NovelToon NovelToon
Kesalahan Semalam

Kesalahan Semalam

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Kesalahan semalam yang terjadi pada Arfira dengan seorang pria yang tidak di kenalnya membuat hidupnya berantakan, dirinya bahkan sampai harus menjebak pria bernama Gus Fauzan, supaya dirinya terbebas dari amarah Abang dan Abi-nya. Namun, takdir tak menghendaki itu, semuanya terbongkar hingga membuat hidup Arfira benar-benar hancur. Sampai dirinya di pertemukan oleh pria yang telah menghancurkan kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 6

Arfira menghela napas panjang, kepalanya berdenyut dan tubuhnya terasa seperti ditimpa beban berat. Perlahan, matanya terbuka, berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya yang menyilaukan dari jendela. Detik berikutnya, rasa sakit yang menusuk memaksa bibirnya mengatup.

Arfira mencoba menggerakkan tangannya, namun setiap otot dan sendi seperti menolak untuk bergerak.

Ketika akhirnya matanya terbuka sepenuhnya, dia menjerit terkejut. Ruangan itu bukan kamar tidurnya yang nyaman. Dinding-dinding kusam dan tempat tidur rumah sakit yang dingin menyambut pandangannya.

"Apa yang terjadi pada saya?" gumamnya, suaranya serak dan lemah. Apalagi saat melihat bagaimana penampilannya, dirinya bahkan hanya terbungkus oleh sebuah selimut tebal.

Kepalanya pusing, namun dia mencoba mengumpulkan serpihan-serpihan ingatan yang ada.

Bayangan-bayangan kabur mulai menyatu, teringat akan malam itu, lampu-lampu kota yang berkelip, suara tawa dan musik yang riuh di sebuah club yang dirinya datangi..  sampai dirinya datang dan Cika menyambutnya, dan kepalanya terasa pusing, lalu Arfira pamit pergi, sampai langkahnya di hadang oleh seorang pria berperut buncit, sampai ada yang menolongnya. Dan pria yang menolongnya itu lah yang membawanya ke tempat ini dan melakukan tindakan ini...

Mata Arfira melotot, jantungnya berdetak kencang saat ingatan itu kembali. . Air mata mulai mengalir di pipinya, mewarnai rasa sakit dan kebingungan yang dia rasakan. Tangannya membekap mulutnya. Sungguh dirinya harus bagaimana sekarang ini? Dirinya bahkan tidak tau siapa pria yang sudah melakukan hal itu padanya.

"Astaghfirullah, ya Allah"  Arfira membekap mulutnya syok.

"Hiks hiks," tangisnya langsung pecah, dirinya langsung tak bisa berkata-kata lagi, apa yang telah terjadi padanya sebuah kehancuran yang luar biasa.

Bagaimana jika Abangnya tau? Bagaimana Abi dan Umminya tau? Pasti mereka akan marah besar, dan Arfira akan mendapatkan kemarahan dari mereka.  Apa lagi saat dirinya tidak tau sama sekali siapa pria yang sudah tega melakukan hal ini padanya.

Kemungkinan sebuah resiko yang akan di hadapi olehnya bermunculan, bayangan jika sampai dirinya hamil, dirinya harus bagaimana? Dirinya tidak bisa berpikir apa-apa saat sekarang ini.

Penyesalan tiba, andai saja dirinya menuruti perkataan Birani kemarin malam, mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi padanya. Dirinya akan baik-baik saja. Tapi karena keegoisan dirinya dan sebuah ambisi yang ingin di raih olehnya, Arfira bahkan melupakan bahaya pergi tempat seperti itu.

Semuanya sudah terlambat, dirinya sudah jatuh di ambang kehancurannya...

*

Dengan langkah yang tertatih, Arfira kembali ke penginapannya, beruntung baju dan yang lainnya masih ada di sana. Bahkan ponselnya juga ada di dalam tas miliknya.

Rasanya di bawah sana terasa sakit sekali, Arfira mencoba menahannya, dirinya bahkan mencoba berjalan seperti biasanya, namun tetap bagi siapa saja yang melihatnya cara berjalan Arfira sudah sangat berbeda dari sebelumnya.

"Ya ampun!!  Fir, kamu baru pulang?!" Pekik Birani yang berdiri di depan pintu, dirinya langsung berlari menghampiri temannya itu.

"Aku khawatir banget tau sama kamu! Kamu semalaman nggak pulang. Kamu kemana? Kamu nggak kenapa-kenapa kan? Nggak terjadi sesuatu sama kamu kan?" Cerca Birani, sungguh dirinya takut terjadi sesuatu pada Arfira. Ingin menyusul tapi dirinya juga tidak tau jalan kota ini. Birani takut tersesat yang akan membuat orang jadi kerepotan nantinya mencari dirinya.

Arfira meringis, memaksa untuk tersenyum. "Aku baik-baik aja. Maaf ya, tadi malam aku nggak pulang."

"Kamu beneran? Tapi kenapa mata kamu kayak sembab gitu? Kamu habis nangis? Cika apain kamu? Kamu bilang sama aku!" Kata Birani sok berani melawan Cika, padahal jika di hadapan gadis itu nyalinya ciut juga.

Arfira menghela nafasnya kasar. "Nggak apa-apa. Oiya, gimana keadaan Kamal?" Tanya Arfira mengalihkan pembicaraan mereka.

"Kamal tadi malam demam tinggi. Aku sampai bingung mau buat apa. Beruntung ada obat yang kamu tinggalin, kalau nggak aku nggak tau deh kayak mana jadinya. Apalagi aku nggak tau apotik di kota ini." Kata Birani.

Arfira mengangguk. "Terus, sekarang gimana kondisinya?"

"Dia udah baikan, itu dia lagi di dalam lagi makan. Kamu belum makan kan? Ayo makan dulu. Tadi ada orang jualan lewat, aku beli nasi bungkus." Kata Birani sambil menarik lengan Arfira, membuat Arfira meringis karena berjalan terlalu cepat.

Birani menghentikan langkahnya. Lalu menatap lekat temannya itu. "Kamu kenapa? Kok kayak kesakitan gitu? Ada yang sakit?" Tanya Birani,

"Nggak aku nggak apa-apa kok." Karena tak ingin di tanyai lagi oleh Birani, Arfira langsung masuk ke dalam penginapan itu, dengan langkah yang tertatih. Birani melihat itu menaikkan sebelah alisnya.

"Fira kenapa ya? Jalannya kok kayak gitu ya?" Gumam Birani.

*

Sore itu, langit mulai menggelap, tanda hujan akan turun. Namun, Arfira tampak tak peduli dengan kondisi cuaca. Ia sibuk memeriksa jadwal penerbangan di laptopnya. Jantungnya berdebar kencang, tangan gemetar saat ia akhirnya memutuskan membeli tiket penerbangan menuju Jakarta untuk besok pagi. Dengan napas yang tertahan, ia mengetik detail kartu kreditnya dan mengklik tombol 'beli'. Selesai.

Segala kenangan dan rasa sakit yang sempat ia tinggalkan di kota itu akan segera ia hadapi lagi. Arfira menutup laptopnya, berdiri di depan jendela sambil memandangi langit yang kini semakin gelap, mencoba mengumpulkan keberanian untuk menghadapi apa yang menanti di Jakarta.

"Seriusan besok kita balik ke Jakarta?" Tanya Birani yang terkejut mendengar perkataan dari temannya itu.

Arfira menganggukkan kepalanya. "Iya, besok pagi-pagi. Aku juga udah pesen tiket pesawatnya. Kalau ada jadwal malam ini kita langsung balik, tapi aku udah telat."  Sahut Arfira.

Kamal dan Birani saling pandang, keduanya seperti berbicara melalui tatapan mata mereka.

"Fir, kayaknya kamu simpan sesuatu ya?" Tanya Kamal yang berani berbicara, dirinya bukan tak mau kembali ke Jakarta, tapi dirinya agak janggal dengan tingkah Arfira yang tiba-tiba seperti ini. Apalagi saat Birani mengatakan sesuatu tentang Arfira tadi.

Arfira mendongak, matanya bertemu dengan mata kedua temannya itu. Rasanya dirinya tak sanggup mengatakan hal yang sebenarnya.

"Nggak apa-apa. Aku nggak apa-apa kok. Kalian masih belum puas ya liburannya? Maaf ya, aku kayaknya nggak bisa, acaranya Cika juga udah selesai, aku kayaknya mau pulang aja. Apalagi aku takut kalau sampai ketahuan bohong sama Abi dan bang Izam. Mereka pasti akan marah banget."

"Eh, kami ikut kamu kok, Fir. Kami juga nggak terlalu sibuk sama liburan. Kami kan datang kemari karena kamu." Kata Kamal.

"Iya, kemarin juga udah jalan-jalan, udah puas juga lihat pantainya. Ngga apa-apa kalau balik ke Jakarta, lagian kita masih banyak kerjaan juga di butik." Timpal Birani yang di angguki oleh Kamal.

Arfira tersenyum, matanya berkaca-kaca. "Makasih ya, kalian udah ngertiin aku" ucap Arfira,..

*

1
Julia and'Marian
hallo semuanya, ini kisah Arfira yang menjebak Gus Fauzan ya. Nanti aku bakalan buat cerita abangnya juga... selamat membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!