NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Dewa Perang

Reinkarnasi Dewa Perang

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: amar basalamah

dunia fanasia. hidup segala macam ras. dari ras manusia, setengah hewan, peri, kurcaci, duyung, iblis, malaikat, bahkan dewa pun ada di dunia ini.

aku adalah dewa perang. tugasku adalah berperang jika tahta dewa di serang, atau jika atasanku menyuruhku turun ke dunia untuk menyelesaikan masalah.

tapi... tak ada masalah yang muncul yang mengharuskan aku turun. dan juga sudah ratusan ribu tahun tak ada yang menyerang tahta dewa. jangankan menyerang, makhluk jaman sekarang bahkan untuk naik ke langit ke tempat tahta dewa mereka tak mampu. aku mulai bosan.

jadi setelah ribuan tahun aku berhasil menciptakan sihir baru, sihir reinkarnasi. akhirnya... selamat tinggal kebosananku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amar basalamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kapten kesatria kedua kota sura

setelah penyerbuan bandit selesai kami kembali ke kota sura dan melakukan kegiatan seperti biasa. para bandit sudah di serahkan ke markas kesatria yang ada di kota sura. orang-orang yang sudah di sandera mereka sebelumnya juga sudah pergi. hanya eris yang ikut dengan kami karena sudah menjadi bagian dari kami.

Awalnya geng hembusan angin keberatan dengan latihan. tapi sekarang setelah sebulan berlalu, mereka terlihat sudah terbiasa, bahkan ada yang termotivasi setelah penyerbuan bandit dan berlatih lebih keras.

Miri menagih janjinya untuk diajarkan teknik khusus. jadi aku mengajarinya disela-sela waktuku. dan tak lupa dengan eris.

Eris sudah memahami manna dan memiliki pengetahuan yang cukup, tapi dia memiliki stamina yang lemah. jadi aku mewajibkan dia ikut latihan fisik pagi hari, dan sorenya latihan sihir.

Aken mendatangiku pada malam hari ketika aku sedang bersantai setelah latihan kecil di lapangan belakang bar dengan pedang baruku yang aku dapat dari ruben. eris duduk di belakang sedang memijat punggungku.

"sekarang keuangan kita sudah membaik, apa tuan punya rencana lagi..?" tanya aken.

"apa kau sudah membagikan uang kepada mereka yang ikut perburuan..?" aku bertanya balik.

"belum".

"kalau begitu beri mereka bagiannya. ambil saja 15℅ untuk geng kita".

"bahkan jika kita mengambil 70% dari bagian, aku yakin mereka tidak masalah".

"yah... tapi aku sudah janji, ingat aturan kelima. aku memerintahkan hidup dengan bangga. hidup menjadi miskin bukanlah kebanggaan, aku ingin mereka membeli apa yang mereka butuhkan dan bersenang-senang dengan hasilnya. kita bukan lagi geng kecil yang miskin yang mengemis untuk hidup".

"tuan benar".

"kedepannya kita akan membeli mansion besar dan lapangan yang cukup untuk latihan. kau tau... aku mulai merasakan lapangan ini sempit".

"jika sudah dibagikan seharusnya ada sekitar 50 emas untuk geng kita. dan harga masion... itu sekitar 10000 emas sampai 100000".

"yah.. itu memang mahal. kalau kita mencari uang hanya dari bandit, aku yakin bandit di kerajaan kita akan punah hanya untuk membangun mansion seharga 10000 emas. tapi bagaimana jika kita menerima permintaan dari orang-orang besar". maksudku disini adalah orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi, mau itu bangsawan atau raja.

"kita harus membuat nama kita terkenal dulu ya" gumam aken.

"sebenarnya ada cara cepatnya, tapi aku tidak mau".

"cara yang lebih cepat". aken penasaran dengan sesuatu yang lebih cepat menghasilkan uang dari pada menerima permintaan dari bangsawan-bangsawan besar.

"menjual teknik dan pelatihan, tapi aku tak ingin melakukan itu. kalau memang harus itu akan jadi pilihan terakhir".

Aken sadar dengan ucapanku, dia hanya lupa karena sudah sudah menjalaninya. semua latihan yang aku berikan memang memiliki nilai yang tinggi. latihan yang dapat membuat seseorang yang bahkan kurang berbakat mengusai penggunaan manna dasar hanya dalam sebulan. bangsawan atau bahkan raja sekalipun akan mengantri dan memberikan banyak uang hanya untuk aku mengajari kesatria mereka. dan teknik-teknik khusus akan memiliki nilai yang lebih mahal lagi.

"yah... aku bersyukur, kalau bukan karena tuan kita pasti masih jadi gelandangan".

Opi dan sans datang membawa makanan dan minuman. kita berakhir saling tertawa dengan menceritakan kisah masing-masing. hanya aku dan eris yang tak menceritakan kisah kita. belum waktunya untuk mereka tau, mereka harus jauh lebih kuat sebelum itu.

...****************...

seminggu telah berlalu. siang hari beberapa kesatria datang kedalam bar. semua mata tertuju padanya.

"dimana pemimpin kalian..? ".

Tiba-tiba orang dalam bar mengeluarkan senjata, semuanya mengarah kepada kesatria. tapi para kesatria tak berkedip ataupun takut, mereka balas mengeluarkan senjata.

"tuan kami sedang ada di belakang". kali ini kesatria terkejut karena orang yang mengatakan itu jelas adalah ras iblis. tapi mereka ingat tujuan datang.

"antar kami".

"silahkan ikuti aku".

Dilapangan belakang bar. ragas tengah melakukan push up terbalik dengan satu tangan dan hanya tiga jari. karena tak mengenakan baju, otot-ototnya terlihat walaupun masih bocah.

para kesatria tak mengira kalau pemimpinnya merupakan seorang bocah, tapi melihat latihannya mereka jadi sedikit yakin.

"kelompok bandit ruben, apakah benar kau yang mengalahkannya..!? " tanya salah satu kesatria.

"yah itu benar. apa ada masalah". raga tetap melakukan pus-up nya walaupun sedang berbicara dengan kesatria.

"aku sedang berbicara denganmu, tunjukkan rasa hormatmu..! " tegas salah satu kesatria.

"aku hanya menghormati orang yang layak dihormati".

Satu kesatria ingin menerjang ragas untuk menghajarnya, tapi kesatria lain menghentikan.

"kau mendapat tugas dari pemilik tanah. kalahkan bandit lain yang berada di jalan utama menuju ibu kota".

"kami hanya menerima pekerjaan dengan bayaran yang sesuai, tapi sepertinya bicara denganmu akan sia-sia, panggil tuan kalian jika ingin ingin mempekerjakan kami". Ragas menghentikan latihannya dan menatap para kesatria.

Mendengar ucapan ragas yang sudah keterlaluan bagi mereka, dua kesatria lepas kendali dan maju menyerang ragas. dua tebasan diayunkan dari kiri dan kanan.

ragas menunduk menghindari kedua tebasan sekaligus. aura pedang putih terbentuk dengan cepat di tangan ragas, lalu sesaat kemudian darah terciprat dari kedua tubuh kesatria. perut mereka baru saja terkena tebasan. kesatria jatuh mengerang kesakitan. ragas sengaja tak membunuh mereka karena hanya akan menyebabkan masalah.

Kesatria lain ingin maju menyerang ragas bersamaan. tapi pemimpin mereka mengangkat tangan menahan kesatria yang ingin ikut menyerang. pemimpin melihat orang-orang di bar tadi sudah berada di posisi menyerang. masing-masing dari mereka menggunakan aura putih pada senjatanya. perang habis-habisan akan merugikan kedua pihak.

"aku akan bilang pada tuan tanah. tapi untuk itu bolehkan kita berduel, setidaknya aku harus tahu kemampuanmu sebelum aku menghadapi tuan tanah".

"tentu saja, mari lakukan dengan cepat". ragas berdiri di tengah lapangan. ragas meminta pedangnya yang eris pegang. eris memberikannya layaknya seorang pelayan. ragas mengikatnya dengan rapi di pinggang.

"namaku reno, kapten kesatria sura ke 2 siap berduel". reno mengacungkan pedangnya ke ragas sambil membentuk kuda-kuda bertarung.

"ragas, pemimpin geng hembusan angin". ragas masih berdiri tanpa melakukan kuda-kuda. tapi matanya tajam menilai reno.

dalam sekejap reno menghilang mencungkil pijakannya dan muncul dihadapan ragas. dia baru saja menggunakan manna untuk memperkuat otot kakinya ketika melompat. aura biru muncul menyelimuti pedang reno sebelum akhirnya dia mengayunkan pedang ke pinggang ragas.

ragas tersenyum. karena sadar dengan apa yang reno lakukan. dua kesatria sebelumnya mengayunkan ke leher, sehingga mudah dihindari hanya dengan menundukkan kepala. namun sekarang ragas hanya dapat melompat atau menangkisnya. tapi posisinya yang tak membuat kuda-kuda akan sulit untuk melompat tepat waktu.

'TING'. aura pedang di tangan kanan ragas menepis tebasan reno. ragas menekuk kaki mengambil pedang dengan tangan kirinya dengan terbalik. begitu melepasnya bilahnya langsung mengarah ke tubuh reno. sedikit mengambil langkah mundur tebasan hanya melewati beberapa senti dari tubuhnya.

keduanya maju seling berhadapan. kali ini ragas menggunakan pedang dengan tangan kanannya. ia juga tak lupa menyelimuti pedang dengan aura putih. kedua pedang saling beradu beberapa kali, menepis, menolak, menahan. tak ada dari mereka yang terlihat mau mengalah.

Namun walaupun pertarungan mereka terlihat seimbang, reno sadar kalau ragas masih menyimpan kemampuannya disaat reno mengerahkan hampir seluruh kemampuannya. keduanya terhempas pada tebasan terakhir.

"apa kau mengalahkan ruben dengan pedang..? " tanya reno penasaran.

"tidak, aku menggunakan teknikku yang lain" jawab ragas.

"begitu, boleh tunjukkan teknik itu. aku ingin mencoba menahan teknik itu".

"boleh saja... tapi asal kau tau, teknikku ini memiliki daya hancur yang hebat walaupun belum sempurna. bahkan jika kau berhasil menahannya, kau akan terluka parah".

"tidak masalah". reno memantapkan kuda-kudanya. aura biru menyelimuti seluruh tubuhnya untuk membuat perlindungan. pedangnya teracung bersiap menghadapi serangan yang muncul.

"aku menyebut teknik ini bola penghancur, karena ini berbentuk bola dan memiliki daya hancur yang kuat tentunya". sambil mengatakan itu, ragas mengacungkan telunjuk dan jari tengahnya ke reno. bola putih muncul seukuran tutup botol. setelah dua detik bola penghancur ditembakkan.

"argh... " reno berteriak menyelimuti dirinya dengan aura biru lebih banyak. pedangnya menebas bola penghancur dari depan.

BOOM

bola penghancur meledak. debu mengepul menutup pandangan. tapi walaupun tertutupi debu ragas tau apa yang terjadi.

"kau lebih hebat dari ruben. miri..!, sembuhkan dia". ragas pergi meninggalkan lapangan setelah memuji reno.

Ketika debu menghilang, terlihat reno tengah berdiri. aura birunya acak-acakan. beberapa armor kesatrianya rusak di beberapa tempat. bahkan pedang miliknya hanya menyisakan pegangannya saja.

Miri datang dan segera melakukan penyembuhan. beberapa kesatria juga datang tapi tak ada dari mereka yang dapat melakukan penyembuhan, jadi mereka hanya menonton ketua mereka yang tengah disembuhkan.

"kau harus belajar dari sifatnya alpen, itulah jalan sejati kesatria" ucap ragas begitu melewati alpen yang menonton.

Alpen ingin menjadi kesatria terhebat dengan mengikuti ragas. melihat tekad reno dia termotivasi untuk menjadi lebih kuat.

"huh.. bagaimana bocah bisa sekuat ini, aduh-aduh" gumam reno sambil menahan sakit. dia tak tau kalau bocah yang dia lawan sebenarnya berumur ratusan ribu tahun.

1
إندر فرتما
semoga bagus alur cerita ini,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!