Terpaksa Menikah

🍁🍁🍁

Disebuah pulau terkecil.

Disinilah Jasline dan Vino menetap untuk waktu cukup lama. Mertuanya membangun Rumah Sakit dengan fasilitas lengkap, tak ada ubahnya dengan Rumah Sakit terbesar dikota. Tenaga medis juga bukan Dokter abal-abal melainkan para Dokter yang sangat ahli.

Mertuanya juga membangun sekolah dari TK, SD, SMP, SMA sampai Perkuliahan terbuka dengan gratis.

Di pulau tersebut penduduknya cukup padat tapi masih pasif, oleh karena itu Jasline ingin menjadikan kepulauan tersebut berkembang maju dan menjadikan para gerasi muda mendapatkan pendidikan yang layak.

"Sayang....baik-baik disini yah? maaf Mama dan Papa mu tidak bisa berlama-lama disini" ucap Mama Sandra dengan terisak.

"Mama dan Papa jangan khawatir, putri kalian yang cantik dan pintar ini akan baik-baik saja" sahutnya bercanda agar kedua paruh baya ini tidak sedih.

"Kamu selalu bisa membuat kami tertawa sayang" Mama bangga mempunyai putri yang sabar dan baik, Mama tau banyak luka yang disembunyikan putrinya tapi itulah seorang Jasline tidak ingin menampakan rasa itu apalagi terhadap kedua orang tuanya, alasannya tak ingin mereka merasa sedih.

"Nak,,,,Papa harap kamu baik-baik disini? sekarang ada kedua calon cucu kami, Papa harap kalian semua dalam keadaan sehat." Ujar Papa Alex dengan mata berkaca-kaca. Papa sudah tau apa yang dialami putrinya selama menikah dengan lelaki yang mereka jodohkan. Ketika mengetahui semuanya, Papa sangat murka kepada menantunya, Papa ingin kasi pelajaran jika bertemu dengan menantunya itu. Semua itu Papa mengetahui dari Aldi, Aldi telah menceritakan semuanya pada kedua orang tua angkatnya. Setelah terjadinya kecelakaan pesawat yang menimpa Jasline, Aldi langsung terbang kekota asalnya kerumah orang tua angkatnya. Kedua orang tua Jasline sengaja merahasiakan untuk sementara kepada Aldi tentang kebenaran yang terjadi.

"Baby twins....baik-baik didalam sini ya? aunty tak sabar menunggu kehadiran kalian" ucap Manda sahabat dekat Jasline dikampungnya. Ya Manda mendatanginya bersama kedua orang tuanya, Manda sempat terkejut bertemu dengan sahabatnya karena dia tau berita yang ditayangkan menyebutkan sahabatnya menjadi korban jatuhnya pesawat satu bulan yang lalu. Tapi Manda bersyukur ternyata sahabatnya masih hidup, bahkan sekarang mengandung baby twins.

"Aunty tenang saja kami tidak akan nakal" sahut Jasline menirukan suara anak-anak.

"Baby yang baik" ucapnya sembari mengelus perut sahabatnya itu.

"Vino jaga Mommy dan adik-adik mu ya....jika Mommy mu bandel mengabaikan makannya di tepok saja ya?" pesan Mama Sandra pada Vino.

"Nenek tenang saja ada Vino disini" sahut narjisnya keluar.

Semua tertawa dengan tingkah lucu Vino.

"Ya sudah nak kami berangkat pulang" ucap Papa Alex.

Mereka berpelukan dengan ditemani isakan tangisan. Mereka tau tidak mudah ketempat ini, makanya untuk waktu yang lama untuk bertemu kembali. Jet pribadi milik mertuanya sudah menunggu di lapangan Rumah Sakit yang berhadapan dengan gedung sekolah. Sekitar 100 meter jarak dengan kediaman Rumah Jasline.

"Haii....anak anteng Mommy! sudah wangi banget" ucap Jasline pada Morello yang sudah wangi habis mandi.

"Iya lah Mom....Morel selalu wangi" sahut Mami Clara meniru bahasa anak-anak.

"Sini sama Mommy kita kekamar Mommy" Jasline mengendong Morel membawanya kekamarnya.

"Syukurlah jika kamu masih hidup. Kamu wanita yang sangat baik, kita tidak bisa membalas budi baik mu. Walaupun dimasa lalu kami berbuat jahat terhadap mu tapi kamu mau menerima kehadiran kami bahkan menolong hidup kami, dan kamu sangat menyayangi putra kami." Ujar Clara kepada suaminya yang bernama Sandy.

"Iya sayang....Dokter Jasline wanita yang sempurna, dia orang yang sangat peduli pada siapa saja. Tuan Glenn akan menyesal telah menyia-nyiakan istrinya" sahut Sandy suaminya memuji kebaikan Dokter Jasline.

"Kamu benar sayang" ucap Clara menyandarkan kepalanya di bahu suaminya.

"Berkemaslah bentar lagi kita kerumah penampungan" titah suaminya.

Clara dan Sandy dipercayakan Jasline untuk mengurus dan mengelola rumah penampungan anak-anak yang kurang mampu dan tidak mempunyai orang tua lagi. Jasline dari awal memang mengusulkan kepada mereka untuk menetap bersamanya dikepulauan terpencil. Karena dikota mereka sulit mendapatkan pekerjaan itu karena ulah suaminya. Glenn benar-benar membuat hidup Clara dan Sandy hancur karena perbuatan mereka sendiri.

Jasline juga menyediakan kursus belajar menjahit, salon, tata boga dan daur ulang barang bekas dijadikan tas dan bunga. Hasilnya akan dikirim kekota-kota besar untuk dijual kembali.

Bersambung.....

🌷🌷🌷

Jangan lupa like dan comennya.