Menceritakan tentang ke Possesive-an Sang Ketua Mafia, Penguasa Eropa yang bernama Sean Crishtian, dijuluki sebagai Pembunuh Berdarah Dingin terhadap istrinya yang bernama Andara Claire Crishtian.
"Kenapa kau tega melakukan ini? Apa salahku? Kau bilang padaku, jika kau akan selalu menjagaku Berjanji untuk membuatku selalu tersenyum. Lantas kemana janji itu pergi? Tolong lepaskan aku. Jika bahagiaku tidak bersamamu, aku ikhlas menerimanya" - Andara Claire (20th)
"Sedari awal sudah kubilang bahwa kau adalah milikku. Larilah, maka aku akan menemukanmu. Bersembunyilah dengan baik karena aku akan menyeretmu pulang bahkan dengan cara kotor sekalipun." - Sean Crishtian (27th)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Eva Fullandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. ARANDY
Jangan lupa vote dan sarannya yaa.. Karna saran dan masukkan dari kalian itu penting.. 🙂😊
Silahkan tinggalkan jejak dengan menekan tombol like dibawah agar aku lebih semangat update cerita ini..
Terimakasih sudah membaca ceritaku 🤗
dan jangan lupa beri bintang 5 ya 😚
Jangan lupa baca cerita aku yang lainnya. kisah nyata 🤗
Happy Reading
***
Dengan langkahnya yang tegas Sean berjalan melewati karyawannya yang tengah menunduk hormat. Tatapan yang tajam dengan pandangan yang lurus kedepan menjadi cerminan jika Sean adalah sosok orang yang disiplin dan tegas.
Tidak ada yang berani untuk melawan Sean karna jika melawan Sean maka sama saja mereka sedang bermain-main dengan nyawanya sendiri. Pernah, waktu itu ada seorang laki-laki yang nekat melawan Sean karena merasa kesal. Laki-laki tersebut menodongkan sebuah pistol ke arahnya. Tetapi, dengan mudahnya Sean langsung merebut pistol tersebut dan menembakkan timah panas itu ke kepala laki-laki tersebut. Tidak hanya kejadian itu. Banyak kejadian mengerikan yang lain. Sehingga hal tersebut dijadikan sebuah pelajaran oleh mereka untuk tidak bermain-main dengannya. Hanya orang yang bodohlah yang mau bermain-main dengan Sean, karena hal tersebut sama saja bermain dengan nyawanya sendiri.
Kini Sean memasuki ruang kebesarannya.
Sean adalah seorang CEO dari perusahaan yang bergerak dibidang Teknologi. Perusahaanya teresebut bernama SC Technology.
Setelah itu, Sean duduk dikursi kebesarannya. Tatapan matanya yang tajam, gaya duduk yang arogan sangat tampak terlihat.
Pintu terbuka, lalu masuklah seorang pria yang tak kalah jauh tampan darinya. Pria tersebut berumur 29 tahun. Dia adalah Roy, orang kepercayaanya.
Roy menunduk hormat dan memberikan berkas-berkas penting tentang hal-hal yang terjadi diperusahaanya.
"Ini tuan berkas-berkas yang anda butuhkan. Silahkan diperiksa." Ujar Roy dengan sopan.
Sean hanya tersenyum tipis lalu mengangguk. Tatapan matanya kini tertuju pada ponsel miliknya. Terlihat gambar seorang gadis cantik tengah duduk tanpa melihat ke arah kamera.
Dan lihat. Sungguh manis dan cantik bukan? Sean sungguh-sungguh mengagumi kecantikan yang ada di gadis tersebut. Kalian pasti heran bukan? Darimana Sean mendapatkan foto gadis tersebut? Jawabannya adalah Sean mendapatkan foto itu dari akun sosial media milik gadisnya.
Tunggu sebentar.
Sejak kapan Sean mengklaim gadis tersebut menjadi gadis miliknya?
Mungkin sejak gadis itu bilang akan membalas jasanya jika menolong dari kejaran preman-preman jalanan yang tidak sebanding dengannya. Mungkin..
Sean akan menggunakan kesempatan itu dengan sebaik mungkin yaitu dengan meminta gadis itu untuk menjadi miliknya seorang. Apa mungkin ini yang namanya cinta pada pandangan pertama? Apa berarti Sean sudah bisa melupakan Raya?
Tidak. Tidak mungkin. Sean tidak akan pernah melupakan Raya, kekasihnya. Hanya Raya di hatinya. Tidak ada yang lain selain Raya. Mungkin bermain-main dengan gadis belia akan asik. Sedikit mengisi waktu luang untuknya dengan bermain-main gadis yang bernama Dara. Seketika senyuman tipis tersungging di bibirnya. Senyuman itu hanya bertahan sebentar.
Roy yang melihat tuannya sedang tersenyum langsung bergidik ngeri. Senyuman yang membuatnya merinding. Karena senyuman milik tuannya adalah tanda sebuah ketertarikan. Apalagi sekarang tuannya masih tetap menatap foto Dara yang berada di ponselnya. Seketika itu juga Roy langsung merasa iba dengan gadis itu. Tapi mau bagaimana lagi. Roy tidak akan bisa berbuat apa-apa. Karena apa yang diinginkan Sean, Roy pasti akan berusaha mewujudkannya. Roy juga sudah menganggap Sean sebagai saudaranya sendiri dan begitupun sebaliknya.
🐳🐳🐳
Dara akan memotong rambutnya yang panjang dengan sedikit lebih pendek, dan Dara akan mulai berubah.
Setelah memotong rambutnya, Dara segera mandi dan akan bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Akan ada beberapa hal penting yang harus ia urus sekarang.
Sedangkan Rara masih asik menyelami dunia mimpinya. Dara sudah tidak terkejut dengan apa yang dilakukan Rara, sahabatnya itu.
Dengan cepat Dara memakai pakaian miliknya dan bergegas berangkat ke kampus.
🌹🌹🌹
Terlihat seorang gadis tengah duduk sendirian di kantin kampus. Matanya yang indah tengah menatap ponsel miliknya. Banyak Dm dan pesan yang masuk dari akun sosial media miliknya. Dara melihatnya satu persatu pesan yang masuk hingga matanya fokus dengan satu pesan yaitu dari seorang pria yang ia sayangi, mantan tersayangnya. Tapi, bukankan orang tersayang tidak akan menjadi mantan? Ah, entahlah ceritanya sungguh panjang jika Dara ceritakan sekarang.
Arandy
Lagi dimana?
Dara
Lagi di kantin.
Arandy
Tunggu, aku bentar lagi kesana.
Dara
Oke.
Dara kini sedang menunggu kedatangan Arandy. Memikirkannya saja membuatnya tersenyum. Apalagi, kalau mereka seperti dulu lagi.Emh, entahlah Dara tidak yakin untuk menjalin hubungan dengan Arandy lagi. Pasalnya Dara dulu pernah mengajak baikan dengan Arandy tetapi Arandy menolaknya dengan mentah-mentah. Waktu itu Dara masih SMA. Masih gadis lugu dan polos yang tidak tau apa-apa tentang gaya berpakaian atau tentang make-up. Tetapi, dengan tekat dan niat yang kuat akhirnya Dara ingin berubah. Dara mulai belajar tentang fashion dan make-up. Syukurlah, hasil belajarnya selama ini tidak sia-sia. Dara sekarang berubah menjadi seorang gadis yang cantik dan manis.
Dara tersenyum ketika mengingat masa lalunya dulu. Dara dulu sering dibully dan dikatai-katai, tetapi lihatlah sekarang. Dara sekarang menjadi gadis yang digilai banyak pria. Bahkan teman perempuannya saja banyak yang iri padanya. Kulitnya yang lembut dan bersih. Wajahnya yang putih, cerah, berseri. Dan jangan lupakan bibirnya yang lucu dan sexy. Apalagi matanya yang indah dihiasi oleh bulu matanya yang lentik. Hal itu menjadi kombinasi yang cukup sempurna di dirinya.
Tak berselang lama kemudian, munculah seorang laki-laki berbadan tegap yang telah ia nanti-nanti sedari tadi. Dia adalah Arandy, mantan terindahnya.
"Maaf sudah membuat kamu menggu lama. Tadi sedikit macet di jalan." Dengan terengah-engah Arandy mengatakannya. Hal tersebut hanya direspon sebuah anggukan oleh Dara, perempuan yang sangat ia sayangi. Ada alasan tersendiri bagi Arandy yang menolak ajakan Dara untuk berbaikan dulu. Dulu Dara adalah seorang perempuan yang agak gendut, tidak selangsing sekarang. Daranya telah berubah. Berubah menjadi perempuan dewasa yang cantik dan menawan.
"Sudah pesan makanan?" Tanyanya lembut berusaha mencairkan suasana yang tampak agak canggung.
"Sudah, sebentar lagi juga akan datang" Ucap Dara. Arandy sungguh rindu dengan suaranya, suara Dara yang begitu lembut dan sopan. Apalagi manjanya. Ahh, Arandy sungguh merindukannya. Tapi, apakah Dara mau jika Arandy mengajaknya berhubungan seperti dulu lagi? Sedangkan dulu dirinya pernah menyakiti perasaan Dara.
Akhirnya, makanan yang dipesan Dara telah datang. Arandy langsung memakan makanan yang dipesan Dara. Dan lihatlah, Dara masih seperti dulu, cara makannya dan cara menyuapi makanannya kedalam mulutnyapun tetap sama.
"Dara, apakah kamu sudah memiliki kekasih? Emh, atau ada laki-laki yang sedang dekat dengan mu?" Tanya Arandy.
Lalu keheninganpun menyapa. Dara terdiam sambil menatap kedua mata Arandy.
"Memang kenapa?" Tanya Dara dengan alis yang saling bertautan.
"Kalau tidak ada, aku ingin kita seperti dulu lagi." Jawab Arandy dengan berusaha menormalkan degup jantungnya.
Dara langsung terdiam. "Maaf Ar, aku tidak bisa. Aku lebih suka kita berteman."
"Tapi, aku..-"
"Bukankah dulu kamu seperti membuangku Ar? Kamu dulu kuajak baikan tapi kamu menolakku dengan mentah-mentah bahkan kamu merendahkan ku. Aku tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama Ar. Jadi maaf. Aku tidak bisa."
"Aku pergi dulu." Dara langsung bangkit dan segera membawa tasnya. Meninggalkan beberapa lembaran uang dimejanya. Dara sungguh tidak sanggup mengingat masa lalunya dengan Arandy. Banyak kenangan manis tercipta. Tapi itu semua langsung sirna seketika.
Dara berjalan ke taman kota dan langsung duduk dan merenung sendirian disana. Kedua bola matanya menatap ribuan bunga yang indah dipandang. Bunga tulip, adalah bunga kesukaanya. Bunga favoritnya.
Dara berusaha tampak baik-baik saja. Namun, dirinya tidak baik-baik saja. Hancur. Remuk. Dirinya merasa kosong. Dara masih merasa terpukul di tinggalkan kedua orang tuanya. Tapi, Dara harus bangkit dan tidak boleh sedih. Orang tuanya, bibi dan pelayan dirumahnya rela mengorbankan dirinya agar tetap hidup. Jadi Dara harus hidup dengan baik. Kalung pemberian mendiang ibunya telah ia pakai. Kalung yang sangat berharga dan memiliki harga ratusan juta dollar.
Tadi pagi, Dara melihat berita di televisi. Berita yang mengabarkan kedua orang tuanya yang telah tiada dengan berkedok adanya pencurian dan kasusnya ditutup dengan sebagai kasus pencurian. Sebelum ke kampus, Dara tadi telah mengantarkan orang tuanya serta pelayannya ke tempat peristirahatan terakhir. Banyak yang mengucapkan bela sungkawa atas kejadian yang menimpanya. Dara hanya tersenyum menanggapinya.
Hari ini ia bertekad untuk bangkit dan hidup mandiri. Apalagi perusahaan ayahnya telah ditutup karna banngkrut. Rumahnya ia jual. Dara tak ingin mengingat kejadian itu semua. Dan uangnya akan ia gunakan untuk menghidupinya sendiri. Dara sudah memutuskan untuk berhenti kuliah dan memulai untuk bekerja. Dara sudah memutuskannya dengan sangat matang. Dara harus lebih dewasa dan mandiri. Saudaranya? Semuanya seolah-olah menutup mata dengan keberadaannya. Tak ingin peduli.
Lalu tanpa sepengetahuan Dara terlihat seorang pria memakai pakaian formal. Dengan sebuah seringai tipis yang tersungging disana. "Aku menemukan mu little girl."
Dara langsung terdiam seketika. Suara yang pernah didengarnya ketika malam peristiwa itu terjadi.
Dara langsung menoleh. "Kauu--" Ucapnya dengan terbata. Dara sungguh tidak percaya jika akan bertemu dengan laki-laki yang telah menolongnya malam itu. Apa yang harus ia lakukan sekarang?
***
Yang mau ngobrol dengan Visual My Possesive Husband atau ingin memberi pesan/nasehat untuk Sean, Dara, Nick, dll kalian bisa follow Instagram aku ya 😊
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QNA, bisa ngobrol bersama pemain My Possesive Husband dan menambah teman disana 😊
Aku tunggu notif dari kalian ya 😊 Terimakasih teman-teman.. ❤