Hi Mommy!

" Kei, dari mana saja kamu? Dari tadi aku nyariin lho. Anak-anak udah siap buat jump to the next place."

" Maaf Pak Fiery, tadi saya di kamar mandi. Perut saya agak sakit, jadi butuh waktu lama di kamar mandi. Maaf sudah membuat semua orang menunggu."

Keisha sungguh tidak ingin seperti ini. Dia tidak ingin diperhatikan secara berlebihan oleh atasannya. Dia tidak ingin disalahpahami oleh semua orang terutama Elin.

Baru bekerja selama 3 bulan di perusahaan kontruksi, Keisha menjadi mencolok karena memang pekerjaannya yang baik dan memuaskan atasan. Dia mampu bicara dengan lugas tanpa terbata ketika menangani klien.

Keisha Anastasia Raharjo, gadis berusia 23 tahun itu sebenarnya merupakan fresh graduate. Memiliki nilai IPK yang hampir sempurna, rupanya tidak mudah baginya untuk mendapatkan pekerjaan. Dan di sini Elinandya, teman sekaligus tetangga rumahnya membawanya ikut bekerja.

Bukan mau Keisha dia cepat beradaptasi dan juga mendapat kepercayaan dari rekan kerja sekaligus atasannya. Karena pada dasarnya Kei begitulah biasa ia disapa memiliki pribadi yang hangat dan menyenangkan.

Tapi sikapnya yang begitu malah membuat Elin menjadi tidak suka karena dianggap sok cari muka. Padahal mereka sudah berteman lama. Meskipun usia mereka tidak sama, yakni terpaut 2 tahun namun Keisha dan Elin begitu akrab.

" Kamu baik-baik aja Kei? Apa perlu ke dokter?"

" Ti-tidak perlu Pak Fiery, saya baik-baik saja. Kalau begitu saya pamit Pak, saya akan bergabung dengan yang lain. Mari."

Fyuuuh

Fiery membuang nafasnya kasar. Entah mengapa dimata pria itu saat ini Keisha sedang menutupi sesuatu. Tapi Fiery tidak ingin bertanya sampai terkesan menuntut.

" Haah, cewek itu beneran sulit. Dia nggak ngeh juga sama sikapmu selama ini."

Fiery menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia tahu bahwa Keisha merupakan anak baru, namun dia sudah menyukai Keisha dari pertama kali melihat gadis itu. Dan semenjak itu pun Fiery berusaha mendekatinya.

Akan tetapi Keisha seolah tidak mengerti. Padahal Keisha tahu maksud dari semua sikap dan tingkah Fiery. Dia bukan gadis yang bodoh karena tidak menyadari perasaan suka terhadap lawan jenis yang diperlihatkan oleh Fiery. Keisha hanya bersikap pura-pura tidak tahu saja. Terlebih dari awal Elin sudah mengultimatum dirinya bahwa Fiery adalah pria yang dia incar.

" Pokoknya nanti kalau kamu ketrima di BG, jangan pernah nglirik Pak Fiery. Kalau kamu sampe berani ngelakuin itu, aku bakalan buat kamu keluar dari BG. Inget ya Kei."

Seperti itulah peringatan yang diberikan Elin kepada Keisha beberapa bulan yang lalu saat Elin menawarkan bantuan untuk bisa masuk perusahaan BG.

Selama sisa acara Family Gathering, Keisha sama sekali tidak bersemangat. Dan Elin secara terang-terangan menjauh dari Keisha. Hal itu menegaskan rumor bahwa hubungan mereka yang sedang tidak aku itu benar adanya.

Keisha memang tidak ambil pusing namun tetap saja itu menggangu hati nya. Rasanya ia ingin cepat-cepat saja selesai dan pulang ke rumah. Ia ingin segera membuat surat pengunduran dirinya dan melamar pekerjaan di tempat lain. Rasanya sungguh tidak nyaman jika bekerja di tempat dimana ada orang yang membencinya.

.

.

Diwaktu yang sama namun tempat yang berbeda, Ayesha sudah kembali bersama suami dan cucunya. Matanya terarah pada rombongan dimana logo pada kaos yang dipakai begitu ia kenal.

" Kenapa sayang?"

" Itu Mas, itu bukannya karyawan BG ya? Aah mereka lagi famget kayaknya."

Ryder yang tidak tertarik hanya ber oh ria saja. Baginya selain keluarganya tidak ada yang menarik. Kecuali sahabat dan teman dekatnya tentunya.

Ryder yang seperti itu sudah sejak muda. Dia benar-benar mempertahankan prinsipnya itu.

" Oma, atu cape. Pulang yu, Daddy pasti uda pulang juga."

" Eeh ini baru aja lepas makan siang, daddy pasti belum pulang."

Ale tiba-tiba minta pulang dan wajahnya murung. Padahal sebelumnya dia begitu ceria dan sangat senang dengan pergi ketempat wisata ini.

Ayesha langsung menatap suaminya untuk meminta penjelasan. Namun saat ini Ryder hanya diam lalu menghela nafasnya. Ayesha paham bahwa sekarang bukan waktu yang pas untuk membicarakannya.

Hap!

Ryder langsung menggendong cucunya, dan membawanya kembali ke mobil. Mereka memutuskan untuk pulang. Mood Ale yang sudah buruk membuat acara kali ini pun harus selesai. Mereka segera kembali ke rumah.

Perjalanan yang lumayan lama membuat Ale tertidur. Ale tidur di pangkuan Ayesha dengan begitu lelap.

" Mas, sebenernya ada apa?"

" Tadi, pas kamu ke kamar mandi, Ale lihat ada seorang anak kecil yang mungkin seumuran sama dia. Tapi anak kecil itu lagi main sama kedua orang tuanya. Nah, tiba-tiba Ale ngajak pulang dah tuh. Pas aku tanya kenapa, jawabannya Ale begini ' Ale mau pulang aja Opa, Ale melasa ili melihat anak yang punya mommy dan daddy. Sedangtan Ale nda punya,' nah begitu bilangnya. Duh hatiku langsung sakit rasanya denger cucuku bilang begitu."

Bukan hanya Ryder, Ayesha yang mendengar pun merasa sesak sekali dadanya. Anak sekecil Ale sudah bisa mengatakan bahwa dia iri melihat kelengkapan dari sebuah keluarga.

Air mata Ayesha menetes tanpa ia sadari. Dulu dia juga hampir membuat Gael menjadi anak yang tidak pernah tahu siapa ayahnya, beruntung Ryder pria yang kukuh pada tekad sehingga mampu membuat Ayesha menerima takdirnya.

Namun kesedihan Ayesha tetap tidak berkurang, dia malah semakin sedih karena malah hal tersebut dialami oleh cucunya.sekarang.

Ayesha terdiam untuk sesaat. Dan sesuatu terlintas di kepalanya saat ini. Ayu, ibu dari Ale. Dia mengingat bahwa di ponselnya masih menyimpan nomor dari mantan menantunya itu.

Sebenarnya Ayesha tidak ingin ikut campur, tapi melihat Ale yang begitu merindukan sosok ibu meskipun tidak secara terang-terangan, membuat hati kecil wanita paruh baya itu tergerak.

Menurut Ayesha, sebagai seorang ibu, mantan menantunya itu pasti juga merindukan anaknya. Tapi apakah benar demikian?

" Sini aku gendong Ale nya. Kamu udah lama memangku Ale."

" Iya, hati-hati Mas. Dia masih pules tidurnya."

Satu setengah jam perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di kediaman. Ryder membawa Ale masuk ke rumah dengan hati-hati. Ia lalu menurunkan Ale ke ranjang secara perlahan agar cucunya tidak terbangun.

Tap tap tap

" Sayang, kamu kenapa? Kok mukanya kesel gitu?"

Ryder yang baru saja keluar dari kamar bertanya kepada Ayesha. Wajah Ayesha yang sekarang ini sama dengan wajah Ale yang merasa kesal saat tadi di tempat wisata.

" Sayang, kenapa?" Ryder mengulang pertanyaannya lagi karena Ayesha tak kunjung menjawab.

" Ini Mas, lihat aja sendiri," sahut Ayesha sembari memberikan ponselnya kepada Ryder.

Sambil mengerutkan alisnya, karena memang dia tidak mengerti kenapa istrinya bersikap demikian. Ryder melihat ponsel milik Ayesha, ternyata istrinya sedang bertukar pesan dengan seseorang.

" Ayu? Ini kamu lagi chat-an sama Ayu? Terus dia nulis kayak gini? Bener-bener deh."

TBC