NovelToon NovelToon
Madu CEO Koma

Madu CEO Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Konflik etika / Nikah Kontrak / Pihak Ketiga / Pernikahan rahasia
Popularitas:21.4k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

"Jika memang kamu menginginkan anak dari rahim ku, maka harganya bukan cuma uang. Tapi juga nama belakang suami mu."
.... Hania Ghaishani .....


Ketika hadirnya seorang anak menjadi sebuah tuntutan dalam rumah tangga. Apakah mengambil seorang "madu" bisa menjadi jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penawaran

Matahari mulai meninggi di luar sana, tapi keadaan dalam kamar yang Hania tempati masih sama. Tak ada celah sedikit pun untuk cahaya dari luar masuk. Hania masih terduduk di atas ranjang dengan tangan dan kakinya dirantai. Pergerakan Hania sangat terbatas, ke kemar mandi pun hanya saat suster Fira masih di sana. Rantai yang membelenggu Hania tidak sepenuhnya dilepas, hanya dilonggarkan lebih panjang, agar menjangkau kamar mandi.

Tubuh wanita itu menyandar pelan pada headboard ranjang. Ia mendongak, menatap kotak kipas penghisap yang menjadi ventilasi udara di kamar tertutup itu. Hania memiringkan kepala, menatap fan board dari plastik. Benda kotak dengan garis-garis mirip pagar yang melindungi baling-baling kipas itu sepertinya bisa dilepas dengan mudah. Ukurannya kipas hisap itu juga cukup besar. Hania bisa dengan mudah menyelinap jika dia bisa naik ke atas dan lepaskan baling-baling kipas.

Pandangan Hania beralih, melihat ke sekelilingnya. Mencari benda yang bisa ia gunakan untuk naik. Rencana untuk kabur dari mansion itu sudah tersusun rapi dalam benak Hania. Dia harus bisa kabur, harus.

"Ck ...." Hania berdecak, saat sadar besi dingin masih membelenggu dirinya, dingin seperti kenyataan yang mulai ia sadari.

Suara handel pintu yang diputar dari luar mengalihkan perhatian wanita itu. Matanya melebar saat melihat seorang wanita cantik dan anggun masuk. Melangkah mendekat dengan senyum manis, wanita itu duduk di kursi di samping ranjang. Wajahnya lembut, cantik, dengan sorot mata sendu. Gaun elegan yang Hania yakin berharga jutaan menutupi tubuh rampingnya. Rambutnya terurai bergelombang, seperti ombak yang membingkai pantai. Wanita itu seolah tak cocok dengan dunia gila tempat Hania terjebak.

“Jangan takut... Aku tidak akan menyakitimu,” ucap wanita itu pelan, melihat Hania yang sangat waspada dengan kehadirannya.

Hania tak acuh, ia malah langsung memberingsut mundur, berusaha menghindari, menjauh. Seketika suara rantai yang mengekangnya berbunyi nyaring, pada setiap gerakan Hania.

“Kau... pasti bagian dari orang-orang gila ini!” teriak Hania, napas tersengal, mata liar mencari celah kabur. Dia tidak bisa percaya pada siapapun di tempat gila itu.

Wanita itu menghela napas. Wajah cantik itu menunduk lesu, rautnya jelas menyiratkan rasa bersalah.

"Namamu Hania kan?" suara lembut itu bertanya lirih, dengan senyum tulus yang tak lepas.

Hania tidak menjawab. Untuk apa bertanya lag, jelas dia tahu siapa Hania. Nama, kota asal, umur, semua itu sudah mereka ketahui. Untuk apa basa-basi. Tangan wanita itu terulur, menyentuh memegang Hania. Menggenggam dengan erat, menahan, karena Hania berusaha lepaskan tangannya.

"Aku ingin minta tolong padamu Hania,” ucap wanita itu.

"Aku mohon tolong aku ...." Wanita cantik itu menjeda ucapannya, menarik nafas dalam dan berat.

"Aku... tidak bisa punya anak ... Aku sempat hamil tapi kecelakaan yang aku alami bersama suamiku. Membuatku kehilangan calon bayi kami .... Dan rahimku harus diangkat, aku cacat Hania.”

Ia menunduk, air matanya mulai mengalir membasahi pipi yang putih mulus seperti boneka porselin. Bahkan nyamuk pasti akan terpeleset jika hinggap di sana.

"Jadi ... Kamu? ... Dan Tuan yang koma itu?"

Wanita itu mengangguk pelan, melepaskan tangan Hania untuk mengusap air matanya.

"Namaku Audy, aku adalah istri dari laki-laki yang sekarang terbaring koma itu. Aku dan suamiku mengalami kecelakaan saat kami ingin merayakan kehamilanku, sebuah anugrah yang kami nanti setelah bertahun-tahun .... Tapi semua lenyap dalam sekejap." Wanita itu terisak semakin pilu.

"Dan mertuaku .... Ibu Brivan, mereka mengancam akan menceraikan aku dan suamiku, kalau kami tak kunjung punya anak.... aku sudah sangat senang akhirnya bisa memberikan apa yang mereka inginkan keturunan untuk keluarga Mahendra... Mereka sudah tahu jika aku hamil. Hania ... Tapi sekarang aku harus bagaimana?" Wanita itu meringkuk, bahunya bergetar hebat.

Hania terdiam, tertegun bingung. Dia seperti berdiri di persimpangan akal sehatnya. Antara harga diri, ego dan empati.

"Sebagai sesama wanita aku yakin kau tahu deritaku .... Aku sangat mencintai suamiku, perjalanan kami pun tak mudah. Maaf jika cara para pekerja ku salah, mereka hanya terlalu sayang dan ingin yang terbaik."

Hania masih diam, enggan untuk bicara. Audy mengambil nafas pelan, mencoba meredam emosi yang bergejolak.

"Hania ..."

"Aku ingin... menyewa rahimmu. Agar aku dan suamiku bisa tetap bersama. Aku mohon padamu, sebagai sesama wanita... tolonglah aku.” Suaranya gemetar, air matanya kembali tumpah meski Audy mencoba menahan.

“Kau bisa minta apapun. Uang, fasilitas, apapun... asalkan kau mau membantu aku.”

Ruangan hening. Hanya suara detak jam yang terdengar. Hania menatap mata wanita itu. Jelas, ia tidak sedang berhadapan dengan penjahat. Tapi juga bukan malaikat. Audy ... adalah wanita yang tengah mempertahankan cintanya—dengan cara yang sangat egois. Audy tersenyum getir saat melihat wajah Hania yang tanpa ekspresi menatapnya. Wanita itu seolah tidak mendengar rintih san sakit yang ia ungkapkan.

"Aku akan memberikan mu waktu untuk berpikir. “Maaf... mungkin cara mereka menyampaikan semuanya salah. Tapi berjanjilah kau tidak akan kabur, maka aku akan menyuruh mereka melepas rantai mu. Kau pasti kesakitan… Maaf. Aku akan menegur mereka.”

Hania masih diam. Sorot matanya masih penuh curiga, tapi tubuhnya kelelahan, dan tentu ingin melepaskan rantai sialan itu. Ia pun mengangguk perlahan.

Audy tersenyum. Menoleh pada pintu kamar yang tertutup rapat.

"Kalian masuklah, lepaskan ikatan Hania."

Tak lama Pintu kamar terbuka. Dua penjaga masuk dan membuka rantai di tangan dan kaki Hania. Hania menatap tajam dua pria itu, mereka adalah orang yang sama yang menyeret Hania ke kamar neraka ini. Setelah menyelesaikan tugasnya mereka lalu mundur ke luar ruangan.

"Aku pergi, beristirahatlah. Dan pikirkan apa aku katakan. Waktumu sampai matahari terbit besok pagi, Hania." Audy bangkit, tersenyum samar dan hendak pergi. Namun baru dua langkah ia berjalan.

Suara Hania menghentikannya. “Jika memang kamu menginginkan anak dari rahimku...”

Hania menatap tajam punggung wanita cantik itu.

“...maka harganya bukan cuma uang.”

Audy menoleh. Terdiam dengan alis hampir menyatu.

“Tapi juga... nama belakang suamimu.” Hania menatapnya lurus, dengan seringai tipis di bibirnya yang terluka. Wajahnya Tegas. Tak ada getar ragu sedikit pun.

“Kalau aku harus mengandung anak dari suamimu, maka aku juga harus dihormati sebagai istrinya. Setidaknya di atas kertas.”

Tatapan Audy berubah. Lembut yang tadi mengisi wajahnya, berubah jadi tajam dan penuh bara. Rahangnya mengeras. Kakinya mengayun tegas menghampiri Hania.

“Kau gila...” bisiknya, nyaris tak terdengar. Tapi penuh penekanan.

Tapi Hania tidak mundur. Ia justru menegakkan tubuh, meski luka di tubuhnya masih berdenyut. Wanita yang keadaannya tidak baik-baik saja itu tersenyum, seolah meremehkan Audy.

"Mungkin. Tapi kau juga sama gilanya denganku. Nyonya Audy. Jadi kita sama. Anda mengajukan penawaran dan saya juga menawarkan kondisi yang akan sama-sama menguntungkan. Waktu Anda sama, sampai matahari terbit besok."

Tangan Audy mengepal kuat. Ia melengos dan pergi begitu saja membawa amarah keluar dari kamar itu. Hania mendesah, wanita itu tertawa getir.

"Apa yang baru saja kau lakukan Hania? Kamu mau jadi wanita ke dua ... hahahaha ... menggelikan." Tawa Hania menggema keras, seiring air mata yang mulai turun dari sudut matanya. aku

1
Zii
kenapa vira berubah fikiran
Nina Ananda
oalahh kira² apa yg udah terjadi sama suster Fira kemarin² aja dia ngotot gak mau bantuin Hania sekarang malah datang sendiri langsung bilang mau bantuin Hania, jadi penasaran apakah udah terjadi sesuatu sama suster Fira 🤔
Desi Sari
ibunya brivan jd blm tau apa2 kondisi brivan dan audy yg udh gk hamil lg
Desi Sari
kepo alasan ap yg membuat fira tiba2 berubah pikiran
Tulip's 🌷
jadi penasaran, kenapa suster Fira tiba-tiba ingin membantu Hania
Tulip's 🌷
bener2 munafik banget si Mario, padahal dia yang bikin brivan tidur.
Putri Nurril
wowwwwww
emak nya brivan bakalan pulang. dan si nenek tapasya pasti gak bisa bergerak sesuka hati nya setelah ini
Sweet Mango
Ga sabar nunggu kejutan dari ayah dan ibu nya brivan. apa yang mau di perbuat Mario, Audy dan ivana di depan mereka ? suruh Audy pura² hamil atau gimana
N.M.Q
Sebentar lagi apa yang perbuat mario pasti akan tercium oleh ayah dan ibu nya brivan
Novi Manggala Qirani
Kayak nya Fira tahu sesuatu sampai akhirnya mau mambantu Hania, mungkin dia mendengar Mario dan ivana bicara
Sweet Mango
Mario pengen nguasain kekayaan Brivan, lewat Audy ?
Oh nggak bisa, yang mengandung anak brivan itu hania, jadi Audy gak ada hak emm
N.M.Q
Kalo kesadaran brivan bukan kuasa mu, berati kesehatan brivan juga bukan kuasamu Mario !!
kapan aja,, Brivan pasti bisa bangun melawan bius yang kau ciptakan !!
Novi Manggala Qirani
tu kan, hmm tapi Mario melakukan ini pasti tidak semata² demi Audy, dia juga punya tujuan tersendiri
Anita♥️♥️
ada apa dengan Fira??kenapa tiba" dia mau membantu Hania??
Kenara 💜
jeng jeng Audy kamu tidak bisa berbohong lagi. tolong ibunya brivan. jangan bilang²
Sahidah Sari
ada apa dengan suster Fira ya? apa yg sdh terjadi sama dia.trs knp dia tiba tiba mau bantu Hania tp syukur lah dia berubah pikiran.

apa ibunya Brivan ga tau ya klu Audy sdh keguguran dan anaknya lagi terbaring sakit.
Afiq Ditya
Kenapa tiba² Suster Fira mau membantu Hania untuk membuat Brivan bangun??tapi keadaannya yg kacau justru bikin penasaran,, hal apa yg buat Suster Fira berubah,,
Ibunya Brivan akan datang,, berharap bgt dia akan bisa membawa Brivan pergi bersamanya,jika Brivan menjauh dr Mario,itu artinya Brivan akan bisa segera sadar,,,
Yanti99
Fira kenapa tiba" berubah pikiran,,apakah dia punya rencana lain?
nah loh ibunya brivan mau ke indo jenguk brivan gimana ya nanti reaksinya kalau tau Audy udah ga mengandung lagi
Yanti99
andai kamu tau Audy,brivan ga sadar karna ada campur tangan sahabatmu Mario yg kamu anggap selalu ada buat kamu,padahal dia yg mengendalikan semuanya
Em Bun
hania kamu ga mimpi kan ?


dan untuk mu ibu briv semoga segera menengok ya. putra mu tidak berdaya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!