NovelToon NovelToon
Kisah Singkat Chen Huang

Kisah Singkat Chen Huang

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Chen Huang, seorang remaja berusia 15 tahun, menjalani hidup sederhana sebagai buruh tani bersama kedua orang tuanya di Desa Bunga Matahari. Meski hidup dalam kemiskinan dan penuh keterbatasan, ia tak pernah kehilangan semangat untuk mengubah nasib. Setiap hari, ia bekerja keras di ladang, menanam dan memanen, sambil menyisihkan sebagian kecil hasil upahnya untuk sebuah tujuan besar: pergi ke Kota Chengdu dan masuk ke Akademi Xin. Namun, perjalanan Chen Huang tidaklah mudah. Di tengah perjuangan melawan kelelahan dan ejekan orang-orang yang meremehkannya, ia harus membuktikan bahwa mimpi besar tak hanya milik mereka yang berkecukupan. Akankah Chen Huang berhasil keluar dari jerat kemiskinan dan menggapai impiannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 6— Ginseng

Keesokan harinya, mentari baru saja menampakkan diri di ufuk timur ketika Chen Huang bangun lebih awal dari biasanya. Ia duduk di depan gubuk dengan mata yang penuh dengan tekad. Pikirannya terus terpaku pada satu hal: menemukan ginseng tua di pegunungan dekat Desa Bunga Matahari.

Ning Xue, yang masih terlihat mengantuk, keluar dari gubuk sambil meregangkan tubuhnya. “Kau bangun pagi sekali,” ujarnya dengan suara serak.

Chen Huang menoleh dan tersenyum kecil. “Aku memikirkan sesuatu. Jika kita bisa mendapatkan ginseng tua, itu akan sangat membantu meningkatkan kekuatan tubuh kita. Bahkan, dengan itu, kita mungkin bisa menembus Ranah Penguatan Tulang tahap awal.”

Mata Ning Xue berbinar mendengar hal itu. “Ginseng tua? Apakah ada di sekitar sini?”

“Ya,” jawab Chen Huang. “Gunung di sebelah barat desa pernah disebutkan oleh Ayahku. Di sana, katanya ada banyak tumbuhan obat, termasuk ginseng tua. Namun, tempat itu juga berbahaya. Ada binatang spiritual tingkat satu yang berkeliaran di sana. Jika kita tidak hati-hati, nyawa kita bisa melayang.”

Ning Xue tampak cemas. “Apakah itu tidak terlalu berbahaya? Kita baru saja mulai berlatih. Bagaimana jika kita terluka, atau lebih buruk lagi?”

Chen Huang menghela napas panjang. “Aku tahu risikonya, tapi ini adalah kesempatan besar untuk membangun fondasi kita. Kita tidak memiliki banyak pilihan. Tanpa sumber daya, kita tidak akan pernah cukup kuat untuk melindungi diri kita sendiri, apalagi mencapai Akademi Xin.”

Ning Xue terdiam, lalu mengangguk pelan. “Kalau begitu, aku akan ikut denganmu. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi sendirian.”

Chen Huang tersenyum tipis. “Aku menghargai keberanianmu, tapi kau harus tinggal di sini. Aku bisa bergerak lebih cepat sendirian, dan itu akan mengurangi risiko. Jika aku tidak kembali sebelum malam, pergilah ke desa tetangga dan mintalah bantuan.”

Meskipun Ning Xue ingin membantah, ia tahu bahwa Chen Huang benar. Akhirnya, ia hanya berkata, “Hati-hati, Chen Huang. Jangan gegabah.”

Chen Huang mengangguk tegas. Setelah mengambil pisau belati kecil dan tas sederhana untuk menyimpan ginseng, ia berangkat menuju gunung.

Chen Huang bergerak dengan hati-hati di antara pepohonan lebat di kaki gunung. Udara di sana terasa dingin dan lembap, dan suara gemerisik dedaunan diiringi oleh suara binatang-binatang liar yang bersembunyi di balik semak-semak.

Ia terus waspada, memperhatikan setiap gerakan di sekitarnya. Binatang spiritual tingkat satu mungkin tidak terlalu kuat dibandingkan dengan praktisi Ranah Pengumpulan Energi, tetapi bagi Chen Huang, mereka tetap ancaman mematikan.

Setelah beberapa jam mendaki, ia menemukan jejak-jejak kecil di tanah yang menunjukkan keberadaan binatang spiritual. Ia berhenti sejenak, memeriksa sekitarnya dengan teliti. Kemudian ia melihat sebuah pohon tua dengan akar besar yang mencuat dari tanah. Di sana, di bawah bayangan pohon, tumbuh sebuah ginseng dengan daun yang bersinar samar.

“Ini dia,” bisik Chen Huang, matanya berbinar.

Namun, kebahagiaannya tidak berlangsung lama. Dari balik semak-semak, seekor serigala spiritual dengan bulu hitam mengkilap dan mata merah menyala muncul, menggeram dengan gigi taringnya yang tajam.

Chen Huang segera mengambil pisau belatinya, keringat dingin mengalir di dahinya. “Aku harus cepat,” gumamnya, matanya tetap terkunci pada serigala itu.

Serigala itu mendekat perlahan, mengawasi Chen Huang seolah-olah menilai mangsanya. Chen Huang tahu bahwa ia tidak bisa mengalahkan binatang ini dalam pertarungan langsung. Satu-satunya cara adalah dengan mengandalkan kelincahan dan kecerdikannya.

Ia berpura-pura mundur beberapa langkah, menarik perhatian serigala itu untuk menjauh dari ginseng. Ketika serigala itu melompat ke arahnya, Chen Huang meluncur ke samping dengan gesit, nyaris menghindari cakar tajam binatang itu. Dalam waktu singkat, ia melompat ke arah ginseng dan mencabutnya dengan cepat.

Namun, serigala itu tidak menyerah. Binatang itu menyerang lagi, kali ini lebih cepat dan lebih agresif. Chen Huang mengayunkan belatinya ke arah kaki serigala, menciptakan luka kecil yang cukup untuk membuat binatang itu mundur sejenak.

Menggunakan kesempatan itu, Chen Huang berlari sekuat tenaga, meninggalkan serigala yang terluka di belakang. Napasnya terengah-engah, tapi ia tidak berhenti sampai ia yakin telah cukup jauh dari bahaya.

Ketika matahari hampir terbenam, Chen Huang akhirnya tiba kembali di gubuk. Ning Xue berlari keluar dengan wajah cemas.

“Chen Huang! Apa kau baik-baik saja?” tanyanya.

Chen Huang tersenyum lelah sambil menunjukkan ginseng yang berhasil ia bawa pulang. “Aku baik-baik saja. Dan aku berhasil mendapatkannya.”

Ning Xue melihat ginseng itu dengan mata yang berbinar. “Ini luar biasa! Dengan ini, kita bisa mulai memperkuat tubuh kita.”

Chen Huang mengangguk. “Tapi kita harus berhati-hati. Di dunia yang keras ini kita harus menjadi lebih kuat untuk bertahan.”

...

Malam harinya Chen Huang sibuk menyiapkan ramuan dari ginseng tua yang telah ia peroleh dengan susah payah. Ia menyalakan api kecil di depan gubuk, menggunakan panci sederhana yang dipenuhi air bersih, lalu memasukkan potongan-potongan ginseng ke dalamnya. Aroma herbal yang kuat mulai tercium seiring air mendidih, memancarkan hawa hangat yang menenangkan.

Ning Xue duduk di dekatnya, memperhatikan dengan rasa ingin tahu. “Kau yakin tahu cara membuat ramuan ini?” tanyanya, sedikit ragu.

Chen Huang tersenyum tipis, matanya tetap tertuju pada panci. “Aku hanya mengandalkan ingatan dari ajaran seorang kakek tua di desa ini dulu, waktu aku masih kecil. Dia mengajariku dasar-dasar tentang ramuan herbal. Ini mungkin tidak sempurna, tapi setidaknya seharusnya bisa memperkuat otot dan tulang kita.”

Setelah beberapa saat, ramuan itu selesai. Airnya berwarna keemasan, dengan aroma yang semakin tajam. Chen Huang menuangkannya ke dalam dua mangkuk sederhana dan menyerahkannya kepada Ning Xue.

“Minumlah,” kata Chen Huang sambil mengambil mangkuknya sendiri.

Ning Xue memandang ramuan itu sejenak sebelum mengangguk. “Baiklah, aku percaya padamu.” Ia kemudian meminum ramuan itu perlahan. Rasanya pahit, tapi ada kehangatan yang segera menyebar di tubuhnya, memberikan perasaan nyaman yang aneh.

Chen Huang juga meminum ramuan di mangkuknya. Setelah selesai, ia meletakkan mangkuknya dan berkata, “Efeknya tidak akan langsung terasa. Tapi esok hari, kau akan mulai merasakan perubahan. Tubuh kita akan lebih kuat, dan mungkin ini akan menjadi langkah pertama kita menuju fondasi yang kokoh.”

Ning Xue tersenyum kecil. “Aku harap ini berhasil. Kau sudah berusaha keras untuk mendapatkan ginseng itu.”

Chen Huang mengangguk sambil menatap api yang mulai meredup. Dalam hatinya, ia merasa lebih optimis. Walaupun dunia ini keras dan penuh tantangan, malam itu memberi mereka secercah harapan untuk masa depan.

Di bawah langit malam yang dipenuhi bintang, mereka pun beristirahat, menunggu fajar untuk memulai hari yang baru dengan kekuatan yang lebih besar.

1
Abi
Kecewa
Abi
Buruk
angin kelana
tahap selanjutnya
angin kelana
mc nya brp bintang yah?
afifo maning
gassspoll thor
angin kelana
lanjut
angin kelana
cape pastinya
angin kelana
gasss jangan kendorrr
angin kelana
semangatttt...
angin kelana
lawan lawan apapun musuhnya..
angin kelana
satu pukulan
angin kelana
semangat menggapai mimpi
G Wu
Novel DRAMA ANAK ANAK 90% ,, 10% sisa nya tidak jelas,MC nya yang mana !! ???
Saodah Xiaomi
alurnya menarik, cuma bab nya pendek. dan cepat habis, harus minta up, padahal baru bab 21, hadeuh,,,,,,,,,,,,,,. mungkin lanjut bacanya seminggu lagi, agar bisa puas bacanya, jika tiap hari up nya keluar
juharto delle
Memang top author ini kalau yang namanya bikin penasaran, lanjutkan
Darotama
seiring waktu tahap demi tahap jalan cerita lebih menarik semangat thor lanjut terus
Rusdi Udi
Luar biasa
angin kelana
lanjut
angin kelana
up
angin kelana
lanjut up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!