NovelToon NovelToon
TERJERAT BERONDONG LIAR

TERJERAT BERONDONG LIAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Konflik etika / Cinta Terlarang / Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Saling selingkuh
Popularitas:21.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Lima belas tahun menikah, Ghea memergoki suaminya berselingkuh dengan sekretarisnya. Lebih menyakitkan lagi, di belakangnya sang suami menyebutnya sebagai wanita mandul dan tak becus melayani suami. Hatinya hancur tak bersisa.

Dalam badai emosi, Ghea pergi ke klub malam dan bertemu Leon—pria muda, tampan, dan penuh pesona. Dalam keputusasaan, ia membuat kesepakatan gila: satu miliar rupiah jika Leon bisa menghamilinya. Tapi saat mereka sampai di hotel, Ghea tersadar—ia hampir melakukan hal yang sama bejatnya dengan suaminya.

Ia ingin membatalkan semuanya. Namun Leon menolak. Baginya, kesepakatan tetaplah kesepakatan.

Sejak saat itu, Leon terus mengejar Ghea, menyeretnya ke dalam hubungan yang rumit dan penuh gejolak.

Antara dendam, godaan, dan rasa bersalah, Ghea terjebak. Dan yang paling menakutkan bukanlah skandal yang mengintainya, melainkan perasaannya sendiri pada sang berondong liar.

Mampukah Ghea lepas dari berondong liar yang tak hanya mengusik tubuhnya, tapi juga hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Bukan bodoh

KANTOR ARTA KARYA INTERIOR

Ruang kerja David dipenuhi cahaya matahari yang memantul dari dinding kaca. Sebuah notifikasi email menyala di layar laptopnya. Ia membacanya sekilas—dan senyumnya langsung mengembang tipis.

“Perwakilan Mahardika Grup ingin bertemu. Bersamamu dan istrimu,” bunyi pesan itu.

Dari sisi kanan ruangan, Tessa, sekretaris pribadi sekaligus wanita simpanannya, menyodorkan secangkir kopi sambil bersandar di meja kerja. Matanya menyipit, suaranya manja tapi tajam.

“Kenapa harus istrimu ikut juga, sih?”

David hanya tertawa pendek, lalu menarik pinggang Tessa dan mendudukkannya di pangkuannya.

“Kau tahu sendiri alasannya,” bisiknya, mencium leher Tessa perlahan. “Perusahaan ini atas nama Ghea. Aku cuma bertahan di pernikahan itu karena perusahaan.”

Tessa menatapnya penuh rasa tak puas.

“Sampai kapan?”

David meneguk kopinya sebelum menjawab. Tatapannya kosong sejenak, lalu menyeringai.

“Sampai aku bisa menguasai semuanya. Setelah itu... kita bebas.”

Butik belum buka. Ghea datang lebih awal dari biasanya. Vika, yang mengurus butik sepenuhnya, merasa heran melihat Ghea datang pagi-pagi.

Ghea menata scarf (syal) di etalase butik dengan rapi. Tangannya cekatan, namun matanya kosong dan berselimut awan gelisah. Senyumnya tampak lemah, seolah hanya tempelan untuk menyembunyikan badai dalam dadanya.

Vika meletakkan tasnya sambil mengamati Ghea seksama.

"Tumben kamu datang pagi-pagi?"

"Lagi pengen aja," jawab Ghea tanpa menoleh, suaranya datar namun terdengar jelas ketegangan di baliknya.

Vika menyipitkan mata, mengenal Ghea terlalu baik untuk tidak merasakan bahwa ada sesuatu yang salah.

“Kamu sakit?”

Ghea menggeleng sambil tersenyum. “Enggak, cuma kurang tidur aja.” Tapi matanya kosong.

Vika mengernyit kesal, melipat tangan di dada.

"Ghea... dari SMP kita bareng. Jangan coba-coba bohong sama aku pake senyum tipis kayak gitu. Beberapa hari ini kamu kelihatan gak baik-baik aja. Ada apa?"

"Enggak ada apa-apa, Vik." suaranya datar, terlalu datar untuk seseorang yang cuma kurang tidur.

Vika menghampiri Ghea, sorot matanya penuh tanya. Nada suaranya lebih lembut, tapi tetap tegas.

"Kamu kenapa? Ada masalah apa? Kamu bisa cerita apa aja ke aku. Rumah tangga? Atau apapun itu."

Ia tahu Ghea bukan tipe yang gampang bercerita. Tapi sorot matanya hari ini... terlalu dalam. Terlalu kosong.

Vika mengenal Ghea hampir seumur hidupnya, dan satu hal yang ia tahu pasti:

Ghea tak pernah punya masalah berarti, kecuali soal rumah tangga.

Soal momongan, misalnya. Sudah lima belas tahun menikah, Ghea belum juga dikaruniai anak. Tapi selama ini, Ghea tak pernah menunjukkan raut seputus asa ini hanya karena itu.

Ada sesuatu yang lain. Sesuatu yang lebih dalam. Lebih menyakitkan.

Apalagi, setahun terakhir Ghea sempat beberapa kali mengeluh. Tentang David yang mulai sering pulang larut malam, bahkan tak pulang. Alasan lembur, tugas luar kota yang mendadak, dan makin jarangnya mereka makan malam bersama.

Vika menatapnya dalam, dan tanpa ragu bertanya,

“Apa kamu lihat David sama perempuan lain? Dia selingkuh?”

Langsung. To the point. Tanpa basa-basi.

Bahu Ghea menegang. Bibirnya gemetar. Tapi ia tetap diam.

Vika mendekat, menggenggam pergelangan tangan Ghea. Lembut, tapi mantap.

“Kamu liat sendiri?”

Akhirnya Ghea mengangguk kecil. Seperti pengakuan kalah dalam perang yang bahkan tak pernah ia mulai.

Sebenarnya, Ghea ingin diam. Menyimpan luka itu rapat-rapat, menguburnya dalam-dalam di balik wajah tenangnya. Tapi menghadapi Vika… selalu berbeda.

Vika bukan sekadar sahabat.

Jika David adalah suaminya—satu-satunya tempat Ghea bersandar dan menambatkan seluruh kepercayaan serta harapan emosionalnya,

maka Vika adalah seperti kakak—tempat Ghea pulang saat dunia terasa runtuh di sekelilingnya.

Dan ketika kepercayaannya pada David hancur, satu-satunya manusia yang tersisa—yang benar-benar peduli, yang tak akan menghakimi atau meninggalkannya—hanyalah Vika.

Ia tak punya siapa-siapa lagi.

Dan mungkin, karena itulah, mulutnya terbuka.

“Aku melihatnya,” bisik Ghea, nyaris tanpa suara. “Dia... bercinta dengan sekretarisnya. Di kantor.”

Sekejap, mata Vika melebar.

“WHAT?! Dasar bajingan! Buaya buntung! Gak punya akhlak!”

Vika membentak, suaranya melengking penuh amarah. Rahangnya mengeras, tangan kirinya terkepal erat, seolah menahan dorongan untuk melempar atau memukul sesuatu.

“Aku pengen banget ngehajar dia!” lanjutnya, nadanya rendah namun tajam.

Ia menarik napas panjang, matanya masih menyala, berusaha keras mengontrol luapan emosinya. Tapi suaranya tetap bergetar.

“Terus... kamu apain?”

Ghea hanya menggeleng pelan. Tak ada suara.

Vika mendelik. Matanya campur aduk antara kecewa, marah, dan sayang.

“GHEA! Kamu diem aja?! Kenapa gak kamu hajar tuh cewek?! Kenapa gak labrak David juga?! Kamu itu istri sah, Ghe! Bukan figuran dalam hidup dia! Apalagi perusahaan itu punya kamu! Buang jauh-jauh buaya darat kayak David!”

Air mata mulai menggenang di pelupuk mata Ghea. Tapi ia tetap tenang. Ia menunduk, menggenggam scarf yang belum selesai ia lipat. Suaranya lirih, tapi tegas:

“Karena aku bukan perempuan yang akan balas dengan cara brutal.”

Vika menggeleng keras, ekspresinya penuh amarah.

“Tapi mereka udah nginjak-nginjak harga diri kamu, Ghe!”

Ghea mengangkat wajahnya. Suaranya kini lebih jelas, penuh luka dan keyakinan.

“Aku pacaran sama David lima tahun sebelum menikah. Dan sekarang, udah lima belas tahun jadi istrinya. Dua puluh tahun, Vik. Dua dekade. Cinta dan kenangan selama itu... nggak bisa dihapus cuma karena satu malam yang paling menyakitkan dalam hidupku.”

Vika terdiam. Kata-kata Ghea seperti tamparan halus, tapi dalam.

“Aku pengen marah, aku pengen teriak. Tapi kalau aku lakukan itu, hasilnya apa?” Ghea menatap tajam sahabatnya. “Aku cuma akan terlihat lemah. Seolah aku nggak bisa jaga milikku, seolah laki-laki yang kucintai bisa direnggut begitu saja. Walau kenyataannya emang begitu... tapi aku gak mau nunjukinnya, Vik. Meski aku gak bisa bohongi hatiku—kalau aku masih cinta dia."

Ghea memalingkan wajah sejenak. Matanya berkaca, tapi tak ada air mata yang jatuh. Ia menarik napas dalam-dalam, menahan gelombang emosi yang hampir meledak. Lalu suaranya kembali, kali ini lebih tenang, tapi penuh luka.

“Kalau aku meledak karena emosi, David malah akan merasa aku butuh dia. Dia merasa di atas angin.”

Vika menunduk. Suaranya lirih namun penuh penekanan.

“Kamu manusia, Ghe... bukan robot. Kalau kamu terus nahan diri, kamu bakal tersiksa sendiri.”

“Aku tahu.” Ghea mengangguk, tenang namun getir. “Tapi aku harus kuat, harus tetap berdiri.”

Vika mengangkat wajahnya perlahan. Tatapannya menajam—penuh kemarahan, kecewa, dan keberanian yang tak bisa ia tahan lagi.

“Mending kau ceraikan aja buaya buntung itu.”

Ghea menghela napas. Bibirnya melengkung membentuk senyum pahit, mata menatap kosong sejenak.

"Ini bukan cinta monyet, Vik. Ini pernikahan. Bukan mainan.

Setiap hubungan pasti ada masalah. Dan kalau setiap masalah diselesaikan dengan cerai... berapa banyak rumah tangga yang akan hancur?”

Vika menarik napas dalam. Masih tak setuju, tapi mulai memahami.

“Jadi... kamu mau maafin parasit sialan itu?”

Ghea menunduk lagi. Suaranya nyaris pecah. Tapi tekadnya bulat.

“Aku berpikir, kalau masih bisa diperbaiki, aku harus mencoba. Mungkin aku belum jadi istri yang sempurna. Mungkin aku kurang perhatian, kurang peka... sampai dia cari yang lain.”

“Ghe...” Vika menatap Ghea dengan mata kecewa, gemas, dan iba. “Buat apa kamu lakuin itu? Dia udah khianatin kamu, lho. Apa kau... bodoh? Bulol?!”

Ghea menghela napas panjang, menatap sahabatnya dengan lembut tapi mantap.

“Bukan karena aku bodoh, Vik. Tapi karena aku ingin tahu... apa memang sudah tak ada lagi yang bisa diselamatkan. Atau... aku cuma menyerah terlalu cepat.”

Vika menatap Ghea lama. Lalu menggeleng pelan. Ia tidak setuju, tapi juga tak bisa membantah.

“Jadi... kamu pikir masih bisa diselamatkan?”

...🔸🔸🔸...

..."Diam bukan karena tak mampu marah, tapi karena tahu harga diri lebih tinggi dari amarah."...

..."Diam bukan berarti kalah. Itu cara paling tenang untuk melawan, saat harga diri dipertaruhkan."...

..."Sahabat sejati adalah yang tetap tinggal saat yang lain pergi."...

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
naifa Al Adlin
sepertinya leon ini anak yg hilang itu, kemudian di tolong ghea. nah dia ingin balas budi kayaknya,, iya g thor🤭lanjut deh thor daripada penisirin🤣🤣
Anonim
Ternyata Vika yang di depan Ghea.
Vika ini terlalu curiga sama Leon yang akan menghancurkan Ghea lebih dalam daripada David - sepertinya kok tidak.
Ghea bersama Leon merasa hidup - merasa utuh dan sepertinya Leon benar mencintai Ghea dan pingin membantu Ghea mengembalikan haknya sebagai pewaris perusahaan tinggalan orang tuanya yang sekarang dikuasai si pecundang David.
Tapi baik juga kalau Vika mau menyelidiki siapa Leon dan apa maksud Leon mendekati Ghea.
Anonim
suka dengan perlakuan Leon terhadap Ghea sayangnya Ghea walaupun dalam hati kecilnya suka kalau ketemu Leon tapi secara verbal marah - gemas kali terhadap Leon.
W a d uuuuuhhhh siapa dia yang menjadikan Ghea membeku - tangannya mencengkeram tali tas.
Leon senang ini terbukti malah tersenyum wkwkwk
nuraeinieni
setuju tuh usulan vika,kalian harus cari tau siapa leon,,tp di saat kalian tau,pasti kaget,tau kenyataannya leon seorang ceo dan kaya raya.
nuraeinieni
emang tuh si leon seperti jailangkung
nuraeinieni
jangan2 itu david yg datang?tdk apa apalah ghea,biar david tau kalau kau sangat berharga,bahkan bisa dapat yg lebih baik dari david
abimasta
saya sudah jantungan duluan kirain david yg tiba2 berdiri di deoan ghea
Siti Jumiati
sebagai sahabat yang baik vika gk rela sahabatnya hancur.

tapi tenang saja Vika, Leon orangnya baik dia yang akan menghancurkan David bersama selingkuhannya.
Anitha Ramto
nah betul Ghea..perkataan Vika harus mencari tahu siapa Leon sebenarnya dan apantujuannya,walawpun Leon kelihatannya tulus dan membuat kamu nyaman tetap saja kamu harus nyelidiki Leon lebih jauh sebelum badai datang
Siti Jumiati
so sweet banget Leon... siapa ya kira2 orang itu...
Dek Sri
apakah Ghea dan Vika akan tahu siapa Leon sebenarnya
Fadillah Ahmad
Lah Bukankah Leon iru Si Varndra Ya Kak Nana? Aduh Aku Bingung nih Kak...
Fadillah Ahmad
Mana Yang Lebih Kaya Kak Nana,antara Nugroho Group,Mahwndra Group dan Mahardika Group Kak Nana? Siapa yang Lebih Berkuasa kak Nana di Dunia Bianis kak? 😁😁😁
🌠Naπa Kiarra🍁: Masih Rayyan, Kak.
total 1 replies
Fadillah Ahmad
Mahardika Group,Hruf O nya Kurang Kak Nana... 🙏🙏🙏😁😁😁
Fadillah Ahmad
Kak Nana,aku suka sekali jika tokoh utamanya Wanita kak,maksudnya adapah aku lebih suka Ceritanya dari Sudut Pandang Si Wanita kak,misalnya Seperti Ghea ini. Kisah hidupnya,bagaimana ia menjalani hidup,jatuh bangunnya ia dari keterpurukkan,aku lebih suka tokoh utama Wanita Sih kak,atau misalnya nanti Kisah Adiknya Zayn,Si Zoeya,aku lebih Suka kakak,mengambil dari Sudut Pandangnya Zoeya kak. Begitu Maksud aku kak Nana,ketwrikatan Emosionalnya lebih tinggi kak Nana. 🙏🙏🙏
Fadillah Ahmad
Waw,baru Pertama Kali Aku Membaca Novel Kak Nana Menggunakan PROLOG,biasanya nggk pernah... 😁😁😁
Fadillah Ahmad
Akhirnya Novel Kak Nana Yang Baru Telah Di Kontrak,ini yang aku tunggu dari kemarin Kak... 😁😁😁
Yuni Setyawan
Tessa ka,atau David kah?
Yuni Setyawan
Diajari siapa sih km?kq jadi pintar bgt jawabnya,mematahkan tuduhan David hingga dia akan merasa terpojok sendri 😂😂😂
abimasta
ada david kah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!