran putera mereka dengan begitu meriah.
Dewi Asri merasa bersalah akan ucapannya barusan, sebab itu hanya akan membuat hati puterinya kembali bersedih.
Rasa kerinduan dan juga harapan yang menggunung dihatinya bagaikan sebuah larva yang siap dimuntahkan, namun apa daya, itu semua hanyalah harapan hampa semata.
Sementara itu, Kenzo baru saja selesai dengan ursan bisnisnya. Orang-orang sudah berpamitan keluar dari ruangan meeting, namun ia masih tetap berada ditempatnya.
Ia melihat tanggal yang tertera di ponsel canggihnya. Jika saja ia dan istrinya masih bersama, tentu saja mereka sudah memiliki seorang anak. Sebab sang istri meninggalkannya saat usia pernikahan mereka menginjak empat bulan.
"Sayang, kamu dimana? Tidakkah ada rindu hatimu untukku? Pulanglah, aku menunggumu,"" gumamnya dengan sangat lirih.
"Bos, semua orang sudah pergi, tidakkah kita beranjak dari ruangan ini?" tanya seorang sekretaris yang sedang mengamati Bos barunya tersebut.
Jujur saja ia mengakui jika Kenzo adalah pria tampan yang tak dapat ia pungkiri.
Akan tetapi, sikap pria itu sangat dingin, dan bahkan menoleh ke arah wanita manapun ia sepertinya tak sudi.
Apakah hati dan cintanya sudah habis untuk sang istri seorang? Sehingga tidak ada tempat untuk wanita lainnya.
Kenzo tersadar dari lamunannya, lalu melonggarkan letak dasinya, dan beranjak dari tempatnya.
Saat ia baru saja bangkit dari kursinya dan bergeser sedikit saja, tiba-tiba saja..,
Braaak
Atap plafon runtuh dan hampir saja balok kayu hampir menimpanya dengan jarak yang begitu sangat tipis sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Ai Emy Ningrum
Kenzo ga selera sarapan cuma dgn roti 🍞 sama selai..apa lg sy 😓
minimal sarapan tuh dgn nasi uduk ,nasi kuning ato lontong sayur..supaya kuat menghadapi kenyataan hidup ..
2025-05-22
5
Yuli a
lah... ternyata benar tebakanku... Adhisti kabur membawa lari benih cintanya dan Kenzo... ternyata bayinya cewek.
2025-05-22
5
V3
ooaaallaaaah ... ternyata Adisty sdg hamil toch dan skrg sudah lahiran dan baby nya cewek Loch ,, bentar yaa Adisty aku mo beli kado dulu tuk anak mu 😘😘
knp tiba-tiba ja ternit / atap nya bisa rubuh , untung gak kna kepalanya Kenzo ❓❓🤔🤔
2025-05-22
4