Jessica Collins sangat bahagia ketika di nikahi oleh seorang duda tampan dan kaya raya, namun kebahagiaannya sirna saat mengetahui tujuan pria itu menikahinya hanya karena ia mirip dengan istri pertamanya dan rupanya pria itu tak benar-benar menyukainya.
"Apa di saat menyentuhku, kau sedang membayangkan istrimu yang lain ?"
Sungguh Jessica sangat sakit hati haruskah ia bertahan atau justru pergi menjauh di saat mengetahui dirinya sedang mengandung janin pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~06. Obat yang membuat Jessica tersiksa
"Mr Jason ?" Jessica langsung melebarkan matanya saat melihat pria tersebut.
Sebenarnya apa yang terjadi dengannya? bagaimana ia bisa berada di sini bersama pria itu?
"Merasa lebih baik ?" ucap Mr Jason dari tempat duduknya.
"Apa anda yang membawaku ke sini ?" bukannya menjawab gadis itu justru bertanya balik.
"Menurutmu ?" timpal pria tersebut.
"Maaf sudah merepotkan anda." Jessica segera beranjak dari ranjangnya, entah ada apa dengannya saat ini karena rasanya sangat panas dan berkeringat.
"Mau kemana ?" tanya Mr Jason saat gadis itu ingin pergi.
"Sepertinya aku harus pulang ?" sahut Jessica.
"Sekarang sudah jam satu dini hari ku rasa sudah tidak ada taksi yang beroperasi, jadi lebih baik tunggu sampai besok pagi saja." terang Mr Jason.
"A-aku akan menghubungi temanku untuk menjemputku di sini." balas Jessica, rasanya tidak etis berduaan dengan seorang pria meskipun pria tersebut orang yang ia kagumi selama ini.
Kemudian gadis itu mengedarkan pandangannya untuk mencari tasnya yang rupanya berada di atas nakas, lalu ia segera mengambil ponselnya. "Astaga, baterainya habis." gumamnya setelah mengecek ponselnya, kemudian ia berbalik badan menatap ke arah pria itu.
"Bi-bisakah aku meminjam ponselmu ?" ucapnya kemudian.
"Hm, ambillah !!" Mr Jason mengulurkan ponselnya yang sedang ia pegang dan Jessica segera mengambilnya, saat tangannya dan tangan pria itu tak sengaja bersentuhan gadis itu merasa ada yang berdesir pada dirinya.
Kemudian Jessica segera menjauhkan tangannya lalu menekan beberapa angka di ponsel pria itu, namun panggilannya tak kunjung tersambung mungkin ponsel Elle juga sedang tidak aktif.
"Tidak bisa di hubungi." ucapnya seraya menyerahkan kembali ponsel tersebut, kemudian Jessica kembali menjauh dari pria itu.
Sementara Mr Jason sedikit pun tak berpaling dari gadis yang terlihat mulai gelisah itu, wajahnya memerah dan keringat nampak membasahi dahinya yang membuat gadis itu terlihat semakin seksi.
"A-apa pendingin ruangan ini mati ?" tanya Jessica ingin tahu karena semakin lama tubuhnya terasa makin kegerahan.
"Tidak." sahut Mr Jason.
"Ta-tapi aku merasa sangat kepanasan." ucap Jessica.
"Mungkin itu karena reaksi obat yang di berikan oleh Pedro di dalam minumanmu tadi." timpal Mr Jason yang masih berada di kursinya tersebut.
"O-obat? obat apa ?" tanya Jessica tak mengerti.
"Berapa lama kamu mengenal Pedro ?" tanya Mr Jason menyelidik.
"Satu tahun lebih sejak aku kuliah di sini." sahut Jessica.
"Memang obat apa yang Pedro campurkan pada minumanku ?" imbuh Jessica penasaran, ia berharap itu bukan obat terlarang.
"Sejenis obat perangsang." sahut Mr Jason yang sontak membuat Jessica melotot, pantas tadi saat bersentuhan dengan pria itu ia merasakan sensasi aneh di tubuhnya.
Ia bukanlah gadis polos yang tak tahu obat apa itu dan hanya berhubungan badanlah yang akan membuatnya merasa lebih baik.
Tidak, ini sangat bahaya jika ia terus berduaan dengan pria itu di dalam kamar ini. "Sepertinya aku akan pesan kamar lain saja." ucapnya kemudian.
"Silakan !!" sahut Mr Jason yang sepertinya tak keberatan jika gadis itu pergi dari kamarnya.
Tanpa berpikir panjang Jessica segera menyamber tasnya kemudian berlalu pergi meninggalkan kamar pria tersebut, sedangkan pria itu nampak mengangkat sudut bibirnya membentuk seringaian kecil lantas mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.
Sesampainya di resepsionis Jessica segera memesan kamar. "Maaf nona semua kamar sudah penuh." ujar sang resepsionis.
"Pe-penuh? bagaimana bisa hotel sebesar ini sudah penuh ?" protes Jessica.
"Hari weekend memang seperti itu nona." terang wanita itu lagi.
Jessica nampak menghela napasnya, tidak mungkin ia menyusuri jalanan untuk mencari hotel lain. Karena ia tak tahu kejahatan apa yang sedang menantinya di luar sana. Akhirnya dengan langkah gontai gadis itu terpaksa kembali ke kamar pria itu.
Ia bisa menumpang tidur di sofa sampai besok pagi, namun tubuhnya semakin lama semakin tak bisa di kondisikan. Sepertinya ia akan mandi saja.
Setelah menekan bel beberapa kali, pintu di buka dan nampak Mr Jason berdiri di sana dengan bathrobe berwarna gelap membungkus tubuh kekarnya dan itu membuat Jessica seketika menelan ludahnya.
"Kau !!" ucap pria itu yang nampak terkejut melihat keberadaan gadis itu kembali.
"Mr Jason bisakah aku numpang tidur di kamar anda, karena semua kamar telah penuh." mohon Jessica kemudian.
Mr Jason nampak mengernyit lantas menggeser tubuhnya agar gadis itu bisa masuk. "Silakan !!" ucapnya kemudian.
"Terima kasih Mr." Jessica segera masuk ke dalam.
"Bolehkah aku mandi? entah apa karena pengaruh obat itu tubuhku tiba-tiba merasa sangat panas." mohon Jessica lagi.
"Hm." Mr Jason mengangguk kecil lalu segera berlalu naik ke atas ranjangnya.
Setelah masuk ke dalam toilet, Jessica segera mengguyur tubuhnya dengan air dingin dan ia merasa lebih baik saat ini meskipun hanya sedikit mengurangi kegerahannya.
Saat menyadari pakaiannya ikut basah, gadis itu langsung panik. Bisa-bisanya ia lupa melepaskan pakaiannya juga. Lalu Jessica mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar mandi tersebut dan ia tak sengaja menemukan sebuah bathroom berwarna merah muda terlipat di dalam sebuah lemari kaca.
Entah milik siapa ia tak peduli, kemudian ia segera memakainya dan ajaibnya sangat pas di tubuhnya. Apa ini milik seorang wanita? ia jadi berpikir berapa banyak wanita yang telah tidur dengan duda tampan itu. Kemudian Jessica segera keluar dari toilet tersebut, semoga saja pria itu telah tidur.
Namun dugaannya salah, karena pria itu masih duduk bersandar di sandaran ranjangnya dengan pandangannya lekat ke arahnya. Entah kenapa tatapan pria itu sangat berbeda, bukan tatapan intimidasi seperti sebelumnya namun sebuah tatapan hangat yang membuat aliran darahnya seketika berdesir.
Bahkan kini panas tubuhnya mulai kembali terasa dan jujur ia ingin melepaskan apapun yang melekat di tubuhnya saat ini.
"Handuk mandi itu terlihat cocok kamu pakai." puji pria itu yang tak sedikit pun berkedip menatap gadis itu.
"A-aku menemukannya di lemari kaca, entah milik siapa." terang Jessica, padahal hanya sebuah kimono mandi tapi entah kenapa ia merasa pria itu sangat kagum saat ia memakainya, sebenarnya ia tak ingin lancang menyentuh barang milik orang lain namun ia terpaksa melakukannya.
"Tentu saja itu barang milik hotel." timpal Mr Jason kemudian.
"I-iya bisa jadi." sahut Jessica, ia sampai lupa jika tempat ini adalah hotel karena menurutnya lebih mirip seperti sebuah tempat tinggal yang lumayan luas. Entah dengan harga berapa pria itu menyewanya dalam semalam, yang pasti sangat mahal.
"Apa merasa lebih baik ?" tanya Mr Jason kemudian.
"Hm." Jessica mengangguk kecil lantas ia segera merebahkan tubuhnya di atas Sofa.
Memaksakan matanya terpejam siapa tahu ia bisa kembali tidur meskipun harus mati-matian menahan panas di tubuhnya, namun tiba-tiba ia merasakan sentuhan lembut di kakinya hingga membuatnya langsung mengerjapkan matanya.
"Mr Jason ?"
"Kamu sepertinya sangat tersiksa, aku bisa membantumu jika mau ?" tawar pria itu yang nampak kasihan melihat gadis itu dan itu membuat Jessica langsung beranjak bangun.
"Ti-tidak perlu, Mr Jason." tolaknya.
"Kenapa? bukankah sebelumnya kamu pernah melakukannya dengan kekasihmu ?" timpal pria itu, namun Jessica langsung menggelengkan kepalanya.
"Kamu masih virgin ?" tanya pria itu lagi dengan raut wajah sedikit terkejut dan Jessica langsung mengangguk.
"Usiamu sudah 22 tahun, bagaimana bisa masih virgin? kemana saja kamu selama ini ?" lirih pria yang sedang berlutut di lantai seraya menangkupkan kedua tangannya di pipi gadis itu.
keren karya tulis mu k🤗🤗🤗