Apa jadinya setelah ditinggalkan lalu dipertemukan kembali? Alisha Maureen wanita cantik dengan senyuman manis ini dipertemukan kembali dengan pria yang dulu ia gila-gilai.
"Sejauh apapun kamu meninggalkan seseorang jika itu milikmu, maka akan kembali ke pelukanmu" –Alisha Maureen
"Memang benar tidak ada wanita lain yang seperti kamu, kamu hanya kamu hanya ada satu" –Askara Rigantara
Halo semua mari simak kisah mereka yuk! salam hangat❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deviyaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part - 5
Di sebuah kamar, seorang laki-laki telah bersiap dengan setelan jas berwarna navy senada dengan bawahan nya, juga dengan dasi nya. Siapa lagi kalau bukan Askara Rigantara.
Dengan postur tubuh yang atletis, tinggi dan berat badan nya sangat perfect, ia dikaruniai wajah yang tampan. Alis tebal, bibir pink merona karena tidak merokok, tentu dengan hidung yang mancung turunan dari sang Daddy.
Ia sedang memasangkan jam tangan mahal milik nya. Penampilan nya masih sangat rapih, tapi nanti setelah jam makan siang dapat dipastikan jas nya akan terlepas, lalu dasi nya yang akan melonggar, juga kemeja yang akan tergulung sebatas siku.
Kringg kringg kringg
Ponselnya berdering dan memperlihatkan sang asisten, bernama —Sanrio. Namun, sering dipanggil Rio.
"Tuan, anda ingin menyetir sendiri apa bagaimana hari ini?" Tanya sang asisten.
"Hari ini saya tidak ingin menyetir, sedang malas." Jawab Askara.
"Baik tuan, mobil nya sudah siap."
Klik
Rasanya hari ini sangat malas untuk Askara entah karena apa ia kurang semangat untuk menjalani hari-harinya. Apa karena telah tahu schedule meeting hari ini kali ya?
...----------------...
Sesampainya di kantor, Rio sang asisten langsung membukakan pintu mobil bermerk BMW ini untuk sang Tuan.
Setelah berjalan Askara mendapat ucapan selamat pagi dari beberapa karyawan nya, kebanyakan yang menyapa nya seorang wanita. Sambil membungkukkan badan nya, mereka sering tersenyum sambil menyapa sang atasan.
"Selamat pagi Tuan Aksara."
"Selamat menjalankan Aktivitas Tuan."
"Semoga hari ini hari yang menyenangkan."
Dan masih banyak lagi sapaan untuk Askara, namun ia tak menghiraukan sapaan tersebut. Jika sedang mood sesekali ia akan tersenyum singkat saja.
"Ini jadwal meeting hari ini Tuan." Sang sekretaris, Riani.
Setelah sampai di ruangan nya beberapa menit yang lalu, ia langsung di suguhkan dengan berbagai berkas.
"Ya." Singkatnya.
"Apa anda ingin saya buatkan kopi Tuan?" Tanya Riani.
Askara yang daritadi melihat layar laptopnya seketika menadahkan kepala nya, Ia kira sang sekretaris sudah keluar ruangan sejak tadi.
"Tuan tidak suka minum kopi nona, silahkan anda keluar dari ruangan nya." Bukan Aksara yang menjawab melainkan sang Asisten, Rio.
Rio masuk dengan membawa secangkir susu hangat serta roti panggang untuk sang Tuan. Aksara bukan tidak suka dengan kopi, namun ia lebih memilih meminum susu di pagi hari. Meminum kopi saja sangat jarang bisa terhitung oleh jari.
"Oh baik kalau begitu, saya permisi." Dengan gugup Riani keluar dari ruangan.
Ia memang sekretaris baru, awalnya Rio lah yang menghandle Askara. Namun, ia merasa kewalahan. Pekerjaan nya yang sebagai asisten juga sekretaris membuat ia tak punya waktu dan sempat membuat pekerjaan nya itu menumpuk dan meeting sering diundur.
Lalu ia menyarankan Askara untuk mencari sekretaris yang baru, setidaknya pekerjaan nya di kantor akan sedikit ringan.
"Tolong ajarkan sopan santun kepada dia, Rio."
Aksara berujar.
"Baik Tuan saya akan mengajari nya."
Dengan cepat ia keluar dari ruangan sang CEO itu, lalu berjalan ke meja riani sang sekretaris baru.
"Nona Riani saya tegaskan sekali lagi untuk anda membaca semua peraturan yang sudah tertulis di berkas kontrak anda, jika Anda melanggar maka siap-siap anda akan di drop out dari perusahaan ini." Tegas Rio dengan wajah serius.
"Baik Tuan Rio saya akan membaca ulang apa yang harus saya lakukan dan yang tidak boleh saya lakukan." Dengan gugup Riani berujar.
Bagaimana tidak gugup, wajah Rio sang asisten itu sangat menyeramkan di mata nya. Ia terkesan dingin dan tidak bisa dibantah.
Setelah Asisten Rio berjalan ke ruangan nya, Riani dapat bernafas lega.
"Gagal deh mau kasih perhatian ke Tuan, eh tapi besok kan masih ada hari berikutnya, semangat Riani jangan pantang menyerah." ucapnya ke diri sendiri.
Entah apa yang ada di pikiran sang wanita itu sampai berkata seperti itu. Perhatian yang di maksud itu antara hubungan Sekretaris dengan sang Atasan atau kan perhatian sebagai sesama perempuan dan laki-laki.
Hanya Riani saja yang tahu.
...----------------...
Di kediaman mansion yang megah dan luas ini nyonya Rigan atau Evelyn sedang bersiap untuk pergi mengambil gaun yang sudah di pesan nya.
Sang suami telah berangkat ke perusahaan nya tadi pagi, jadi ia tak bisa mengantarkan istri tercinta karena ada meeting dengan klien penting dari luar negara.
Biasanya ia selalu ditemani sang suami kemana saja ia pergi, se sibuk apapun tuan Rigan selalu menemani sang istri. Romantis sekali bukan? Menurut nya meskipun sang istri bisa pergi sendiri, namun perasaan wanita akan lebih bahagia jika ditemani para suami.
Setelah bersiap Evelyn dengan cepat bergegas ke lantai bawah dan menemui sang supir untuk mengantarkan nya ke butik milik Alisha.
"Ayo berangkat." Titah nyonya Rigan itu.
"Baik nyonya." Smbil membukakan pintu, sang sopir membungkuk hormat.
"Anda tidak jadi diantar oleh Tuan muda?" Tanya sang sopir, Irwan namanya.
Karena sudah sangat lama sekali Pak Irwan ini bekerja dengan keluarga Rigantara jadi ia sudah tak segan untuk bertanya dan berinteraksi dengan sang nyonya maupun dengan yang lainnya.
"Tidak jadi pak Irwan, anak itu sudah saya telepon sejak tadi pagi tapi tidak ada satu pun yang diangkat." kesal Evelyn.
Mengingat itu Evelyn kembali kesal dengan sang anak semata wayangnya itu. Bagaimana tidak, ia semalam sudah menelpon sang anak untuk mengantarkan nya, lalu tadi pagi menelpon kembali namun tak ada yang mengangkat.
Ia sampai menelpon sang asisten Askara yaitu Rio untuk menanyakan. Rio menjelaskan bahwa hari ini Askara memang sedang banyak pekerjaan dan meeting yang lumayan penting mengejar deadline untuk bisa free dua hari kedepan.
"Mungkin tuan muda ingin segera menyelesaikan pekerjaan nya sebelum pulang kerumah untuk menyiapkan acara ulang tahun perusahaan." Ucap pak Irwan.
"Sepertinya begitu pak, kalau saja alasannya bukan karena hal itu saya akan menjewer telinga nya." Evelyn menjawab.
Pak Irwan hanya terkekeh mendengar ucapan sang nyonya.
Askara memang mengejar deadline pekerjaan nya untuk segera di selesaikan sebelum ia pulang ke rumah. Ia tak ingin saat ia berada di rumah masih diteror tentang pekerjaan nya. Ia benar-benar ingin menghabiskan waktu untuk beristirahat sebelum acara perusahaan keluarga nya itu dimulai.