NovelToon NovelToon
OBSESI BOS MAFIA

OBSESI BOS MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / Dark Romance
Popularitas:34.1k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Cinta seharusnya menyembuhkan, bukan mengurung. Namun bagi seorang bos mafia ini, cinta berarti memiliki sepenuhnya— tanpa ruang untuk lari, tanpa jeda untuk bernapas.
Dalam genggaman bos mafia yang berkuasa, obsesi berubah menjadi candu, dan cinta menjadi kutukan yang manis.

Ketika dunia gelap bersinggungan dengan rasa yang tak semestinya, batas antara cinta dan penjara pun mengabur.
Ia menginginkan segalanya— termasuk hati yang bukan miliknya. Dan bagi pria sepertinya, kehilangan bukan pilihan. Hanya ada dua kemungkinan dalam prinsip hidupnya yaitu menjadi miliknya atau mati.

_Obsesi Bos Mafia_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 : Dexter Dengan Cintanya

“Brengsek kau sialan, kembalikan uangku yang telah kau bawa kabur itu beserta semua kerugian yang aku alami.” Marchel menodongkan pistol ke kepala pria di hadapannya, pria itu sudah babak belur karena dihajar oleh Marchel tadi.

“Aku tidak punya uang sebanyak itu lagi, semua telah habis Marchel, tolong beri aku tenggak waktu.” Bugh! Satu pukulan kembali dilayangkan oleh Marchel.

“Aku tidak akan memberikan waktu apapun lagi padamu, dua anak perempuanmu akan aku jual pada mucikari, dengan begitu, sedikit uangku akan kembali.”

“Tolong jangan lakukan itu Marchel, jangan rusak masa depan anak-anakku.”

“Peduli setan dengan permohonanmu.” Dor! Dor! Dor! Seketika itu juga, pria tersebut meregang nyawa karena peluru Marchel bersarang di tubuhnya.

Marchel memerintahkan anak buahnya menjual kedua putri pria itu ke mucikari untuk mengganti kerugian yang dia alami.

Marchel duduk, hari ini sangat menguras emosi karena jawaban dari Hulya tadi. Dia seakan kehilangan harapan untuk memiliki Hulya kembali, tak bisa dia pungkiri kalau Hulya bisa saja pergi darinya.

“Kau kenapa, Bos? Apa mantan istrimu kembali membuat kau emosi lagi?” sapa Louis sambil menaruh minuman alkohol di atas meja, disusul dengan Justin dan Alessandro yang bergabung di sana.

“Aku sangat mencintainya, aku sangat takut kehilangan dia.” Marchel berujar lalu meneguk minumannya.

“Aku bukan ingin menasehatimu, tapi kau sudah keterlaluan, Marchel. Kau berkali-kali hampir membunuhnya dan dia tidak pernah bahagia lagi bersama denganmu, kau sendiri yang membuat dia ilfeel,” ungkap Justin, dia menilai apa yang dilakukan Marchel sangat keterlaluan.

“Ya aku harus bagaimana? Aku tidak bisa berpikir jernih saat dia menantangku dan aku juga tidak bisa mengontrol emosi ketika dia mulai jauh dariku,” jelas Marchel pada ketiga pria yang menjadi orang kepercayaannya itu.

“Cobalah kembali merebut hatinya dengan kelembutan, kau pasti bisa. Berhenti melakukan kekerasan padanya,” saran Alessandro.

“Aku sedang mencobanya, aku sangat berharap dia akan kembali menerimaku.”

Semalaman di markas membuat Marchel sedikit tenang, ketika kembali ke mansion, ternyata Hulya sudah di butik untuk bekerja.

“Apa dia pergi dari tadi?” tanya Marchel pada salah seorang pelayannya.

“Iya Tuan, sekitar jam 7 pagi tadi.” Marchel mengangguk lalu ke kamarnya bersiap menjalankan misi penting hari ini.

...***...

“Aku dengar kau keguguran lagi ya?” tanya Dexter yang saat ini tengah makan siang bersama Hulya di sebuah cafe.

“Ya begitulah, kau tau dari mana? Apa kau menguntitku?” canda Hulya sembari meminum minumannya.

“Tidak sulit bagiku mengetahui apa yang terjadi padamu, Hulya.” Hulya tersenyum.

Beberapa saat tercipta keheningan di antara mereka, bagi Dexter, mengetahui apa yang terjadi pada Hulya bukanlah hal yang sulit. Dexter tiba-tiba menggenggam tangan Hulya, tatapan mereka bertemu.

“Aku mencintaimu Hulya, sudah lama aku memendam rasa ini padamu tapi aku terlalu penakut untuk mengungkapkannya.” Hulya terdiam, mencerna apa yang barusan dikatakan oleh Dexter, sebelum dia menjawab, Dexter lebih dulu bersuara lagi, “Aku tidak perlu jawabanmu, aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku saja, aku juga tidak akan memaksa kau mencintaiku, cukup kau mengetahui apa yang aku rasakan.” Dexter mencium tangan Hulya dengan lembut, lalu melepaskannya.

Hulya benar-benar kikuk, dia tidak menyangka kalau pria dingin seperti Dexter akan mencintai dirinya.

“Hm... bagaimana kalau aku tidak bisa membalas cintamu?” tanya Hulya, Dexter tersenyum.

“Ya itu hak kamu, kan sudah aku katakan, aku hanya ingin mengutarakan perasaanku saja, bukan menuntut jawaban darimu.”

“Aku pikir, kau akan menculik dan menahan aku seperti apa yang Marchel lakukan,” sahut Hulya dengan wajah tegang, Dexter tertawa karena tidak pernah terlintas dalam benaknya melakukan hal tersebut.

***

Marchel tengah melakukan misi ke Norwegia, misi penting yang cukup membahayakan. Setidaknya, selama Marchel tidak ada, Hulya bisa bebas dengan hidupnya sendiri.

Di butik, dia dihampiri oleh Dexter lagi, pria yang beberapa hari lalu menyatakan cinta padanya.

"Sibuk sekali, apa kau tidak ingin istirahat sebentar saja?" Hulya tersenyum lalu menghentikan kegiatannya.

"Aku pesankan minuman ya, kau mau minum apa?" tawar Hulya dengan ramah.

"Apa saja, asal jangan racun." Hulya terkekeh, dia memesan beberapa cemilan dan minuman.

Mereka duduk di sofa sambil bicara ringan, membahas sesuatu yang membuat suasana menghangat. Hulya tertawa ketika Dexter mengeluarkan lawakan yang menurutnya memang seru.

"Besok weekend, apa kamu masih sibuk?" tanya Dexter.

"Tidak, aku besok libur."

"Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan?"

"Ke mana?"

"Ke mana saja, hitung-hitung melepas rasa bosanmu selama ini."

"Hm menarik, oke aku mau."

"Besok aku akan menjemputmu."

"Jangan, kita bertemu di luar saja, aku hanya tidak mau ada yang mengadukan hal ini pada Marchel. Kau kan tahu sendiri kalau aku selalu dimata-matai olehnya." Dexter mengangguk setuju, karena memang selama ini dia menemui Hulya secara diam-diam.

Dexter bukan takut pada Marchel, melainkan dia menghargai keputusan Hulya untuk bertemu diam-diam agar Hulya tidak mendapatkan masalah.

"Oke, aku akan menemuimu di cafe Worthi."

"Siap."

Karena sudah ada Dexter di sana, mereka memutuskan untuk menonton film kesukaan Hulya yang saat ini sedang tayang di bioskop.

"Aku siap-siap dulu ya," ujar Hulya, setelah siap, mereka pergi berdua ke bioskop sambil berpegangan tangan. Hulya mengganti pakaian lalu mengenakan masker tentunya, agar tidak ada yang akan mengadukan dia pada Marchel saat pergi dengan Dexter.

...***...

Di dalam bioskop, mereka duduk di bangku paling belakang agar nyaman berduaan. Hulya membuka masker dan topinya, Dexter tidak melepaskan genggaman tangan Hulya.

"Ini, minumlah, katanya haus," kata Hulya sembari menyodorkan minuman pada Dexter, pria itu meminumnya.

"Ternyata begini lebih nyaman ya." Hulya mengerutkan keningnya menatap Dexter.

"Maksud kamu apa?"

"Baru kali ini aku jalan dengan wanita untuk menonton film romantis," aku Dexter pada Hulya.

"Hah? Apa selama ini kau tidak pernah pacaran?"

"Tidak, dari dulu aku hanya disibukkan dengan dunia bisnis, jika aku ingin wanita ya akan aku pesan untuk hubungan semalam." Hulya tertawa mendengarnya, sangat berbeda dengan Marchel yang tidak pernah bermain wanita dan hanya Hulya satu-satunya wanita yang dia sentuh.

“Begitu ya.”

Film dimulai, Hulya menonton dengan fokus sedangkan Dexter sibuk memperhatikan wajah Hulya yang sangat cantik di matanya. Hulya tidak menyadari hal itu sama sekali, Dexter menyandarkan kepalanya di bahu Hulya lalu dengan refleks, Hulya mengusap pelan pipi Dexter dan menyandarkan kepalanya juga.

Mereka menikmati pop corn bersama sambil menonton, hampir tiga jam berlalu, film selesai dan Hulya hendak berdiri dari kursinya tapi ditahan oleh Dexter.

"Biarkan yang lain keluar dulu, kenapa harus buru-buru," larang Dexter dan Hulya kembali duduk.

"Terima kasih, Dexter. Setidaknya hari ini aku merasa lebih baik." Dexter meraih wajah Hulya dan mencium pipi wanita itu, seketika Hulya merasa kaku karena dia tidak biasa dicium pria lain selain Marchel.

"Aku mencintaimu, Hulya. Kau sangat istimewa bagiku," ungkap Dexter dengan tatapan mereka yang saling bertemu, Hulya tersipu, pipinya merah semu.

"Jangan memaksaku untuk menerima cintamu, kalau kau masih ingin bertemu denganku, Dexter." Pria itu tertawa mendengar candaan Hulya di balik ekspresi tegang itu.

"Aku tidak akan memaksa, suatu saat hatimu ini yang akan menerimaku."

"Ya ya, aku rasa kemungkinan ada itu sangat besar." Dexter membulatkan matanya, dia seakan mendapat harapan dari Hulya.

"Kau serius."

"Kita lihat saja nanti." Dexter kembali mencium pipi Hulya lalu mereka keluar dari bioskop, Dexter mengantarkan Hulya ke butik dan pergi dari sana.

Hulya merasakan getaran hebat di hatinya, rasa yang pernah dia rasakan pada Marchel dulu, perlakuan Dexter yang baik dan lembut, sikapnya yang manis serta pengertiannya yang luar biasa membuat Hulya terbuai.

1
Wiwit Widia
Kerasa banger nih mual di atas mobil begini🤭
Wiwit Widia
Nah bakalan kagak ada saingan juga si Hulya, dia nerapin sikap posesif si marchel 🤣
Adira
secara gak langsung, hubungan mereka membaik karena rencana justin juga kan.
Adira
antisipasi sejak dini si hulya💪
Caterine Selyn
Masih ada malu dia, coba kalo gak ada pelayan, bakalan diterkam tuh di meja makan🤣
Caterine Selyn
Emang ya ni org kagak bisa kontrol diri banget🤣
Juwita
Dia kalo lagi mode waras ingat semuanya, coba kalo emosi, lupa diri
Juwita
Elu udh diterima sama hulya lagi, perbaiki sikap lu chel, jgn sampe ini kandungan gugur lagi gara2 elu yaaa
Rissa Squad
Sabar napa baaanggg🤣
Rissa Squad
pintar banget hulya bikin syaratnya💪👍
Alle
emang kadang mual bakalan ilang kalo di bawah kucuran air
Alle
Bakalan diintilin kemana2 si marchel🤣
Alda Fatimah
Jangan emosian lagi lu chel, jgn sampe ini anak kagak lahir gara2 elu yeeee
Alda Fatimah
Emang si marchel kudu diginiin biar insap
ISMI PRADIPTA
sultan mah bebas mau dekor kapan aja
ISMI PRADIPTA
Udh dikasih kesempatan rujuk jangan disia2in lagi marchel
Kakak Echa
Dia ini bikin baper maksimal kalo lagi gak emosi, tpi kalo udh emosi kek setan
Kakak Echa
Jangan sia2in lagi si hulya, kadang lu rada2 ya chel
Helena Hivoshi
Marchel kalo lagi mode baik bikin baper tpi kalo mode emosi pengen gue tendang jauh jauh
Helena Hivoshi
Berat amat tapi keren syaratnya, meminimalisir perselingkuhan🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!