NovelToon NovelToon
Lama-lama Jatuh Cinta

Lama-lama Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:207
Nilai: 5
Nama Author: Nur Yani

Prolog :
Nama ku Anjani Tirtania Ganendra biasa di panggil Jani oleh keluarga dan teman-temanku. Sosok ku seperti tidak terlihat oleh orang lain, aku penyendiri dan pemalu. Merasa selalu membebani banyak orang dalam menjalani kehidupan ku selama ini.
Jangan tanya alasannya, semua terjadi begitu saja karena kehidupan nahas yang harus aku jalani sebagai takdir ku.
Bukan tidak berusaha keluar dari kubangan penuh penderitaan ini, segala cara yang aku lakukan rasanya tidak pernah menemukan titik terang untuk aku jadikan pijakan hidup yang lebih baik. Semua mengarah pada hal mengerikan lain yang sungguh aku tidak ingin menjalaninya.
Selamat menikmati perjalanan kisah ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Yani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiba-tiba Menikah

Lima hari setelah persetujuan, pernikahan di gelar. Jani benar-benar tidak ada persiapan untuk berbenah diri, semua nya serba dadakan.

Alasannya sudah di siapkan jauh-jauh hari tapi tertunda karena banyak hal dan harus segera di laksanakn. Angga tidak bisa menolak, uang yang mereka kirimkan sudah banyak terpakai meski belum separuhnya.

Jani sendiri mengikuti saja alurnya karena dirinya bahagia bisa membantu Mas Angga bangkit dari keterpurukanya. Tidak ada lagi yang bisa membuat Jani bangga saat ini selain melihat keluarganya bahagia. Tidak ada meski Jani harus mengorbankan dirinya.

“Jan…. diminta menemui Pak Calvin dulu sebentar sebelum acara di mulai.” Jani mendadak gagap. Ini pertemuan pertamanya dengan Pak Calvin yang akan dirinya nikahi hari ini.

“Deg degan ya Jan, Mbak Gina temani yah.”

Jani berjalan perlahan menuju ruangan di sebelahnya yang sejak tadi sangat tenang, berbeda dengan ruanganya yang berisik sejak pagi tadi.

Calvin menepuk sofa di sebelahnya.

“Gak papa Jan, dia kan akan jadi suami mu hari ini.” Bisik Mbak Gina menenangkan Jani yang wajahnya pucat pasi. “Ganteng kok Jan.” Bisik Mbak Gina lagi tidak menyangka laki-laki gila yang menikahi perempuan yang dia tidak kenal setampan ini.

Jani berjalan pelan dan segera duduk di samping Calvin.

Gina merasa di tatap cukup intens tanpa tahu kesalahanya.

“Bisa tolong tinggalkan kami berdua?”

“Akkhhh…Hahahahah….i…iya tentu saja.” Jani menggeleng dari tempatnya duduk.

Mbak Gina dengan buru-buru meninggalkan Jani berdua dengan laki-laki yang tampangnya terlihat sangat galak ini.

“Siapa nama lengkap mu?”

“An…ja..ni Tirta…nia Ganen…dra.” Jawab Jani gagap.

“Bicara dengan lantang Jani.”

“Anjani Tirtania ganendra.” Teriak Jani membuat Calvin menahan senyumnya.

“Baca baik-baik setiap poin yang ada di surat perjanjian pranikah ini. Tanda tangan jika kau setuju.”

Apapun yang Jani baca rasanya tidak masuk di otaknya. Dia tanda tangan saja, toh apapun yang dia mau Jani tetap harus menurutinya.

“Semudah itu?” Jani mengangguk. Dia tidak paham dengan pasal-pasal yang tertulis dengan rapih di sana. Membuat kepala Jani tambah pusing.

Calvin merapihkan surat yang Jani sudah tanda tangani ke dalam amplop. Dia menyimpannya dengan rapih membuat Jani punya kesempatan untuk mencuri padang menatap seberapa garang wajah Calvin saat ini.

“Jangan lama-lama, nanti kau jatuh cinta.” Janji lagsung memalingkan wajahnya, menunduk menahan malu karena ketahuan diam-diam menatap wajah Calvin.

“Kalau boleh kembali ke ruangan mu.” Belum selesai bicara Jani sudah kabur buru-buru meninggalkan Calvin. “Kau ketakutan pada ku tapi mau menikah dengan mu. Dasar.” Gumam Calvin sambil tersenyum merasa lucu.

Pernikahan begitu sederhana meski di adakan di hotel bintang lima, hanya di hadiri beberapa relasi penting dari pihak Calvin dan keluarga kecil Jani yang tinggal dekat dengan rumah mereka.

Jani tampak cantik dan anggun menggunakan gaun berwarna putih yang tidak kalah cantik dengan Jani. Pas sekali jatuh di tubuh Jani yang tinggi kurus dengan riasan wajah yang sederhana tapi elegan.

“Gak yangka yah Jani bisa menikah dengan laki-laki kaya raya begini.”

“Katanya sih di jual sama Mas nya Bu. Kasihan Jani.”

“Mana mungkin, itu pasti cuma gossip.”

“Sekarang Angga uang dari mana operasi jantung buat si Quin itu. Dari mana lagi kalau bukan jual adiknya ke laki-laki kaya.”

“Kalau laki-lakinya kaya Nak Calvin saya juga mau jual anak saya.”

“Dasar Bibi mata duitan. Tapi enak juga sih jadi kaya raya mendadak begini yah.”

Mereka tertawa menceritakan keburukan yang keponakannya alami.

Tidak ada rasa bersalah, mereka menghibur diri mereka dengan cacian yang tidak pantas padahal mereka adalah saudara dekat.

Mereka bergunjing meski Angga dengan bangga membawa mereka sebagai keluarganya. Angga kenalkan sebagai saudara dari mendiang Ibu dan Ayah nya yang sudah tidak ada.

“Jangan di hiraukan Mas, kita pasti bisa membuktikan pada mereka kalau pilihan kita ini tidak salah.”

“Aku tidak sakit mendengar ocehan mereka, aku sudah biasa mendengar nya. Aku hanya merasa sedih karena tidak ada simpati sedikitpun untukku dan Jani. Mereka seperti orang lain padahal saudara kandung dari Ibu dan Ayahku.”

“Sudah Mas, jangan lagi di pikirkan. Kita memang terbiasa sendiri apa-apa nya Mas. Sudah..sudah.” Gina mencoba menghibur suaminya yang sedang terpukul.

Akhirnya rangkaian acara selesai, cepat sekali hanya sekitar tiga jam saja.

Calvin tidak mau membuang banyak waktunya yang berharga. Ini alasan dirinya tidak mengundang banyak orang karena tidak mau repot meladeni mereka semua.

Keluarga Angga yang tidak mau rugi masih tinggal untuk membungkus sisa-sisa makanan yang tidak habis karena tamu memang hanya sedikit.

Tidak punya rasa malu dengan alasan mubadzir jika tidak di bawa oleh mereka.

Untung saja Calvin dan relasi bisnisnya sudah tidak ada di tempat. Angga merasa malu jika mereka harus melihat kelakuan keluarganya yang tidak masuk akal ini.

“Mas….eehhh…Angga.” Panggil Calvin yang membuat Angga terkejut setengah mati.

Angga kira Calvin sudah pulang, ternyata dia masih ada di sana. Dia berhasil melihat kekacauan yang sedang terjadi karena keluarganya. “Saya akan bawa Jani bersama saya, tolong siapkan barang-barang Jani dan serahkan pada Langit. Dia akan mengambilnya sore nanti.”

Angga mengangguk sambil menerima kartu nama yang Calvin sodorkan padanya. “Aku harap kita punya waktu untuk bertemu lagi nanti.”

“Nak Calvin, makanan nya kami habiskan yah. Sayang kalau tidak di bawa pulang.”

“Silahkan lakukan apa yang kalian inginkan.”

“Terimakasih ya Nak. Murah rejeki anak ganteng.” Calvin hanya tersenyum.

“Aku pamit.” Angga hanya terdiam, hari ini dirinya tidak akan melihat lagi Jani di setiap paginya. Adik kecilnya sudah menjadi milik laki-laki lain.

Tangis angga pecah, dia meraung menyadari kehilangan keluarga yang sangat berharga untuk dirinya. Jani yang selama ini membuat dirinya kuat sebelum ada Gina dan Putrinya. Jani yang selalu menepuk punggung tanganya saat rapuh.

“Sudah Ga….Jani beruntung punya suami yang baik.”

“Benar kata Bi Una, Jani di kasih kesempatan hidup enak setelah terus-terusan sengsara hidup dengan mu Ga.”

“Sudah yang ikhlas…..jangan menangis begini nanti Jani dengar ikut sedih.”

Bibi-bibi Angga mencoba menenagkan, mereka tidak tega melihat Angga terlihat begitu terpukul dengan kepergian Jani setelah menikah.

“Kak….maaf Jani minta tolong.” Ucap Jani pelan.

“Tunggu sebentar.” Ucap Calvin yang sedang memeriksa laporan di tangannya. Jani sedang merasa sesak karena gaunnya sangat ketat. Dia sudah menahannya sejak tadi tapi tidak berhasil, tidak ada orang lain yang bisa dirinya mintai tolong.

“Kenapa Jani….baru beberapa jam dan kau sudah berani minta tolong.” Jani mendekat.

“Tolong bukakan kancing belakang gaun ku Kak.”

“Kau mencoba menggodaku?”

“Ti….tidak Kak, tidak ada orang lain.”

“Berbalik lah.” Calvin menarik pinggang Jani sedikir mundur mendekat padanya.

“Cukup Kak, terimakasih banyak.” Ucap Jani setelah beberapa kacing berhasil terlepas sambil lari keluar dari kamar Calvin memegangi gaunnya yang cukup merepotkan.

“Jani….Yachhhh…..” Teriak Calvin menggoda Jani yang terus membuat dirinya gemas.

“Kak….dari mana saja, kita cari-cari loh.”

“Kalian siapa?”

“Kita yang mau bantu copot gaun Kakak.” Jani menepuk jidatnya merasa bodoh sekali.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!