NovelToon NovelToon
Blood Of Moon

Blood Of Moon

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Epik Petualangan / Kontras Takdir / Penyelamat / Mafia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Apin Zen

Jati memutuskan berhenti bekerja sebagai Mafia misterius bernama Blood Moon. Organisasi bayangan dan terkenal kejahatannya dalam hal hal kekayaan di kota A.
Namun Jati justru dikejar dan dianggap pengkhianat Blood Moon. Meski Jati hanya menginginkan hidup lebih tenang tanpa bekerja dengan kelompok itu lagi justru menjadikannya sebagai buronan Blood Moon didunia bawah tanah.
Sekarang Jati menjalani hidup seperti orang normal seperti pada umumnya agar tidak berada dibayang bayang kelompok tempatnya mengabdi dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apin Zen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gadis yang Bingung

Sepulang sekolah.

Cila tampak gelisah didepan gerbang sekolah. Papanya sulit sekali dihubungi, dan yang membuatnya semakin gelisah karena sekolah semakin sepi karena banyak yang pulang.

"Duh, papa kok gak angkat telpon sih?"

Cila menggerutu sebel mempunyai papanya yang kadang lupa menjemputnya.

Sebenarnya ada sopir pribadi dirumah Mansionnya, tapi papanya bersikeras mengantar jemputnya karena tidak mau putrinya digoda cowok murahan dan tentunya kismin.

Cila bingung harus menghubungi papa, dia tidak mengangkat panggilan sejak tadi.

"Wih, tumben anak om David sendirian didepan gerbang?"

Tanya Rara menghampiri sahabat karibnya itu.

"Jangan lama lama lo disini"

"Gak baik lo anak gadis seperti kita ini sendirian, nanti mau lo di jabah sama cowok bejat?"

Ayu menakut nakuti Cila yang terlihat gelisah itu.

"Jangan omongin yang macam macam, Yu... gue kan jadi merinding"

Cila bergidik ngeri mendengar ucapan Ayu barusan.

"Hihi, takut juga kan lo-- makanya nebeng sama kita aja biar lo pulang dengan selamat"

"Kayaknya papa lo gak jemput lo hari ini?"

Ayu mengamati jalanan, tidak ada tanda tanda mobil om David melintas.

Cila segera menyahut.

"Mana mau gue ikut sama kalian, nanti yang ada gue dibawa ke tempat aneh aneh, kan gue bisa diomeli papa gue 24 jam lamanya"

Cila tentu menolaknya mentah mentah.

Papanya bahkan tidak senang jika melihat anak putrinya ikut nongkrong bersama mereka berdua. Cila lebih takut diomeli papanya daripada nilai pelajarannya jelek.

Ayu mendelik malas.

"Terserah lo, Cil"

"Tapi beneran nih lo gak mau ikut sama gue atau gak sama Rara?"

Cila hanya menggelengkan kepalanya saja.

Ayu dan Rara cuma bisa saling pandang. Mereka tidak bisa memaksa teman mereka itu mengantarkannya pulang.

Tidak lama kemudian.

"Ehem, lagi kumpul nih bidadari bidadari dihatiku?"

Revan, pemuda dengan wajah biasa biasa saja tapi sikapnya sangat play boy, mungkin dia adalah murid terbaik dari pak Kusnaedi dalam hal menggoda cewek.

"Dih, ngapain lo disini?"

Sontak saja Ayu dan Rara sedikit menjauh dari cowok gak jelas itu.

"Menyentuh hatimu hingga terdalam dalamnya, biar kalian melihat keelokanku ini"

Revan tersenyum lebar menampilkan giginya berwarna kuning, sesekali mengedipkan matanya.

Bara, pemuda cukup kaya dan dia berasal dari kelas sebelah... Bara adalah pacar Rara sejak kelas sepuluh. Dia mengamati Revan yang menggoda Rara, dan dia menggertakan giginya.

"Kalau bukan teman, gua buat sate tuh anak"

Geramnya mencoba tetap tenang.

"Kayak gak tau aja siapa Revan? Dia satu kompian sama Kusnaedi itu"

Tio, pemuda berandalan. Dia cuma nyengir saja melihat teman temannya aneh semua.

"Ayo, ikut gua pulang"

Bara menghampiri Rara lalu menariknya dengan paksa.

"I- iya, Bar"

Dengan kecewa gadis itu meninggalkan temannya tanpa pamitan.

Revan menatap Bara yang sepertinya cemburu karena digodanya. Namun dia cuek, toh Bara juga tahu Rara juga tidak mungkin tergoda dengannya.

Lalu dia melirik kearah Ayu, lalu kearah Cila.

"Rezeki namplok anak haram, eh anak sholeh emang gak kemana mana?"

Revan meludahi telapak tangannya, lalu menyisirkan kerambutnya yang sedikit merah.

Lalu dengan ramah dia berkata.

"Kayaknya kamu belum dijemput ya sama om David?"

Cila menatap malas cowok itu.

"Tenang saja, Revan Argatra solusinya-- mau aku anterin ke Hong kong juga bisa, nona Cila yang cantik boleh kok nebeng sama aku, Hehe"

Revan memamerkan motor kesayangannya kepada Cila.

Motor Ninja 220 CC, berwarna merah menyala, harganya cukup mahal untuk motor sport dan itu hasil merengeknya kepada orang tuanya agar dibelikan motor impiannya.

"Terima kasih, Revan"

"Tapi aku naik taksi aja, kebetulan disekitar sini ada taksi kayaknya"

Cila menolaknya, dia malas berada didekat cowok play boy itu.

"Gitu ya, nona?"

"Kalau gitu hati hati aja dijalan... soalnya disekitar jalanan biasanya ada preman preman meresahkan warga"

Meski kecewa Revan hanya bisa memperingatkan gadis itu saja.

"Kalau gitu kita pulang duluan ya? Dah, Cil"

Revan, Tio, dan Ayu menyalakan motor mereka lalu menyusul Bara dan Rara yang lebih dulu meninggalkan sekolah.

Tersisa Cila seorang digerbang sekolah yang sudah sepi itu.

"Sebaiknya aku jalan kaki saja, semoga saja papa tidak marah sama aku"

Cila memutuskan berjalan kaki saja, mencari keberadaan taksi agar bisa pulang lebih cepat.

Dia menelusuri koridor jalanan yang ramai, mencari cari jika ada takti ataupun alat transportasi lainnya agar bisa pulang cepat.

Jika dia pulang terlambat sedikit saja, maka dia mendapat omelan papanya dan pastinya dia akan dikurung dikamar lagi, dan itu sangat membosan sekali baginya.

1
MARDONI
dari namanya saja Blood Moon, pasti pemimpin nya berkharisma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!