Cinta Palsu adalah hal yang amat menyakitkan dibanding apapun. Setidaknya itulah yang Lucyana rasakan. Bukan penghianatan tapi kebohongan yang di ciptakan dengan sengaja oleh orang yang paling dia sayangi.
Lucyana Shava Herman alias Lucy adalah wanita mandiri, kuat dan penuh percaya diri. Namun hidup Lucy mendadak berubah 180 derajat setelah mengetahui sebuah fakta yang di sembunyikan suami nya selama bertahun-tahun.
Apakah Lucy akan bertahan dengan pernikahan nya seteleh mengetahui fakta kelam tersebut....
Happy Reading ✨
Enjoy 💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ratu_halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Setelah mendapatkan jawaban atas rasa penasaran nya, Nio lalu mengambil ponsel yang dia letakkan di atas meja.
"Ini.... Mbak lihat sendiri aja." Nio memberikan ponsel nya pada Lucy.
Video di putar dan setelah sepuluh menit berlalu, Lucy tersenyum getir. Luka di hatinya kembali menganga. Sakit.
"Maaf, Mbak. Aku hanya bisa merekam sampai dia masuk ke unit Apartemen si B*ti itu!" Ucap Nio penuh sesal.
Lucy menggeleng lalu menggenggam tangan sang adik. "Nggak, dek. Ini lebih dari cukup. Ravi menjemput Fajar di parkiran gedung apart-nya dan mereka sempat berciuman disana sudah membuktikan bahwa mereka memang punya hubungan. Makasih banyak, dek. Kalau bukan sama kamu, Mbak nggak tau harus minta tolong ke siapa." Kata Lucy dengan tatapan putus asa.
Benar. Lucy tidak mau sampai berita ini menyebar sebelum dia mengambil tindakan tegas. Makanya dia tidak memperkerjakan orang luar untuk membuntuti Fajar.
"Tenang, Mbak. Mbak nggak akan pernah sendirian. Ada aku yang akan jagain Mbak."
Lucy mengangguk, "Yaudah, sekarang kamu mau tidur lagi atau mau mandi lalu sarapan ?"
Nio berdiri sambil menggantungkan jaket motor nya di bahu.. "Tentu saja tidur lagi. Hoaaammm!" Nio berbalik, meninggalkan ruang keluarga lalu berjalan ke kamar tamu yang satu nya.
Sekitar pukul 8 pagi, Lucy sudah siap untuk berangkat ke kantor.
"Mbok, kalau Sher-Sha bangun tolong siapkan makanan untuk dia, dan katakan aku sudah berangkat kerja." Tak lupa Lucy menitip pesan pada Mbok Tur sebelum pergi.
"Baik, Nyah."
Lucy mengenakan kaca mata hitam nya, lalu masuk ke dalam mobil. Pagi ini Lucy tidak berangkat ke kantor seperti yang di katakan, namun Lucy pergi ke suatu tempat yang lain untuk bertemu dengan pengacara yang akan membantunya menangani kasus perceraiannya dengan Fajar. Rencana awal mereka akan bertemu lusa nanti, tapi Lucy mengirim pesan semalam dan merubah jadwal temu mereka menjadi hari ini.
Sampai di sebuah coffee shop, Lucy langsung masuk ke ruang VIP yang sudah dia booking via online.
Sengaja Lucy datang sepuluh menit lebih cepat karena tidak suka membuat orang menunggu.
Sambil menunggu, Lucy membuka ponsel nya untuk melihat grafik penjualan produknya di hari kemarin.
Melihat grafik nya terus naik serta respon konsumen yang selalu positif membuat mood Lucy berubah drastis. Dia terus tersenyum dan kebahagiaan nya itu bukan hanya terpancar dari bibir saja melainkan dari mata nya juga.
"Aku tidak sabar untuk meluncurkan produk terbaru ku. Semoga respon mereka jauh lebih heboh dari yang sekarang." Gumam Lucy dalam hati.
Tak terasa sepuluh menit berlalu dan dua orang pengacara masuk ke dalam ruangan private yang sudah Lucy booking itu.
Pengacara perceraian adalah kenalan Lucy, kebetulan pengacara itu yang menangani kasus perceraian rekan bisnisnya. Sementara pengacara hukum merupakan rekan dari pengacara kasus perceraian nya. Ya, seperti itulah kira-kira alur perkenalan mereka.
Lucy memang membutuhkan dua pengacara sekaligus sebab Lucy tau, semua pengacara perceraian adalah advokat (pengacara hukum), tetapi tidak semua advokat adalah pengacara kasus perceraian.
"Selamat pagi, Nona.." Pengacara Teddy menyapa Lucy lebih dulu.
Lucy bangun lalu menjabat tangan mereka satu persatu.
"Selamat pagi." Jawab Lucy ramah lalu kembali duduk. "Silahkan..."
Kedua nya pun duduk di kursi yang kangsung berhadapan dengan client mereka. Kebetulan Lucy
Lucy menyodorkan amplop coklat besar yang sudah dia persiapkan sebelumnya.
"Tadi pagi saya sudah mengajukan gugatan melalui online dan dua minggu lagi agenda sidang pertama. Ini berkas yang di perlukan, ada foto copy KTP saya dan suami serta buku nikah kami berdua." Ucap Lucy menyerahkan semuanya pada pengacara.
Satu pengacara itu mengangguk lali membuka amplop coklat tersebut dengan hati-hati.
"Ini.." Lucy memberikan satu benda kecil pada pengacara yang satu nya.
"Flashdisk itu berisi semua bukti penghianatan Fajar. Aku harap dia dan pasangan nya mendapat hukuman yang setimpal atas perbuatan mereka. Jangan khawatirkan soal uang, berapapun akan saya bayar!"
Kedua pengacara itu saling bertukar pandang lalu mengangguk bersamaan. "Anda tenang saja, Nona Lucy. Kami akan mengurus semua masalah anda sampai selesai." Ucap pengacara Teddy.
Setelah pertemuan itu, Lucy tidak langsung ke pabrik nya melainkan ke rumah mertuanya. Entah kenapa, Lucy penasaran sekali dengan keadaan keluarga Fajar saat ini.
Sampai di rumah itu, Lucy segera turun dari mobil. Dari luar umah nya nampak sepi. Lucy melirik jam, di jam segini pasti kedua adik kembar Fajar berada di sekolah. Tapi Mama nya....entah ada dirumah atau tidak.
Tok! Tok! Tok!
Lucy mengetuk pintu. Tidak ada jawaban. Hening dan sunyi.
"Eh, Mbak Lucy.." Suara yang familier, membuat Lucy membalikan tubuh nya untuk melihat siapa yang bicara.
Lucy tersenyum tipis.
"Orang nya pada nggak ada Mbak..Tadi pagi sih saya liat si kembar berangkat sekolah kalau nggak salah pada naik taksi online, kalau Ibu Wati kayanya tadi di jemput temen-temen sosialitanya deh, rame banget sampe dua mobil." Tetangga depan rumah mertuanya langsung memberitahu informasi tanpa Lucy minta.
"Oh.Iya. Terimakasih info nya, ya, bu. Kalau gitu saya permisi. Nanti lain kali saya datang lagi deh." Lucy pun pamit dan segera tancap gas meninggalkan daerah rumah mertuanya.
"Sepertinya Mama Wati masih baik-baik saja. Apa hukuman dari ku masih terlalu ringan ?!" Lucy menyeringai.
"Kita lihat! Apa Mama Wati masih bisa tertawa setelah aku menjual semua barang di dalam rumah nya!"
Lucy menepikan mobil, lalu mengambil ponsel yang di letakkan di jok samping.
Tangannya lincah mengetik tiap huruf dan merangkai nya menjadi kalimat panjang.
"Dek! Kalau kamu udah bangun, tolong cari orang untuk memindahkan semua barang milik Mbak yang ada di rumah Mama nya Fajar. Jual saja semuanya. Jangan sisakan satu barang pun!!"
Sat set biar cepat Lucy menemukan kebahagiannya dengan orang lain (Garuda) 🤭
Kasihan Fajar, lama banget pingsannya 😛
Jangan kelamaan untuk menghempaskan suamimu & keluarganya Lucy 😉