【Baik, Cantik×Ganteng+Perselingkuhan,Cinta Segitiga+Cinta Manis, Komedi Romantis】Saat suamiku sibuk bermesraan bersama mantan kekasihnya, akupun tidak mau kalah! Dan pada akhirnya akupun memadu kasih dengan dia yang adalah......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirl_057, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Aku merasa tidak nyaman dengan keberadaan Andre di sampingku. Karena Mas Chriss tak kunjung pulang, akupun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.
Di kamar, aku melamun, berselancar di sosial media dan melihat berbagai macam video serta film-film pendek yang ada di sosial mediaku.
Mataku tidak kunjung mengantuk, tapi mas Chriss belum pulang-pulang juga.
Tidak tahu kenapa, ada banyak potongan adegan yang nggak sopan tampil di ponselku. Aku berusaha
untuk tidak mengingat film tersebut, tapi justru aku sedang menikmati sambil menghayati.
"Kamu lagi apa?" Tanya seseorang yang tiba-tiba ada di samping tempat tidurku.
"Eh, Mas Chris. Ini, aku lagi nonton film." Jawabku.
“Lihat film kok nutup mata, emang filmnya, semenakutkan itu?". Ketusnya.
Suamiku itu lantas melepaskan baju kerjanya. Ia langsung ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandi.
Saat Mas Chris pergi, aku memungut pakaian yang ia lepaskan sembarang tempat. Aku kenal betul parfum yang selalu di pakai oleh suamiku, tapi aroma di kemejanya kali ini sangat berbeda.
Karena penasaran akupun bertanya pada suamiku.
“Papa, beli parfum baru ya?” Tanyaku padanya.
“Nggak kok, papa nggak beli parfum”. Jawabnya dengan cuek.
“Tapi kok beda ya baunya, parfum yang biasa papa pake dan yang ada dikemeja kerja papa saat ini!!"
"Masa sih,coba papa cium!" Mas Chris menarik baju yang ada ditanganku dan menciumnya.
“oohh, ini. Tadi papa minta sama teman kerja karena baju papa bau nggak enak karena berkeringat."
Tuduhnya.
“Loh, ini baju aku nyuci pake pewangi dan udah di setrika, lho mas!! Masa masih bau." Tukasku.
“Hhmm, udahlah papa cape, mau istirahat dulu.” Katanya sambil berlalu masuk naik ke tempat tidur.
Namun, sejujurnya aku sedang ingin melakukan sesuatu bersama suamiku. Itu karena aku nonton film-film yang ada di ponselku. Ternyata reaksi hormon aku seakan sedang naik dan membuat tubuh aku
merasa ada sesuatu yang panas-panas, padahal cuaca saat ini sedang hujan dan dingin. Itu menambah reaksi hormonku meronta-ronta menginginkan sesuatu.
Aku tidur disamping mas Chris sambil memeluknya. Aku mengusap wajah suamiku yang telah menemaniku lebih dari 7 tahun.
“Paa”. Bisikku dengan suara lembut dan manja.
“Hhmm...”
“Aku tadi nonton film yang ada adegan gituan...” aku memberi kode kepada suamiku.
"Hmm..." Mas Chris bergumam, sementara kedua matanya masih terpejam.
“Yuuk, Mas.” Aku terang-terangan mengajaknya. Namun mas Chris hanya diam, tubuhnya tidur membelakangiku.
Aku tidak kehabisan cara, aku turun dari tempat tidur dan buka lemari pakaianku. Aku menyimpan pakaian dinasku paling bawa dilemari yang kupakai dulu waktu masih menjadi pengantin baru.
Aku cepat-cepat berganti pakaian, memperlihatkan lekuk bodiku dan kembali tidur di samping suamiku.
Saat ini aku berpindah tempat dan tidur pas dimukanya.
“Paa..".Aku berbisik pas ditelinganya, aku berusaha buat suamiku menanggapi kemauanku.
Namun sayang suamiku tak kunjung buka mata. Bahkan tak menunjukkan tanda-tanda mau menerima.
Setelah berjuang keras, aku akhirnya menyerah. Aku agak kecewa, dan langsung pergi tidur tanpa berganti pakaian.
Terlanjur sudah kecewa yang aku rasakan saat ini. Akupun enggan bangun pagi dan sementara menikmati tidur tenang tanpa kerja.
Saat jam menunjukkan jam 6 pagi dan suara alarm sudah berbunyi, suamiku kagetnya bukan main dan melihatku masih tidur di sebelahnya.
“Lho, kenapa kamu belum bangun sih, maa, terus belum menyiapkan semuanya!” Kata suamiku.
“Boleh nggak aku libur untuk saat ini, paa?” Jawabku dengan malas.
Mas Chris pun cepat-cepat bangun dari tempat tidur dan melihatku masih setia dengan baju dinasku semalam. Mas Chris hanya menghela nafas panjangnya.
“Kenapa kamu pake baju kurang bahan itu sih, ma?” Tanyanya.
“"Emang kenapa pa, nggak boleh gitu. Semalam aku lagi pingin, tapi papa nggak ada respon sama sekali."
Kataku panjang lebar.
Mas Chris hanya diam membisu. Ia mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.Setelah selesai ia keluar, saat membuka pintu kamar dan akan keluar, tiba-tiba muncul Andra yang berdiri di muka pintu kamar kami.
Melihat itu, aku cepat-cepat tari selimut untuk menutupi tubuhku. Aku sangat malu sekali. Takut Andra terlanjur melihat aku memakai pakaian dinasku ini.
"ehh, Mas. Kiraian kesiangan. Aku dan Andre udah mau berangkat duluan, soalnya ada sesuatu yang harus kami lakukan dulu." Kata Andra sambil berpamitan.
"Kalian sudah makan pagi?" Tanya mas Chris. Sementara aku tetap diam dan masih setia dengan selimut ditubuhku ini.
“Udah, tadi aku dan Andre udah masak nasi dengan lauknya telur ceplok dengan sambal. Mas dan mba, jangan lupa dimakan ya!” Katanya lagi.
“Ahh iya..iya.” Mas Chris mengiyakan sambil keluar dari kamar. Aku langsung lega saat Mas Chris menutup pintu kamar.
Perasaan kesal tak kunjung menghilang dari dalam hati ini. Aku membiarkan Mas Chris menyiapkan Sarapan dan bekalnya sendiri.
Saat mas Chris sudah berangkat kerja, aku masih enggan turun dari ranjangku yang nyaman ini. Apalagi cuaca saat ini sangat mendukung. Membuatku malas dan lebih mempererat memeluk gulingku.
Tidak terasa, jam menunjukkan pukul 9 pagi.
"Hoayemm...." Aku bergumam, kepalaku terasa nyeri. Mungkin karena terlalu lama bangun dari tidurku.
Beginilah nikmatnya hidup mandiri dan tidak tinggal dengan orang tua ataupun mertua. Kapanpun aku ingin tidur, bangun, makan, tidak ada yang akan melarang.
Setelah puas dari tiduran akupun keluar kamar dan langsung menuju ke dapur.
Aku membuka tudung saji diatas meja makan, melihat lauk yang tersisa sedikit telur yang mereka sisihkan untuk aku.
Anehnya, ada satu gelas teh yang masih hangat.
"Bukankah semua orang sudah pergi". Pikirku.
Tiba-tiba, pintu kamar mandi yang berada tidak jauh dari tempatku berdiri terbuka.
"Lho, Andre. Kamu nggak kerja." Ucapku kaget.
"Mba". Andre menatapku sesaat, lalu langsung pergi.
Aku lari terburu-buru masuk ke dalam kamar. Aku tidak tahu, kalo masih ada orang di dalam rumah. Pikirku sudah pergi semua, ternyata masih ada orang dirumah. Sialnya aku, keluar dengan menggunakan pakaian dinas aku. Sungguh malunya aku.
Jantungku berdebar-debar serasa akan keluar dari tempatnya. Napasku memburu, d4d4ku naik turun. Aku sangat malu sekali. Bagaimana tidak malu, adik iparku melihatku dengan pakaian dinas malamku yang l4kn4t seperti ini.
Tok..tok..tok..
"Ya, Ndre. Ada apa?" Aku berteriak dari dalam kamar tanpa membuka pintu.
"Mba, nggak apa-apa? Aku nggak liat apa-apa, kok!" Ucapnya.
Ahh...rasanya ingin berteriak dengan sekuat-kuatnya. Bagaimana bisa aku seceroboh ini. Malunya itu sampe diubun-ubun. Tak tahu bagaimana jika aku berpas-pasan dengan Andre, apalagi saat akan sarapan dan makan malam. Pasti akan duduk bersama. Dan pasti akan bertatap-tatapan wajah.