NovelToon NovelToon
Cermin Yang Retak : Pembalasan Dendam

Cermin Yang Retak : Pembalasan Dendam

Status: tamat
Genre:Identitas Tersembunyi / Balas Dendam / Konflik etika / Tamat
Popularitas:17.5k
Nilai: 5
Nama Author: Heryy Heryy

Cerita ini berpusat pada perjalanan Anita, seorang wanita yang dikhianati, dan bahkan dibunuh secara semu oleh suaminya Hendric dan sahabatnya Reina-semua karena hasrat akan harta dan kekayaan. Malam yang mengubah segalanya terjadi di Jakarta, ketika Anita menyaksikan perselingkuhan keduanya dan mendengar rencana mereka untuk mengorbankannya. Dalam kepanikan, dia melarikan diri tapi terjebak di tepi tebing, kemudian dilemparkan ke lautan. Namun, takdir mempertemukannya kembali.

ima tahun kemudian, dia muncul sebagai Natasya, kuat dan penuh tekad untuk membalas dendam dan membongkar kebenaran. Di tengah semua itu, ada Ryujin-seseorang yang mencintainya dengan tulus dan selalu ada di sisinya, menjadi pijakan emosional dan kekuatan dalam perjuangannya menuju keadilan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Hari Peluncuran

"Hari Peluncuran yang Menggoyangkan Dasar Semua Yang Ada — Di Mana Rahasia Mulai Terbuka dan Perasaan Terancam Membara"

Hari peluncuran produk busana terbaru BNF tiba dengan semangat yang luar biasa. Gedung konvensi terbesar di Jakarta Selatan dipenuhi dengan cahaya sorot yang menyinari, bunga segar yang wangi, dan deretan rak yang menampilkan ratusan pakaian dan gaun yang indah. Setiap busana dirancang dengan detail yang sempurna — dari gaun malam berwarna emas yang mewah, hingga rok kerja yang modern dan elegan. Ribuan tamu hadir: investor dari berbagai negara, selebriti lokal dan internasional, pengkritik fashion ternama, serta ratusan wartawan dan akun media sosial yang siap meliput acara ini secara langsung. Suara obrolan, tawa, dan klik kamera memenuhi udara, menciptakan suasana yang meriah dan penuh harapan.

Di panggung utama, Natasya berdiri dengan percaya diri. Dia mengenakan gaun biru tua yang menyinari seperti matahari terbenam, dengan potongan yang menonjolkan bentuk badannya dan hiasan benang perak yang terjalin seperti bintang. Rambutnya terurai lembut ke pundak, dan riasan wajahnya sederhana namun memukau. Dia mulai memperkenalkan setiap gaun yang dipajang, menjelaskan dengan bahasa yang jelas dan penuh emosi bagaimana ia mendapatkan ide, memilih bahan, dan membuat potongan yang sempurna. "Setiap gaun yang saya buat memiliki jiwa sendiri," ujarnya, mata menatap tamu dengan hangat. "Saya selalu berusaha menangkap keindahan dunia di sekitar kita — dari warna matahari terbenam, hingga bunga yang mekar di pagi hari — dan menaruhkannya ke dalam setiap jahitan."

Para wartawan segera mengelilinginya, bertanya berbagai hal: tentang kehidupannya, bagaimana ia mulai menjadi desainer, dan apa yang membuat karyanya begitu istimewa. Natasya menjawab setiap pertanyaan dengan senyum yang lembut, menceritakan kisah palsu tentang bagaimana ia belajar fashion di Prancis, hidup sendirian dan bekerja keras untuk mencapai kesuksesan. "Saya pernah mengalami banyak kesulitan," katanya, mata berkaca-kaca seolah-olah menangis. "Tetapi itu membuat saya lebih kuat, dan membuat saya lebih menghargai setiap kesempatan yang ada." Para wartawan terpesona dengan cerita dan kecantikannya, dan foto-foto Natasya segera memenuhi halaman utama media sosial.

Di bagian depan panggung, Reina berdiri bersama Hendric, melihat acara berlangsung dengan lancar. Dia merasa lega — setidaknya sampai saat ini, tidak ada masalah yang muncul. Tapi ketika salah satu wartawan meminta Hendric naik ke panggung untuk mendampingi Natasya, perasaannya berubah. Hendric naik ke panggung, berdampingan dengan Natasya, dan kedua orang itu tampak begitu cocok — Natasya yang cantik dan cerdas, Hendric yang gagah dan sukses. Satu wartawan bahkan berteriak, "Wah, kalian berdua tampak seperti suami istri yang sempurna! Apakah ada hubungan di balik kerja sama ini?"

Suara itu membuat Reina seketika merasa tekanan. Dia melihat Hendric dan Natasya berdampingan, dan hatinya terasa sakit. Tapi Natasya segera menjawab dengan tenang. "Tidak, tidak ada hubungan apapun selain rekan bisnis," katanya dengan senyum yang tetap lembut. "Kita hanya bekerja sama untuk membuat BNF lebih baik. Saya hanya mengagumi Pak Hendric sebagai seorang pemimpin yang hebat — seseorang yang harus dijadikan contoh untuk menjadi sukses di dunia bisnis." Kata-kata itu membuat Hendric merasa bangga, tapi Reina masih merasa tidak nyaman. Ada sesuatu di cara Natasya melihat Hendric yang membuatnya merasa terancam.

Tidak lama setelah itu, Natasya yang mengenakan sepatu hak tinggi yang sangat panjang sengaja berpura-pura tersandung pada tali gaun model yang lewat. "Aaa!!!!!!!" teriaknya dengan suara yang lembut, tubuhnya mulai terjatuh ke depan. Tanpa berpikir dua kali, Hendric mengejarnya dan menahan tubuhnya sebelum ia menyentuh lantai. Natasya terjatuh di pangkuan Hendric, kepalanya menyandar di dada pria itu, dan mata keduanya bertemu. Ada detik sejenak di mana waktu terasa berhenti — Hendric melihat mata Natasya yang lentik, dan dia merasa getaran yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. "Kamu tidak apa-apa?" tanyanya dengan suara yang lembut, tangannya masih menggenggam bahu Natasya.

Reina yang melihat semua itu dari bawah panggung merasa kesal dan marah. Darahnya beku, dan ia tidak bisa menahan amarahnya lagi. Tanpa berkata apa-apa, ia berjalan cepat meninggalkan ruangan acara, pergi ke kamar mandi yang terletak di lantai atas gedung. Di sana, ia masuk ke salah satu kamar dan mengunci pintunya. Ia menempelkan punggungnya pada pintu, menangis dan menggerutu dengan penuh amarah. "Dasar wanita licik!" bisiknya. "Dia sengaja terjatuh untuk menarik perhatian Hendric! Dia ingin mengambilnya dari aku!"

Tiba-tiba, pintu kamar mandi dibuka. Natasya masuk dengan langkah yang tenang, seolah-olah ia tahu Reina ada di sana. Ia melihat Reina yang menangis, dan senyum lembutnya muncul lagi di wajahnya. Reina segera mengeringkan air matanya, marah. "Kamu sengaja terjatuh, kan? Aku tahu kamu hanya berpura-pura!" teriaknya dengan suara yang kencang, tak peduli jika orang lain mendengar.

Natasya berdiri di depan cermin, merapihkan riasan wajahnya tanpa melihat Reina. "Tidak. Untuk apa aku melakukan itu?" jawabnya dengan suara yang tenang.

"Hey!!!!!" teriak Reina lagi, mendekati Natasya dengan langkah yang cepat. "Dasar wanita rendahan! Kamu pikir aku tidak tahu apa yang kamu lakukan? Kamu ingin mengambil Hendric dari aku! Kamu ingin merusak semua yang sudah kita bangun!"

Natasya terdiam sejenak, lalu berbalik menghadapi Reina. Matanya memancarkan cahaya yang dingin dan penuh kebencian, sesuatu yang Reina tidak pernah lihat sebelumnya. "Hey, jaga ucapanmu," katanya dengan suara yang rendah tapi tegas. "Apakah kamu merasa terancam dengan kehadiran ku? Ya, pasti. Tapi sayang sekali — kamu tidak setara denganku. Kamu hanya perempuan yang curi desain orang lain, yang hidup dengan kebohongan. Sedangkan aku — aku adalah orang yang benar, yang akan membuatmu membayar semua yang kamu lakukan." Tanpa menunggu balasan, Natasya berjalan keluar dari kamar mandi dengan langkah yang amat sombong, meninggalkan Reina yang terkejut dan semakin marah.

Kembali ke ruangan acara, suasana masih meriah. Banyak investor dan orang-orang ternama yang baru saja tiba, termasuk Hans Ryujin — pewaris dan direktur utama dari Grup HANS, salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang fashion, properti, dan teknologi. Pria itu berusia sekitar 30 tahun, dengan rambut hitam yang rapi dan wajah yang tampan dan cerdas. Dia berjalan sendirian di antara rak-rak busana, melihat setiap gaun dengan mata yang cermat. Semua orang terfokus pada gaun-gaun besar yang mencolok, tapi Hans Ryujin tertarik pada satu gaun yang terpasang di sudut yang tersembunyi — gaun berwarna hijau tua dengan potongan yang sederhana tapi penuh detail.

Ia mendekati gaun itu, memandangnya dengan seksama. Ada beberapa detail kecil yang membuatnya merasa terkejut — motif benang yang terjalin di bagian dada, bentuk lengan yang sedikit melengkung, dan warna yang dipilih. Semua itu mengingatkannya kepada seseorang — seseorang yang ia kenal lima tahun yang lalu, seseorang yang pernah membuat desain yang sama untuk Grup HANS sebelum dia "meninggal". "Bagaimana mungkin?" bisiknya, tangan gemetar memegang ujung gaun itu. "Ini tidak mungkin. Dia sudah mati."

Tiba-tiba, suara lembut terdengar di sebelahnya. "Permisi, apakah tuan berminat dengan busana ini?"

Hans Ryujin berbalik, melihat Natasya yang berdiri di depannya dengan senyum yang lembut. Ia terkejut, tidak menyadari bahwa seseorang telah mendekatinya. "Oh, tidak, tidak terlalu," jawabnya dengan cepat. "Hanya saja beberapa detail dari desain ini mengingatkan saya kepada seseorang. Seseorang yang ia kenal."

Ia kemudian memperkenalkan dirinya. "Perkenalkan, nama saya Natasya — saya adalah desainer yang membuat busana ini."

Hans Ryujin terkejut dan langsung menundukkan kepala sebagai tanda hormat. "Suatu kehormatan bagi saya bisa berkenalan dengan Anda, Natasya! Perkenalkan, nama saya Hans Ryujin — direktur perusahaan di Grup HANS. Maaf saya tidak tahu bahwa Anda adalah desainernya, karena saya baru datang."

Mereka berdua mulai berbicara, bercakap tentang fashion, bisnis, dan kehidupan di luar pekerjaan. Natasya ternyata sangat cerdas dan lucu — ia menceritakan cerita tentang pengalamannya belajar di Prancis, dan Hans Ryujin tertawa dengan tawa yang tulus. Mereka berbicara dengan nyaman, seolah-olah mereka sudah kenal lama. Di kejauhan, Hendric yang sedang berbicara dengan investor melihat mereka. Ia melihat Natasya yang tertawa dan tersenyum dengan Hans Ryujin, dan tanpa sadar, amarahnya membara. Dia merasa terancam — bukan hanya karena Hans Ryujin adalah pewaris perusahaan besar, tapi karena dia melihat bahwa Natasya bisa menarik perhatian pria lain dengan mudah. Dia merasa sesuatu yang dia tidak pernah rasakan sebelumnya — rasa cemburu.

"Apa yang dia lakukan dengan pria itu?" bisik Hendric dengan suara yang marah, mata tidak bisa melepas pandang dari Natasya dan Hans Ryujin. Investor yang sedang berbicara dengannya merasa heran, tapi Hendric tidak peduli. Dia hanya tahu satu hal: dia tidak ingin Natasya berada dengan orang lain. Bahkan meskipun dia berkata bahwa mereka hanya rekan bisnis, ada sesuatu di hatinya yang mengatakan bahwa ia ingin lebih dari itu. Dan di dalam hati dia, dia juga merasa curiga — mengapa Natasya membuat desain yang sama dengan Anita? Mengapa dia selalu muncul di waktu yang tepat? Dan mengapa wajahnya selalu membuatnya merasa seperti ia pernah melihatnya sebelumnya?

Di saat yang sama, Natasya melihat Hendric yang sedang menatapnya dengan mata yang marah. Dia tersenyum lebar, mengetahui bahwa rencananya bekerja. Dia telah membuat Reina merasa terancam, membuat Hendric cemburu.

1
✦͙͙͙*͙*❥⃝∗⁎.ʚAuzoraɞ.⁎∗❥⃝**͙✦͙
Btw paragrafnya bisa di bagi ini kak. jadi 2. biar gk terlalu panjang gini. ntar masing - masing 5 -6 baris aja. itu udah mentok. 🙏
✦͙͙͙*͙*❥⃝∗⁎.ʚAuzoraɞ.⁎∗❥⃝**͙✦͙: Gak apa - apa kak. semangat. aku juga masih pemula.
total 2 replies
✦͙͙͙*͙*❥⃝∗⁎.ʚAuzoraɞ.⁎∗❥⃝**͙✦͙
Aduh... baru buka vibe nya udah kyk gini. 🤭.
Julia wati333
sangattt luarrr biasaaaa
Han Sejin
thanks, 🙏🙏🙏 pe
Julia wati333
wowww seru sekali membaca nya👍👍
Greta Ela🦋🌺
Iya deh Natasya kan Anita🫣
Han Sejin: masih ada yang lebih gong lagi di bab selanjutnya kak,
total 1 replies
Greta Ela🦋🌺
Ups🫣
Greta Ela🦋🌺
Good girl
Greta Ela🦋🌺
Pede banget ngomongnya
Greta Ela🦋🌺
Pede banget ya
Greta Ela🦋🌺
Wtf
Masih eps 1😭😭
Greta Ela🦋🌺
Agak stres
Greta Ela🦋🌺
Wihhh parah
Adelia Hira
idih, ni orang gak punya muka apa gimana orang dia yang jahat🤬🤬🤬🤬🤬
Adelia Hira
ceritanya menarik apalagi bagian awal pas Reina meminta maaf
Almahira
ceritanya seru
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀
lebih egois siapa yang merangkak naik ke ranjang suami sahabatnya sendiri? 😭
woe.park kim_L
udah kak👍
Han Sejin: makasih 🙏
total 1 replies
Han Sejin
🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!