cerita ini aku ambil dari kisah aku sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps # awal perkenalan dengan orang baru
Suatu malam, aku duduk di balkon kamar, menatap langit yang penuh bintang.
Angin malam berhembus lembut, membawa aroma nostalgia yang sulit dijelaskan. Aku membuka pesan lama dari Kak Angga, pesan yang dulu membuatku tersenyum, kini hanya membuatku menghela napas panjang.
“Aku sayang kamu, jangan pernah tinggalin aku ya,” tulisnya waktu itu.
Ironis, ya?
Karena yang akhirnya pergi bukan aku api dia.
Aku memejamkan mata, membiarkan ingatan itu berlalu seperti angin.
Mungkin memang begini cara semesta mengajarkan: bahwa tidak semua yang kita cintai akan bertahan, dan tidak semua janji yang diucapkan akan ditepati.
Aku tidak membencinya. Tidak lagi.
Tapi aku juga tidak ingin kembali kemasa itu
Karena sekarang aku tahu, cinta yang tulus tidak pernah membuatmu merasa kecil.
Cinta yang benar akan membuatmu merasa dihargai, bahkan ketika dunia tidak berpihak padamu.
Dan Kak Angga…
Dia tidak pernah membuatku merasa seperti itu.
---
Malam semakin larut.
Aku menutup ponselku dan menarik selimut, mencoba memejamkan mata. Tapi dalam gelap, bayangan wajahnya masih muncul — samar, jauh, tapi nyata.
Aku tersenyum tipis, bukan karena bahagia, tapi karena akhirnya aku bisa menatap kenangan itu tanpa menangis lagi.
Mungkin suatu hari nanti, ketika aku benar-benar sembuh, aku akan berterima kasih padanya.
Bukan karena cintanya, tapi karena dia mengajariku arti kehilangan dan cara menemukan diriku sendiri.
Tapi malam ini, aku masih di sini di antara kenangan dan kenyataan, di antara ingin melupakan dan belum bisa.
Dan dalam diam aku berbisik pelan pada diriku sendiri:
“Carilah tempat di mana kamu dihargai, dan di cintai bukan hanya dicintai. Karena cinta tanpa penghargaan hanyalah luka yang dipoles dengan kata-kata manis.”
Aku tidak tahu apakah besok aku masih akan memikirkannya, atau apakah suatu hari nanti dia akan menyesal.
Yang aku tahu hanya satu — aku sudah berhenti berlari mengejar seseorang yang tidak pernah benar-benar ingin aku temukan.
Dan di titik ini, meski hatiku masih setengah hancur, aku mulai belajar berdiri lagi.
Bukan untuk kembali padanya, tapi untuk berjalan menjauh.
Mungkin di ujung jalan nanti, aku akan menemukan seseorang yang benar-benar tahu bagaimana cara menghargai.
Seseorang yang tidak akan membuatku merasa seolah cintaku adalah kesalahan.
Tapi sampai hari itu tiba…
Aku akan terus belajar menerima bahwa beberapa kisah memang tidak ditakdirkan untuk berakhir bahagia.
Beberapa cinta hanya datang untuk mengajarkan,
bahwa yang terpenting bukan siapa yang kita pilih,
melainkan siapa yang benar-benar memilih untuk tetap tinggal.
Dan Kak Angga —
bukan salah satu dari mereka.
lamunanku terpecahkan oleh suara telpon berdering,
tringgggggggggg tringgggggg no baru masuk
" hallo ini siapa ??" tanyaku
" Hallo ini cila ya ?" tanya balik dia di sebrang Sana
" iya ini cila "
" berarti aku gak salah orang ya??"
" ini siapa "
" aku andy seneng ya bisa kenal kamu !!"
" kamu punya nomor aku dari mana ??"
" ada aja , aku udah nyari-nyari no kamu udah lama
baru sekarang tau ih seneng banget bisa denger suara kamu tau, "
" oh gitu ya " dengan nada bingung
percakapan panjang kami di tutup dengan aku yang ketiduran "