NovelToon NovelToon
Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / PSK / Pernikahan rahasia
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: gustikhafida

*** Menjadi pemuas nafsu suami sendiri tetapi mendapat bayaran yang sangat besar. Itulah yang keseharian dilakukan Jesica Lie dan suaminya yang bernama Gavin Alexander. Status pernikahan yang di sembunyikan oleh Gavin, membuat Gavin lebih mudah menaklukan hati wanita manapun yang dia mau sampai tak sadar, jika dirinya sudah menyakiti hati istrinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

"Dari kartu nama yang terjatuh dari tas mu. Lagian, kamu tidak mau memberi uang lagi. Jadi, aku terpaksa memeras kekasihmu. Tapi, aku salut denganmu. Kamu bisa mendapatkan pacar yang kaya raya. Asal kamu tahu, Gavin Alexander mempunyai banyak perusahaan. Kamu tidak boleh melepaskan pria kaya begitu saja. Kamu harus jadikan dia suami mu. Tidak semua wanita seberuntung dirimu yang mendapatkan pria seperti Gavin. Apalagi, kamu mantan pela cur." jawab Raisa.

Plak!

"Tamparan itu pantas untuk Tante!" geram Jesica.

Raisa menjatuhkan barang belanjaanya dan mengusap pipi bekas tamparannya. "KAMU!" teriaknya.

"Apa! Aku tidak takut dengan Tante!" Jesica menantang Raisa.

"Jangan pura-pura lupa! Tante yang menjualku ke tempat itu!"

"Kamu memang pantas berada di tempat itu, Jesica! Selama ini, hidupmu selalu di kelilingi orang-orang baik. Dan aku tidak suka, itu!" teriak Raisa.

"Kalau Tante tidak suka, kenapa Tante mau merawatku saat ibu koma, ha?" jawab Jesica tak kalah teriak.

"Karena aku mau menjualmu. Aku bisa mendapatkan uang banyak dengan cara menjualmu ke Mami Rita. Tapi setelah itu, aku dengar kalau kamu di pungut oleh pria kaya dan aku tidak menyangka, pria yang memungutmu adalah Gavin Alexander." ucap Raisa dengan sorot mata memancarkan kebencian.

"Aku tidak perduli apa yang Tante katakan. Kedatanganku kesini karena aku mau meminta Tante mengembalikan uang Mas Gavin!" teriak Jesica.

"Tidak akan!" jawab Raisa.

"Uang itu sudah habis!" ucapnya lagi.

"Apa? Habis?"

"Apa Tante tahu? Mas Gavin marah besar kepadaku. Dan aku juga tidak habis pikir dengan Tante, kenapa Tante bisa menipu Mas Gavin." teriak Jesica dengan amarahnya.

"Itu semua karena kamu tidak mau memberiku uang lagi!" ucap Raisa jutek.

"Dan kalau kamu tidak mau, aku datang lagi menemui pacarmu, lebih baik kamu beri aku uang setiap aku minta kepadamu. Syarat yang sangat mudah untukmu karena sekarang hidupmu sudah dikelilingi banyak harta." jawab Raisa lagi.

"Sekarang aku jadi tahu, sifat Tante ternyata tidak sebaik yang aku fikirkan." ucap Jesica lalu melihat kunci rumah yang dalam genggaman Raisa.

"Kembalikan rumahku!" geramnya.

Raisa menyembunyikan kunci rumah yang di pegangnya. "Ini rumahku." ucapnya

"Hahaha … ini rumahku, Tante! Tante di sini hanya numpang." jawab Jesica dengan tawa mengejeknya.

"Ini sudah jadi milikku. Kamu sudah mendapatkan pria kaya seharusnya kamu manfaatkan semua itu! Kamu minta rumah yang jauh lebih besar dan mahal!" ucap Raisa lalu berlari menuju pintu rumah.

"Tante!" teriak Jesica yang berlari menghampiri Raisa.

"Berikan kunci rumah itu!" teriaknya lagi.

Raisa mendorong tubuh Jesica sampai terjatuh. Setelah itu, Raisa membuka pintu dan masuk kedalam rumah.

Jesica bangkit, dia mengetuk pintu rumah. "Tante, buka pintunya! Ini rumahku!" teriaknya.

"Aku tidak akan membukakan pintu rumah ini sampai kapanpun. Rumah ini sudah menjadi milikku!" jawab Raisa dari dalam rumah.

Jesica menghela napasnya panjang, dia melihat barang belanjaan Raisa yang tergeletak di dekat mobil.

"Oh iya, aku bisa menyita barang belanjaannya." ucapnya lalu melihat kunci mobil Raisa yang masih terpasang. Tanpa pikir panjang, Jesica mengambil kunci mobil milik Raisa.

Setelah puas mengambil kunci mobil dan belanjaan, Jesica memutuskan untuk pulang ke rumah suaminya.

Di sisi lain.

Gavin menyelesaikan meetingnya dengan cepat.

"Gav!" teriak Boy yang baru saja datang.

"Bukankah, aku sudah mengusirmu? Tapi kenapa kau masih ada di sini?" sindir Gavin yang bangkit dari tempat duduknya. "Pergilah, aku sedang sibuk."

"Kau janji, kau akan memberitahuku tentang wanita yang bernama Jesica. Ayolah, Gavin! Cobalah terbuka dengan sahabatmu, ini. Aku janji, aku akan menjaga rahasia kedekatanmu dengan ibu-ibu, tadi."’ucap Boy yang menghalangi kepergian sahabatnya.

Gavin menghela napasnya panjang. "Dia pembantuku."

"Pembantumu? Sejak kapan kamu punya pembantu? Oh, jangan-jangan pembantu di rumah kedua orang tuamu?" tebak Boy.

"Hem," jawab Gavin lalu melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.

"Okeh! Aku sudah mengerti!" teriak Boy yang duduk di sofa.

Gavin pergi meninggalkan Boy di ruangannya seorang diri.

"Pembantu?" gumam Boy sembari mengusap dagu nya. "Okey, aku punya ide! Bagaimana kalau nanti malam aku menginap di rumah Gavin. Kalau Gavin tidak tertarik dengan ajakanku, maka aku sendiri yang akan membuat pesta di rumahnya. Dan aku akan bawakan beberapa wanita cantik juga seksi seperti selera Gavin. Aku merasa kasihan melihat wajah Gavin yang lelah dan kurang hiburan." ucap Boy lagi.

Gavin melihat posisi mobil istrinya melalui ponselnya yang sudah terhubung dengan alat pelacak yang di letakkan di mobil sang istri.

"Arahnya seperti mau ke rumah. Rupanya dia mau pulang." gumamnya.

Setelah sampai di rumah, Gavin melihat beberapa belanjaan yang tergeletak di atas sofa.

"Maaf, Mas. Ini bukan—"

"Jadi, uang yang selama ini aku berikan untukmu, kau buat berbelanja?" Gavin memotong ucapan Jesica.

"Bukan, Mas. Kamu salah paham. Aku tidak pernah menggunakan uang itu untuk belanja." jawab Jesica yang terus meyakinkan.

"Lalu? Apa yang aku lihat ini adalah—"

"Ini semua bukan belanjaanku. Aku mengambil belanjaan Tanteku. Kamu harus percaya denganku," pinta Jesica memohon.

"Mana mungkin aku percaya dengan pelacur sepertimu." ucap Gavin lalu masuk kedalam kamarnya.

"Mas, tapi aku tidak berbohong. Aku—"

"Aku lebih mempercayai wanita yang kau bilang Tantemu itu. Dan mulai saat ini, aku tidak akan memberimu uang." Gavin memotong ucapan Jesica.

"Mas, kamu tidak boleh memberikan Tanteku uang! Dia orang jahat! Selama ini, aku di tipu! Dia mengambil banyak uangku yang aku gunakan untuk pengobatan ibuku." ucap Jesica.


Gavin melempar semua barang belanjaan ke sembarang arah lalu dia pergi ke kamarnya di ikuti oleh Jesica di belakangnya.

"Mas, tunggu dulu! Jangan seperti ini, dong!"

Tok … Tok ….

Suara ketukan pintu menghentikan pertengkaran Jesica dan Gavin.

"Siapa yang datang, Mas?" tanya Jesica.

Gavin berlari menuruni anak tangga, dia mengintip dari jendela rumahnya.

"Dasar anak itu!" gumam Gavin lalu berlari menuju sang istri.

"Siapa, Mas?" tanya Jesica saat melihat wajah suaminya yang panik.

"Ganti pakaianmu dengan pakaian yang jelek, sekarang!" jawab Gavin.

"Jangan banyak tanya lagi, ikuti saja perintahku." sambungnya lagi.

"Baik, Mas." Jesica berlari menuju kamarnya.

Gavin berjalan dan membukakan pintu rumahnya.

"Akhirnya, kamu membukakan pintu untukku."

"Siapa yang memintamu datang kemari, ha?" tanya Gavin.

"Aku adalah Boy, dan Boy ini adalah sahabatmu. Jadi, aku tahu dimana keberadaanmu. Kita punya ikatan batin yang kuat." jawab Boy lalu menerobos masuk kedalam rumah.

"Apa yang kau lakukan, ha!" teriak Gavin.

"Aku mau melihat pembantu yang kamu ucapkan tadi di kantor." ucap Boy.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!