Frans tak pernah menunjukkan perasaannya pada Anna, hingga di detik terakhir hidup Anna. Wanita itu baru tahu, kalau orang yang selama ini melindunginya adalah Frans, kakak iparnya, yang bahkan melompat ke dalam api untuk menyelamatkannya.
Anna menitihkan air mata darah, penyesalan yang begitu besar. Ferdi, pria yang dia cintai ternyata hanya memanfaatkannya untuk mendapatkan perusahaan ayahnya dan kekayaan keluarga Anna.
Kedua tak selamat, dari kobaran api kebakaran yang di rancang oleh Ferdi dan Gina, selingkuhannya yang juga sahabat Anna.
Namun, Anna mendapatkan kesempatan kedua. Dia hidup kembali, terbangun tiga tahun sebelum pernikahannya dengan Ferdi. Tepat di hari ulang tahunnya yang ke 20.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6. Makan Siang Terbaik
"Nona, tunggulah di dalam mobil!" kata pak Ardi, supir keluarga Wijaya.
Anna menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Tidak mau pak, nanti mas Frans tidak melihatku dan dia masuk lagi. Pasti sangat sulit baginya minta ijin keluar gerbang" kata Anna.
"Baiklah, saya ambilkan payung untuk nona"
"Tidak usah pak Ardi, aku akan baik-baik saja" kata Anna cepat pada supirnya yang terlihat khawatir itu.
Anna tetap menunggu persis di seberang jalan, gerbang pabrik dimana Frans bekerja. Sudah lebih dari setengah jam dari waktu yang sudah Frans janjikan. Tapi, Anna sama sekali tidak terlihat lelah atau ingin mengeluh. Padahal cuaca saat itu lumayan panas, terik.
Hingga terdengar suara gerbang terbuka. Arah pandangan Anna pun segera tertuju ke tempat itu. Terlihat Frans keluar dengan tergesa-gesa. Bahunya naik turun begitu cepat, pasti Frans habis berlari dengan sangat cepat.
Frans menoleh ke arah kanan, dan kiri. Dia memang harus menyebrang jalan, baru bisa menghampiri Anna.
"Anna, maaf. Aku baru bisa keluar..."
Grepp
Anna yang melihat Frans di hadapannya, segera memeluk kakak kandung dari kekasihnya itu. Anna tersenyum begitu tulus, memeluk Frans dengan begitu tulus.
Frans terdiam, dia mematung. Dan pak Ardi yang melihat itu sangat terkejut. Sejak kapan nonanya ini begitu dekat dengan pria yang merupakan kakak Ferdi itu. Dulu, dia selalu menghindar dari Frans.
Anna segera menarik dirinya. Dia hanya tidak bisa menahan diri karena rindu. Begitu dia mendengar suara klakson mobil yang lewat, dia pun menarik dirinya dari pelukan Frans.
"Mas, boleh bawa makanan ke dalam tidak?" tanya Anna.
Frans yang tadinya masih mencerna apa yang sedang dilakukan Anna. Segera mengangguk.
"Boleh!"
Anna segera menyodorkan tempat makan siang yang dia bawa ke arah Frans.
"Ini untuk mas, aku... aku memang tidak memasaknya sendiri. Tapi wortelnya aku yang kupas, dan aku yang memasukkannya ke wadah itu!" kata Anna.
Dia sebenarnya agak malu mengatakannya. Karena sebenarnya sumbangsihnya untuk makan siang Frans itu juga tidak seberapa. Tapi, dia ingin Frans tahu. Setidaknya dia benar-benar ingin Frans mencicipi makanan itu.
Frans tersenyum, dia meraih kotak makan yang harganya lebih mahal dari gajinya di pabrik selama dua bulan itu.
"Terimakasih Anna"
Anna tersenyum begitu senang. Anna segera menoleh ke belakang.
"Pak Ardi, tolong kotak kue dan paper bag yang ada di dalam mobil" kata Anna.
Supir keluarga Wijaya itu segera mengangguk dengan cepat. Dan mengambilkan barang-barang yang Anna perintahkan tadi.
"Mas, ini kue untuk satpam dan teman-teman kerjamu. Dan ini, pakaian untukmu nanti malam. Mas akan datang kan?" tanya Anna.
Frans sungguh tak bisa berkata-kata. Beberapa hari terakhir ini, Anna seperti orang yang berbeda. Namun, dia ingat betul. Ferdi melarangnya untuk datang ke pesta ulang tahun Anna.
"Maaf Anna, tapi nanti malam aku harus bekerja" ucap Frans dengan penuh kesedihan.
Dia bahkan ingin datang ke pesta ulang tahun Anna itu lebih dari siapapun. Tapi, Ferdi sungguh tidak memperbolehkannya.
Anna menghela nafas panjang. Dia benar-benar kecewa dengan jawaban Frans.
"Lusa malam aku libur, bagaimana kalau aku mengajakmu makan malam saat itu" kata Frans yang sebenarnya juga sangat sedih ketika Anna menjadi diam.
Anna mengerti. Anna sekarang juga tidak bisa memaksa Frans. Pekerjaan tentu lebih penting untuknya. Apalagi saat ini, statusnya memang masih kekasih Ferdi. Pasti tidak mudah bagi Frans.
"Baiklah, tapi janji ya, lusa malam kamu akan mentraktirku" kata Anna yang mencoba untuk tersenyum.
Lesung pipi Frans muncul, dan pria itu menganggukkan kepalanya dengan cepat.
"Aku janji"
"Baiklah, mas masuk lagi saja. Semangat kerjanya mas, untuk masa depan kita" kata Anna yang menyemangati Frans dengan mengangkat tangannya yang terkepal.
Frans tersenyum, dia segera berlari kembali ke arah pintu gerbang pabrik. Frans melambaikan tangannya pada Anna, ketika dia akan masuk ke dalam pintu gerbang besar itu.
Anna membalas lambaian tangan Frans dengan senyuman yang begitu tulus.
"Pak Ardi, mari kita ke rumah Gina. Aku punya kejutan untuk ibu dan ayahnya!" kata Anna menghela nafas sangat dalam.
"Baik nona"
Mobil yang dikemudikan oleh pak Ardi itu segera meninggalkan tempat itu.
Sementara di dalam pabrik, mandor Frans tampak berdiri dengan kesal.
"Ck, biasanya kamu kan bawa bekal. Kenapa bisa lupa bawa bekal, kita ini borongan kerjanya Frans..."
"Pak mandor, ini untukmu dan teman-teman yang lain. Dari temanku!" kata Frans memberikan kotak kue besar dengan merek toko kue mahal.
Mandor yang tadinya ingin marah, mendadak diam.
"Ini Mommy cake? yang sepotong kue lapisnya 100 ribu itu?" tanya mandor itu excited.
Frans malah diam. Dia tidak tahu, kalau kue yang di bawa Anna sangat mahal.
"Hais, kenapa tidak bilang dari tadi kalau mau ambil kue ini di depan. Aku kan tidak harus memintamu menyelesaikan pekerjaanmu dulu, baru kesana. Ya sudah, makan siang lah dengan tenang ya. Aku akan bagikan kue ini!"
Frans makin terdiam. Mandornya langsung berubah begitu baik ketika menerima kotak kue besar darinya itu.
Frans duduk di kursi panjang, tempat biasanya dia dan teman-temannya istirahat. Dia membuka kotak makan siang yang diberikan oleh Anna tadi. Ada nasi, ada sup iga sapi dan perkedel juga, di lengkapi dengan buah melon yang sudah di potong. Bahkan buah melonnya di bentuk love.
Senyuman manis terkembang begitu cerah di wajah Frans.
"Anna, ini makan siang terbaik yang pernah aku dapatkan" mata Frans bahkan berkaca-kaca saat dia mengatakan semua kalimat itu. Rasanya sangat sayang untuk memakannya.
***
Bersambung...
" hay sayang " 🤣🤣🤣