NovelToon NovelToon
Batas Kesabaran Seorang Istri

Batas Kesabaran Seorang Istri

Status: tamat
Genre:Ibu Mertua Kejam / Suami Tak Berguna / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.6
Nama Author: Marica

Aluna Aurelia Pradipta memimpikan keindahan dalam rumah tangga ketika menikah dengan Hariz Devandra, laki-laki yang amat ia cintai dan mencintainya. Nyatanya keindahan itu hanyalah sebuah asa saat keluarga Hariz campur tangan dengan kehidupan rumah tangganya.

Mampukan Aluna bertahan atau memilih untuk pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai Melawan

Aluna pulang ke rumahnya setelah makan malam bersama Rania dan Farel. Setelah melewati perjalanan selama beberapa jam ia sampai di depan rumahnya. Aluna menghentikan laju mobilnya, berhenti di depan gerbang, memerhatikan rumah yang nampak sepi. Di atapnya rumah besar itu, entah apa yang dipikirkan oleh Aluna, yang jelas ia akan memulai perubahan setelah ia masuk nantinya.

"Semangat, Aluna! Kamu pasti bisa menangani masalah ini." Aluna menarik napas panjang lantas membuangnya kembali untuk memberikan semangat pada dirinya sendiri.

TIN TIN

Aluna membunyikan klakson memberi tanda pada penjaga rumahnya untuk segera membukakan pintu gerbang. Sang penjaga berlari ke gerbang saat tahu nyonya rumah itu pulang.

Aluna kembali melajukan mobilnya dan memarkirkannya di garasi rumah. Setelah itu turun dari mobil dengan membawa barang belanjanya.

"Nyonya Aluna," panggil salah satu penjaga.

Aluna pun menoleh dan tersenyum ramah pada pekerja di rumahnya.

"Ini benar, Nyonya Aluna?" Penjaga itu memerhatikan Aluna dari atas hingga bawah.

"Memangnya siapa lagi kalau bukan saya, Pak?" tanya Aluna.

"Maaf, Nyonya jika saya lancang. Nyonya terlihat berbeda, jadi cantik. Saya jadi pangling," pujinya.

"Pak Musli bisa saja," ucap Aluna.

"Sebenarnya saya senang Nyonya akhirnya pulang," aku Sang penjaga.

"Apa saja yang terjadi saat saya tidak ada?" tanya Aluna.

"Kacau, Nyonya. Saya merasa lega nyonya Mona dan Non Sandra pergi. Kami bisa beristirahat dengan lebih tenang," curahnya.

"Apa suami saya dan yang lainnya belum pulang?" tanya Aluna.

"Belum, Nyonya. Sudah hampir dua minggu mereka belum pulang. Bahkan saya berharap mereka tidak pulang," adunya. "Eh maaf, Nyonya. Saya kelepasan."

"Tidak apa-apa, Pak. Saya juga sebenarnya berharap seperti itu," aku Aluna membuat penjaga itu tertawa begitu juga dengan dirinya. "Saya ingin istirahat dan … ini ada makanan untuk kalian." Aluna memberikan paper bag berisi makanan yang dibelinya kepada para penjaga. Tentu saja para merasa sangat senang.

"Terima kasih, Nyonya," ucap penjaga itu.

"Tapi … jangan bilang sama ibu Mona nantinya. Kalian tahu kan bagaimana sifatnya," pesan Aluna.

"Baik, Nyonya. Kami akan ingat. silahkan masuk, Nyonya. Mau saya bantu bawakan barang-barangnya," tawar si penjaga.

"Tidak perlu. Kalian makanlah. Saya masuk dulu." Aluna masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju kamarnya. Sayangnya kamarnya ternyata dikunci.

"Keterlaluan mereka. Bisa-bisanya mengunci pintu kamarku," geram Aluna.

Aluna hanya mampu menarik napas dalam-dalam. Ia membuka lemari kabinet di dekat kamarnya dan mengambil kunci cadangan kamarnya.

"Syukurlah mereka tidak tahu aku menyimpan semua kunci cadangan rumah ini di sini," gumam Aluna.

Aluna kembali melangkah ke depan kamarnya. Ia memasukkan kunci ke lubang kunci kemudian memutarnya. Pintu kamar dibuka. Aluna ternganga melihat kamarnya begitu berantakan. Barang belanjaannya ia taruh di atas sofa dan mulai membereskan ruang tidurnya. Selesai dengan itu, Aluna berjalan ke depan cermin menatap pantulan dirinya sendiri.

Aluna menyentuh pipinya, meringis seakan merasakan kembali tamparan yang diberikan oleh suami dan ibu mertuanya

"Aku tidak akan membiarkan mereka melukai tubuhku atau hatiku lagi," tekad Aluna.

****

Keesokan harinya, Aluna dikejutkan dengan suara teriakan yang sama sekali tidak ingin dia dengar. Siapa lagi kalau bukan ibu mertuanya.

"Ck, nenek tua itu benar-benar menyebalkan!" Aluna menutup telinganya menggunakan bantal, tetapi Aluna masih saja bisa mendengarnya.

Aluna menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, bangun untuk mengambil posisi duduk, lantas mengikat tali kimono tidur yang ia pakai. Aluna membuka kunci kamarnya dan berjalan dengan langkah anggun menuju lantai bawah.

Aluna berjalan menuruni anak tangga, sesekali menguap tidak peduli dengan makian sang ibu mertua. Dengan santainya Aluna berjalan menuruni anak tangga, satu tangannya berpegangan pada birai besi di sampingnya.

"Bagus, sudah siang dan kamu baru bangun?" sindir sang ibu mertua.

"Apa salahnya? Untuk beberapa hari ini aku tidak bisa tidur dan semalam aku baru bisa tidur nyenyak," balas Aluna. "Kalian sudah pulang? Kenapa kalian pulang terlalu cepat? Aku baru saja akan menikmati kebebasanku," imbuhnya.

Mona dan Sandra terperangah mendengar ucapan Aluna dan juga nada bicaranya. Belum lagi cara berpakaiannya yang terlihat berbeda. Mereka seakan tidak percaya jika perempuan di hadapanya adalah Aluna.

"Gayamu sudah seperti nyonya besar ya," sindir Mona.

"Terserah apa kalian. Aku mau kembali ke kamar, aku masih mengantuk." Aluna berbalik dan akan menaiki anak tangga. Akan tetapi ia berbalik lagi. "Dan ... jangan ada yang berani menggangguku."

"Apa kamu bilang?" teriak Mona. "Enak saja kamu mau tidur lagi. Bawa barang -barang ini ke kamarku!" perintahnya.

"Iya, Kak kami lelah." Sandra menjatuhkan tubuhnya di sofa yang ada di dekatnya. "Jadi Kakak bawa tuh barang-barang ke kamar kami," perintahnya.

Aluna yang akan memijakkan kaki di anak tangga pertama pun berbalik menatap ibu mertua dan adik ipar dengan sinis. "Kalian punya tangan dan kaki sendiri, kan? Jadi lakukan saja sendiri! Jangan menggangguku," tolak Aluna.

"Aluna!" panggil Hariz. "Kamu bicara apa pada ibu dan adikku?" ucap Hariz yang baru saja masuk ke rumah dengan menyeret koper.

Aluna mendengkus, melipat kedua tangannya di dada sembari menatap Hariz sinis. "Aku pikir kamu sudah lupa untuk pulang?" sindir Aluna.

"Lupakan itu? Kenapa kamu bicara kasar pada ibu dan adikku?" tanya Hariz tidak suka.

"Bicara kenyataan? Mereka masih sehat. Jadi … harusnya mereka bisa melakukan apapun sendiri," jawab Aluna.

"Mama hanya meminta tolong pada Kak Aluna, sebab mama pasti capek dari perjalanan jauh. Tapi Kak Aluna menolaknya dan justru bicara kasar pada mama," Adu Sandra.

"Heh, akting yang bagus! Harusnya kalian ikut pementasan drama saja. Pasti kalian akan dapat banyak penghargaan!" pungkas Aluna.

"Aluna, jangan keterlaluan!" bentak Hariz.

Jika biasanya Aluna akan menangis dan kecewa saat Hariz bicara kasar padanya kini Aluna berbeda.

"Heh, siapa di sini yang keterlaluan? Aku atau kalian, terutama kamu, Mas," tanya balik Aluna. Nada suara Aluna sudah mulai meninggi.

"Aluna, jangan keterlaluan!" bentak Hariz.

"Kamu yang keterlaluan, Mas! Kedua orang tuaku meninggal dan kamu justru pergi berlibur ke luar negeri dengan keluarga kamu tanpa mengabari aku," teriak Aluna. Pada akhirnya bon waktu dalam diri Aluna meledak.

"Apa? Mama sama papa meninggal? Kenapa kamu tidak memberitahuku?" Nada bicara Hariz mulai lembut.

"Aku sudah mencoba untuk memberitahu kamu, tapi nomor kamu selalu tidak bisa dihubungi. Dan aku juga sudah memberitahu pada ibumu, tapi dia justru tidak peduli," ungkap Aluna. "Dan sekarang kamu bilang aku keterlaluan. Kamu masih waras, 'kan, Mas? Masih bisa bedain mana yang benar dan salah?"

"Itu bohong, Hariz," elak Mona.

"Masih tidak mau mengaku. Dasar perempuan ular!" maki Aluna.

"Aluna! Diam!" bentak Hariz.

"Kamu yang harusnya diam, Mas!" balas Aluna. "Dari pada marah dan membentakku, sebaiknya kamu kasih paham sama ibu dan adikmu bagaimana caranya harus menghargai orang lain. Dan kamu harus ingat, aku ini istrimu, Nyonya di rumah ini bukan pembantu!"

1
Gula kapas
makasih kakak 🥰🥰🥰
Siti Maulidah
ceritanya menarik
tyta betyta
Bagus
>AY<
kalau itu rumahnya aluna, kenapa ortunya kemarin ngontrak ya
>AY<
alhamdulillah ya Allah, rezeki 🤭
📧🇮🇩
knp lbh pinter sandra ya
📧🇮🇩
syukurin km elsa
📧🇮🇩
typo nama nya tor
Dewi Dama
susunan kalimat dan kata2..juga bagus...
Weli Telaumbanua
elgar anaknya arleta🤭
Mur Lina
Tanggal yang cantik dari Aithor🤣🤣🤣
Mur Lina
Author se7kalau Elgar sama Alina
Mur Lina
Mudah2an ada cinta segiempat bukan segitiga 🤣🤣🤣
Titik Mutmainah
aku suka wanita yg mau melawan bila ditindas apalagi yg sdh keterlaluan jgn diam aja krn mrk akan semakin dholim
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
gimana sih anya wkwk walopun misal aluna pulang emang aluna ga bisa nanya langsung ke suami nya atau suami nya bisa aja nanya kenapa ga jadi ke kantor, lagian telinga sm mata nya elgar dimana2, kalopun isteri nya ga ngadu ada lili yg bisa ngadu, udah ah ga bakat jd pelakor 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
ih oma ternyata nakal yg pas muda nya wkwk 🤭😂✌️
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
oma masih mending aluna dong bekas tp kan jelas pernah di nikahin suami nya drpd clara udah ga di nikahin di bekasin sm suami ibu nya sendiri 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
yaalah kocak bgt 🤣 dimana2 kalo selingkuh itu sama yg lebih muda, lah ini seumuran ibu nya wkwk kenapa ga sekalian sama ibu sendiri nya aja kalo gt 😩 eh jangan ding dosa nya doble mana nanti pas lagi enak2 bingung manggilnya sayang apa mama 🤣
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
heh jamblang lu ngerti ga yg nama nya hak menerima dan menolak tawaran, kalo lu ngajak ya itu hak lu orang lain mau nerima sm enggak ya hak dia, kenapa jd ngatain isteri ga becus, kenapa ga lu langsung aja yg hubungi perusahaan bramantyo kalo emang lu butuh bgt 😏😒
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
sebenernya curhat ke lawan jenis gini ga di sarankan apalagi udah soal rumah tangga slnya banyak yg dari curhat gini awal dr deket sampe selingkuh tp kayaknya emang plot nya si aluna sama si elgar jd gapapa wkwk kayaknya si hariz juga selengki sama camelia 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!