Ada seorang wanita sedang menangis di dalam sujudnya. Dia adalah Nasya Fahriza Putri, wanita yang sudah menginjak usia 25 tahun itu menangis saat mendengar bahwa seseorang yang ada di dalam hatinya sebentar lagi akan menikah. Sudah sejak usia 20 tahun Nasya berdoa di dalam sujudnya agar yang Maha Kuasa mengabulkan permintaannya untuk di jodohkan dengan Atasannya. Pria itu bernama Aditya Zayn Alfarizi yang berstatus sebagai CEO di salah satu perusahaan ternama di Jakarta.
Lalu bagaimana nasib Nasya? Apakah doanya selama ini akan terkabul, atau justru harus melihat pria yang ia cintai dalam diam menikah dengan kekasihnya?
Kita simak kisahnya yuk di cerita Novel => Cinta Di Atas Sajadah
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CDAS 5
..."Loh Zayn... Kamu belum jelasin semuanyaaa... Zayn..." teriak bu Zubaidah memanggil putranya yang sudah masuk kedalam kamar. "Astaghfirullah... Cobaan apa lagi ini?"...
Ibu Zubaidah berfikir keras, semua undangan sudah tersebar. Tapi dia memang tidak ingin jika putranya itu sampai menikah dengan Angel. Ibu Zubaidah tidak pernah menyetujui hubungan Zayn dengan model cantik itu. Karena Angel berasal dari keluarga yang bebas dan kategori amburadul, berbeda dengan keluarga Zayn yang taat agama dan menjaga dengan baik marwah seorang wanita.
..."Ya Allah, apa ini semua jawaban dari doaku Ya Allah?" batin Ibu Zubaidah....
Ibu Zubaidah akhirnya memilih menghampiri Zayn di kamarnya. Beliau masih ingin membahas semuanya, tidak ingin pernikahan Zayn gagal begitu saja tanpa penjelasan.
Tok...Tok...Tok...
..."Zayn..."...
..."Iyaa... Masuk saja mah. Nggak di kunci." Zayn menjawab panggilan sang Ibu dari dalam....
Ibu Zubaidah yang sudah mendapatkan ijin pun membuka pintu kamar Zayn lalu masuk ke dalam dan menghampiri putranya yang sedang lesu duduk di atas kasur. Dengan pelan dan sangat hati-hati, Bu Zubaidah mencoba mencari pertanyaan yang tidak membuat Zayn merasa terpojok.
..."Zayn... Lalu hubungan kalian sekarang bagaimana? Apa kau yakin dengan semua keputusan ini?" Ibu Zubaidah akhirnya bertanya. Dia juga tidak ingin menyalahkan Zayn yang sudah mengambil keputusan secara sepihak....
..."Zayn tidak ingin lagi mengenalnya, Mah."...
..."Baiklah kalau memang ini sudah menjadi keputusanmu. Tapi mau di taruh di mana muka mama jika pernikahan mu gagal begitu saja, nak?" Bu Zubaidah nampak bingung. Dia tidak ingin malu seumur hidupnya....
..."Terserah mama mau bagaimana, pikiran Zayn sudah buntu, Mah." sahut Zayn lemas dan berbaring di atas paha Ibunya....
..."Huuuft... Baiklah. Mama sempat berfikir... Bagaimana jika pernikahan ini tetap berjalan, Zayn."...
Mendengar itu Zayn mendongakkan kepalanya menatap Ibu Zubaidah dengan kening berkerut. Zayn tidak mengerti dengan maksud Ibunya.
..."Maksud Mama?"...
..."Iya, Nak. Pernikahan ini akan tetap berjalan, tapi bukan dengan Angel!" ucapan Ibu Zubaidah membuat Zayn paham....
..."Kalau mama punya calon untuk ku, maka aku akan menerima perempuan itu menjadi istriku." tidak ingin lagi berdebat, akhirnya Zayn menyerah....
Dia paham apa yang di maksudkan oleh Ibunya. Sedangkan Ibu Zubaidah mengusap rambut di kepala putranya dengan sangat lembut sambil tersenyum mendengar jawaban sang putra.
..."Mama yakin, kali ini kau tidak akan pernah menyesal dengan pilihan mama." ucap Ibu Zubaidah....
Zayn yang sedang patah hati pun sangat senang di perlakukan dengan lembut oleh Ibunya. Tapi, saat mendengar dirinya akan di jodohkan membuat air mata Zayn menetes membasahi gamis sang Ibu, karena Zayn memang sangat mencintai Angel.
~~
Pagi hari di Perusahaan.
Nasya, Rani dan Yuda sedang bergerombol dalam satu meja. Mereka bertiga sedang ada di kantin berencana untuk sarapan bersama.
..."Sya! Ayo makan, mubazir loh sudah di pesan tapi tidak di makan?" kata Yuda pada Nasya....
..."Iyaa sebentar. Aku sedang tidak berselera." jawab Nasya sambil mengutak-atik ponselnya....
..."Kamu kenapa sih, Sya? Aku lihat dari kemarin kayaknya murung terus? Ada masalah?" tanya Rani yang selalu memperhatikan Nasya....
..."Aku nggak pa pa, kalian makan aja yah. Aku nggak laper, aku balik ke ruangan dulu."...
..."Kok gitu sih, Sya? Nggak seru nih.."...
Nasya tidak memperdulikan mereka berdua. Dia melangkah pergi menuju mejanya, saat baru akan duduk tiba-tiba Zayn datang dengan langkah lebar memasuki ruangannya.
..."Selamat pagi, Pak."...
Ucapan selamat pagi dari Nasya tak di jawab oleh Zayn. Pria itu tetap saja berwajah datar tanpa ekspresi masuk ke dalam ruangannya. Sedangkan Nasya hanya menggelengkan kepalanya melihat Zayn seperti itu.
Zayn yang sudah berada di dalam ruangan pun duduk menyandarkan tubuhnya di kursi. Dia meletakkan kepalanya di sandaran kursi sembari memijat pangkal hidungnya karena merasa sangat pening terus memikirkan Angel.
Dia masih saja mengingat adegan panas Angel di atas kasur bersama pria lain. Di selingkuhi orang yang paling dia sayang menjadi sebuah pengalaman yang sangat menyakitkan bagi Zayn. Lima tahun menjalin hubungan, tidak mudah untuk Zayn melupakannya begitu saja.
Amarah yang sudah tidak bisa lagi di tahan, membuat Zayn melempar dan membuang seluruh berkas yang ada di atas meja kerjanya. Bahkan tersisa gelas air putih pun ikut terkena sasaran amukan seorang Zayn dan membantingnya dengan kasar.
Praaang...
..."Aaargh..."...
Nasya yang mendengar teriakan pria dingin itu dari luar nampak khawatir dan segera berlari menuju ruangan Zayn.
..."Astaghfirullah! Kak Zayn..."...
..."Siapa yang menyuruh mu masuk! Keluar!" langkah Nasya terhenti saat mendengar Zayn berteriak mengusirnya....
Nasya melangkah mundur dengan air mata yang sudah terbendung di pelupuk matanya. Dia tidak pernah di perlakukan dengan kasar oleh siapapun selama ini. Nasya akhirnya keluar dan kembali di meja kerjanya. Dia berusaha menahan air matanya tapi tetap saja tidak bisa.
Saat sedang sesenggukan menangis sendirian, tiba-tiba ponsel Nasya berdering. Gadis berhijab syar'i itu mengusap air matanya dan melihat siapa yang menelfon dirinya sepagi ini. Nasya mengerutkan keningnya saat melihat siapa yang menghubunginya.
..."Hallo, Assalamualaikum..."...
..."Waalaikumsalam, Nasya. Bagaimana kabar mu nak?" ternyata Ibu Zubaidah yang menelfon Nasya....
..."Alhamdulillah, Nasya baik Tante." sahut Nasya dengan sopan....
..."Alhamdulillah... Apa kau sibuk hari ini, Sya?"...
..."Nggak, Tante. Meeting hari ini semuanya di tunda minggu depan. Memangnya ada apa, Tan?" tanya Nasya sembari mengutak-atik laptopnya....
..."Ah tidak pa-pa, sepulangnya dari kantor apa bisa kau mampir kerumah Tante, Sya?"...
Nasya mengerutkan keningnya mendengar itu, Ibu Zubaidah tidak pernah seperti ini sebelumnya. Jika menyuruhnya datang, pasti sangat penting sekali dan ada masalah besar tentunya. Nasya menghentikan kegiatannya lalu memindahkan ponselnya di telinga kanan mulai dengan mode serius.
..."Bagaimana, Sya? Apa kau bisa, Nak?" tanya Bu Zubaidah lagi karena tidak ada jawaban dari Nasya....
..."Ah iya, Tan. Insyaallah sepulang kerja Nasya akan mampir kerumah." sahut Nasya....
..."Alhamdulillah... Baiklah kalau begitu, Tante tunggu di rumah nanti sore ya, Sya? Assalamualaikum..."...
..."Waalaikumsalam, Tante."...
Nasya mematikan telfonnya, dia menatap layar laptopnya melamun sambil berfikir ada apa gerangan sang Tante memanggil dirinya?
..."Nasya!"...
Nasya yang sedang melamun pun menoleh ke sumber suara. Ternyata Zayn yang memanggilnya. Dia segera berdiri dan menghampiri pria dingin itu.
..."Iya Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Nasya menundukan kepalanya menatap lantai....
..."Maaf! Aku tadi membentakmu. Bukan maksudku..."...
..."Tidak apa-apa, Pak. Apa ruangannya ingin di bersihkan?"...
Mendengar jawaban Nasya membuat Zayn terdiam, dia baru menemukan perempuan lembut seperti Nasya. Meskipun sudah di bentak dan di marahi, tidak membuat Nasya marah.
..."Baiklah, panggil OB saja untuk membersihkan ruanganku. Kau boleh kembali bekerja." sahut Zayn berusaha dengan bersuara lembut....
..."Baik, Pak."...
Nasya menunduk dan berbalik melangkah untuk memanggil OB sesuai perintah dari Zayn. Tapi baru saja satu langkah, kakinya terhenti karena Zayn menahan lengannya.
..."Sya!"...
Nasya menatap tangan Zayn yang menyentuh lengannya. Dengan sadar, Zayn segera melepas tangannya dari lengan Nasya.
..."Maaf, Kak. Kita bukan muhrim. Dan Nasya juga sudah memaafkan, Kak Zayn." sahut Nasya tersenyum simpul menatap Zayn dan kembali berbalik menuju ruang OB....
Zayn hanya bisa menatap kepergian Nasya begitu saja tak bisa lagi bersuara. Dia sedikit menyesal sudah berlaku kasar pada adik sepupunya itu.
...****************...