Membunuh banyak orang! Keyla Abraham, sang ketua mafia kejam yang meninggal ditangan sahabatnya sendiri.
saat terbangun, ia justru menempati tubuh anak perdana menteri Xia yang lemah dan jelek.
Xia Re, anak perdana menteri Xia Fang. kakak kandungnya begitu membencinya, ayahnya tidak peduli dengannya. selalu ditindas dan difitnah saudara/i tirinya. bahkan sang tunangan berselingkuh dengan adik tirinya. ibu dan adiknya dibunuh.
bagaimana cara Keyla membalaskan dendam Xia Re?
dapatkah Keyla mengungkap dalang kematian ibu dan adik Xia Re?
dapatkah ia kembali kezamannya untuk membalas dendam kepada para pengkhianat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bella Bungloon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 06 (TELAH DI REVISI)
Sekarang, Keyla tengah merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk yang baru. Seluruh isi kamar telah diganti, tentu saja, oleh Xia Tong. Keyla tidak boleh menyia-nyiakan kebaikan dan kasih sayang Xia Tong bukan?
“Ini... sangat melegakan,” gumam Keyla sambil menatap langit-langit.
Tong Tong yang duduk tak jauh darinya, memeluk lutut dengan ekspresi ngeri. “Apa Anda tidak merasa risih sama sekali? Anda baru saja membu nuh seseorang!”
Keyla menoleh perlahan, seulas senyum kecil terukir di wajahnya. “Risih? Untuk apa? Itu malah terasa... menyenangkan.”
Tong Tong membalas dengan pandangan datar. “Tuan ini manusia atau bukan?”
“Aku tidak peduli," Jawab Keyla ringan.
Dengan sedikit nada perintah, ia berseru, “Shuzu! Ambilkan aku air!”
Dayang itu tersentak, lalu buru-buru menunduk dan berjalan dengan langkah hati-hati. Ia tampak ragu, namun tetap menyodorkan segelas air kepada Tuannya.
“Sh-shuzu di sini, Tuan. I-ini...”
Keyla menerima air itu sambil menatapnya tajam. “Ada apa denganmu ? Mengapa gugup?”
“Hamba, baik-baik saja, Nona-ku.” elaknya cepat.
“Jujur!” Tegas Keyla. Dia tidak suka saat seseorang berbohong padanya.
“Ba-baik... itu, Nona... apa yang Nona kenakan di wajah...”
Keyla menahan tawanya. Ia ingin meledak karena wajah Shuzu tampak begitu bingung, tapi ia menahan diri demi menjaga wibawanya. Apalagi dia dulu adalah ketua mafia, harus menjaga harga dirinya.
“Yang kupakai ini?” Ia menunjuk wajahnya. Dan Shuzu mengangguk pelan.
“Ini adalah masker wajah buatanku sendiri." Keyla berkata dengan nada bangga.
“Apakah kau ingin mencobanya?” tawar Keyla pada Shuzu.
Shuzu tertawa kikuk, lalu menggeleng cepat. "Terima kasih, Nona, Anda saja ...."
Keyla mengangguk, tapi kemudian memicingkan matanya. “Di mana Shizu? Aku tidak melihatnya dari tadi.”
“Dayang Shizu sedang mengambil makanan untuk Anda,” jawab Shuzu cepat.
“Hmm.”
Tak berselang lama, Shizu datang membawa nampan penuh hidangan hangat. “Nona-ku, ini makan malam Anda.”
Keyla bangkit dari ranjang, melangkah ringan ke arah meja. Tapi langkahnya terhenti saat mata tajamnya menangkap sesuatu.
' Tunggu—?! Makanan itu beracun?!' Keyla mendesah pelan. Kembali memicingkan mata. 'Sial! Jadi ini penyebab wajah ini semakin rusak! Mereka mencampuri makanannya dengan racun!'
“Nona, apa ada yang salah?” tanya Shuzu dengan wajah cemas. Shizu juga ikut cemas dalam diam.
“Tidak,” jawab Keyla datar. “Shuzu, panggilkan kedua pengawal pribadiku.”
“Baik, Nona.”
Kini tinggal Keyla dan Shizu yang berada di ruangan. Shizu menundukkan wajahnya, mencoba menenangkan diri. Sifat Nona-nya yang berubah membuatnya gugup setengah mati.
Tak lama kemudian, Shuzu datang bersama dua pria berpenampilan tangguh.
“Ai Ke dan Ai Mo memberi hormat kepada Nona kami,” ucap mereka serempak, menunduk sopan.
“Bangunlah.”
Keyla menatap mereka satu per satu. “Aku ingin kalian mengawal dayang Shizu.”
Ketiganya tampak terkejut. Shizu bahkan nyaris mundur selangkah.
“Tenanglah,” ucap Keyla ringan. “Aku hanya ingin meminta Shizu membeli makanan.”
Wajah mereka mulai tenang kembali.
“Baik, Tuan. Ai Ke dan Ai Mo akan menjaga Dayang Shizu,” jawab Ai Ke tegas.
“Oh iya, buang makanan ini,” kata Keyla sambil menunjuk nampan.
“Nona, bolehkah saya tahu, ada apa dengan makanan Anda?" tanya Shizu masih dengan wajah menatap lantai giok.
“Racun.”
Jawaban singkat itu membuat semua terkejut, terutama Shuzu yang menatap hidangan tadi dengan ngeri.
“Mereka benar-benar keterlaluan! Kenapa mereka tega melakukan ini kepada Anda, Nona!?” ujar Shuzu, geram.
“Sudahlah,” balas Keyla dingin. “Shizu, belilah makanan. Untukku, untukmu, dan mereka bertiga.”
Ucapan itu membuat keempatnya terharu. Mereka tak menyangka Keyla masih memikirkan mereka di tengah situasi seperti ini.
“Baik, Nona. Ayo, mari kita pergi,” ucap Shizu dengan senyum tipis di wajahny. Namun sebelum mereka sempat melangkah lebih jauh, suara Keyla kembali terdengar.
“Tunggu!”
Ketiganya berhenti dan berbalik. Mereka membeku saat melihat Keyla membasuh wajahnya dengan handuk lembap.
“Bagaimana wajahku? Sudah membaik?” tanyanya, nada suaranya terdengar sungguh-sungguh.
Tak ada yang langsung menjawab. Mereka terlalu terpukau.
“Jawab dengan jujur!”
“Ya, Nona! Anda sangat cantik!” jawab Ai Ke dan Shuzu bersamaan.
“Ini belum seberapa,” bisik Keyla sambil tersenyum kecil.
'Aku masih harus menggunakan racikan khususku untuk hasil yang lebih maksimal,' pikirnya puas.
“Nona, apakah itu karena masker buatan Anda?” tanya Shuzu dengan mata berbinar.
“Yah. Shizu, Shuzu, kalian juga pakailah. Agar kalian semakin cantik.”
“Terima kasih, Nona ...." balas keduanya serempak.
“Kalau begitu, kami mohon pamit, Tuan,” ucap Shizu. Keyla hanya berdehem pelan, mengangguk angkuh.
...***...
Di sisi lain, di paviliun tempat tinggal Xia Rang suasana sangat berbeda.
Xia Rong membanting bantal dengan kesal. “Ibu! Kita harus membalas Xia Re! Karena dia—wajahku menjadi lebam!”
Gong Rong, ibunya, tetap tenang meski nada anaknya meninggi. “Tenanglah, sayang. Bukankah besok Mo Kai akan datang? Kau bisa memanas-manasi dia.”
Ekspresi Xia Rong berubah cerah. “Benar juga, Ibu! Aku akan merebut segalanya dari jal4ng Xia Re. Termasuk Mo Kai.”
Mo Kai, anak menteri keluarga Mo, sekaligus tunangan resmi Xia Re—tapi justru berkhianat dan menjalin hubungan dengan Xia Rong.
“Iya, adik. Kau tidak boleh gegabah,” ujar Xia Rang, kakak tertua mereka. “Apalagi... sebentar lagi Dia akan kembali.”
Ucapan itu membuat Xia Rong dan ibunya sama-sama mencibir.
“Huh! Sudahlah!” desis Gong Rong. “Kita hancurkan Xia Re pelan-pelan.”
Mereka mengangguk dan tersenyum percaya diri, seolah semuanya sudah dalam genggaman mereka.
melebihi cerita horor
Hancurkan Wuzhe dan Xia Rang
Aku ngambeeeeeeek
cepet sembuh ya..
Aku ga mau dia kenapa2
Dan Han hancurkan Wuzhe juga xia rang.