NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Gadis Cacat

Terpaksa Menikahi Gadis Cacat

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Tamat
Popularitas:2M
Nilai: 4.8
Nama Author: mawarjingga

21+🔥🔥🔥


Ben Alberto Adiwangsa, seorang laki-laki dewasa berumur 29 tahun, yang memiliki wajah tampan dengan hidung runcing, alis tebal, rahang yang kokoh, serta memiliki tubuh tinggi tegap, sosok sempurna yang mampu membuat gadis manapun tak akan mampu menolak pesonanya.

Namun siapa sangka, seorang Ben memiliki kisah yang begitu rumit, sebuah kisah cinta pahitnya di masa lalu, yang membuat Ben sampai kini enggan untuk memulai kembali hubungan serius dengan gadis manapun.

4tahun yang lalu tepatnya 2 hari menjelang pertunangannya dengan Sandra kekasihnya, ia tak sengaja memeregoki gadis yang dicintainya itu tengah berduaan dengan seorang laki-laki dalam keadaan yang begitu intim, di dalam Apartemen milik kekasihnya.

Hingga suatu hari ia harus menerima kenyataan, bahwa dirinya dipaksa menikahi gadis cacat yang telah ia tabrak, akibat dari keteledorannya saat berkendara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawarjingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Darrel

Matahari pagi kembali menyapa, sinarnya yang masih belia menelusup masuk lewat celah jendela, sedikit menerangi kamar, dimana ada seseorang masih terlelap bersama mimpi indahnya, dialah Ben Alberto Adiwangsa.

Sementara Putri, setelah melihat kejadian tadi malam, ia tak berani untuk mendekatinya lagi, bahkan di pagi ini pun ia tak berani untuk membangunkan nya, membiarkan laki-laki yang berstatus suaminya itu terbangun dengan sendirinya.

Pagi ini memang tak ada siapapun, kecuali bi Narti asisten rumah tangga yang sudah bekerja di rumah orang tua Ben, selama hampir 13 tahun ini.

Sedangkan Darrel mengatakan pada Putri ia akan menginap di apartemen nya, agar lebih fokus mengerjakan tugas skripsinya, begitupun kedua orang tuanya sedang menjenguk Bagas adik dari Rama yang sedang sakit.

Bingung harus melakukan apa, akhirnya Putri memutuskan untuk membersihkan diri tanpa bantuan siapapun, lalu memutar ban kursi rodanya kearah meja makan, melahap sandwich yang sudah di sediakan bi Narti diatas meja makan.

"Den Ben belum bangun non?" tanya bi Narti, sembari meletakkan segelas susu dihadapan Putri yang sudah menghabiskan sebagian sandwich di piringnya.

"Umz, _" Putri terlihat kebingungan dengan pertanyaan bi Narti.

"Yasudah tidak apa-apa non, non Putri habiskan saja sarapannya, ibu berpesan kepada saya, agar non Putri selalu meminum rutin obatnya," lanjut bi Narti seolah mengerti dengan kebingungan Putri saat ini.

"Umz i-iya bi, terimakasih."

"Sama-sama non, saya pamit kebelakang dulu!" pamitnya, yang kemudian diangguki oleh Putri.

Selesai sarapan, Putri memilih untuk keluar, tersenyum sendiri melihat tanaman bunga yang selalu di siram Darrel beberapa hari ini, diantaranya ada bunga mawar, melati, aglonema, dan beberapa jenis tanaman lainnya, sembari menghirup dalam-dalam udara segar di pagi hari.

Hal sederhana yang membuat Putri melupakan sesaat kehidupan rumit yang dialaminya kini.

"Mau berjemur, aku temenin ya!" ujar seseorang yang tak lagi asing di indra pendengaran Putri.

"Darrel?" ujar Putri dengan senyum cerah yang terbit dari bibirnya.

"Kenapa, kangen ya?" ujar Darrel dengan sebelah alis yang di naik turunkan, membuat Putri repleks memukul pelan lengan laki-laki tampan di hadapannya itu.

"Katanya lagi ngerjain skripsi, kok malah kesini?"

"Gimana aku mau ngerjain skripsi, kalau pikiran aku di penuhi sama kamu Put." ucapnya dengan suara lirih, namun masih terdengar jelas oleh Putri.

"Ih Darrel apaan sih, nggak lucu ihs, yang bener kenapa sih kalau diajak ngomong."

"Orang aku ngomong apa adanya." balasnya, ngeloyor pergi memasuki rumah, dan tak lama ia kembali dengan membawa satu gelas susu ditangannya.

"Lupa kan, susunya nggak di minum lagi hm?"

"Kata siapa, udah kok!" kilahnya.

"Lah terus ini apaan, minum dulu ya, mumpung masih anget, ya walaupun udah agak dingin sih!" lanjutnya, seraya menggaruk pelan bagian belakang kepalanya.

Tak berniat memulai perdebatan panjang, Putri memilih mengalah, menerima uluran gelas yang berisi susu dari tangan Darrel, kemudian meneguknya hingga tandas tak tersisa, membuat Darrel tersenyum senang, seraya mengacak gemas rambut Putri.

"Yaudah sekarang kita berjemur dulu ya!" tanpa menunggu persetujuan dari Putri, gegas Darrel mendorong kursi roda Putri kearah taman bagian samping rumahnya.

"Gimana sama skripsinya?" Lagi-lagi hal memuakkan bagi Darrel itu kembali di pertanyakan, membuat Darrel mendesah frustasi.

"Itu nggak penting Put, yang paling penting buat aku tuh bisa ketemu sama kamu,"

"Tuh kan kamu tuh kalau di ajak ngobrol serius, malah jawabannya kaya gitu, nggak lucu!" ujar Putri mendesis kesal.

"Nggak lucu, kan aku emang lagi nggak ngelawak gimana sih!"

"Darrel?"

"Iya iya, ntar bakal aku kerjain kalau lagi mood."

"Bener ya!"

"Iya, tuan Putri."

"Ck!"

Setelah beberapa menit berjemur, yang ditemani Darrel, dengan segudang celotehannya, akhirnya ia meminta Darrel untuk membawanya kembali ke dalam rumah, tak memperdulikan protes laki-laki yang berstatus adik iparnya tersebut.

Ada perasaan khawatir dalam diri Putri, saat menyadari bahwa Ben tak kunjung keluar, padahal kini matahari mulai beranjak sepenggalah.

"Kenapa, kok mukanya kaya bingung gitu, ada yang mau kamu tanyain?" ujar Darrel yang kini sudah membawa kembali Putri kedalam rumah.

"Itu, euhmz_"

"Mau ngomong paan sih nggak jelas, mau ngomong, tinggal ngomong aja, apa susahnya coba?"

"Itu, kak Ben memangnya hari ini nggak kerja?"

"Ck, kamu lupa hari ini hari apa, wah jangan-jangan kepala kamu juga perlu di periksa nih put."

"Ihs aku kan lupa Darr, kamu tahu sendiri kan semenjak aku sakit aku udah nggak kerja lagi, dan otomatis aku juga bakalan lupa sama hari dan tanggal."

"Wah Amnesia dong!" cibir Darrel sembari tergelak.

"Ihs ngeselin banget sih!"

"Nggak usah manyun!"

"Kenapa emang, masalah buat kamu?"

Aku nggak kuat lihatnya. Darrel membatin.

"Kalau manyun kamu tambah jelek!" tukasnya.

"Ihs." bibir yang sudah mengerucut itu semakin mengerucut, menatap Darrel dengan tatapan sebal, Sedangkan yang di tatap, tak berhenti untuk tersenyum.

"Put?"

"Hmmm."

"Kamu kalau dirumah panggilan nya apa sih?"

"Eumz kalau ayah seringnya manggil aku Riri,"

"Riri?"

"Iya."

"Cantik juga ya, berarti aku juga boleh dong ikut manggil kamu dengan sebutan itu?"

"Terserah aja sih."

"Aseeek!"

"Ri, aku boleh tanya sesuatu nggak?"

"Apa?"

"Ehmz sebelum nikah sama kak Ben, kamu udah punya pacar belum?"

"Kok nanyanya gitu."

"Penasaran aja, secara kan kamu cantik banget."

"Ihs berhenti bilang aku cantik Darr, karena itu nggak sesuai dengan kenyataan nya." Putri mendesis pelan.

"Aku pernah pacaran sekali, tapi hubungan kami tidak mendapatkan restu dari kedua orang tuanya, karena bagi mereka aku belum cukup dewasa untuk bersanding dengan anaknya yang udah mapan." lanjut Putri sendu.

"Eh sorry sorry Ri, aku nggak maksud buat ngungkit masa lalu kamu gini, sumpah!" Darrel mengangkat 2 jari tangannya tinggi-tinggi.

"Iya iya, nggak apa-apa kok!"

....

Didalam kamar, Ben mengerjapkan matanya berkali-kali, pandangan nya menyapu kearah sekitar kamarnya, untuk memastikan bahwa itu memang benar kamarnya.

Ia meringis memijat dahinya yang terasa berdenyut, lalu berusaha Mengingat-ingat kejadian semalam, menunduk melihat kemejanya yang kini sudah berubah menjadi setelan piyamanya.

"Argghhh!" Ben berteriak frustasi, ketika sedikit demi sedikit ia mulai mengingat kejadian semalam, termasuk saat ia memuntahi baju Putri.

Bersamaan dengan pintu kamarnya yang terbuka, menampilkan sosok Darrel sang adik yang kini tengah menghampirinya.

"Gue kesini mau minta izin, buat bawa Putri terapi kerumah sakit." ujar Darrel to the point.

"Ck, ngapain sih lo mau ribet-ribet ngurusin dia." balas Ben yang kemudian beranjak untuk memasuki kamar mandi.

"Baj ingan emang lo ya kak, seharusnya yang ngurusin Putri itu elo, lo lupa kalau dia jadi begini karena ulah elo, dan gue yakin Putri merasa tertekan karena punya suami seberengsek elo!" lanjut Darrel dengan rahang mengeras.

Ben menghentikan langkahnya sebentar, namun detik kemudian ia kembali melangkahkan kaki memasuki kamar mandi.

.

.

1
daroe
Hamidun
daroe
masih perawan 😄
daroe
hadeh istri yg mantan kakak, dan dicintai adiknya ini mah
cakep putri triple kills wkwkwkwkwk
daroe
wehhh kampretttooo
nissa
hamil tu
nissa
semoga berbahagia putri
nissa
sirik bilangbu
nissa
cemburu baru tau
nissa
lah kan sudah suami istri
nissa
mantap
nissa
iya bener yang yang tu
nissa
aneh
nissa
giliran butuh aja ngajak
nissa
gak usah mau ri, suruh pergi aja sendiri
nissa
gak uusah mau put
nissa
bagus put kabur aja
nissa
mantap
nissa
lanjut
nissa
idih kok marah
nissa
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!